Jam Empat pagi mereka sudah berangkat, sehingga jam Enam pagi sudah sampai dirumah. Aris di sambut mama dengan suka cita, ketika mereka muncul sedangkan bapak diam saja dan bertanya kepada Andi perkembangannya, saat bertemu dengan pamannya, yang kemudian di ceritakan Andi dengan singkat sambil bersiap berangkat ke sekolah.
Andi dan Aris terlihat rukun saat itu, membuat mama senang, bapak pun terlihat senang melihat kedua putranya akrab.
Mereka berdua sudah sepakat, setelah beradu urat saraf kalau motor itu tidak akan dipakai ke sekolah, Andi tidak ingin menarik perhatian, kalau anak sekolahan seperti dirinya mengendarai moge ke sekolah, sedangkan Aris merasa mubazir kalau dianggurin dirumah. Lalu tiba-tiba Andi mempunyai ide, untuk memotivasi kehidupan kakaknya dan sekolahnya.
"Motor itu boleh deh buat Kakak " Katanya suatu hari.
"Seriuuss Lo.." Tanya Aris tidak percaya, Sambil memelototkan matanya kearah Andi.
"Serius,asaaaal,,,,Kakak berhenti mabok dan jangan membuat bapak sama mama khawatir" Ujar Andi, Aris mengernyitkan keningnya.
"Apapun yang harus Gue lakuin demi moge, pasti bisa, okeh deal!!" Ujar Aris semangat, yang membuat Andi tersenyum.
"Kalau pas Andi ngga ada, Kakak yang harus jagain mama, jangan bikin beliau cemas" Ujar Andi seperti ingin pamitan.
"Jangan khawatir" Ucap Aris manis.
"Dan jangan dijual" Tambah Andi mengacungkan telunjuknya sambil melotot mengancam.
"Iya ah bawel, Gue ga bodoh menjual barang begituan, pasti orang ga sembarangan yang pengen beli, apalagi yang jual bukan pemiliknya" Terang Ari, Andi manggut- manggut ternyata kakaknya punya wawasan yang luas.
Kehidupan sekolah Andi sedikit berubah, meski dia tetap tidak mempunyai teman, karena Rama sepertinya menahan keinginannya untuk mengganggunya, dia menyukai perubahan ini. Dia bisa mengerjakan tugas dan tidak ada orang yang menjahilinya, karena Rama lah yang memiliki andil besar yang menggangu ketentraman kehidupan sekolah Andi.
Suatu hari, Andi menyadari kenapa Rama jadi kalem terhadapnya ketika bapak Bagas, ayah Rama datang kesekolah dan meminta Andi untuk bertemu.
"Siang Pak " salam Andi ketika memasuki kantor yang kosong, betapa terkejutnya Andi melihat ayahnya Rama membungkukkan badannya.
"Saya atas nama Rama, memohon maaf atas segala perlakuan anak saya kepada Anda, saya tidak tahu bahwa Anda keponakan Manager" Ujar bapak itu.
Rupanya malam itu, saat direstoran beliau menyadari bahwa Andi adalah anak yang menerima beasiswa disekolah Dwi Warna, yang ternyata keponakan bosnya. Dan ternyata selama ini beliau juga mengetahui, bahwa anaknya selalu menyiksa Andi. Kesan Andi terhadap ayahnya Rama berubah, seandainya beliau tetap tidak tau siapa Andi, mungkin perubahan ini tidak akan terjadi, Andi tersenyum kecut.
"Saya tidak ingin membuat keributan, semua orang tidak tahu siapa Saya dan saya tidak ingin merubah itu" Ujar Andi kemudian permisi pergi.
"Apapun yang Anda perlukan, Saya siap membantu" Ujar beliau sebelum Andi mencapai pintu, Andi menghentikan langkahnya.
"Baiklah" Ujar Andi singkat .
Siang itu masuk notivikasi m-banking di hp bututnya, saldo telah ditambahkan Rp 1000000000,00.
"Ga salah nih" tanya Andi dalam hati, langsung berdiri dari duduknya di kantin, membuat teman- teman yang sedang makan memandangnya heran. Sekarang makanan Andi disamakan dengan teman yang lain, setelah bapak Bagas mengetahui siapa Andi sebenarnya. Setelah melihat nama pengirimnya adalah Firman Hakim baru dia duduk kembali, berarti tidak ada orang yang salah kirim. Uang itu dari ayahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments