Lintang berjalan mendekat ke arah Klika Saloka. Tangan Lintang menggenggam beberapa potongan ranting.
"Siapa kamu? Kenapa kamu mencampuri urusanku ?" tanya Klika Saloka sambil meringis kesakitan.
"Aku tamu di warung makan ini. Sebenarnya aku tidak suka mencampuri urusan orang lain. Tapi, kalian telah mengganggu kenyamananku makan. Dan aku paling tidak suka melihat penindasan," jawab Lintang dengan santai.
"Kamu telah melukai aku. Kamu akan berurusan dengan padepokan Warok Bandring Saloka," ancam Klika Saloka.
"Padepokan Warok Bandring Saloka ? Aku tidak peduli siapa Warok Bandring Saloka. Tentang melukai, aku malah akan menambahi luka lukamu. Karena kau telah berlaku kejam pada paman pemilik warung, maka kau harus merasakan hal yang seperti perbuatanmu," kata Lintang.
"Kau...!!! Jangan menghina guruku !!!.....Arkkk !!!" teriak Klika Saloka.
TSHHH !!!
"Aduhhh...!" Klika Saloka kesakitan ketika potongan ranting meluncur cepat menancap di lengan kanannya.
Tsshh tsshh tsssst....!!!
Kembali beberapa potongan ranting tiba tiba menancap di lengan kiri, kedua paha dan beberapa bagian tubuh Klika Saloka.
Seketika Klika Saloka jatuh terlentang dan mengerang kesakitan.
"Itu balasan bagi orang yang suka menggunakan kekuatannya untuk menindas yang lebih lemah," kata Lintang sambil mendekat ke arah Klika Saloka terbaring.
"Kau...kau...a..akan mendapat balasannya..." desis Klika Saloka sambil mencabuti potongan potongan ranting yang menancap di beberapa tempat di tubuhnya.
Kemudian sambil agak terpincang pincang, Klika Saloka bersiap untuk menghadapi Lintang.
Klika Saloka mengeluarkan senjata andalannya yaitu dua golok pendek yang berwarna hitam legam.
Mengetahui kemampuan orang yang di hadapannya, Klika Saloka langsung mengeluarkan ilmu andalannya, ilmu golok Iblis Kembar.
Klika Saloka langsung mengempos tenaga penuh. Hanya terlihat berkelebatan warna hitam mengkilat yang langsung mengurung Lintang.
Lintang pun degan gerakan yang lebih cepat, msnghindari semua serangan Klika Saloka.
Mengetahui semua serangannya bisa dihindari, Klika Saloka semakin terbakar emosi dan membuat serangannya tidak terkontrol sehingga pertahanannya sangat terbuka.
Setelah menghindar beberapa kali, Lintang melihat banyak sekali celah untuk balas menyerang musuhnya yang sudah gelap mata.
Dengan melompat sampai di atas kepala, untuk menghindari serangan Klika Saloka yang kesekian kalinya, Lintang mendarat di belakang Klika Saloka dan Lintang langsung melayangkan tendangan kaki kanannya ke punggung Klika Saloka.
Bugggh !!!
Klika Saloka terjerebab ke depan dengan sangat kerasnya, bahkan tubuhnya sampai meluncur beberapa meter.
Masih dengan posisi membelakangi lawannya, Klika Saloka berusaha bangun lagi.
Baru sampai pada posisi merangkak, Klika Saloka langsung memuntahkan darah segar dan kemudian pandangannya gelap.
"Bawa temanmu pulang. Cepat !!! Kalau kalian tidak ingin bernasib seperti dia," bentak Lintang pada adik adik seperguruan Klika Saloka.
Karena mereka hanyalah murid biasa yang kemampuannya jauh di bawah Klika Saloka, dan didukung jiwa pengecut mereka, mereka segera membawa Klika Saloka pergi dari tempat itu.
Itulah yang diharapkan oleh Lintang. Dengan begitu, Lintang bisa membuntuti mereka untuk mengetahui markas padepokan mereka.
- - - * - - -
Sampai dengan malam harinya, karena tugas untuk mendapatkan tujuh perawan dan tujuh perjaka belum terpenuhi, adik adik seperguruan Warok Bandring Saloka marah sekaligus panik. Apalagi mengetahui kalau Klika Saloka dalam keadaan luka parah.
Ketiga adik seperguruan Warok Bandring Saloka, panik, karena mereka sangat mengetahui apa akibatnya jika mereka tidak bisa menjalankan apa yang ditugaskan kepada mereka. Kakak seperguruan mereka sangat kejam. Bahkan tega menghukum mereka walau untuk kesalahan yang sepele.
Maka, tiga orang itu, Bandring Ayun, Bandring Udek, Bandring Ratri, melampiaskan kemarahan mereka pada murid murid mereka.
Malam harinya, mereka langsung mencari ke segala tempat, untuk mencari Lintang, orang yang sudah melukai Klika Saloka dan sudah membuat mereka repot.
Pagi harinya, Lintang baru muncul di depan gerbang padepokan, setelah seisi padepokan lelah mencari orang yang dimaksud dan tidak pernah ketemu.
Segera anak murid yang bertugas menjaga gerbang, melapor ke dalam.
Lintang melangkah masuk ke area padepokan dengan santai.
Sebelum kejadian pertarungan Lintang dengan Klika Saloka di warung makan, sebenarnya Lintang sudah mendengar banyak cerita tentang kejahatan dan kekejaman Warok Bandring Saloka dan adik adik seperguruannya dan anak muridnya.
Dari cerita cerita yang didengar, Lintang berencana untuk mendatangi padepokan Warok Bandring Saloka untuk menumpasnya.
Seperti pagi ini, Lintang sudah berada di dalam padepokan Warok Bandring Saloka dengan mudah, karna membuntuti pulangnya Klika Saloka dan kelompoknya.
Di sepanjang jalan mulai dari pintu gerbang, Lintang sudah dihadang oleh murid murid Ki Bandring Salola.
Dengan berbagai macam senjata, mereka berusaha menyerang dan menghentikan Lintang, baik dengan mengeroyok maupun nekat menghadang sendirian.
Mereka terlihat kurang kompak, karena tidak ada yang menjadi pengaturnya.
Biasanya apa apa semua dipimpin oleh Klika Saloka, murid pribadi dan calon penerus Ki Bandring Saloka.
Tetapi, karena Klika Saloka sedang luka parah, maka mereka tidak ada yang memberi komando dan tidak terorganisir.
Pranggg...
Bugggh...
Plak plak plak....
Krekk...
Karena sejak semula Lintang sudah berniat membasmi kejahatan, maka Lintang tidak terlalu berbelas kasihan.
Setiap ada murid murid padepokan Warok Bandring Saloka yang menyerang, Lintang selalu langsung memapaki serangan itu.
Walau hanya dengan tangan kosong, Lintang dengan mudahnya menangkis, menangkap dan menghancurkan setiap senjata yang menyerang.
Sambil tetap berjalan menuju ke tengah padepokan, banyak anak murid padepokan Warok Bandring Saloka yang terluka parah. Ada yang patah tangan atau kakinya. Ada yang perut dan bagian tubuh lainnya yang terluka terkena senjata. Ada juga yang langsung pingsan, pendapatkan tamparan ataupun tendangan dari Lintang.
Sehingga dari pintu gerbang sampai ke halaman tengah, banyak sekali bergeletakan tubuh tubuh murid padepokan.
Hingga sesampainya Lintang di halaman tengah, di depan bangunan yang seperti pendopo tapi sangat luas, Lintang sudah dihadang oleh ketiga adik seperguruan Warok Bandring Saloka. Warok Bandring Saloka kira kira seusia dengan Ki Penahun. Begitupun adik adik seperguruannya, yang hanya selisih satu atau dua tahun lebih muda.
"Bocah bagus ! Siapa kamu dan ada keperluan apa kamu datang kesini," tanya Nyi Bndring Ratri.
"Namaku Lintang, ketemu Ki Bandring Saloka, untuk menghentikan kejahatannya," jawab Lintang.
"Ha ha ha ha........." Ketiga orang itu mentertawakan jawaban Lintang.
"Kakang, ada bocah wingi sore yang sepertinya bosan hidup, he he he...." kata Nyi Bandring Ratri lagi.
"Warok Bandring Saloka tidak bisa ditemui sembarang orang. Katakan kepada kami yang menjadi maksud tujuanmu, sebelum ku cabut nyawamu, bocah," sambung Nyi Bandring Ratri.
"Terserah, aku bisa ketemu siapa. Tujuanku hanya untuk menghentikan kejahatan dan kekejaman yang kalian perbuat," jawab Lintang.
"Kau bisa bertemu Warok Bandring Saloka, kalau kau bisa.melewatiku, bocah," kata Nyi Bandring Ratri.
Tanpa memperdulikan lawannya sudah siap atau belum, Nyi Bandring Ratri langsung menyerang dengan senjata andalannya, selendang hitam sepanjang lima meter yang terlilit di pinggangnya.
Ctar ctar ctar.....
Suara dan serangan Nyi Bandring Ratri bertubi tubi mengurung Lintang.
\_\_\_ 0 \_\_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
rajes salam lubis
tetapsemangat
2023-01-09
0
BaronMhk
grrrrrrrrrrrr
2022-12-19
1
BaronMhk
bantaiiiiiiiiii jangan kasih ampun
2022-12-19
1