Untuk menyempurnakan ilmu ilmu ciptaannya, Warok Bandring Saloka melakukan suatu ritual yang menggunakan darah tujuh perawan dan tujuh perjaka.
Sementara itu, untuk membuat sebuah pusaka, di tahap akhir pembuatan sebuah pusaka, Warok Bandring Saloka melakukan ritual pembakaran pusaka dengan api hitam, yang menggunakan tujuh batok kepala bayi yang belum berusia tujuh hari.
Dalam mencari perawan dan perjaka, ataupun bayi, Warok Bandring Saloka biasanya mengutus murid muridnya untuk melakukan penculikan dan pemaksaan.
Maka dari itu, perbuatan Warok Bandring Saloka sangat meresahkan masyarakat. Selain itu, juga merepotkan para pejabat yang benar benar mengabdi untuk rakyat. Tetapi, bagi pejabat pejabat yang memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi, sangat menguntungkan, karena seperti mendapatkan dukungan.
Sebenarnya sudah banyak pejabat dan para pendekar aliran putih, yang menegur dan mengingatkan Warok Bandring Saloka, tetapi hingga saat ini, tidak ada yang berhasil menghentikan Warok Bandring Saloka. Bahkan sudah banyak pendekar yang mendatangi Warok Bandring saloka untuk mengingatkan Warok Bandring Saloka, harus kehilangan nyawa, karena dikalahkan oleh Warok Bandring Saloka.
Hari ini, sudah satu bulan lebih, Warok Bandring Saloka melakukan semedi/tapa brata, setelah sebelumnya berhasil menyelesaikan penciptaan ilmu barunya 'Jari Iblis'.
Maka, untuk menyempurnakan penguasaan ilmu barunya, Warok Bandring Saloka melakukan ritual tapa brata selama 40 hari.
Kemudian di hari yang ke empat puluh atau hari yang terakhir, akan diadakan ritual minum darah tujuh perawan dan tujuh perjaka.
Sebelum memulai tapa brata, Warok Bandring Saloka berpesan kepada adik adik seperguruannya dan murid muridnya, bila tapa bratanya sudah memasuki hari hari akhir, agar mulai dicarikan tujuh perawan dan tujuh perjaka.
Hari ini sudah hari ke tigapuluh lima. Lima hari lagi, Warok Bandring Saloka akan menyelesaikan tapa bratanya. Para adik seperguruannya dan murid muridnya mulai sibuk mencari dan menyiapkan semua yang dibutuhkan dalam ritual.
Warok Bandring Saloka mempunyai tiga adik seperguruan yang bernama Bandring Ayun, Bandring Udek dan Bandring Ratri. Sedangkan muridnya yang paling senior yaitu Klika Saloka.
Klika Saloka sudah mulai diperintah untuk mencari tujuh perawan dan tujuh perjaka.
Untuk mencari tujuh perawan dan tujuh perjaka, Klika Saloka membentuk beberapa kelompok. Sertiap kelompok terdiri dari lima atau enam orang murid, yang tugasnya mencari satu perawan atau perjaka, menyelidiki kepastian kalau calon korbannya benar benar masih perawan atau perjaka. Kalau semua sudah sesuai yang disyaratkan, maka Klika Saloka yang akan menjadi eksekutornya, yang melakukan pemaksaan atau penculikan.
Biasanya, Klika Saloka melakukan penculikan di hari ke tigapuluh sembilan dan hari ke empatpuluh.
Maka kelompok kelompok itu sudah mulai menyebar dan mencari korban sesuai tugas masing masing kelompok. Mereka sudah menyebar menuju kampung sasaran masing masing dan sudah mulai melakukan penyelidikan. Mereka tidak hanya mencari sasaran yang sesuai dengan kriteria dan kemudian menjaga calon supaya tidak pergi atau menghilang. Tetapi ternyata mereka juga melakukan kejahatan yang sangat meresahkan masyarakat dan bertentangan dengan sifat sifat seorang pendekar. Mereka tidak segan segan memeras, merampok harta bahkan memperkosa dan kejahatan kejahatan yang lainnya. Para pejabat dan penguasa yang peduli kepada rakyat jelata pun sampai kuwalahan mengatasi mereka.
Hingga suatu hari di hari ke tigapuluh delapan, di perguruan silat Warok Bandring Saloka yang terletak di kaki gunung Lawu di daerah Ngawi, sedang diadakan rapat yang isinya laporan laporan masing masing kelompok.
Klika saloka mulai menjadwalkan 'penjemputan' korban yang akan dilaksanakan besok pagi.
--- 0 ---
Pada suatu pagi hari, Lintang sedang duduk di sebuah warung makan yang lumayan besar. Lintang sedang menunggu makanan yang sudah dia pesan sebelumnya.
Lintang sudah sebulan lebih berkelana, sejak pertempurannya dengan para senopati yang mengabdi pada kanjeng pangeran.
Kadang masuk ke perkampungan penduduk, kadang melewati hutan, sering juga menyusuri pesisir.
Dalam perjalanannya ini, sudah beberapa kali Lintang dihadang oleh para perampok yang mengganggu ketenteraman penduduk. Tidak jarang Lintang menumpas perampok perampok itu, yang biasanya bergerombol, dan membinasakan gerombolan gerombolan perampok itu.
Terkadag juga, Lintang bertemu berbagai jenis siluman. Ada beberapa yang siluman jahat, sehingga Lintang binasakan.
Dalam perjalanannya itu, karena sudah sering Lintang membantu dan menyelamatkan penduduk, serta banyak kaum pedagang serta penguasa setempat yang mengenalnya, sehingga Lintang dijuluki dengan nama Pendekar Tapak Wulung. Hampir mirip dengan julukan gurunya yaitu Pendekar Jagad Wulung atau Ki Jagad Wulung.
Setelah perjalanannya melewati hutan belantara, sampailah Lintang di sebuah perkampungan di kaki gunung Lawu bagian timur.
Pagi ini adalah hari ke dua Lintang berada di kampung itu.
Dan sat ini Lintang sedang menunggu makanan pesanannya.
Tak berapa lama, makanan pesanan Lintang diantarkan oleh seorang pelayan.
"Silahkan den, pesanan sudah siap semua," kata pelayan itu.
"Terimakasih paman," jawab Lintang sambil memberikan tips kepada pelayan itu dua keping perak.
Betapa senangnya pelayan itu, karena tips yang Lintang berikan, sama dengan dua bulan gajinya.
Lintang pun segera menyantap makanan pesanannya. Sepertinya dia sangat menikmati rasa makanan itu. Yang sedikit berbeda dengan makanan makanan dari daerah yang telah dia lewati.
Tiba tiba terdengar teriakan suara perempuan, "Aaaaa.....aku tidak mau !!!"
"Ampun pendekar....jangan ambil anakku satu satunya," terdengar suara seorang pria.
"Diam. Anakmu akan aku ambil. Dia telah dipilih oleh Ki Bandring Saloka," teriak seorang pria berpakaian pendekar.
Orang itu adalah Klika Saloka, murid senior dari Warok Bandring Saloka atau yang oleh rakyat jelata memanggilnya Ki Bandring Saloka.
"Jangan pendekar....hu hu hu huuuuu....jangan bawa anakku satu satunya," terdengar kata seorang pria sambil menangis.
"Adi semua, bawa gadis itu. Biar orang tua ini aku yang urus," perintah Klika Saloka.
Segera saja beberapa adik seperguruan Klika Saloka, mendekati gadis yang ternyata anak perempuan dari pemilik warung makan, tempat Lintang sedang makan.
"Jangan ambil anakku pendekar..." teriak pemilik warung makan sambil berusaha melindungi anak gadisnya.
"Minggir kamu !" bentak Klika Saloka.
PLAKKK !!!
Pemilik warung itu terjengkang kebelakang, begitu mendapatkan tamparan pada kepalanya oleh Klika Saloka.
Dengan tidak memperdulikan lukanya, pemilik warung berdiri lagi dan berusaha melindungi anaknya.
"Kamu memang tidak tahu diuntung. Pergilah kamu jauh jauh," bentak Klika Saloka sambil menendang pemilik warung di perutnya.
BUGGH !!!
Augggh !!!
Pemilik warung itu memuntahkan darah begitu perutnya kena tendang.
Klika Saloka menjejakkan tumit kanannya ke kepala pemilik warung.
"Aghhhh.....aduh...!!!" tiba tiba Klika Saloka berterak dan terdorong ke belakang hingga lima langkah dengan terpincang pincang.
Di betisnya tertancap potongan ranting kering.
"Siapa yang berlaku pengecut ! Membokong orang dengan senjata tajam ! Keluar kau !!!" teriak Klika Saloka.
"Mana yang lebih pengecut, dibandingkan dengan menyerang orang yang tidak bisa bela diri ? Itukah yang dinamakan pendekar ?" tanyak Lintang yang sudah dari tadi mendengar keributan.
Mendengar keributan, Lintang mempercepat makannya dan segera keluar. Setelah paham permasalahannya, Lintang segera bertindak dengan menyambitkan potongan ranting kering yang dia ambil sambil mendekati keributan.
Kemudian ranting itu Lintang lemparkan dengan sedikit menggunakan tenaga dalam.
SLASSH !!!
CLEPPP !!!
Ranting itu meluncur dengan sangat cepat dan tepat mengenai betis seseorang.
\_\_\_ 0 \_\_\_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
MATADEWA
Hajar terus....
2023-01-17
0
BaronMhk
bantaiiiiiiiiii
2022-12-19
0
BaronMhk
hajarrrrrr
2022-12-19
0