Menjelang petang, Ki Penahun dan Lintang sampai di hutan tertinggi yang sudah berbatasan dengan area puncak, yang mulai jarang jarang ditumbuhi pohon. Kebanyakan hanya padang rumput yang luas dan bertebing tebing curam.
Mereka berhenti di tempat yang lumayan datar di tengah rerumputan.
Lintang membuat api unggun untuk menghangatkan badan, walaupun dengan tenaga dalamnya, mereka berdua mampu menahan rasa dingin.
Tetapi ada tujuan lain yang mereka berdua rencanakan, yaitu, dengan adanya api, akan memancing siluman harimau keluar dan menemui mereka.
Mereka berdua duduk di depan api unggun sambil makan bekal yang sudah mereka siapkan.
Sekitar dua jam mereka hanya menunggu dengan duduk di dekat api unggun.
Tiba tiba hawa terasa menjadi lebih dingin. Angin seperti menghilang. Ada sesuatu yang rasanya seperti menekan perasaan.
Ki Penahun hanya sesaat merasakan itu. Sebentar kemudian langsung pulih kembali.
Mereka bisa merasakan hadirnya energi yang sangat besar mendekati mereka.
"Le, pakai tenaga dalammu biar pulih kesadaranmu" Ki Penahun mengingatkan Lintang.
Langsung saja Lintang mengalirkan tenaga dalam ke seluruh tubuhnya, sehingga perasaan seperti ada yang menekan hilang.
"Aauummmhh...."
Terdengar suara auman yang sangat keras.
Tiba tiba di depan mereka berdiri dengan angkuhnya seekor harimau loreng setinggi tiga meteran.
Ki Penahun dan Lintang berdiri pelan pelan dan mendekat ke arah harimau loreng dan berhenti dalam jarak kira kira lima meteran.
"Heii manusia, apa tujuanmu kemari ? Kalau tidak ada yang penting, lekas pergi dari sini," kata siluman harimau.
"Aku sengaja ingin bertemu denganmu. Ingin mengajakmu. Maukah kau menemani aku berkelana ?" jawab Lintang.
"Tidak ada siapapun yang bisa dan berani memerintahku ! Apalagi manusia. Siapa kamu beraninya memerintahku !!!" kata siluman harimau merasa gusar.
"Aku bukan siapa siapa. Aku adalah manusia yang akan mengalahkanmu," jawab Lintang lagi.
"Le, hati hati. Tapi jangan ragu. Ingat, jangan terpengaruh oleh suara ataupun tatapan matanya," pesan Ki Penahun sambil agak menjauh dari tempat Lintang berdiri.
"Ya eyang," jawab Lintang.
"Kau manusia yang tidak tahu kekuatan. Akan kubuat kau mengerti tentang kekuatan dan kupastikan kau tidak bisa pergi dari tempat ini lagi," teriak siluman harimau.
"Akan aku coba," jawab Lintang pendek.
"Hrrggggtt....rasakan ini," siluman harimau merendahkan kaki depannya, dan secepat kilat melompat. Kaki depannya yang kanan menampar kepala Lintang.
Lintang melompat mundur dan kemudian melenting keatas untuk menghindari serangan siluman harimau yang datangnya bertubi tubi.
Merasa serangan yang dilancarkannya bisa dihindari, siluman harimau menyerang lagi dan menambah kecepatannya.
Lintang sebenarnya diam diam terkejut dengan kecepatan yang dimiliki siluman harimau itu. Yang bisa membuat dia mewalahan di awal awal pertarungan. Itu karena Lintang tidak menduga, ada siluman yang punya kecepatan tinggi yang bisa memaksa Lintang untuk mengeluarkan kemampuan penuhnya.
Karena menyadari kalau lawannya memiliki kemampuan tinggi, Lintang langsung mengempos semangatnya dan langsung mengeluarkan jurus Tapak Wulung sampai sembilan puluh persen energinya.
Kedua lengan Lintang menyala ungu, tidak hanya telapak tangannya saja.
Siluman harimau kembali menyerang. Kali ini dengan cara menerkam Lintang dengan meloncat ke arah Lintang dengan kaki depan membuka. Begitu jaraknya dengan Lintang hanya sekitar setengah meter, diayunkan kedua kaki depannya untuk mencakar.
Lintang yang sejak tadi sudah siap, memapaki serangan siluman harimau dengan tangan diayunkan ke depan, kedua telapak tangannya membuka menghadap ke arah siluman harimau.
Pllaakkkk ....!!!
Terdengan suara bertemunya dua telapak tangan dengan dua cakar harimau. Dua telapak tangan dan dua cakar seperti lengket, saling menempel.
Lintang dan siluman harimau saling dorong, mengerahkan tenaga dalamnya.
Tampak kuda kuda Lintang tetap kokoh tak bergerak.
"Hrrrrrkkk....!!!" siluman harimau mengemposkan tenaganya sampai maksimal. Tetapi Lintang tetap tidak bergeming.
Posisi kaki siluman harimau lah yang mulai bergeser, terdorong mundur.
Kemudian Lintang menghentakkan kedua tangannya kedepan dengan cepat.
Siluman harimau terlempar ke belakang sampai sejauh sepuluh meter.
Tidak terima karena terdorong, siluman harimau menyerang lagi, melompat menerkam ke arah Lintang.
Saat siluman harimau melompat tinggi, Lintang menyambutnya dengan agak merunduk, sehingga terhindar dari cakaran kaki depan. Tangan kirinya menangkap kaki depan kanan siluman harimau. Tangan kanannya menempel di perut sebelah kiri. Siluman harimau diangkat kemudian diputar didorong ke atas.
Kemudian dengan kedua tangan dihentakkan ke atas, siluman harimau didorong ke arah tebing.
Debuuummmm !!!!
Sebelum siluman harimau sadar akan apa yang terjadi, Lintang sudah melenting ke arah siluman harimau. Tangan kanannya memukul leher siluman harimau dengan pukulan Tapak Wulung.
Plaakkkk !!!
Hanya sekali pukulan, siluman harimau pingsan sebelum badannya sampai di tanah.
Debummm !!!
Tubuh siluman harimau setinggi tiga meter terjatuh ke tanah, dan tidak bergerak lagi.
Melihat Lintang berhasil mengalahkan siluman harimau, Ki Penahun segera melesat mendekat.
Disentuhnya kening siluman harimau. Seketika siluman harimau pulih kesadarannya. Tapi tidak dengan luka lukanya.
Siluman harimau membuka matanya. Pandangannya nanar terarah ke Lintang dan Ki Penahun. Dirasakan sakit di sekujur tubuhnya, terutama di bagian leher yang terkena pukulan tapak.
"Hrrrr.....hhrrrr.......heemmmm," siluman harimau kesakitan.
"Siluman macan, siapa namamu ?" tanya Ki Penahun.
"Saya tidak punya nama. Para manusia yang kebetulan bertemu denganku, biasanya menyebut aku dengan Ki Simo," jawab siluman harimau.
Ki Penahun mendekati Ki Simo. Diletakkannya telapak kanannya pada leher siluman harimau yang luka. Seketika muncul cahaya putih sekelebatan. Kemudian dari luka di leher itu muncul kepulan asap tipis.
Siluman harimau merasakan aliran energi yang terasa hangat. Awalnya hanya di sekitaran luka leher. Kemudian hawa hangat itu menyebar ke seluruh tubuhnya.
Siluman harimau merasakan luka di lehernya hilang. Bengkak di leher pulih kembali. Bahkan dia merasakan betapa tubuhnya penuh dengan energi. Dia merasakan sepertinya kekuatannya bertambah.
"Terimakasih," kata Ki Simo.
"Ki Simo, maukan kamu menjadi siluman taklukan cucuku Lintang ?" tanya Ki Penahun.
"Aku biasa hidup bebas dan sendirian. Jadi aku bebas mau melakukan apa saja. Mau kemana saja" jawab Ki Simo.
"Kalau kau mau, kekuatanmu akan meningkat lagi. Dan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kekuatan yang menaklukkanmu," Ki Penahun menjelaskan.
"Kalau aku tidak mau ?" tanya Ki Simo.
"Cucuku akan kesini terus. Menantangmu bertarung, sampai kamu tidak bisa bertarung lagi. Itu akan dilakukan terus menerus menghajarmu sampai kamu mau menjadi siluman taklukannya" kata Ki Penahun.
"Baiklah...... aku bersedia," jawab Ki Simo.
Kemudian, sama seperti yang sudah dilakukan pada raja siluman ular.
Terjadi ikatan yang disertai mantra mantra.
Sejenak kemudian, Ki Simo merasakan sensasi hangat di seluruh tubuhnya. Seperti ada energi yang besar yang meluap luap di seluruh bagian tubuhnya. Dan juga muncul perasaan segan kepada Lintang.
"Ki Simo, mulai sekarang kamu diberi nama Ki Sardulo Pito. Kamu akan mengikuti kemanapun cucuku pergi dan kamu akan patuh dengan segala perintahnya. Mau kan kamu menemani cucuku mengembara," jelas Ki Penahun.
"Baiklah, aku akan mengikuti cucumu kemanapun cucumu pergi," jawab Ki Penahun.
"Kalau begitu, urusan kita selesai," kata Ki Penahun.
\_\_\_ 0 \_\_\_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
MATADEWA
mantap...mari mengembara...
2023-01-17
1
BaronMhk
🤩🤩🤩🤩🤩
2022-12-11
2
BaronMhk
👍👍👍👍👍
2022-12-11
2