Andi lupa, kalau dia masih harus bertemu dengan keluarga dari pihak ayah. Menurut kakak nya, keluarga ayah lebih angkuh dan banyak lagaknya, jadi Andi harus memakai pakain yang bermerk dan trendi. Sintia hampir memborong pakain di butik langganannya, tapi di tahan oleh Andi dan memilih masing-masing barang 3 buah, dan membayarnya dengan kartu kredit ibunya, yang ketika ingin di kembalikannya, malah di tolak beliau sampai Andi lulus sekolah nanti.
Dia dan ayah nya, juga kakak ipar nya kontras memakai setelan jas berwarna biru malam, sedangkan ibu dan Sintia memakai gaun panjang berwarna sama, juga biru malam.
Tibalah mereka di rumah neneknya Andi, rumah yang megah bagai istana. Tidak pantas di sebut rumah, menurut Andi ini adalah kastil gaya modern, karena ada tempat parkir bawah tanah. Di halaman nya terhampar danau mini, yang di ujungnya bagai air terjun kilat api.
Tidak salah Andi menyebut nya kastil, karena langit- langit nya sangat tinggi, dinding nya terbuat dari batu dan di penuhi dengan lukisan yang dia tidak tahu nama dan karya siapa. Tempat acara ternyata ada di halaman belakang, yang lebih luas dari danau mini di halaman depan, dengan kolam renang sebagai pusatnya. Banyak kerabat ayah yang bergerombol, ada 3 orang, ada yang 4 orang, sedang berbincang, saat mereka datang, banyak yang menatap mereka bahkan ada yang berbisik-bisik.
Furqan menghampiri mereka, gagah dan tampan. Dengan pakaian yang serba hitam, mahal dan elegan. Terkesan angkuh dan tak terjangkau, tapi begitu kau mengenal nya, dia adalah sosok yang hangat dan pengertian. Dia langsung memeluk abang nya dan cipika cipiki dengan kakak ipar nya, kemudian mencubit gemas pipi Sintia.
"Bagaimana perjalananmu Ndi" Ujar Furqan menyalami Andi, yang langsung mencium punggung tangannya.
" Cakeeeep,,anak berbakti" Tunjuk nya kepada Andi, sambil tersenyum kepada abang nya yang langsung merangkul putranya.
" Kemana Ozan" Tanya Furqan kepada Sintia.
" Lagi parkir, sebentar lagi nyusul" Jawabnya, sembari melambai ke seberang kolam dan memberi tanda kepada ayah kalau dia mau menyusul sepupu nya. Sedangkan ibu juga pamit untuk menyapa mertua nya, alias kakek dan nenek Andi.
Ayah mengajak Andi berkeliling sambil menyapa kerabat yang lain, kerabat ayah tidak seramah kerabat ibu. Persaingan begitu kental di sini, banyak kepalsuan, tatapan dengki di balik punggung. Andi merasakan tatapan-tatapan iri kepada ayah nya. Karena ayah nya adalah pewaris sah dari kakek nya, penerus perusahaan terbesar di Negeri itu. Dan selanjut nya akan bergulir ke tangan Andi, keturunan laki-laki dan dia juga merasakan tatapan tidak bersahabat dari Ozan, kakak iparnya yang langsung bergabung dengan kerabat, yang lebih berpengaruh dan memiliki tatapan yang sama.
Tiba saat Andi bertemu kakek dan nenek nya, kakek nya terlihat masih muda dan gagah, juga tampan seperti ayah nya, terkesan angkuh seperti paman nya. Sedangkan neneknya orang yang ramah dan menyenangkan, langsung memeluk Andi. Pelukan tulus dan penuh kasih sayang, andi merasakan nya.
Persaingan di dalam keluarga, tidak sesederhana yang kakak nya pikirkan, tidak semata- mata bersaing dengan pakaian yang mewah dan mahal, tapi Andi melihat persaingan kekuasaan di dalamnya. Para wanita menatap iri dengki kepada ibu, sedangkan para lelaki menatap iri dengki kepada ayah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments