Kekuatan Di Luar Tembok Keraton

Kekuatan Di Luar Tembok Keraton

Prolog

Pagi hari yang cerah. Matahari mulai membagikan kehangatannya. Membelai pucuk pucuk daun pepohonan yang tumbuh di pinggiran hutan di lereng tenggara Gunung Merbabu. Kehangatan yang membawa ketenangan dan kedamaian pada seluruh makhluk di pinggiran hutan itu.

Alas Penahun. Demikian para penduduk Desa Paminggir memberi nama pada hutan tersebut. Disebut Desa Paminggir karena memang desa yang letaknya paling pinggir, paling ujung, yang berbatasan dengan hutan Alas Penahun. Itupun jaraknya Desa Paminggir dengan hutan Alas Penahun masih setengah hari berjalan kaki melewati sawah sawah dan ladang ladang yang memang sengaja dibuat dengan membabat alas dulu, untuk mata pencaharian dan penghidupan warga Desa Paminggir.

Ketenangan dan kedamaian itu, juga terasakan di sebuah gubug kayu yang terletak di dalam hutan Alas Penahun. Gubug itu menghadap ke timur dan tampak sangat sederhana, bahkan kayu kayunya sudah banyak yang lapuk. Tapi tidak mengurangi kesan bersih dan rapi keadaan gubug itu. Dengan halaman depannya yang lumayan luas, dikelilingi tanaman Metir yang berjajar rapi persis di tepian halaman, berselang seling dengan pohon pohon kelapa yang tumbuh menjulang. Sangat terasa keasriannya.

Di kanan kiri gubug ada halaman samping yang penuh dengan tanaman sayuran dan buah buahan.

Sedang di belakang gubug ada halaman belakang yang luasnya kira kira sama dengan halaman depan. Di pojok halaman belakang, ada rumpun bambu petung, yang tampak sekali sangat terawat dan selalu dibersihkan.

Pagi itu, di halaman depan, duduk seorang kakek yang usianya sudah lebih dari 70 tahunan. Tapi wajahnya masih menunjukkan kesegaran dan pancaran semangat hidup, walaupun rambut, kumis dan jenggotnya sudah dua warna dengan dominan warna putihnya.

Ki Penahun, demikian warga desa memanggilnya bila kebetulan bertemu di pinggiran hutan.

Pagi itu seperti biasa, Ki Penahun duduk di lincak bambu (kursi panjang dan agak lebar tanpa sandaran yang terbuat dari bambu), sambil dengan sabarnya melatih olah kanuragan (ilmu silat) pada Lintang Rahina cucu satu satunya yang dia miliki.

Pada masa mudanya, Ki Penahun terkenal dengan sebutan Pendekar Jagad Wulung. Dan terkenal dengan kiprahnya memberantas kejahatan dalam menegakkan keadilan dan membela yang lemah.

Lintang Rahina, meskipun masih berusia 12 tahunan, tapi fisiknya sudah seperti anak usia 15 tahunan. Hal itu dikarenakan sejak usia 5 tahun sudah berlatih fisik dalam mempelajari olah kanuragan. Apalagi dengan pembawaannya yang tenang, cerdas dan perawakan yang tegap dan berkulit kuning langsat, mengeluarkan aura dan kewibawaan yang membuat orang lain segan dan hormat.

"Thole Lintang, cukup untuk latihan jurusnya. Kamu sudah sangat bagus penguasaan jurusnya, dan latihan itu bisa diulang kapanpun. Sekarang mumpung matahari masih 'ayu', kamu latih lagi gerakan Surya Mangkuda," perintah Ki Penahun.

"Inggih Eyang," Lintang Rahina.

Lintang Rahina langsung menjalankan apa yang diperintahkan oleh Ki Penahun.

Menghadap ke timur, dengan kuda kuda dibuka selebar lengan. Lutut agak ditekuk sedikit, pandangan agak turun lurus arah hidung. telapak tangan saling bertemu di depan dada. Langsung saja Lintang Rahina terhanyut dalam irama pernafasannya yang secara teratur, menghirup udara melalui hidung pelan pelan tapi panjang, begitu paru paru sudah penuh dengan udara, ditahan satu dua denyutan nadi, lalu dihembuskan lewat mulut pelan pelan dan panjang. Sungguh sangat halus olah pernafasan yang dilakukan oleh Lintang Rahina, sehingga walaupun dilakukan berulang ulang tapi tidak tampak ada guncangan di dada.

Lintang Rahina terus melakukan gerakan itu sampai sinar matahari membentuk bayangan tubuhnya sepanjang separuh tinggi tubuhnya.

Tidak terasa keringat memenuhi tubuhnya. Rambutnya yang gondrong basah semua oleh keringat. Dadanya yang tegap dan bidang sampai mengkilat penuh keringat yang terkena sinar matahari.

Sudah sejak usia 5 tahun Lintang Rahina melakukan gerakan Surya Mangkuda, sehingga badannya sudah sangat terbiasa dan gerakannya sudah mendarah daging. Bahkan penjiwaan dan pemahamannya sudah sangat tinggi mendekati sempurna.

Sehingga tanpa Lintang Rahina sadari, dia sudah punya pondasi dan simpanan tenaga dalam murni di dalam seluruh peredaran darahnya, di dalam seluruh permukaan kulitnya, seluruh otot otot, tulang, sumsum dan dagingnya. Bahkan di dalam setiap hembusan nafasnya.

Tenaga dalam itu hasil dari dia setiap pagi menyerap energi alam dari sinar matahari pagi, hembusan angin pagi, pepohonan, uap embun pagi yang menguap dan juga energi dari tanah yang mengeluarkan asap asap tipis dari pori pori tanah.

Semua energi alam itu, tanpa Lintang Rahina sadari, telah terserap dan merasuk ke dalam tubuhnya lewat olah pernafasannya. Dan itu sudah berlangsung selama lebih dari 7 tahun. Sehingga diam diam Lintang Rahina menyimpan kekuatan yang sangat besar.

"Cukup thole, sekarang kamu istirahat, kemudian mandi, setelah itu kita makan bareng bareng. Kelihatannya eyang putrimu sudah selesai memasaknya," Ki Penahun menghentikan latihan Lintang Rahina.

"Inggih eyang," jawab Lintang.

Lintang Rahina langsung ke belakang gubug untuk istirahat sebentar dan kemudian mandi.

Beberapa saat kemudian, Lintang Rahina makan bersama sama dengan kakek dan neneknya.

Sementara itu, di Desa Paminggir, pagi yang biasanya tenteram, damai, terjadi hal yang luar biasa menurut anggapan penduduk, yaitu terdengarnya gemuruh dari pangkal jalan menuju desa Paminggir.

Beberapa saat kemudian, tibalah serombongan orang, berjumlah sekitar 30 an, laki laki semua, dengan semuanya menunggang kuda. Penampilan mereka sepertinya serombongan pendekar, terlihat dari hampir semuanya membawa senjata. Ada yang mebawa pedang, ada yang membawa golok, tombak pendek, tongkat besi.

Di depan sendiri, seorang yang tinggi besar, dengan rambut dan brewok yang awut awutan. Bertelanjang dada, memakai celana hitam di bawah lutut, di bagian perutnya masih dibebat kain panjang hitam yang dikencangkan dengan sabuk kulit, sekaligus sebagai tempat menggantungkan pedangnya di samping kiri, dan menyengkelit keris di belakang.

Saat itu sebagian besar penduduk desa Paminggir yang laki laki dewasa sedang berada di sawah ataupun ladang. Yang berada di rumah hanyalah wanita wanita yang saat itu sedang memasak untuk keperluan mengirim suaminya yang sedang bekerja di sawah dan ladang, anak anak kecil dan laki laki renta yang kebetulan sedang tidak enak badan, sedang tidak ke sawah atau ladangnya.

"Berhentiiii.....!!!!" teriak sang pemimpin rombongan," kita berhenti sebentar, untuk bertanya kepada orang, sekaligus menambah perbekalan," lanjutnya.

"Prono, Karto......coba kamu panggil beberapa orang kampung itu, kamu tanyakan semua hal yang kita butuh informasinya," perintah pemimpin rombongan kepada dua orang yang selalu mendampinginya di kiri dan di kanan.

"Sendiko kakang," jawab mereka berdua.

"Yang lainnya, cari apa saja yang bisa kita bawa untuk menambah perbekalan kita selama di perjalanan. Lakukan dengan cepat," perintahnya lagi.

"Siap kakang," jawab mereka serentak.

Langsung saja ke 27 orang itu menuju ke Desa Paminggir.

Sesampainya di rumah rumah penduduk, mereka menyebar.

"Heeiiii....semua yang di dalam rumah.... keluarrrr.....kalau tidak ingin diseret keluar," teriak rombongan yang paling depan, yang memimpin rombongan ke arah desa.

Dengan perasaan dan pikiran yang campur aduk, semua penduduk yang berada di dalam rumah mereka masing masing, keluar menuju rombongan yang memanggil mereka.

"Kami minta disediakan semua bahan makanan yang ada di desa ini. Beras, jagung, sayuran. Juga ayam ayam-dan kambing kambing yang kalian miliki. Cepat letakkan ditengah prapatan. Yang tidak mau menyerahkan, akan kami bunuh dan kami bakar rumahnya," teriak Wage pemimpin rombongan.

"Juga semua perhiasan dan barang berharga yang kalian miliki. Tidak boleh ada yang ketinggalan," sambungnya.

"Ampun ndoro, kami tidak punya cadangan bahan makanan dan juga perhiasan," kata seorang kakek tua mencoba menjawab.

"Kalau begitu kamu kuantar menghadap dewa kematian," saut Wage sambil langsung menusuk dan menebas perut kakek desa yang tidak mengenal ilmu bela diri itu.

Terdengar rintihan sebentar dari kakek itu yang memudian diam untuk selamanya. Disahut dengan jeritan jeritan penduduk desa yang lainnya, begitu mengetahui kakek itu langsung mati tanpa mereka bisa melihat apa yang terjadi.

"Cepat berikan apa yang kami minta, atau kalian semua akan mengalami nasib serupa," teriak Wage lagi.

Dengan tergesa gesa dan penuh rasa ketakutan, semua penduduk desa yang ada berusaha menambil apapun yang ada yang mereka anggap berharga untuk diserahkan kepada orang orang yang datang ke desa dengan menunggang kuda itu.

Beberapa saat kemudian, terkumpulah berbagai macam hasil pertanian mereka. Ada beberapa ikat padi, jagung, ketela. Juga beberapa ekor ayam.

Melihat itu semua bukannya orang orang bersenjata itu senang, tetapi malah membuat mereka naik pitam.

"Mana perhiasan dan barang berharga ?" teriak Wage dengan marah.

"Teman teman......cepat geledah rumah mereka, setelah itu bakar semua rumah yang ada. Bunuh semua yang melawan !!! Ha ha ha ha ha ha....." lanjutnya dengan tertawa terbahak bahak.

Seketika orang orang itu mengobrak abrik setiap rumah yang mereka masuki, dan kemudian membakar setiap rumah yang selesai mereka geledah.

"Ampun ndoro....jangan rusak barang barang kami.......jangan rusak rumah kami......" teriak para penduduk desa yang ketakutan.

"Aku tidak peduli. Teman teman.....bakar semua rumah yang ada dan bunuh mereka yang melawan," Wage memberi perintah kepada teman temannya.

Semua warga yang ada menjerit histeris dan menangis karena rumah dan barang barang yang ada dì dalam rumah terbakar semua. Ada yang nekat menghadang dan mendorong dorong agar para pendatang itu tidak masuk ke rumah mereka. Tapi itu semua sia sia. Karena setiap penduduk desa yang menghalang halangi mereka, langsung mati terkena tebasan pedang ataupun golok. Ada juga yang tertusuk trisula ataupun ada yang terhantam tongkat besi pada bagian kepalanya.

___ 0 ___

Terpopuler

Comments

Ardian Uzumaki

Ardian Uzumaki

Saya berniat membuat novel tema Nusantara, jadi mau baca novel ini buat referensi

2022-12-17

2

BaronMhk

BaronMhk

sepertinya seru dan keren

2022-12-10

2

BaronMhk

BaronMhk

baru Nemu cerita ini

2022-12-10

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Terusiknya kedamaian
3 Masuk Hutan
4 Berlatih
5 Syarat Keluar Hutan
6 Bertemu Siluman Harimau
7 Rencana Berkelana
8 Raja Perompak Sungai
9 Menumpas Perompak Sungai
10 Menumpas Perompak Sungai II
11 Menumpas Perompak Sungai III
12 Menumpas Perompak Sungai IV
13 Menumpas Perompak Sungai V
14 Bertemu Siluman Naga Penguasa Samudra
15 Kekuatan yang Di Hindari
16 Kekuatan Yang Dihindari II
17 Kekuatan Yang Dihindari III
18 Pertarungan Melawan Para Senopati
19 Warok Bandring Saloka
20 Warok Bandring Saloka II
21 Warok Bandring Saloka III
22 Warok Bandring Saloka IV
23 Penyelamatan Oleh Tokoh Misterius
24 Berlatih Lagi
25 Berlatih Lagi II
26 Pertarungan Yang Ke Dua
27 Pertarungan Yang Ke Dua II
28 Pertarungan Yang Ke Dua III
29 Pertarungan Yang Ke Dua IV
30 Perjumpaan di Pantai Selatan
31 Meningkatkan Tenaga Dalam
32 Meningkatkan Tenaga Dalam II
33 Latihan Terakhir Dan Mengembara Lagi
34 Rencana Menyusun Kekuatan
35 Pertarungan Sekar Ayu Ningrum
36 Kemenangan Sekar Ayu Ningrum
37 Pertarungan Di Tepi Sungai
38 Kecurangan Ki Rekso
39 Penyelamatan Ki Sardulo
40 Rasa Penasaran Sekar Ayu Ningrum
41 Perjalanan Spiritual Singkat Lintang Rahina
42 Pertemuan Tiga Sahabat Lama
43 Rencana Tiga Sahabat
44 Siasat Licik
45 Penangkapan Sekar Ayu Ningrum, Ki Sardulo dan Nyi Wilis
46 Penangkapan Sekar Ayu Ningrum, Ki Sardulo dan Nyi Wilis II
47 Penangkapan Sekar Ayu Ningrum, Ki Sardulo dan Nyi Wilis III
48 Pertarungan Ki Ageng Arisboyo
49 Pertemuan Yang Sudah Ditakdirkan
50 Jati Diri Lintang Rahina
51 Penyatuan Dua Energi
52 Mempelajari Kitab 'Nafas Raja'
53 Ni Sriti
54 Ni Sriti II
55 Kemarahan Ki Penahun
56 Kedatangan Lintang Rahina
57 Kematian Ki Jiwo
58 Mencari Sekar Ayu Ningrum
59 Menyelamatkan Sekar Ayu Ningrum
60 Menyelamatkan Sekar Ayu Ningrum II
61 Ki Wangsa Menggala turun gunung
62 Ki Wangsa Menggala Turun Gunung II
63 Ki Penahun Tertangkap
64 Empu Bajang Geni
65 Puspa Nagari
66 Menjadi Murid Empu Bajang Geni
67 Energi Misterius
68 Energi Misterius II
69 Menembus Pintu Dimensi
70 Menembus Pintu Dimensi II
71 Pertempuran Di Puncak Lawu
72 Pertempuran Di Puncak Lawu II
73 Pertempuran Di Puncak Lawu III
74 Pertempuran Di Puncak Lawu IV
75 Pusaka Trisula Nagari
76 Pusaka Trisula Nagari II
77 Pertarungan Dua Gadis Cantik
78 Pewaris Sah 'Trisula Nagari'
79 Perjalanan Mencari Sekar Ayu Ningrum
80 Menuju tebing 'Batu Cekung'
81 Menuju Tebing 'Batu Cekung' II
82 Iblis Bumi Iblis Langit
83 Seruling Maut
84 Pertemuan Di Mulai
85 Kemunculan Para Tokoh Sakti
86 Pertarungan Para Tokoh Sakti
87 Pertarungan Para Tokoh Sakti II
88 Pertarungan Para Tokoh Sakti III
89 Pertarungan Untuk Menentukan Keputusan
90 Pertarungan Sesama Teman Lama
91 Dua Gadis Cantik Dan Gurunya
92 Seruling Ki Goprak
93 Kekacauan
94 Kekacauan II
95 Nyai Cumbu Manik
96 Hilangnya Galuh Pramusita Dan Sekar Ayu Ningrum
97 Jejak Energi Sekar Ayu Ningrum dan Galuh Pramusita
98 Bertemu Dan Belajar Tehnik Penggabungan
99 Persaingan Dua Gadis Cantik
100 Mahagni
101 Penggabungan Tiga Energi
102 Munculnya Dua Kekuatan Besar
103 'Kelelawar Bayangan'
104 'Kelelawar Bayangan' II
105 Bertemu Lagi
106 Persaingan Dua Gadis Cantik Lagi
107 Persaingan Dua Gadis Cantik Lagi II
108 Kekalahan Arga Manika
109 Benang Jiwa Iblis
110 Masuk Ke Alam Jiwa
111 Masuk Ke Alam Jiwa II
112 Kedatangan Sunu Magani
113 Menghadapi Sunu Magani
114 Kembali Dari Alam Jiwa
115 Pertarungan Di Udara
116 Kematian Sunu Magani
117 Berkurangnya Energi Lintang Rahina
118 Sekar Ayu Ningrum Menghilang
119 Pertarungan Di Pasar
120 Sindunata dan Puruhita
121 Sepasang Suami Istri Ahli Golok
122 Sepasang Suami Istri Ahli Golok II
123 Sepasang Suami Istri Ahli Golok III
124 Gadis Dengan Pedang Berkabut
125 Perjalanan Menuju Puncak Mahameru
126 Pertarungan Di Jalan Menuju Puncak
127 Pertarungan Di Jalan Menuju Puncak II
128 Pertarungan Di Jalan Menuju Puncak III
129 Mengobati Sekar Ayu Ningrum
130 Ke Arah Pesisir Wetan
131 Melayang Di Atas Lautan
132 Dihadang Ugra Asipatra
133 Menuju Puncak Gunung Agung
134 Mendapat Tugas Terakhir
135 Melawan Ni Luh Pawitra
136 Kesadaran Ni Luh Pawitra
137 Menuju Laut Timur Pulau Dewata
138 Kematian Ugra Asipatra
139 Pertarungan Di Padang Rumput
140 Hima Ledo
141 Getaran Energi Yang Sangat Kuat
142 Kei Sama, Penguasa Pesisir Selatan Sumbawa
143 Dua Iblis Tertawa
144 Datangnya Tamu Dari Jauh
145 Bertemu Dengan Guru Dan Eyangnya
146 Pertarungan Di Puncak Rinjani
147 Pertarungan Di Puncak Rinjani II
148 Pertarungan Di Puncak Rinjani III
149 Pertarungan Di Puncak Rinjani IV
150 Kembali Bertarung Di Alam Jiwa
151 Mencari Dua Iblis Tertawa
152 Mencari Dua Iblis Tertawa II
153 Bertemu lagi dengan Dua Iblis Tertawa
154 Bertarung Melawan Dua Iblis Tertawa
155 Bertarung Melawan Dua Iblis Tertawa II
156 Kurungan Dari Benang Jiwa
157 Musnahnya Mahagni
158 Kemunculan Kembali Senjata Trisula
159 Masuknya Senjata Trisula Ke Dalam Tanah
160 Pulang
161 Benang Jiwa Iblis
162 Menyelamatkan Ki Pradah
163 Menyelamatkan Ki Pradah II
164 Menyelamatkan Ki Pradah III
165 Menyelamatkan Ki Pradah IV
166 Menyelamatkan Ki Pradah V
167 Tamu Ki Ageng Arisboyo
168 Awal Pertarungan
169 Pasukan Armada Laut 'Suro Benowo'
170 Pertarungan Di Pantai Parangtritis
171 Pertarungan Di Pantai Parangtritis II
172 Pertarungan Di Pantai Parangtritis III
173 Pertarungan Di Pantai Parangtritis IV
174 Pertarungan Di Pantai Parangtritis V
175 Jalu Samodra dan Jenar Samodra
176 Bertarung Lagi
177 Bertarung Lagi II
178 Dikeroyok Dua Bersaudara
179 Dikeroyok Dua Bersaudara II
180 Keanehan Dalam Tubuh Lintang Rahina
181 Keanehan Dalam Tubuh Lintang Rahina II
182 Jawaban Lintang Rahina
183 Ki Jagad Anila dan Ki Jagad Dahana
184 Menuju Kawah Merapi
185 Menuju Kawah Merapi II
186 Berlatih Pengendalian Energi Angin
187 Melatih Ilmu Bramaseta
188 Menggabungkan Dua Tehnik
189 Masuk Ke Dalam Lava Pijar
190 Terbakarnya Benang Jiwa Iblis
191 Keluar Dari Kawah Merapi
192 Perjalanan Ke Hutan Panjalu
193 Orang Orang Suruhan Dyah Pawatu
194 Kolam Air Hangat
195 Pertarungan Di Padang Rumput
196 Racun Penghisap Energi
197 Bertemu Dyah Pawatu
198 Masuk Ke Hutan Panjalu
199 Masuk Ke Kerajaan Gaib
200 Keluar Dari Kerajaan Gaib
201 Nyi Lanjar Wangi, Kelembutan yang Mematikan
202 Tewasnya Tiga Orang
203 Melawan Putri Dyah Pawatu
204 Mengalahkan Putri Dyah Pawatu
205 Kakek Misterius
206 Dharmajaya Pawatu
207 Pertarungan Di Atas Tebing
208 Pertarungan Di Atas Tebing II
209 Pertarungan Di Atas Tebing III
210 Mengeluarkan Energi Siluman
211 Mengembalikan Energi Keempat Guru
212 Mengembalikan Tongkat Kayu Dharmajaya Pawatu
213 Munculnya Putri Galuh Pawatu
214 Melawan Putri Galuh Pawatu
215 Melawan Putri Galuh Pawatu II
216 Melawan Putri Galuh Pawatu III
217 Tewasnya Dharmajaya Pawatu
218 Pengorbanan Putri Galuh Pawatu
219 Kembali Ke Hutan Panjalu
220 Pohon Keabadian
221 Bertarung Melawan Gulizar
222 Ledakan Besar Pohon Keabadian
223 Musnahnya Nigul Dedan
224 Dewi Tara
225 Pertarungan Di Atas Permukaan Danau
226 Memberikan Energi Pada Esana Tara
227 Ikut Peperangan
228 Pertarungan Para Biksu
229 Berakhirnya Peperangan
230 Bertemu Dengan Seruni
231 Berita Tentang Tamu Dari Seberang
232 Bertarung Melawan Pasukan Dari Jepun
233 Saudara Dari Negeri Campa
234 Seruni Diculik
235 Luapan Amarah Sekar Ayu Ningrum
236 Menuju Daratan Besar
237 Menyerap Pendaran Sinar Hijau
238 Menemukan Sekelompok Biksuni
239 Pertarungan Di Halaman Kuil
240 Pertarungan Di Halaman Kuil II
241 Tulisan Di Dìnding Dan Lantai Kuil
242 Datangnya Tiga Pria Ke Kuil
243 Serbuan Klan Kemala Hijau
244 Melawan Sepasang Suami Istri Kim
245 Melawan Sepasang Suami Istri Kim II
246 Melawan Sepasang Suami Istri Kim III
247 Menyelamatkan Seruni
248 Perjalanan dengan kapal
249 Pertarungan Di Tengah Lautan
250 Siluman Naga
251 Menuju Sarang Siluman Naga
252 Kerlipan Cahaya Sisik Naga
253 Bertarung Melawan Siluman Naga
254 Mengalahkan Siluman Naga
255 Menuju Ke Pulau Neraka
256 Bertarung Melawan Naga Api Merah
257 Bertarung Melawan Naga Api Merah II
258 Mengalahkan Siluman Naga Api Merah
259 Pertarungan Sindunata Dan Puruhita Di Parangtritis
260 Tiba Di Negeri Jawadwipa
261 Bantuan Anak Siluman Naga
262 Dimulainya Rencana Penyelamatan
263 Kenekatan Tuan Muda Kim
264 Hilangnya Indrabayu
265 Senopati Terkuat Kerajaan Gaib
266 Wujud Lain Dewi Gayatri
267 Kembali Mengeluarkan Benang Jiwa
268 Menyelamatkan Indrabayu
269 Pertarungan Kembali Melawan Dewi Gayatri
270 Dua Pertarungan Di Atas Lautan
271 Dua Pertarungan Di Atas Lautan II
272 Mencari Keberadaan Kerajaan Liliputan
273 Masuk Ke Pulau Liliputan
274 Bertarung Di Atas Pulau Liliputan
275 Masuk Ke Dalam Kawah Gunung Api
276 Masuk Ke Dalam Kawah Gunung Api II
277 Terjerat Benang Energi
278 Kelicikan Raja Manusia Kerdil
279 Galuh Liliputan
280 Akhir Pertarungan
281 Penyerapan dan Pengendalian Energi Cambuk
282 Kembali ke Negeri Jawadwipa
Episodes

Updated 282 Episodes

1
Prolog
2
Terusiknya kedamaian
3
Masuk Hutan
4
Berlatih
5
Syarat Keluar Hutan
6
Bertemu Siluman Harimau
7
Rencana Berkelana
8
Raja Perompak Sungai
9
Menumpas Perompak Sungai
10
Menumpas Perompak Sungai II
11
Menumpas Perompak Sungai III
12
Menumpas Perompak Sungai IV
13
Menumpas Perompak Sungai V
14
Bertemu Siluman Naga Penguasa Samudra
15
Kekuatan yang Di Hindari
16
Kekuatan Yang Dihindari II
17
Kekuatan Yang Dihindari III
18
Pertarungan Melawan Para Senopati
19
Warok Bandring Saloka
20
Warok Bandring Saloka II
21
Warok Bandring Saloka III
22
Warok Bandring Saloka IV
23
Penyelamatan Oleh Tokoh Misterius
24
Berlatih Lagi
25
Berlatih Lagi II
26
Pertarungan Yang Ke Dua
27
Pertarungan Yang Ke Dua II
28
Pertarungan Yang Ke Dua III
29
Pertarungan Yang Ke Dua IV
30
Perjumpaan di Pantai Selatan
31
Meningkatkan Tenaga Dalam
32
Meningkatkan Tenaga Dalam II
33
Latihan Terakhir Dan Mengembara Lagi
34
Rencana Menyusun Kekuatan
35
Pertarungan Sekar Ayu Ningrum
36
Kemenangan Sekar Ayu Ningrum
37
Pertarungan Di Tepi Sungai
38
Kecurangan Ki Rekso
39
Penyelamatan Ki Sardulo
40
Rasa Penasaran Sekar Ayu Ningrum
41
Perjalanan Spiritual Singkat Lintang Rahina
42
Pertemuan Tiga Sahabat Lama
43
Rencana Tiga Sahabat
44
Siasat Licik
45
Penangkapan Sekar Ayu Ningrum, Ki Sardulo dan Nyi Wilis
46
Penangkapan Sekar Ayu Ningrum, Ki Sardulo dan Nyi Wilis II
47
Penangkapan Sekar Ayu Ningrum, Ki Sardulo dan Nyi Wilis III
48
Pertarungan Ki Ageng Arisboyo
49
Pertemuan Yang Sudah Ditakdirkan
50
Jati Diri Lintang Rahina
51
Penyatuan Dua Energi
52
Mempelajari Kitab 'Nafas Raja'
53
Ni Sriti
54
Ni Sriti II
55
Kemarahan Ki Penahun
56
Kedatangan Lintang Rahina
57
Kematian Ki Jiwo
58
Mencari Sekar Ayu Ningrum
59
Menyelamatkan Sekar Ayu Ningrum
60
Menyelamatkan Sekar Ayu Ningrum II
61
Ki Wangsa Menggala turun gunung
62
Ki Wangsa Menggala Turun Gunung II
63
Ki Penahun Tertangkap
64
Empu Bajang Geni
65
Puspa Nagari
66
Menjadi Murid Empu Bajang Geni
67
Energi Misterius
68
Energi Misterius II
69
Menembus Pintu Dimensi
70
Menembus Pintu Dimensi II
71
Pertempuran Di Puncak Lawu
72
Pertempuran Di Puncak Lawu II
73
Pertempuran Di Puncak Lawu III
74
Pertempuran Di Puncak Lawu IV
75
Pusaka Trisula Nagari
76
Pusaka Trisula Nagari II
77
Pertarungan Dua Gadis Cantik
78
Pewaris Sah 'Trisula Nagari'
79
Perjalanan Mencari Sekar Ayu Ningrum
80
Menuju tebing 'Batu Cekung'
81
Menuju Tebing 'Batu Cekung' II
82
Iblis Bumi Iblis Langit
83
Seruling Maut
84
Pertemuan Di Mulai
85
Kemunculan Para Tokoh Sakti
86
Pertarungan Para Tokoh Sakti
87
Pertarungan Para Tokoh Sakti II
88
Pertarungan Para Tokoh Sakti III
89
Pertarungan Untuk Menentukan Keputusan
90
Pertarungan Sesama Teman Lama
91
Dua Gadis Cantik Dan Gurunya
92
Seruling Ki Goprak
93
Kekacauan
94
Kekacauan II
95
Nyai Cumbu Manik
96
Hilangnya Galuh Pramusita Dan Sekar Ayu Ningrum
97
Jejak Energi Sekar Ayu Ningrum dan Galuh Pramusita
98
Bertemu Dan Belajar Tehnik Penggabungan
99
Persaingan Dua Gadis Cantik
100
Mahagni
101
Penggabungan Tiga Energi
102
Munculnya Dua Kekuatan Besar
103
'Kelelawar Bayangan'
104
'Kelelawar Bayangan' II
105
Bertemu Lagi
106
Persaingan Dua Gadis Cantik Lagi
107
Persaingan Dua Gadis Cantik Lagi II
108
Kekalahan Arga Manika
109
Benang Jiwa Iblis
110
Masuk Ke Alam Jiwa
111
Masuk Ke Alam Jiwa II
112
Kedatangan Sunu Magani
113
Menghadapi Sunu Magani
114
Kembali Dari Alam Jiwa
115
Pertarungan Di Udara
116
Kematian Sunu Magani
117
Berkurangnya Energi Lintang Rahina
118
Sekar Ayu Ningrum Menghilang
119
Pertarungan Di Pasar
120
Sindunata dan Puruhita
121
Sepasang Suami Istri Ahli Golok
122
Sepasang Suami Istri Ahli Golok II
123
Sepasang Suami Istri Ahli Golok III
124
Gadis Dengan Pedang Berkabut
125
Perjalanan Menuju Puncak Mahameru
126
Pertarungan Di Jalan Menuju Puncak
127
Pertarungan Di Jalan Menuju Puncak II
128
Pertarungan Di Jalan Menuju Puncak III
129
Mengobati Sekar Ayu Ningrum
130
Ke Arah Pesisir Wetan
131
Melayang Di Atas Lautan
132
Dihadang Ugra Asipatra
133
Menuju Puncak Gunung Agung
134
Mendapat Tugas Terakhir
135
Melawan Ni Luh Pawitra
136
Kesadaran Ni Luh Pawitra
137
Menuju Laut Timur Pulau Dewata
138
Kematian Ugra Asipatra
139
Pertarungan Di Padang Rumput
140
Hima Ledo
141
Getaran Energi Yang Sangat Kuat
142
Kei Sama, Penguasa Pesisir Selatan Sumbawa
143
Dua Iblis Tertawa
144
Datangnya Tamu Dari Jauh
145
Bertemu Dengan Guru Dan Eyangnya
146
Pertarungan Di Puncak Rinjani
147
Pertarungan Di Puncak Rinjani II
148
Pertarungan Di Puncak Rinjani III
149
Pertarungan Di Puncak Rinjani IV
150
Kembali Bertarung Di Alam Jiwa
151
Mencari Dua Iblis Tertawa
152
Mencari Dua Iblis Tertawa II
153
Bertemu lagi dengan Dua Iblis Tertawa
154
Bertarung Melawan Dua Iblis Tertawa
155
Bertarung Melawan Dua Iblis Tertawa II
156
Kurungan Dari Benang Jiwa
157
Musnahnya Mahagni
158
Kemunculan Kembali Senjata Trisula
159
Masuknya Senjata Trisula Ke Dalam Tanah
160
Pulang
161
Benang Jiwa Iblis
162
Menyelamatkan Ki Pradah
163
Menyelamatkan Ki Pradah II
164
Menyelamatkan Ki Pradah III
165
Menyelamatkan Ki Pradah IV
166
Menyelamatkan Ki Pradah V
167
Tamu Ki Ageng Arisboyo
168
Awal Pertarungan
169
Pasukan Armada Laut 'Suro Benowo'
170
Pertarungan Di Pantai Parangtritis
171
Pertarungan Di Pantai Parangtritis II
172
Pertarungan Di Pantai Parangtritis III
173
Pertarungan Di Pantai Parangtritis IV
174
Pertarungan Di Pantai Parangtritis V
175
Jalu Samodra dan Jenar Samodra
176
Bertarung Lagi
177
Bertarung Lagi II
178
Dikeroyok Dua Bersaudara
179
Dikeroyok Dua Bersaudara II
180
Keanehan Dalam Tubuh Lintang Rahina
181
Keanehan Dalam Tubuh Lintang Rahina II
182
Jawaban Lintang Rahina
183
Ki Jagad Anila dan Ki Jagad Dahana
184
Menuju Kawah Merapi
185
Menuju Kawah Merapi II
186
Berlatih Pengendalian Energi Angin
187
Melatih Ilmu Bramaseta
188
Menggabungkan Dua Tehnik
189
Masuk Ke Dalam Lava Pijar
190
Terbakarnya Benang Jiwa Iblis
191
Keluar Dari Kawah Merapi
192
Perjalanan Ke Hutan Panjalu
193
Orang Orang Suruhan Dyah Pawatu
194
Kolam Air Hangat
195
Pertarungan Di Padang Rumput
196
Racun Penghisap Energi
197
Bertemu Dyah Pawatu
198
Masuk Ke Hutan Panjalu
199
Masuk Ke Kerajaan Gaib
200
Keluar Dari Kerajaan Gaib
201
Nyi Lanjar Wangi, Kelembutan yang Mematikan
202
Tewasnya Tiga Orang
203
Melawan Putri Dyah Pawatu
204
Mengalahkan Putri Dyah Pawatu
205
Kakek Misterius
206
Dharmajaya Pawatu
207
Pertarungan Di Atas Tebing
208
Pertarungan Di Atas Tebing II
209
Pertarungan Di Atas Tebing III
210
Mengeluarkan Energi Siluman
211
Mengembalikan Energi Keempat Guru
212
Mengembalikan Tongkat Kayu Dharmajaya Pawatu
213
Munculnya Putri Galuh Pawatu
214
Melawan Putri Galuh Pawatu
215
Melawan Putri Galuh Pawatu II
216
Melawan Putri Galuh Pawatu III
217
Tewasnya Dharmajaya Pawatu
218
Pengorbanan Putri Galuh Pawatu
219
Kembali Ke Hutan Panjalu
220
Pohon Keabadian
221
Bertarung Melawan Gulizar
222
Ledakan Besar Pohon Keabadian
223
Musnahnya Nigul Dedan
224
Dewi Tara
225
Pertarungan Di Atas Permukaan Danau
226
Memberikan Energi Pada Esana Tara
227
Ikut Peperangan
228
Pertarungan Para Biksu
229
Berakhirnya Peperangan
230
Bertemu Dengan Seruni
231
Berita Tentang Tamu Dari Seberang
232
Bertarung Melawan Pasukan Dari Jepun
233
Saudara Dari Negeri Campa
234
Seruni Diculik
235
Luapan Amarah Sekar Ayu Ningrum
236
Menuju Daratan Besar
237
Menyerap Pendaran Sinar Hijau
238
Menemukan Sekelompok Biksuni
239
Pertarungan Di Halaman Kuil
240
Pertarungan Di Halaman Kuil II
241
Tulisan Di Dìnding Dan Lantai Kuil
242
Datangnya Tiga Pria Ke Kuil
243
Serbuan Klan Kemala Hijau
244
Melawan Sepasang Suami Istri Kim
245
Melawan Sepasang Suami Istri Kim II
246
Melawan Sepasang Suami Istri Kim III
247
Menyelamatkan Seruni
248
Perjalanan dengan kapal
249
Pertarungan Di Tengah Lautan
250
Siluman Naga
251
Menuju Sarang Siluman Naga
252
Kerlipan Cahaya Sisik Naga
253
Bertarung Melawan Siluman Naga
254
Mengalahkan Siluman Naga
255
Menuju Ke Pulau Neraka
256
Bertarung Melawan Naga Api Merah
257
Bertarung Melawan Naga Api Merah II
258
Mengalahkan Siluman Naga Api Merah
259
Pertarungan Sindunata Dan Puruhita Di Parangtritis
260
Tiba Di Negeri Jawadwipa
261
Bantuan Anak Siluman Naga
262
Dimulainya Rencana Penyelamatan
263
Kenekatan Tuan Muda Kim
264
Hilangnya Indrabayu
265
Senopati Terkuat Kerajaan Gaib
266
Wujud Lain Dewi Gayatri
267
Kembali Mengeluarkan Benang Jiwa
268
Menyelamatkan Indrabayu
269
Pertarungan Kembali Melawan Dewi Gayatri
270
Dua Pertarungan Di Atas Lautan
271
Dua Pertarungan Di Atas Lautan II
272
Mencari Keberadaan Kerajaan Liliputan
273
Masuk Ke Pulau Liliputan
274
Bertarung Di Atas Pulau Liliputan
275
Masuk Ke Dalam Kawah Gunung Api
276
Masuk Ke Dalam Kawah Gunung Api II
277
Terjerat Benang Energi
278
Kelicikan Raja Manusia Kerdil
279
Galuh Liliputan
280
Akhir Pertarungan
281
Penyerapan dan Pengendalian Energi Cambuk
282
Kembali ke Negeri Jawadwipa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!