Gita pergi ke dapur mengambilkan cemilan untuk Fara dan Anita. Gita mendorong pintu kamarnya dengan kaki kirinya.
"Woi! bantuin." kata Gita yang datang membawa nampan berisikan es sirup dan bebera cemilan.
"Iya, galak amat sih lo." Fara membantu dengan mengambil satu gelas berisi sirup dan langsung menegukknya sampai habis.
"Emang teman kagak ada akhlak, bukannya bantuin malah main minum aja." Gita ngatain Fara.
"Lo yang kagat ada akhlak, ini beban udah di ambil satu gelas masih aja protes." kata Fara sambil menjatuhkan dirinya ke kasur.
"Haduuh, cuman gegara makanan aja kalian bisa heboh." Anita meminta nampan yang di pegang Gita.
Gita duduk disebelah Fara yang lagi asyik main ponselnya.
"Git, lo kenapa menolak Gilang?" tanya Anita sambil mengunyah kripik kentang.
"Iya, Gilang kan cowok terkeren, terbaik, terpopuler pintarnya nggak ketulungan kenapa lo tolak sih." Fara mendiskripsikan Gilang.
Gita berdiri, "Sekarang lo diskripsikan gue." pinta Gita.
"Lo gendut, tomboy, putih, cantik dikit karena cantikan gue." ujar Fara.
"Kira-kira cocok nggak gue jadian sama dia yang populer,yang pinter sedang otak gue aja pas-pasan . Yang ada nih gue semakin di hujat satu sekolah." kata Gita.
"Benar juga. Tapi lo kan baik." kata Anita.
"Jaman sekarang ini urusan cinta baik nomor sekian yang penting penampilan dulu."
Kreeek..... pintu kamar Gita terbuka pelahana sehingga ketiga cewek yang sedang asyik membicarakan Gilang memandang arah pintu bersamaan.
"Ta, nih gue beliin martabk kesukaan lo." Qila memberikan satu kantong plastik berisi martbak manis dan martabak telur.
"Uhuuuy." Gita loncat dari kasur menuju pintu.
Gita mencium martabak, "Hhm, wanginya menggod imanku. Makasih kakakku yang cantik." Gita memeluk erat Qila.
"Sama-sama adikku yang jelek, dah ah... aku mau mandi." Qila melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan kamar Gita.
Gita mengerutkan keningnya ketika melihat kedua temannya melongo menatap kearah Gita.
"Woi! Pada kesambet apaan!" Gita menepuk pundak Fara dan Anita bergantian.
"Astaga, Gita lo ngagetin gue tauk!" Fara menepuk pundak kanan Gita, diikuti Anita yang ikut menepuk lengan Gita.
"Kalian kenapa sering banget pukulin gue, emangnya gue samsak apa?" Gita manyun. Dia membuka kantong plastik yang berisi dua box martabak.
"Iya." Anita merenges.
"Git, itu tadi siapa?" Tanya Fara kepo ada Qila sang kakak kelas yang hits, cantik dan populer.
"Kak Qila, pakai tanya lagi." Kata Anita sambil nyelomot martabak manis kacang,keju, coklat yang lumer di mulut.
"Itu gue tahu, maksud gue ada urusan apaan dia disini."
"Dia kakak gue." jawab Gina dengan mulut penuh martabak telur.
"Kakak lo?" kata Anita dan Fara bersamaan.
"Kenapa kalian nggak percaya?" Gita menatap Anita dan Fara bergantian. Mereka berdua pun mengangguk bersamaan kalau belum percaya Qila kakak kandung Gita.
"Ta.." Panggil Genta. Dia mendorong gagang pintu dan berhenti di ambang pintu.
"Iya Kak."
"Kakak mau keluar sama Kak Qila, mau pesan apa?" tanya Genta.
"Apa ajalah Kak. Gita mau semua kok." Kata Gita merenges.
"Siap." Genta menganggukkan kepala sambil tersenyum kepada kedua sahabat Gita kemudian menutup kembali pintu kamar Gita.
"Waahhhh... gila ini rumah isinya orang-orang hits dan populer." Fara berdecak kagum.
"Iya, kenapa lo di kelilingi orang-orang keren sih." ujar Anita.
"Jadi kalian pikir gue nggak keren,nggak hits dan populer gitu." Gita berkacak pinggang.
"Nggak." kata Fara dan Anita bersamaan dan penuh keyakinan.
"Dasar kalian teman nggak punya akhlak. Pergi sono dari rumah gue." Usir Gita.
"Ampun Git..ampun."
"Oh ya, kalian jangan pernah kasih tahu orang-orang kalau gue itu adiknya Kak Qila." pinta Gina.
"Memangnya kenapa?" tanya Fara dan Anita heran.
"Ya pokoknya nggak boleh, kecuali kalau kalian udah bosen temenan sama gue."
"Iya deh, iya."
♤♤♤♤♤
Seperti biasa Gita datang ke sekolah dengan waktu yang sangat mepet dengan bel masuk sekolah. Dan seperti biasa juga dia masih setia duduk di jok belakang motor milik Raka.
"Pagi Tuan Putri." Sabut Gilang dengan senyuman manis yang mampu meluluhkan semua wanita terkecuali Gita. Gilang sejak pagi sudah nongkrong di parkiran demi nungguin Gita.
"Apaan sih lo dasar orang sinting." Gita bergidik.
"Kalau lo yang ngatain sinting nggak masalah, asal lo mau jadi pacar gue." kata Gilang. Dia masih saja berusaha dengan sekuat tenaga menjadikan Gita pacarnya.
"Benar-benar sinting nih ora, Ka buruan yuk." Gita jalan lebih dahulu, dia buru-buru ke kelas agar tak dingangguin Gilang.
"Lo berhenti aja deh ngejar Gita dari pada sakit hati." Raka tersenyum lalu pergi mengejar Gita yang sudah tak terlihat oleh pandangannya.
"Sombong banget lo, emang teman lo itu siapa sok banget bikin sakit hati Gilang." Bayu memaki Raka. Dia tak terima dengan ucapan Raka yang terdengar menghina sahabatnya itu.
"Udah biarin aja, cepat atau lambat Gita juga akan gue ambil dari orang songong itu." Gilang menyunggingkan bibirnya.
"Lang, langian lo kenapa sih masih ngejar-ngejar cewek macam Gita. Lo itu keren, tajir, pinter dan sempurna lo pasti bisa dapat cewek yang lebih cantik dan pastinya lebih segalanya dari Gita. Contohnya Monika atau Qila mereka kan primadona sekolah kita." omel Bayu.
"Karena gue bosan sama yang primadona, nggak ada sensasinya yang ada gitu-gitu aja." ujar Gilang sambil berjalan meninghalkan parkiran.
"Otak lo gesrek kali ya, cowok-cowok pada berharap mendapatkan Qila dan Monika. Lo malah bosan dan pilih cewek songong itu."
"Hadeh, ngomel mulu sih lo Bay. Lama-lama lo jadi perempuan loh."
"Lo ya kalau di kasih tahu pasti kek gitu. Ini semua demi kebahagiaan lo." Bayu masih saja kekeh kalau dia harus berhenti mendekati Gita.
"Tenang saja, lo nggak perlu terlalu mikirin kebahagian gue. Pikir aja diri lo sendiri yang masih jauh dari kebahagiaan karena jomblo." Gilang tertawa puas.
"Sialan lo, jomblo-jomblo gini banyak yang ngantri tahu."
"Ngantri apaan? Ngambil sembako." ejek Gilang.
Mereka berdua masuk kelas sambil bercanda, sampai di tengah lobi mereka berdua berhenti karena Monika teman se kelas Gilang memanggil mereka berdua.
"Gilang,Bayu tunggu bentar." Monika menghampiri mereka berdua dengan membawa tumpukan buku banyak.
"Ada apa Mon?" tanya Bayu.
"Tolong bantuin bawa ini ke kelas ya Bay."
"Ok." Bayu menerima tumpukan buku dari tangan Monika.
"Lang, bisa ngobrol sebentar?"
"Boleh, ada apa?"
"Ash, sial. Lo minta bantuan gue biar lo bisa ngobrol berdua sama Gilang." umpat Bayu.
"Bentaran doang Bay, ini juga di suruh kepala sekolah." kata Monika.
"Udah buruan ke kelas, ntar gue nyusul." Gilang meninggalkan Bayu yang manyun. Dia dan Monika pergi menemui kepala sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Ica
kerennnnnnnnn
2022-04-16
2
ig☆☆: dddee_devi26
Ngakak guling guling kek kucing ane hhh🤣🤣🤣
2022-03-03
0
matcahua
kenapa gue sukanya gita sama raka ya
2022-02-03
2