Malam semakin larut. Ki Penahun, Lintang dan Ki Sardulo Pito duduk mengelilingi api unggun. Mereka berencana menghabiskan malam di situ. Pagi harinya baru akan turun.
"Ki Sardulo Pito, sejujurnya, tujuan kami tadi itu tidak semata mata menantang dalam pertarungan, tapi ada tujuan lain," kata Ki Penahun.
"Namaku Ki Penahun. Karena aku tinggal di pinggir hutan Alas Penahun. Makanya penduduk desa sekitar Alas Penahun, memanggilku demikian. Dan anak laki laki itu adalah cucuku satu satunya. Namanya Lintang Rahina. Kedua orangtuanya dulunya tinggal di Kotaraja, tetapi sudah meninggal saat ontran ontran rebutan kekuasaan, terkena imbas keributan, karena posisinya sebagai abdi dalem," kata Ki Penahun.
"Aku secara pribadi ingin minta tolong kepadamu. Karena, saya pikir, hanya Ki Sardulo yang mampu menolong," lanjut Ki Penahun.
Ki Sardulo Pito tidak menjawab, hanya mengangguk angguk. Ki Penahun bermaksud mempercayakan kepada Ki Sardulo untuk mendampingi dan menemani Lintang cucunya berkelana mencari pengalaman.
Tetapi Ki Penahun tidak menemaninya. Tujuannya agar Lintang bisa belajar mandiri dan tidak selalu bergantung pada perlindungan eyangnya.
Ki Penahun tahu, dari energi yang terpancar dari Ki Sardulo Pito, sebenarnya siluman harimau itu tidak jahat dan bisa dipercaya.
Dengan tingkat kekuatan yang dimiliki Ki Sardulo, membuat Ki Penahun tenang, dan itu akan mempermudah pengembaraan Lintang.
"Aku ingin Ki Sardulo menggantikan aku menemani Lintang cucuku berkelana. Apakah aku bisa mempercayakan pada Ki Sardulo ?" tanya Ki Lintang.
"Kalau Ki Penahun mempercayai aku, aku akan berusaha menjaga kepercayaan itu. Aku bersedia, karena aku merasakan aura yang tidak seperti manusia biasanya. Entahlah, kurasakan seperti sesuatu yang istimewa, yang tidak bisa kujelaskan tapi bisa kurasakan," jawab Ki Sardulo.
"Ada hal hal yang perlu aku sampaikan pada Ki Sardulo," Ki Penahun melanjutkan.
"Ki Sardulo sudah ada ikatan dengan Lintang. Itu membuat, setiap Lintang meningkat kekuatannya, Ki Sardulo otomatis ikut meningkat kekuatannya. Lintang cucuku sudah memiliki kekuatan dan tingkat ilmu yang hampir sama denganku. Kalau dipoles dengan pengalaman dan didukung dengan ramuan tanaman tanaman tertentu, akan bisa melewati tingkatanku".
"Suatu saat Ki Sardulo akan bisa merasakan besarnya dan tingginya tingkat penguasaan ilmu kanuragan cucuku Lintang".
"Dan satu yang penting. Karena Ki Sardulo akan menemani Lintang cucuku mengembara berkelana, aku akan meminjamkan kekuatanku kepada Ki Sardulo. Kekuatan itu bisa Ki Sardulo gunakan pada saat saat dibutuhkan karena ada bahaya atau hal hal genting yang membahayakan nyawa cucuku. Penggunaan kekuatan yang kupinjamkan itu sepengetahuan dan atas ijin Lintang cucuku," kata Ki Penahun.
"Thole Lintang, kamu bawalah cincin ini," kata Ki Penahun sambil mengeluarkan cincin bermata batu intan berwarna ungu.
"Maaf, agar Ki Sardulo bisa menggunakan kekuatan yang saya pinjamkan, Ki Sardulo harus memakai kalung ini," kata Ki Penahun.
Ki Sardulo mengangguk.
Kemudian Ki Penahun memakaikan kalung dengan bandul batu intan berwarna sama dengan cincin yang diberikan pada Lintang.
