Mama yang melihat Andi dengan penuh luka, dan berjalan terpincang-pincang kaget, lalu berteriak memanggil bapak, bingung ketika anaknya yang baru saja berangkat, malah sudah pulang dengan badan penuh luka dan di antar oleh orang yang tidak dikenal.
Pak Bambang menunggu di luar, di dalam mobil yang sedang di parkirkan di depan rumah bapak. Menunggu Andi menjelaskan kepada orang tua angkatnya, bahwa sudah saatnya dia bertemu keluarga kandung nya, karena ayah nya yaitu bapak Firman sudah pulang ke tanah air. Meskipun hal ini sudah mereka bicarakan, tapi tetap saja membuat mereka menangis sedih. Mama memeluk Andi dengan erat, sedangkan bapak menepuk- nepuk bahu Andi, tak kuat menahan air mata.
"Andi ga selamanya pergi kok Pak, Ma. Nanti juga Andi kembali, sampaikan sama kak Aris, sampai jumpa" Ujar Andi tidak bisa menahan air matanya menetes.
Setelah mengganti pakaian nya, lalu memasukkan beberapa pakaian ke dalam ransel, kemudian mencium tangan ke dua orang tua angkatnya, sebelum akhirnya menaiki mobil dan berangkat menuju bandara.
...☆☆☆☆☆...
Berada di Negri Hitam, sangat berasa hawa nya yang panas, berbeda dengan kota Kandangan yang sejuk. Andi sedang berada di cafe bandara, menunggu jemputan. Kemudian ada seseorang yang memanggil Andi dan menghampiri nya, sambil menyeret koper kecil.
"Hei Kamu,,,yang tadi di pesawat kan" Panggil nya dengan sumringah, yang di jawab Andi dengan anggukan.
"Maaf,,,boleh pinjam uang ga" bisiknya tanpa malu- malu.
"Nanti Gue ganti, dompet Gue ga ada dan sekarang Gue ga ada uang sama sekali" Ujarnya memelas.
"Emang nya koper Kamu taruh di mana, kalau dalam bagasi pesawat jangan harap kopermu aman, kecuali Kamu ikat dengan lak ban" Jelas Andi.
Bukan karna berpengalaman, tapi Andi pernah melihat berita bahwa ada orang yang bekerja membongkar bagasi pesawat, orang itu dengan jahil nya membuka isi koper dan mengambil barang berharga milik penumpang. Beruntung Andi yang cuma memakai ransel seperlunya dan tidak membawa uang tunai.
"Iya Gue ga tau, baru pertama kali soal nya" ujar cewek itu putus asa.
"Sorry tapi Aku ga punya uang tunai" Kata Andi menyesal.
"Tapi nanti Aku mau tarik tunai" Lanjut Andi kemudian, setelah melihat cewek itu hampir menangis.
...☆☆☆☆☆...
"Ga ada uang kecil" Kata Andi menyerahkan selembar uang berwarna merah.
"Iya gak pa-pa" Sambut cewek itu, kemudian menyerahkan catatan.
"Nomer Gue, makasih ya udah di bantuin" Lanjutnya, Andi mengangguk kemudian cewek itu permisi pergi duluan.
Andi tidak menyadari ketika cewek itu berbalik dan tersenyum senang. 'lumayaaaan,,,cowok bego, telpon tu nomer gak aktif ' ucapnya dalam hati. Dan cewek itu juga tidak melihat Andi, yang sedang menaiki mobil Fortuner yang menjemput nya. Kemudian mendahului cewek itu yang kegirangan, Andi meliriknya lewat kaca spion dan sadar bahwa dia sedang dibodohi. Andi tersenyum misterius, dia tidak bodoh.
Dari awal di dalam pesawat, Andi sudah curiga dengan cewek itu yang sok kenal sok dekat dengan dirinya. Dengan ekor matanya, Andi melihat cewek itu yang sedang menilai dirinya. Penampilan Andi yang biasa saja, dengan wajah yang biru bekas tonjokan, cowok umur belasan, berkaca mata dengan sepatu kets berwarna putih yang terlihat lebih mahal dari pakaiannya. Anak pelarian pikir si cewek, sedangkan Andi berpikiran sama dengan cewek itu, dia tidak terlalu memikirkan uangnya, tapi cara cewek itu menipunya yang membuatnya kesal. Cuma uang seratus ribu rupiah tidak sebanding dengan uangnya yang 1M, anggap sedekah. Andi tersenyum damai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments