Sepuluh orang itu terkejut. Bukan karena serangannya mengenai sasaran. Tetapi karena semua golok mereka dijepit di sela sela lengan dan tubuh Lintang, dengan tali yang sudah terputus di tengah.
Tali tali itu putus karena ditotol oleh Lintang dengan menggunakan ranting yang kebetulan Lintang ambil. Yang digerakkan dengan dijepit jari jari kaki kanan.
PRAKKK..!!!
Lintang melemparkan semua golok ke sampingnya.
Kemudian berkata "Antar aku ke tempat pimpinanmu."
Sepuluh orang yang telah kehilangan senjatanya, segera saja berlari menuju rumah yang paling besar. Tetapi bukan untuk mengantarkan Lintang kepada pimpinannya, tetapi untuk melaporkan dan meminta bantuan kepada para wakil utama pimpinan.
Begitu sampai di dalam, mereka segera menghadap para wakil utama.
Belum saja mereka melapor, Lintang sudah berada di dalam rumah besar, menyusul di belakang mereka.
"I...itu....kakang," teriak mereka.
"Apa itu !!! Kenapa kal..." bentakan salah seorang wakil utama Ki mojo terhenti ketika melihat seorang anak muda masuk dengan bebasnya di markas mereka.
"Siapa kau anak muda ? apa tujuanmu datang ke sini ?" tanya orang itu.
"Aku mencari Ki Mojo. Hendak meminta pertanggung jawaban semua perbuatannya membuat resah penduduk," jawab Lintang.
"Lancang .... !!! tangkap bocah itu !!" Perintah orang itu.
Seorang wakil utama yang paling muda segera maju berniat hendak melumpuhkan Lintang dalam sekali tampar.
Plakkk !!
Suara bertemunya tamparan dengan telapak tangan Lintang terdengar keras.
Hasilnya, wakil utama yang tadi menampar Lintang, terhuyung huyung mundur dengan lengan kanan terkulai lemas dibsamping.
Lintang memang sengaja memasukkan sedikit unsur pukulan Tapak Wulung dalam tangkisannya.
Tujuannya agar orang itu lumpuh untuk sementara waktu.
Melihat temannya terhuyung mundur dan cidera dalam sekali pukul, kelima temannya segera tahu siapa yang mereka lawan, kemudian maju bersama.
"Anak muda, menyerahlah atau kami terpaksa membunuhmu," kata wakil utama yang paling senior.
"Lakukan kalau kau bisa,' jawab Lintang.
"Kamu sendiri yang memintanya, ayo tangkap anak ini" kata salah satu dari mereka.
Mereka berlima segera mengeroyok Lintang, karena tahu, bisa melumpuhkan seorang wakil utama dengan sekali pukul, artinya anak muda di depannya bukan anak muda biasa.
Para wakil utama, tingkatan ilmunya seimbang dengan pimpinan gerombolan penghadang rombongan prajurit pengawal Raden Arya Wisnutama.
Sehingga Lintang juga tidak segan segan mengeluarkan jurus Tapak Wulung.
Sambil menghindari dan terkadang memapaki serangan serangan lima orang wakil utama, perlahan kedua telapak tangannya berubah menjadi berwarna merah.
Mereka berlima tahu kalau telapak tangan Lintang yang berubah warna jadi merah, berbahaya. Makanya mereka tidak mau beradu pukulan. Mereka menghindari pukulan sambil menyerang bergantian.
Kelihatan kalau para wakil ketua sudah terbiasa bekerja sama.
Lintang mulai menaikan kecepatan serangannya.
Satu persatu mereka mulai terkena pukulan dari Lintang.
Tetapi, karena mereka sudah tahu, pukulan lawan berbahaya, mereka berlima sudah mempersiapkan diri dengan menghindari setiap datangnya telapak tangan.
Maka begitu Lintang menambah kecepatan serangan, mereka mulai terkena pukulan Tapak Wulung".
"Deesss.....dess dess desssss
des !!!"
Setiap yang terkena pukulan Tapak Wulung, langsung terlempar kebelakang sejauh lima meteran.
Ada yang jatuh terduduk, ada yang kemudian berguling guling.
Semua mengalami hal sama. Terkena pukulan Tapak Wulung di dadanya. Kemudian muntah darah kental. Mereka merasakan sesak pernafasannya.
"Dimana Ki Mojo ?" tanya Lintang.
Mereka tidak bisa menjawab, akhirnya hanya bisa menunjuk ke dalam, ruang pribadi Ki Mojo.
Sebelum Lintang melangkah hendak mencari, Seorang tinggi besar badannya kekar, berjubah dan berikat kepala keluar dari pintu dalam. Di pinggangnya terlilit cemeti panjang, yang melingkar di pinggangnya sampai tiga putaran. Di ujungnya terdapai bandul besi berbentuk bola berduri.
Dialah Ki Mojo.
