Lintang membatin, apakah Ki Mojo punya ilmu kekebalan, sehingga pukulan tapaknya seperti tidak berefek padanya.
Sementara itu Ki Mojo pun diam diam terkejut. Anak muda yang mungkin saja usianya belum genap tujuh belas tahun, sudah mempunyai kemampuan yang tinggi, yang bisa mengimbanginya.
Ki Mojo juga heran, setiap pukulan mereka berbenturan, anak muda itu seperti tidak merasakan apa apa. Bahkan Ki Mojo sempat kagum pada Lintang, karena baru kali ini ada anak muda yang berhasil membuat tangan Ki Mojo kesemutan setiap kali tangan mereka berbenturan.
Ki Mojo, juga membatin, murid siapakah Lintang ini, yang masih begitu muda tapi sudah punya ilmu tinggi dengan tenaga dalam yang mencapai level tinggi.
Kalau saja Ki Mojo tahu yang sebenarnya, dia akan tambah terkejut.
Sebenarnya Lintang belum mengeluarkan kemampuan sepenuhnya. Tenaga yang dikeluarkan baru sekitar lima puluh persen.
Setelah benturan tapak yang terakhir, Lintang pun mulai menambah kecepatan serangannya. Tenaganya pun dinaikkan hingga kedua tangannya sampai pangkal bahu berwarna ungu.
Ki Mojo pun meningkatkan tenaganya. Kedua lengannya berubah warna keperakan seperti baja.Kemudian kedua kepalan tangan kiri kanan, dia adu sehingga menimbulkan bunyi nyaring.
"Tang tang".
Sambil sedikit tersenyum, Ki Mojo melenting cepat ke arah Lintang.
Lintang pun memapaki dengan jurus Tapak Wulung dan melapisi tubuhnya dengan tenaga dalam pelindung.
Kembali terjadi saling serang dengan pukulan. Saling menghindar. Dan sering juga terjadi adu pukulan.
Berkali kali kepalan tangan Ki Mojo bertemu dengan telapak tangan Lintang. Sehingga menimbulkan suara suara benturan.
"Plakk...plakkk"
"Duggghh"
"Dessshh"
"Bughhh"
Setelah berkali kali benturan pukulan, mulai terlihat kalau Ki Mojo kalah dalam hal kecepatan. Sehingga beberapa kali tapak tangan Lintang mulai mengenai tubuh Ki Mojo, walaupun baru kena di bagian tubuh yang tidak membahayakan. Ki Mojo beberapa kali terkena puulan di bahu, di lengan dan kadang atas lutut.
Ki Mojo mulai merasa gentar setelah beberapa kali pukulannya tidak menimbulkan efek apa apa pada Lintang.
Akhirnya Ki Mojo merasakan agak nyeri pada kedua lengannya. Dan diapun melompat mundur setelah menahan pukulan Lintang dengan kedua tangannya.
Ki Mojo melepaskan ikatan cemeti dari pinggangnya. Gagang cemeti dipegangnya dengan tangan kanan, badan cemeti bergulung mengitari lengan kanannya, dan ujung cemeti yang berbentuk bandulan bola berduri mepet di lengan kanan dekat siku.
Diawali dengan serangan pukulan tangan kosong, kemudian disusul dengan lengan kanan didorong seperti dilemparkan. Seketika dari tangan kanan meluncur bandulan besi berduri.
Lintang menghindari hantaman bola besi berduri dengan bergeser ke kiri.
Di luar dugaan, begitu bola besi itu tidak mengenai sasaran, langsung bisa berbelok mengarah kemana Lintang menghindar.
Setiap Lintang bisa menghindar, bola besi itu selalu mengejarnya. Kadang dari arah lurus seperti dilemparkan, kadang memutar dulu baru berbelok ke arah Lintang.
Lintang menambah lagi kecepatan geraknya.
Dia tidak bisa menghindar terus.
Maka dengan kecepatannya, Lintang menghindar dengan bergerak ke belakang bandulan besi, sehingga setelah beberapa serangan, Lintang bisa dekat persis di belakang bandulan besi.
Kemudian kedua tangannya menangkap cemeti, yang tangan kiri menangkap batang cemeti kira kira satu meter dari bandulan, sementara tangan kanan menangkap cemeti tepat pada kaitan yang mengait bandulan.
Dengan mengerahkan tenaga dalam pada kedua lengannya, ditariknya cemeti itu, hinggan Ki Mojo terhuyung ke depan ke arah Lintang.
Ki mojo mempertahankan cemetinya dengan sekuat tenaga, hingga kedua kakinya yang dalam posisi kuda kuda menahan tarikan Lintang, melesak ke dalam tanah.
Saat Ki Mojo masih fokus memperkuat kuda kuda untuk mempertahankan cemeti, tiba tiba Lintang melenting ke arah Ki Mojo memanfaatkan daya tarikan Ki Mojo.
Ki Mojo belum siap ketika Lintang tiba tiba sudah di dekatnya.
Tangan kanan Lintang yang memegang pangkal bandulan bola besi berduri, didorongkan dengan cepat sehingga mengenai dada Ki Mojo dengan telak.
"Brugggghhh...!!".
"Braakkkk...!!".
Ki Mojo terlempar kebelakang hingga menabrak dinding ruang tengah rumahnya, dengan mata terbelalak dan dengan bandulan bola besi masuk ke dalam dadanya.
Ki Mojo tewas seketika terkena senjatanya sendiri. Mennggalkan sorot mata yang penasaran dan seperti tidak percaya, dia dikalahkan oleh anak muda yang bahkan belum genap tujuh belas tahun usianya.
Begitu melihat pimpinannya kalah dan mati, enam wakil utama yang terluka dalam dan beberapa puluh anak buah yang lain berlutut di hadapan Lintang.
"Mulai hari ini, kelompok Ki Mojo harus bubar. Semua kembali ke keluarga ke masyarakat dan kembali bekerja yang baik baik. Kalau aku mendengar ada yang tetap menjadi perampok, aku tidak segan segan membunuhnya. Suatu saat aku akan ke sini lagi mengecek kalian," kata Lintang pada semua bekas anak buah Ki Mojo.
"Baik den.... Kami akan kembali dan pulang. Kami akan mencari pekerjaan yang benar," jawab para bekas anak buah Ki Mojo.
Sebenarnya, Lintang bicara begitu hanya untuk mengancam mereka saja, supaya mereka benar benar melakukan janji mereka dan tidak berani mengingkarinya. Karena, belum tentu Lintang akan kembali ke tempat itu. Karena Lintang mengembara tak tentu arah dan hanya menuruti langkah kaki saja.
"Sebelum kalian pulang ke kampung masing masing, ada tugas untuk kalian," kata Lintang lagi.
"Tugas apa den ?" tanya mereka.
"Sebagian orang, kuburkan jasad Ki Mojo dulu. Sebagian lagi, kumpulkan semua harta benda berharga yang ada di sini, tidak boleh ada yang ketinggalan, letakkan di halaman tempat aku menunggu. Lakukan dengan cepat," perintah Lintang.
"Baik den," jawab mereka.
Segera saja mereka melakukan apa yang Lintang perintahkan.
Para anak buah menggali tanah di samping rumah besar dengan cepat untuk menguburkan jasad Ki Mojo.
Sementara, para wakil dibantu beberapa anak buah, mengambil benda benda berharga yang tersimpan di rumah, termasuk benda benda berharga yang berada di enam rumah yang posisinya saling berhadapan.
Tidak berapa lama, di depan Lintang duduk menunggu, menumpuk banyak sekali benda benda berharga milik kelompok Ki Mojo.
Ada berkotak kotak uang, baik emas, perak dan perunggu. Ada juga berbagai perhiasan dari emas dan permata, intan dan lain sebagainya. Ada berbagai senjata pusaka.
Barang barang itu didapat dari pemberian para pejabat dan pembesar yang pernah memakai jasa kelompok Ki Mojo untuk tujuan dan kepentingan pribadi mereka. Sebagian berasal dari hasil mereka menarik 'pajak' pada para pedagang dan orang orang yang mereka hadang.
Setelah mereka selesai melakukan tugasnya, barulah Lintang bertindak.
Lintang menyuruh memisahkan benda benda berharga itu sesuai dengan kelompoknya.
Kemudian, sambil membaca mantra, Lintang memasukkan semua perhiasan dan senjata senjata pusaka ke dalam cincinnya dengan cara mengarahkan cincinnya ke benda benda yang hendak di masukkan.
Kemudian, uang uang logam itu, yang separo Lintang masukkan ke cincinnya, yang separo lagi Lintang bagikan ke bekas anak buah Ki Mojo.
Setelah semua selesai, Lintang menyuruh mereka membakar semua rumah.
Mereka semua tidak ada yang berani menolak perintah dan pembagian dari Lintang.
Diam diam, Lintan berencana membagikan semua harta yang dia bawa, untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
\_\_\_ 0 \_\_\_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
Ridwan Sagai
menguburkan mayat seperti mengubur bangkai binatang ya thor jaman doeloe🤭🤭
2023-12-08
0
BaronMhk
gasssssss
2022-12-19
0
BaronMhk
dapat modal. gak khawatir kehabisan uang di jalan
2022-12-19
0