"Aku juga menyimpan satu cincin yang sama dengan yang Lintang bawa,"
"Ketiga batu cincin itu sudah aku mantrai dan aku isi energi dan kekuatanku,"
"Thole Lintang, bila kamu dalam keadaan bahaya atau keadaan darurat, kamu salurkan energimu dengan telapak tanganmu pada cincin yang kamu pakai, dengan membaca mantra yang sudah eyang ajarkan, maka otomatis, energi akan keluar pada bandul batu yang Ki Sardulo pakai. Energi itu akan otomatis menyatu dengan energi dan kekuatan yang Ki Sardulo miliki, dan Ki Sardulo otomatis bisa menggunakan energi dan kekuatan itu. Setiap pemakaian energi itu aku bisa ikut merasakan,"
"Dan juga Ki Sardulo. Saat Ki Sardulo menyatu dengan energi dan kekuatan yang keluar dari bandul yang Ki Sardulo pakai, Ki Sardulo akan berwujud manusia. Saat berwujud manusia bandul itu akan berbentuk cincin seperti yang dipakai oleh Lintang,"
"Dan pada saat biasa, Ki Sardulo bisa berwujud siluman harimau yang mampu melompat dari satu bukit ke bukit lainnya, seperti terbang. Atau saat diperlukan, Ki Sardulo bisa menghilang masuk dalam cincin yang dipakai Lintang cucuku,"
Lintang dan Ki Sardulo hanya bisa terkagum kagum mendengar semua penjelasan dari Ki Penahun.
Lintang pun baru menyadari kalau eyangnya memiliki kesaktian yang begitu tingginya.
"Kita istirahat sejenak," kata Ki Penahun.
Suasana hening beberapa waktu. Hanya hembusan angin yang terdengar.
Mereka bertiga terdiam. Kemudian tenggelam dalam istirahatnya masing masing. Istirahat dalam posisi semedi.
Tanpa terasa waktu terus berjalan. Dan hari pun telah berganti. Waktupun memasuki menjelang pagi. Di langit sebelah timur mulai terlihat semburat fajar.
Yang bangun pertama kali adalah Ki Simo yang sekarang bernama Ki Sardulo.
Dia mengelilingi wilayah padang rumput yang menjadi wilayah kekuasaannya. Kadang dia berhenti sejenak di tempat tertentu. Seolah olah berpamitan pada seluruh yang ada di kawasan itu. Terlihat ada setitik air mata di ujung dalam matanya. Kemudian Ki Sardulo menggoyangkan beberapa kali kepalanya.
Setelah merasa selesai berkeliling, Ki Sardulo mengaum dengan kerasnya. Kemudian berlari cepat, melompat dari sisi padang rumput yang satu ke sisi yang lain.
Muncul perasaan bangga dan senang di hati Ki Sardulo. Karena dia merasa energi dan kekuatannya meningkat jauh. Bahkan seluruh badannya dirasakan lebih segar.
"Aku siap berangkat kapanpun," ucap Ki Sardulo setelah kembali lagi ke tempat mereka beristirahat sebelumnya.
Ki Penahun dan Lintang juga sudah bangun dari tadi. Mereka sudah mengemasi barang barang mereka yang tidak seberapa.
"Kita turun ke hutan Alas Penahun bersama sama. Kalian nanti mampir dulu ke gua tempat eyang tinggal. Eyang akan tetap tinggal di sana. Mungkin sesekali keluar keliling hutan dan gunung untuk melihat lihat keadaan. Setelah selesai berkemas dan mengambil apa yang dibutuhkan dalam perjalanan, kalian boleh berangkat," kata Ki Penahun.
"Ayo kita turun," sambung Ki Penahun.
Mereka bertiga langsung melesat menuju hutan Alas Penahun. Terlihat seperti kelebatan tiga bayangan tubuh. Sebentar saja mereka sudah turun jauh dan tidak terlihat lagi. Padahal mereka hanya lari dengan kecepatan biasa.
Tidak sampai satu jam, mereka sudah sampai di gua tempat Ki Penahun tinggal.
Kemudian Lintang berkemas, mengambil barang barang yang sekiranya dia butuhkan. Tidak banyak yang dia bawa, hanya satu buntalan sedang, dibungkus kain hitam.
"Thole Lintang, kamu bawalah keris ini. Dan juga 'iket kawuk' (ikat kepala berwarna hitam). Iket ini bukan iket biasa. Punya mekuatan gaib. Bisa untuk menyimpan barang apapun. Bahkan bisa untuk memasukkan siluman. Ki Sardulo bisa masuk ke dalamnya. Atau Ki Sardulo juga bisa masuk ke cincin yang kamu bawa. Karena dia makhluk siluman," kata Ki Penahun sambil menyerahkan kedua benda itu kepada Lintang.
Lintang langsung memasukkan keduanya ke dalam buntalan yang dia bawa.
Kemudian setelah berpamitan pada Ki Penahun, Lintang disertai Ki Sardulo berangkat keluar hutan.
\_\_\_ 0 \_\_\_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
Wan Trado
hmmm...
2024-10-14
0
Idr Milda
Ki Penahun
2023-07-01
0
mr gele
lebih enak panggil ki simo daripada ki sardulo hehehe
2023-01-19
1