ANDI LUKMAN HAKIM
"Hari ini harus bisa mencetak angka, Amel melihat ku, semua mengelu-elukan nama ku" Ujar Andi di dalam hatinya sambil tersenyum.
Posisi Andi yang bebas, tidak ada lawan yang menghadang, memudahkannya untuk mencetak angka, peluang besar meraih kemenangan. Dia mendribel bola dengan semangat sambil berlari, dua langkah besar sebelum melompat dan menembakkan bola ke ring lawan,shoooo,,,** dua angka, penonton tegang.
Tiba-tiba ada yang menjawil telinganya. Andi yang sedang nyender di pagar pembatas, di tingkat dua, di depan kelasnya, sambil menatap kosong kearah lapangan basket di bawah, kaget menoleh ke belakang.
" Tidak mendengar bel ya, kamu" Ujar ibu Mia guru bahasa inggris.
'' Maaf Bu " Ujar Andi kemudian masuk ke dalam kelas di iringi ibu Mia.
Teman-teman sekelas Andi cekikikan menyaksikan adegan itu, rupanya mereka sengaja membiarkan Andi di luar sementara yang lain sudah berebutan masuk ketika melihat ibu Mia menuju kelas.
" Rasain! enak ngga enak ngga, melamun terus sih" Bisik Rama mengejek, Andi cuma tersenyum pasrah sambil mengeluarkan laptopnya.
Andi bersekolah di SMP Dwi Warna, sekolah paling top di kotanya yaitu Kandangan. Belajarnya saja memakai komputer yang membuat nya wajib memiliki laptop, dan membuat bapaknya harus bekerja ekstra untuk mendapatkan barang itu walau yang bekas sekalipun. Kalau bapaknya tidak memaksa, dia juga tidak mau sekolah disitu, karna yang bersekolah disitu kebanyakan anak orang kaya. Biaya daftar masuknya saja sudah sejumlah dua bulan gajih pensiun bapak, belum lagi iuran bulanan, biaya makan siang dan snacknya. Beruntung Andi mendapatkan beasiswa yang membuat dia tidak perlu membayar ini dan itu di sekolahnya, alasan itulah yang membuat bapak memaksa Andi bersekolah di sekolah elit itu. Orangtua mana yang tidak ingin memberikan yang terbaik unruk anaknya. Beliau tidak tahu karena alasan itu pula lah Andi tidak mempunyai teman, karena tidak selevel dengan yang lain.Padahal Andi termasuk cowok yang tampan dan cerdas, peringkat satu di sekolah tidak membuat dia disegani teman-temannya.
Teman-teman tidak sejahat itu sih sama Andi kalau ada maunya, seperti tugas kelompok misalnya, mereka berebutan memilih Andi. Karena nantinya Andi bakal mengerjakan semuanya sendiri dan dijamin kelompok mereka akan mendapat nilai A+ sementara yang lain bersantai semaunya. Sedangkan Andi memang lebih suka bekerja sendirian.
Seperti sekarang mereka mengerjakan tugas kelompok bahasa inggris, beranggotakan lima orang, anggotanya boleh pilih sendiri. Alhasil yang duduk dekat Andi langsung merapatkan meja dan kursinya, yang duduk agak jauh dan tidak sempat ikut-ikutan cuma bisa mencibir.
Mentranslate dialog drama pendek dari bahasa Inggris ke bahasa daerah tugas mereka hari ini, nontonnya sih bareng tapi mengerjakan tugasnya hanya Andi seorang diri. Kalau tidak, nanti dia akan jadi bulan-bulanan teman sekelas. Andi diam saja diperlakukan seperti itu, di dalam hati sebenarnya ingin sekali tidak mencantumkan nama yang lain tapi apa boleh buat, dia tidak ingin diperlakukan seperti waktu dulu. Teman sekolahnya membully berjamaah, pulang sekolah di cegat sekelompok anak yang mungkin bercita-cita menjadi preman.
"Dilarang buka internet, wi-fi Ibu matikan. Kalau ada yang curang Ibu pastikan nilainya Nol" Ujar ibu Mia menunjuk ke depan beliau, langit-langit belakang kelas, kearah CCTV .
CCTV di pasang disetiap sudut sekolah, masing-masing di setiap kelas, kantor dan setiap ruangan di area sekolah dipasang CCTV, kecuali toilet. Ada 4 kelas di tiap tingkatannya, Andi ada di kelas 2B. Bangunan sekolah itu bertingkat 2 dan kelas 2B berada di puncak tangga belok sedikit.
Tiga jam mata pelajaran bahasa Inggris di pagi itu, membuat bel istirahat sudah di tunggu-tunggu dari tadi, ketika berbunyi " Yeeeee! " Semua murid bersorak, langsung ngeloyor pergi tanpa permisi meninggalkan ibu Mia yang menunggu ketua kelompok mengirim tugas-tugas mereka melalui aplikasi pesan Whatsapp.
Kantin sekolah sudah penuh dengan murid-murid yang sedang makan dan bercanda, Andi dan yang lain menuju meja prasmanan untuk mengambil apa saja yang disuka, tapi terkhusus buat Andi disediakan nasi bungkus sederhana, sepotong semangka dan melon plus sebotol air mineral. Pengaturan ini jadi bahan olok-olok satu sekolah, membuat Andi membawa makanannya keluar dan menyantapnya di taman. Tidak ada yang berani berakrab-akrab dengan Andi, takut terkena imbasnya, jadi bahan ledekan satu sekolah.
Dua tahun bersekolah di sekolah itu, yang dikelilingi dengan kemewahan, dan anak-anak orang kaya, membuat Andi minder, tidak percaya diri,dan suka menutup dirinya. Kalau bukan karena bapak, mungkin dia sudah berhenti sekolah, ingin membantu bapak mencari uang. Satu tahun lagi pikir Andi, dia harus bisa bersabar kemudian lulus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments