DUAKK!!!
Rama terjatuh, Andi berdiri di depan Amel dan masih memegangi tangannya, sementara Amel menutup mulutnya yang menganga, dengan tangan yang satunya menyaksikan adegan itu. Bukannya marah dia malah kagum, ternyata Andi bisa bela diri.
...☆☆☆☆☆...
Andi dan Amel sedang makan di cafe di dekat Studio Phone, mereka memesan nasi goreng dan teh manis hangat. Setelah menonjok Rama, Andi menarik Amel dan membawanya naik ke motornya, kemudian mengajaknya ke cafe itu.
Tanpa mereka ketahui, Rama membuntuti di belakang mereka, di dalam mobilnya. Sebelumnya, dia menyuruh sopirnya untuk menabrak mereka berdua, tapi sang sopir tidak mau, walaupun di ancam di pecat dari pekerjaannya.
"Kenapa selama ini gak pernah ngelawan, kalau di hajar Rama dan kawan-kawan" Tanya Amel, setelah mereka selesai makan.
"Gak tau ya,,,kenapa. Gak pengen aja" Jawab Andi asal, padahal dia hanya tidak ingin semua menjadi runyam, karena sebelumnya yang dia tau selama ini, beasiswa untuknya itu dari ayah nya Rama, takut beasiswa itu di tarik, gara-gara Rama mengadu kepada ayahnya, tapi setelah dia tau segala nya bahwa ayahnya Rama adalah bawahan ayahnya. Beban nya selama ini hilang, dia gak akan mengalah lagi. Masalah membela diri dia memang tidak sejago Aris kakaknya.
" Terus kenapa merubah penampilan Andi sekarang" Tanya Amel lagi.
"Amel gak sukaa??" Tanya Andi kembali, menggoda cewek itu.
" Sukaaa,,tapi" Mendadak cewek itu berhenti ngomong, ketika melihat senyuman Andi yang mendengar kata suka darinya.
" Iiiih,,,Andi " Katanya pura-pura jengkel, membuat senyum cowok itu semakin lebar.
" Metamorfosis, dari kepompong menjadi kupu- kupu" Ujar Amel tersenyum.
" Kok kupu-kupu" Tanya Andi.
"Soalnya cantik" Jawab Amel menerawang.
"Kok cantik, harus nya ganteng dooong" Andi menggombal.
" kupu-kupunya yang cantik" Ujar Amel salah tingkah, menyeruput minumannya yang sudah tandas.
"Ooohh,," Andi juga menyeruput teh nya, tak percaya bisa ngomong begitu kepada Amel. Sangat menyenangkan, membuat jantungnya berdebar-debar.
Setelah mereka selesai makan, kemudian Andi akan mengantar Amel pulang, ketika Amel turun dari motornya, tiba- tiba terdengar suara klakson bus, nyaring dan panjang. Menabrak Andi dan menyeretnya hingga 200 meter. Amel yang menyaksikan kejadian itu, langsung di hadapnnya, terduduk lemas, tidak sanggup menopang berat tubuhnya, tidak sanggup berkata-kata lagi. Aris yang kebetulan juga baru pulang naik ojek, melihat kejadian itu, sempat terpana dan berteriak memanggil adiknya, kemudian berlari melihat sopir bus yang akan melarikan diri. Sopir itu habis di hajar massa, sebelum Aris mencapainya, kemudian dengan takut-takut, dia menjenguk Andi yang tertindih motornya, yang bagian depan motor itu sudah hancur, di bawah bibir bus. Hidung dan telinga adiknya mengeluarkan darah, darah kental juga merembes di kepalanya. Aris berjongkok di sampingnya, tidak sanggup berkata-kata, hanya menangis dan menyebut nama adiknya itu. Tidak menyadari polisi dan ambulans yang sudah datang dan mulai mengangkat tubuh saudaranya. Kemudian bergegas ikut masuk ke dalam mobil ambulans menuju rumah sakit.
Bapak yang baru pulang dari pasar memakai sepeda Andi, tidak sempat melihat kejadian itu dan berhenti terpana melihat motor berwarna merah nyungsep ke dalam bus, berharap kalau korban bukan anak nya. Amel yang melihat bapak di seberang langsung menangis lagi sambil menghampiri beliau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments