"Aaa... Devan mau pulang!" teriak girang Gita sambil lompat-lompat
Buughh...
Gita menabrak seseorang yang berjalan di belakangnya. Dia tak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya setelah tertabrak Gita sampai terjungkal dari tangga sampai ke lapangan. Untung saja hanya tiga tingkat jadi tidak terlalu parah.
"Aduh.. mati gue nabrak orang." Gita langsung lari turun untuk membantunya.
"Sorry." seru Gita.
"Aah.. tulang gue retak semua nih." Katanya mencoba mengangkat tubuhnya sambil memegangi pinggangnya.
"Kak Gilang." Gita menggigit bibir bawahnya. "Sorry, nggak sengaja. Sini gue bantuin." Gita mengulurkan tangannya.
"Makanya kalau lo mau lompat-lompat lihat kanan kiri." kata Gilang sambil menerima uluran tangan Gita.
"Ya maaf, namanya juga nggak sengaja." ujar Gita.
"Gue nggak bisa jalan sendiri nih, sakit banget pinggang gue." Gilang cengar-cengir menahan sakit pinggang dan kakinya. Sedangkan Gita diam saja tidak peka.
Gita melirik, "Lo beneran sakit apa modus nih sama gue dengan pura-pura sakit biar bisa dekat-dekat sama gue." kata Gita dengan pedenya karena selama ini Gilang mengejar dirinya.
"Sakit beneran lah, lo kira jatuh dari situ nggak sakit apa." omel Gilang.
"Ya mana gue tahu, orang gue belum pernah jatuh. Lagian orang bilang lo pendiam kenapa sama gue bawel banget kayak emak-emak." omel Gita pelan.
"Gimana nggak ngomel sama cewek bebal kayak lo." sahut Gilang yang dengar omelan Gita.
Gita melirik sebentar lalu memapah Gilang menuju ke UKS. Gilang sedikit menarik ujung bibirnya, dia senang bisa dekat banget sama Gita.
"Gilang, lo kenapa?" tanya Monika saat berpapasan dengan Gilang dan Gita.
"Nggak apa-apa." kata Gilang.
"Nggak apa-apa gimana, lo kayak nahan sakit gitu. Gita lo apain Gilang." Monika melihat pinggang Gilang lalu menatap tajam Gita.
"Gue nggak sengaja nyenggol dia terus dia jatuh dari tangga sampai lapangan." Kata Gita dengan muka biasa.
"Dari tangga, Gita lo benar-benar keterlalun, lo boleh nggak suka sama Gilang tapi nggak bengini caranya." Monika memarahi Gita.
"Apaan sih orang nggak sengaja ini, salah sendiri dia tiba-tiba di belakang gue." Gita tidak mau disalahkan oleh Monika. Justru dia menyalahkan Gilang.
"Lo ya salah masih saja mengelak, bukanya mengakui malah menyalahkan Gilang." omel Monika.
"Monika, gue nggak apa-apa. Ini salah gue kok karena nggak lihat jalan. Tadi gue lari-lari nggak lihat kalau ada Gita di depan, jadi kesenggol gue." Gilang mengarang cerita agar Gita tidak di pojokkan terus sama Monika.
Gita terdiam, dia menoleh ke arah Gilang yang di balas dengan senyuman.
"Kenapa dia baik sama gue sih. Bikin kesel deh jadi nggak enak kan gue." batin Gita.
"Sini biar gue yang bawa Gilang ke UKS." pinta Monika. Dia meletakkan tangannya Gilang di pundaknya. "Lepasin tanhan lo."
"Ok." jawab Gita cepat sambil melepaskan tangan Gilang di pundaknya.
"Gita lo harusnya yang tanggung jawab, kenapa malah Monika yang bawa gue ke UKS." kata Gilang kesal. Dia ingin sekali di rawat Gita, seenggaknya luka yang dia dapat lumayan terbayar dengan di rawat sama Gita.
"Dia yang mau, kak Gilang sekali lagi Gita minta maaf ya. Semoga cepat sembuh." Gita buru-buru kabur sebelum Gilang mengatakan hal-hal lain yang memberatkan dirinya.
Gilang hanya bisa mengumpat dalam hati, melihat Gita kabur setelah Monika meminta Gita membawanya ke UKS.
"Gilang ayo, pelan-pelan saja ya." Kata Monika penuh perhatian. Sedangkan Gilang kembali menjadi cowok cuek. Dia terus menjawab singkat pertanyaan yang di ajukan oleh Monika selama perjalanan menuju UKS.
...◇◇◇◇◇◇...
"Raka!" teriak Gita dari ambang pintu. Membuat beberapa orang langsung melihat ke arah pintu. Sedangkan Raka yang di panggil hanya melirik sekilas. Gita lari mendekati Raka yang tak mengubri karena sedang asyik main game sama Arvian.
"Raka!" Panggil Gita sambil menabok punggungnya.
"A! sakit tahu Ta. Ada apa sih lo heboh banget." kata Raka masih fokus dengan gamenya.
"Gue punya
Gue punya berita?" ujar Gita.
"Kabar buruknya apa?" tanya Raka langsung, setiap Gita mengatakan punya berita maka dia selalu menanyakan hal buruknya dulu baru yang baik.
"Gue nabrak Gilang sampai dia jatuh berguling dari tangga depan sampai ke pinggit lapangan." katanya lalu menggigit bibirnya.
"Apa?!" kata Raka, Arvian, Fara dan Anita bersamaan.
"Gue nggak sengaja nyenggol." katanya meringis setelah di tatap sahabatnya.
"Terus Kak Gilang gimana?" tanya Anita panik.
"Nggak apa-apa katanya, dia megangi pinggangnya tapi."
"Sekarang dia diamana?" tanya Arvian.
"Di UKS sama Monika."
"Terus ngapain lo disini?" tanya Raka.
"Terus gue harus apa?"
"Ta, orang tua kita mengajarkan kita untuk tanggung jawab, jadi lo nggak bisa lepas tangan seperti ini." Raka menasehati Gita.
"Ya kan tadi Monika yang mau membawa."
"Sekarang kita ke UKS." Raka mematikan gamenya lalu memasukan ponselnya di saku celana.
"Ka, gimana nih mainya. Lo main out aja." Arvian manyun.
"Main dulu tuh sama Fara." Raka menarik Gita.
Sesampai di UKS sepi, tidak ada siapa-siapa.
"Lo ngerjain gue ya?" Raka memutar tubuh besarnya Gita sampai berdiri berhadapan dengannya.
"Nggak Raka, tadi emang mau di bawa ke sini."
"Kalian berdua kenapa ribut di sini? ada yang sakit?" tanya petugas UKS.
"Nggak Buk, cuman mau tanya apa Gilang disini?" tanya Raka.
"Oh.. Gilang di bawa ke rumah sakit."
"Rumah sakit? Apa lukanya parah?" tanya Gita cemas. Dia takut kalau ada luka parah yang disebabkan oleh dirinya.
"Lumayan, kakinya retak makanya ibu minta dia ke rumah sakit."
"Ya udah terima kasih Buk, kami permisi dulu." Raka menarik tangan Gita pergi dari UkS.
"Ka gimana ini?" Gita panik.
"Nggak apa-apa, nanti kita jenguk dia." kata Raka. "Oiya, apa kabar bahagianya?"
"Devan mau pulang." wajahnya yang panik perlahan sumringah.
"Devan siapa?"
"Devan teman SMP kita masa lupa sih."
"Oh.. tahu darimana dia mau pulang?"
"Dari instagram. Dia post foto di bandara." Gita tiba-tiba meloncat.
"Terus apa yang bikin lo bahagia coba?"
"Ya kan berarti sebentar lagi gue punya pacar, kan dia janji bakal jadi pacar gue kalau dia pulang nanti." ujar Gita sambil senyum-senyum nggak jelas.
"Dan lo masih percaya kebohongan dia?" Raka geleng kepala Gita masih mempercayai ucapan anak SMP.
"Dia itu nggak mungkin bohong, lo ingat kan di janji di depan lo." kata Gita.
"Terserah lo lah, tapi kalau lo patah hati jangan cari gue." kata Raka.
"Nggak akan patah hati gue." Kata Gita masih ngeyel di kasih tahu Gilang. Dia terlalu percaya dengan cinta pertamanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Sunarmi Narmi
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-03-23
0
Sulaiman Efendy
PANTAS MNOLAK GILANG, TERNYATA MNUNGGU DEVAN CWOK PEMBOHONG..
2024-02-05
0
Yuli Pujiastuti
eee gendut selalu percaya diri
2022-01-20
1