Akhirnya Andi sampai ke tujuan, setelah Empat jam perjalanan, tempat tujuan nya ternyata adalah villa keluarga di bukit Palawan. Sedangkan rumah orang tuanya berada di bawah bukit, Satu jam perjalanan dari bukit Palawan. Sebenarnya tadi dia melewati sekilas rumah orang tuanya yang begitu unik, rumah Sawah namanya.
Begitu Andi datang, ternyata dia sudah ditunggu ibu dan ayahnya di halaman. Merasa canggung, Andi menuruni mobil dan perlahan menghampiri mereka yang tersenyum. Ibunya tidak tahan lagi, langsung menghambur kepelukan Andi, kemudian ayahnya juga menghampiri dan memeluk mereka berdua.
"Udah ah, drama peluk-pelukan nya" Ujar seorang wanita, yang tiba-tiba keluar dari villa dan mengagetkan Andi, kedua orangtua nya melepaskan pelukan mereka. Kemudian, gantian wanita itu yang memeluk Andi, wajahnya mereka sangat mirip, dia adalah Sintia Laura Hakim, kakak kandung nya. Ibu membelai pipi Andi dan memeluk ke dua anaknya, ayah nya kemudian ikut-ikutan memeluk mereka bertiga. Andi merasakan kehangatan.
...$$$$$...
"Culun banget sih Kamu Ndi,," Tegur Sintia, ketika Andi selesai mandi dan melihat cara berpakaian nya, yang ditegur pun tersenyum malu.
Mereka berempat sedang berada di ruang tamu, ruangan itu menjorok keluar bukit, dengan teras yang menjorok keluar dan mengarah ke barat, pas untuk melihat matahari terbenam. Sedangkan halaman depan mengarah ke timur menghadap matahari terbit. Sengaja mereka bertemu di villa, karena acara sesungguhnya ada di hotel di dekat situ.
"Husss Kamu, sama adik sendiri" Tegur ibu tersenyum kepada Andi.
" Kakakmu itu memang blak-blakan, kadang ga liat situasi tu mulutnya, ga jarang bikin Ibu kelabakan di depan orang" Cibir ibu nya, Sintia pura- pura cemberut, dia datang seorang diri karena suami nya sedang ada keperluan.
Acara yang akan mereka hadiri adalah pernikahan anak nya sepupu ibu, sekaligus orangtuanya akan memperkenalkan Andi kepada keluarga besar pihak ibu.
Acara tersebut hanya di hadiri oleh kerabat dekat dan kerabat jauh.
Kesan pertama Andi dengan keluarganya, tidak seperti dugaannya selama ini, dia membayangkan kalau keluarganya seperti orang kaya kebanyakan yang mengandalkan uang, memakai barang bermerk dan yang paling mahal, bersifat dingin tak peduli, ternyata dugaannya salah. Keluarganya adalah orang-orang yang hangat, tidak seperti dirinya yang kikuk.
Tiba saat acara perkawinan, mereka datang memakai mobil sedan yang dikendarai kakaknya. 30 menit yang mereka perlukan menuju ketempat acara, karena jalannya yang menanjak.
Kemudian mereka bercengkrama dengan keluarga yang lain, bahkan Andi dipeluk oleh bibi nya ibu, yang berarti adalah nenek nya Andi. Mereka menerima Andi dengan suka cita dan rasa syukur, dan sangat menyayangkan ketika Andi hilang waktu itu. Tak terasa waktu sudah tengah malam dan mereka pamit pulang lebih dulu, karena yang lain menginap di hotel, jadi hanya mereka sendiri saja yang pulang malam itu. Ke villa mereka, kemudian lanjut paginya akan kerumah sawah milik orang tuanya.
" Andi, besok temenin Aku ke kota" Ujar Sintia kepada Andi yang mengangguk setuju.
"Besok sore kita memang harus ke kota" Ujar ayah.
"Tapi Andi harus belanja besok Yah, dia tuh harus di dandanin biar keren. Nanti Aku bakal bantu milih pakaianmu Ndi, selera Mu kuno" Cerocos Sintia.
Ayah menghela nafas, sedangkan ibu geleng- geleng kepala.
" Tunggu besok, waktu ketemu keluarga Ayah, Kamu akan berterima kasih pada Kakakmu ini" ujarnya bangga.
Andi lupa, bahwa masih ada keluarga besar ayah, keluarga Hakim, keluarga orang kaya yang sebenarnya, sedangkan keluarga ibu yang baru saja dia kenal, adalah keluarga yang sederhana. Ibu yang di persunting Ayah, yang seorang anak konglomerat, bak seorang Cinderela yang di persunting Pangeran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments