Semua orang memandang kagum kearah Andi, Minggu sore dia mencoba motor itu sekaligus akan pergi menemui Furqan yang sekarang berada di ibukota setelah sebelumnya menelepon pamannya itu. Motornya sangat nyaman, dengan suara yang gede tapi lembut. Para cewek memandangnya kagum, sedangkan para cowok memandangnya iri. Rasa senang dan bangga tidak dapat dipungkiri oleh Andi, untung dia memakai helm full face karena Andi tidak dapat menutup bibirnya yang selalu tersenyum. Dikejauhan Andi melihat kakaknya yang sedang nongkrong di tempat biasa, dia yang mencari teman di perjalanan menghentikan laju motornya di depan kakaknya yang tertegun memandang motor itu dan tidak mengenali pengendaranya. Andi memberi isyarat kepada Aris untuk naik kebelakang motornya sambil menyerahkan helm berwarna pink, dengan ragu Aris menggelengkan kepalanya. Kemudian Andi menunjukkan ibu jarinya yang dia arahkan kebawah 'cemen'. Sontak Aris terpancing kemudian langsung melompat keboncengan Andi, teman-teman aris tidak sempat mencegah saat Andi melajukan motornya, kemudian mereka membuntuti dibelakang motor itu takut teman mereka dipukuli orang yang ada dendam dengan mereka. Andi yang melihat itu langsung melajukan motornya, membuat Aris yang duduk dibelakang harus memeluk pinggang Andi. Teman-teman Aris langsung kehilangan jejak mereka. 2 jam perjalanan, mereka diam membisu karena mereka sama-sama menikmati perjalanannya kemudian Andi memelankan laju motornya dan memasuki area hotel NUANSA. Hotel terbesar dan mewah di kota itu.
Aris langsung pias, jangan-jangan dia akan diperkosa, atau disana sudah menunggu sekelompok mafia, dan dia akan dijadikan penari bugil sebelum disodomi, pikiran Aris berkecamuk.
Andi menoleh kebelakang setelah motornya diparkirkan di parkiran depan hotel karena dia tidak bisa turun, sang kakak masih setia bertengger dibelakang dan tangannya menyilang didada menutupi bagian depan tubuhnya.
" Turun dong napa??" Ujar Andi membuka suara. Aris yang merasa mengenal suara itu langsung turun dari motor dan memperhatikan Andi melepaskan helmnya.
"Sontoloyo!!" Seru Aris sambil menjitak kepala adiknya, yang dijitak mengaduh kesakitan sambil mengusap puncak kepalanya.
"Ngapain main culik segala" bentak Aris lagi.
"Siapa yang nyulik, kakak naik dengan suka rela kok" ujar Andi membela diri, Aris mengerjap-ngerjapkan matanya 'iya juga sih' pikirnya dalam hati.
"Tapi tetap aja gue kira siapa mau ngajak duel, ni dapat nyolong dimana" lanjut Aris sambil menjitak kepala Andi lagi. Andi menggeram kesal sambil mengulurkan kartu nama yang diambil kasar oleh Aris. Kartu nama elegan yang berlogo hologram hotel NUANSA, bertuliskan nama Furqan hakim selaku manager disertai nomor telepon dan email.
"Ooo...menejeeer, pantes punya motor mahal" ujar Aris sambil menyerahkan kembali kartu itu.
"Semahal apa? "Tanya Andi mengambil kartu itu kembali.
"Ini kawasaki ninja 650 SE, ratusan juta" ucap Aris terpesona mengelilingi motor itu sambil membelainya pelan. Andi melotot kaget mendengar ratusan juta, dia baru saja mengendarai kendaraan mewah, sulit di percaya.
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan lagi sebentar" pinta Aris.
"Jangan, orangnya udah nunggu" ujar Andi ngeloyor pergi memasuki gedung itu.
Aris yang belum puas mengagumi motor itu terpaksa mengikuti adiknya. Andi menunjukkan kartu nama tadi kepada resepsionis yang menanyakan namanya, begitu dia menyebutkan namanya resepsionis itu kemudian menyuruh Andi kelantai paling atas menggunakan lift khusus. Lantai 7 khusus untuk tempat tinggal sang manager, begitu lift terbuka dan langsung mengarah keruang kerja si manager yang sedang duduk dibalik mejanya. Melihat Andi yang datang, Furqan langsung tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments