Malam itu Andi dan kedua orang tuanya, sedang bersantai menonton drama di televisi, tiba-tiba terdengar suara sepeda motor berhenti di halaman rumah. Mereka terdiam menunggu apa yang akan terjadi, tiba-tiba terdengar erangan dan suara gedebuk di teras, kemudian kendaraan itu berlalu pergi.
"Kak Aris " Seru Andi setelah mengintip di jendela lalu membuka pintu, Andi dan bapak menghambur keluar, menghampiri Aris yang tergeletak tidak sadarkan diri.
" Bangun Ris, bangun" Panggil bapak khawatir sambil menepuk pelan pipi anak sulungnya, Aris mengerang kemudian mencoba duduk, bau alkohol menyeruak.
" Duh, Gue bilang jangan ke rumah" Ujar Aris teler, bapak terkejut bagai ditampar di wajah.
Kemudian Aris muntah-muntah dihadapan bapak, hampir mengenai sarung beliau, bapak tidak dapat berkata apa-apa saking marahnya.
" Bersihkan Ndi" Ucap Aris sempoyongan mencoba berdiri.
" Bersihkan sendiri" Bentak bapak, berdiri dan masuk ke rumah.
" Jangan tidur di rumah!! Andi masuk!!" Lanjut bapak di ambang pintu, Aris terpeleset muntahannya sendiri kemudian tertidur lagi. Mama yang mendengar di dalam rumah hanya bisa menangis dalam diam, sambil memukuk-mukul dadanya sendiri.
Pagi itu, Aris sudah tertidur di pangkuan mama di sofa, sambil dielus-elus oleh mama, rupanya setelah shalat subuh, mama diam-diam membuka pintu, dan menyuruh Aris, yang mengetuk-ngetuk pintu, setelah terbangun dari tidurnya itu masuk.
Mama sesenggukan melihat anaknya tertidur, sambil tetap mengelus kepala Aris, kemudian Andi menghampiri mereka dan duduk disamping mama, sambil membawa nasi uduk 3 bungkus, bapak sudah pergi dari tadi setelah Aris masuk.
" Makan dulu Ma" Tawar Andi.
" Ma,, Andi tuh sirik Ma hehehe " Tunjuk Aris cengengesan, rupanya dia terbangun ketika Andi duduk. Mama melirik Andi yang cuma menatap kakaknya bengong, kemudian mengerutkan keningnya ke arah mama, seakan bertanya 'masih mabok, 'kah?'
" Mama nih sudah bau tanaaaahh, tapi tetep unyu-unyu" Ujar Aris mengibaskan tangannya ke udara, kemudian mencubit pipi mamanya dengan gemes, Andi menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian mulai memakan makanannya, sementara mama tersenyum lemah.
Andi memakan makanannya, sambil mendengarkan keluh kesah Aris, yang ternyata kemarin ditolak oleh cewek yang ditaksirnya, kemudian menantang preman pasar minum miras, lalu curahan hatinya beralih karena kecewa dengan bapak, bapak yang miskin, bapak yang tidak bisa membahagiakannya, bapak yang tidak mau membelikan motor, dan bla,bla,bla. Kemudian Andi pamit berangkat kesekolah, di lubuk hatinya yang terdalam Andi juga merasakan hal yang sama, tapi dia lebih memilih ikhlas dan tidak ingin mempersulit orang tua, tidak seperti kakaknya yang membangkang, seakan sengaja membuat bapak marah, mencoba mencari perhatian.
Saat menuju kelas, Andi berpapasan dengan Amel yang melemparkan senyumnya, dan langsung dibalas Andi tanpa ragu. Dari kejauhan Rama memperhatikan mereka dan tersenyum licik, setelah mendapat pesan dari Agung kemarin, membuatnya tidak sabar ingin memberi anak itu pelajaran.
Firasat Andi hari ini tidak baik, dia melihat sikap Rama yang tidak bersahabat, dan membentak semua orang yang ada didekatnya, dengan sesekali meliriknya.
Firasat Andi terbukti benar ketika istirahat pertama, Rio dan Agung menyeretnya paksa ke belakang toilet sekolah, area bebas CCTV. Disitu sudah menunggu Rama, yang dengan santai mengisap rokoknya, dengan dorongan keras oleh Agung di punggungnya, Andi langsung terjerembab dihadapan Rama.
" Naksir Lo sama Amel" Ujar Rama to the point.
" Udah tau kan tu cewek yang paling cantik, dan cewek itu PACAR GUE" Rama langsung melayangkan tinjunya ke perut Andi, yang baru saja berhasil berdiri.
Refleks Andi membungkuk menahan sakitnya, sebelum dia menegakkan badannya, tinju Rama sudah hinggap dihidung Andi, yang membuatnya tersungkur. Kemudian Rama dengan brutal menendang sekujur tubuh Andi, yang tidak bisa melawan, dan cuma bisa mengerang kesakitan.
" Kalau Gue lihat sekali lagi Lo senyum-senyumin pacar Gue, Gue pastiin Lo ga bakal bisa sekolah disini lagi" Ancam Rama sambil menarik kerah baju Andi, kemudian menghempaskannya, lalu mereka pergi meninggalkan Andi yang tergeletak sendirian. Tanpa mereka sadari, kepala Andi membentur batu dan pingsan.
" Ndi, bangun Ndi. Siapa yang melakukan ini Ndiii " Pak satpam menepuk dan mengguncang Andi.
Tiba-tiba Andi terbangun dan mencoba duduk, kemudian meringis kesakitan sambil memegang rusuknya. Hari sudah sore, sekolah sudah kosong, rupanya pak satpam melihat sepeda Andi yang masih nangkring sendirian di parkiran, dan juga ada tasnya yang masih bertengger di bangku kelas, membuatnya berpatroli ke penjuru sekolah. (padahal kan ada CCTV om satpam)
Andi pulang diantar pak satpam dengan motornya, sedangkan sepeda Andi digandeng di belakang. Terpincang-pincang Andi masuk ke rumah, mama yang sedang duduk bercengkrama di teras dengan Aris kaget, sedangkan Aris menatap sinis.
" Siapa yang berani menyentuh Lo selain Gue"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments