Malam terasa berjalan cepat. Baru sebentar Lintang memejamkan mata tenggelam dalam semedi, langit fajar sudah merona.
Lintang berdiri dan berkemas. Kemudian memandang ke arah lautan beberapa saat.
"Ki, apakah Ki Sardulo menyaksikan kejadian tadi malam," tanya Lintang.
"iya den," jawab Ki Sardulo.
"Apakah betul mereka siluman naga Ki ?" tanya Lintang lagi.
"Betul den. Yang memakai busana seperti putri kraton itulah ratu siluman naga. Dialah yang berjuluk Naga Wilis Kencana," jawab Ki Sardulo.
"Kenapa Naga Wilis Kencana tidak menyapa Ki Sardulo ?" tanya Lintang.
"Saya baru tahu tadi malam den. Ternyata, cincin yang den Lintang pakai juga membuat energi yang di dalamnya tidak bisa dirasakan oleh orang lain, bahkan oleh siluman sekalipun," Ki Sardulo menjelaskan.
"Saya merasakan energi yang sangat besar pada Naga Wilis Kencana, Ki. Mungkin setara dengan Ki Sardulo. Dan saya rasakan, sepertinya energinya bertolak belakang dengan energi kita Ki," kata Lintang.
"Benar den," jawab Ki Sardulo.
"Kita lanjutkan perjalanan kita Ki. pagi ini kita lewat perkampungan, sambil melihat lihat kehidupan masyarakat, siapa tahu ada berita yang bermanfaat bagi perjalanan kita," kata Lintang.
"Baik den," jawab Ki Sardulo.
Lintang menuruni perbukitan kapur dengan ilmu meringankan tubuh. Begitu sudah dekat dengan perkampungan, Lintang melanjutkan perjalanan dengan berjalan biasa.
Di jalan kampung, seperti biasa, berlalu lalang para pedagang, para petani yang hendak menjual hasil panen dan lain sebagainya.
Lintang masuk ke warung makan yang lumayan besar, dan tampak sudah banyak pengunjung yang berada di dalam.
Karena keadaan yang ramai, membuat kehadiran Lintang tidak terlalu menarik perhatian.
Segera saja Lintang mencari tempat yang strategis. Kebetulan di pojok masih ada meja yang kosong. Lintang segera menuju ke meja kosong itu. Setelah memesan makanan, Lintang mencoba memfokuskan pendengarannya. Diam diam ikut mendengarkan cerita cerita pengunjung lainnya.
Ada yang bercerita tentang penculikan gadis gadis. Ada juga cerita tentang orang tua yang menyerahkan anak gadisnya untuk persembahan.
Hati Lintang jadi terusik mendengar kata penculikan.
Lintang ingin melihat langsung ke tengah masyarakat.
Setelah makanan pesanannya datang, Lintang segera makan dan menghabiskan pesanan makanan dan minumnya.
Keluar dari warung, setelah sebelumnya Lintang membayar, Lintang berniat menuju permukiman penduduk.
Lintang sengaja berjalan pelan pelan, ketika Lintang sampai di deretan rumah rumah penduduk.
Sampai suatu ketika, Lintang mendengar suara teriakan dari dalam rumah, dekat Lintang berjalan. Lintang coba mendekati rumah itu.
"Ampun ndoro.....jangan ambil anak kami ndoro.....dia masih kecil....." teriak seorang perempuan.
"Diam kau.....Kalian harus rela menyerahkan anak gadis kalian untuk persembahan ke kanjeng ratu !" bentak seorang lelaki.
"Tapi anakku masih kecil, ndoro demang..." jawab seorang wanita.
"Prajurit, bawa anak gadis itu. Kalau orang tuanya menolak, hajar orang tuanya !!!" perintah laki laki yang dipanggil ndoro demang.
"Siap laksanakan, Ki Demang" jawab tiga orang prajurit yang diperintah.
Melihat seorang gadis diambil paksa dari ibunya yang sudah penuh luka karena dihajar oleh prajurit. Sementara ayah anak gadis itu sudah tergeletak bersimbah darah di lantai.
Lintang tidak bisa tinggal diam.
"Lepaskan gadis itu," Lintang berkata sambil menangkis pukulan yang mengarah ke ibu si gadis.
"Bukkk bukk bukkk...!"
Tiga orang prajurit terpelanting terkena kibasan tangan Lintang. Prajurit prajurit itu tidak bisa segera bangun, karena merasakan pusing.
"Siapa kau ! Beraninya ikut campur urusanku !!!" teriak Ki Demang.
"Prajurit !!! Bangun !!! Hajar anak muda itu !!!" perintah Ki Demang lagi.
"Ki sanak, prajuritmu tidak akan bisa bangun untuk sementara waktu. Apa yang kau lakukan pada gadis itu ?" tanya Lintang.
"Apa yang kulakukan, itu bukan urusanmu. Matilah kau, beraninya menentang perintahku !" teriak Ki Demang.
Ki Demang langsung menyerang Lintang dengan kerisnya.
Lintang memapaki serangan keris itu dengan membiarkan keris itu mengenai dadanya.
Takkk !!!
Keris itu seperti mengenai baja.
Lintang langsung menangkap pergelangan tangan kanan Ki Demang yang memegang keris.
Ki Demang kaget. Keris terlepas dari pegangan tangan Ki Demang. Belum selesai kagetnya, pergelangan tangan yang ditangkap Lintang, Lintang putar, hingga Ki Demang yang merasa kesakitan, ikut berputar dengan terbungkuk. Kemudian Lintang mendorong dengan satu hentakan, hingga Ki Demang yang masih terbungkuk, terjerembab di tanah dengan hidung dan mulut berdarah.
Ki Demang ketakutan, melihat dia dalam sekali serang bisa dikalahkan oleh anak muda.
"Si...siapa kamu ?" tanya Ki Demang dengan suara gemetar.
"Siapa aku, itu tidak penting. Yang penting adalah, apa yang kamu lakukan dan apa tujuanmu ? Jawab yang jujur. Kalau kalian berbohong, aku bunuh kalian semua," ancam Lintang.
"Jangan bunuh a...aku....aku hanya menjalankan perintah," jawab Ki Demang.
"Perintah apa dan siapa yang memerintah," bentak Lintang.
"A...anu...."
Plashhh !!!
Jleebb !!!
Belum sempat ki demang menjawab, sebuah panah sudah menembus dadanya. Ki demang tewas seketika.
Lintang yang tidak menyangka kalau serangan itu ditujukan kepada Ki Demang, kaget. Lintang segera melompat ke arah datangnya panah. Tetapi tidak didapati siapa siapa.
Sebenarnya Lintang sudah tahu ada seseorang yang bersembunyi di rerimbunan semak belukar di antara pohon pohon di tepi jalan, dengan jarak yang masih agak jauh. Lintang mengira, orang itu akan menyerangnya diam diam. Maka Lintang diam diam juga melapisi tubuhnya dengan tenaga dalam. Kalau hanya senjata panah, tidak akan mempan melukai Lintang.
Ada hal yang aneh, yang terjadi di daerah sini, kata Lintang dalam hati.
Lintang mendekati wanita, yang tadi menangis untuk melindungi anaknya.
"Mbok, sebenarnya apa yang terjadi di sini ?" tanya Lintang.
"Anak perempuan kami diminta oleh mereka den. Katanya, anak kami terpilih untuk dijadikan persembahan," jawab wanita itu.
"Persembahan apa mbok ? Untuk siapa ? Siapa yang memberi persembahan ? " tanya Lintang beruntun.
Suami wanita itu berprofesi sebagai pedagang, jadi tahu informasi dan kejadian kejadian di daerah ini, dari saling tukar cerita sesama pedagang.
"Anu den....Anak perempuan kami, diminta, katanya terpilih mau dijadikan persembahan pada kanjeng ratu. Yang memberikan persembahan, penguasa disini," jawab si mbok.
Lintang kemudian mendekati tiga prajurit yang masih pingsan. Dengan sentuhan si dada dan tengkuk, ketiganya segera siuman.
Lintang menarik salah seorang dan dibuat posisi duduk.
"Paman, apakah paman masih ingin hidup ?" tanya Lintang.
"Ampuni kami den. Ampuni nyawa kami," jawab prajurit itu.
"Kalau paman masih sayang nyawa paman, paman jawab yang jujur pertanyaan saya," kata Lintang.
"Siapa yang memberi persembahan, kepada siapa persembahan itu, dan apa tujuan persembahan gadis gadis muda," tanya Lintang.
"Yang memerintahkan dan yang melakukan persembahan Tumengung Kalidoro den. Katanya gadis gadis terpilih dipersembahkan kepada Putri penguasa pesisir dan lautan selatan. Gadis gadis itu akan dijadikan prajurit dan abdi di keraton gaib laut selatan. Katanya, penguasa di daerah sini, meminta bantuan kepada siluman penguasa kerajaan laut selatan, supaya menang dalam perebutan kekuasaan den," jawab prajurit itu.
Lintang diam diam terkejut. Ternyata semua ini ada kaitannya dengan urusan politik kraton.
Lintang berkata dalam hati. Aku tidak mau ikut campur urusan politik kraton. Tetapi aku tetap harus menyelamatkan rakyat yang menjadi korban.
\_\_\_ 0 \_\_\_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
Ridho Widodo
pingin rasanya jadi orang kuat utk mnumpas kezholiman dn kejahatan....
2023-10-02
0
BaronMhk
👏👏👏👏
2022-12-19
0
BaronMhk
🔥🔥🔥
2022-12-19
0