Sebenarnya Ki Mojo sudah tahu keributan di ruang tengah. Tapi Ki Mojo memang sengaja menunggu. Di luar perkiraannya, ternyata enam orang kepercayaannya, yang sekaligus murid muridnya, bisa dikalahkan oleh seorang anak muda yang bahkan belum mencapai usia tujuh belas tahun.
Akhirnya Ki Mojo keluar, supaya murid muridnya tidak mendapatkan luka yang lebih parah.
"Anak muda, siapa kamu ? Kenapa kamu mengganggu kehidupan kami ?" tanya Ki Mojo.
Lintang tidak mengira, ternyata orang yang dia cari, pemimpin gerombolan rampok, orang yang bernama Ki Mojo, berpenampilan halus bicaranya seperti orang dalam keraton.
Sehingga Lintang mau menjawab pertanyaan dari Ki Mojo.
"Namaku Lintang, paman. Apakah paman yang bernama Ki Mojo ?" Lintang menjawab sekalian melemparkan pertanyaan.
"Benar, akulah yang bernama Ki Mojo. Ada perlu apa kamu datang ke sini anak muda ?" Ki Mojo bertanya lagi.
"Maaf paman, aku hendak mengingatkan paman, agar menghentikan perbuatan jahat paman, pada para penduduk, para rakyat jelata," jawab Lintang.
"Ha ha ha ha ha....." Ki Mojo tertawa dengan percaya diri.
"Apa aku tidak salah dengar ? Peebuatan jahat yang mana anak muda ?" Ki Mojo bertanya kembali.
"Anak buah paman telah membuat resah masyarakat. Dengan penghadang pejabat kraton yang lewat di daerah ini, merampas barang barang pedagang yang lewat, menakut nakuti warga yang penyeberang sungai dengan menyuruh siluman buaya untuk menghadang setiap perahu yang lewat" jawab Lintang.
"Anak muda, kamu tahu apa tentang kehidupan ? Aku melakukan hal yang aku anggap benar. Aku melakukan itu untuk melindungi mereka, untuk mengatur mereka, peduli pada mereka."
"Disaat para pejabat kraton sibuk dengan urusan mereka, sibuk dengan kepentingan mereka sendiri, sibuk berebut kekuasaan."
"Sementara, prajurit sama saja. Mereka sudah tidak mengabdi pada negara, pada tanah air mereka. Mereka sudah tidak peduli pada rakyat jelata. Mereka mengabdi pada pejabat. Mereka sudah menjadi anjing penjaga para pejabat. Siapa yang membayarnya, mereka bela."
"Sementara para senopati dan perwira, mereka sibuk berebut pengaruh. Mengandalkan kemampuan mereka, mengandalkan jumlah pasukan yang mereka punya. Agar didekati oleh para pejabat. Pejabat yang membutuhkan kekuatan fisik, untuk melindungi bisnis mereka, melindungi harta mereka".
"Anak muda, di saat seperti itu, aku datang peduli pada rakyat jelata. Aku melindungi mereka. Kalau aku menarik pajak sedikit pada mereka, apa salahnya ? Pajak itu hanya untuk memberi makan anak buahku, murid muridku, dan keluarga mereka. Apakah itu salah ?" jawab Ki Mojo panjang lebar.
Lintang menjawab, "Paman, tetapi yang terjadi faktanya bukan begitu. Masyarakat ketakutan, hidupnya sengsara, karena mau bekerja tidak bisa. Mereka takut keselamatannya terancam".
"Terserah kamu mau terima apa tidak, aku akan tetap melakukan itu semua anak muda," kata Ki Mojo.
"Kalau begitu, aku tetap akan menghentikan paman. Kalau perlu, menumpas kelompok paman," jawab Lintang.
"Silahkan dicoba kalau kamu merasa mampu" kata Ki Mojo sambil bersiap memasang kuda kuda.
"Maaf paman, aku tidak akan segan segan lagi," jawab Lintang.
Lintang segera mengambil posisi kaki agak terbuka. Kedua tangannya di samping, dan mulai berubah warna jadi merah.
Lintang mulai menyerang dengan menggunakan jurus tangan kosong Tapak Wulung.
Ki Mojo pun menghadapi serangan Lintang dengan tangan kosong.
Mereka bertukar serangan beberapa kali. Pukulan tapak Lintang beberapa kali bertemu dengan telapak Ki Mojo.
"Plakk...plak plak".
Dan beberapa kali mereka berdua sama sama terdorong kebelakang.
\_\_\_ 0 \_\_\_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
BaronMhk
🙏🙏🙏🙏
2022-12-19
0
BaronMhk
👍👍👍👍
2022-12-19
0
Wigawati
Thor ngapain msih ad prckapan pjng lebar bgtu dgn kaum perompak ?! lngsung habisi ajja !!!!
biar keren 😀
2022-11-23
1