Sudah sehari semalam Gita masih nagmbek sama Raka, dia belum mau ngomong bahkan di bujuk dengan makanan pun dia tidak mau.
“ Ta...maafin gue. Gue nggak akan ngulangin lagi.” Raka memegang tangan Gita.
“Udah jauh-jauh dari gue, gue lagi nggak mau ngomong sama lo!” Gita beranjak dari
tempat duduknya dan pergi ke kantin di ikuti kedua sahabatnya.
“Gita, kasian Raka kali lo jutekin dia.” Kata Fara sambil duduk.
“Biarin aja.” Masih belum mau memaafkan Raka.
“Jangan gitu lah, kasihan dia kayak orang nggak punya semangat hidup.” Kata Anita.
“Biar dia sadar sama kesalahannya.”
“Lo kenapa sih sampai segitunya sama Raka?” Fara kepo dengan alasan Gita sampai
segitu marahnya dengan Raka.
Gita diam sejenak mengingat kejadain semasa dia sama Raka masih SMP. Dia berkelahi dengan kakak kelasnya sampai dia masuk ke rumah sakit. Raka sempat koma membuat Gita ketakutan, selama Raka koma Gita terus menyalahkan dirinya sendiri karena Raka berkelahi membelannya saat di bully oleh kakak kelasnya.
“Git..” Panggil Fara sambil memegang pundaknya pelan.
“Em..” Gita kaget.
“Malah diem aja.”
“Nggak apa-apa, gue pesan dulu.” Gita berdiri dan....
Praaaakkkkk!!
“Sorry...” Kata Gita.
“Lo punya mata nggak sih, jalan lihat-lihat!” Bentak Bayu ketika Gita tidak sengaja menabrak Gilang.
“Lo punya msalah hidup apa sih sama gue sampai sebenci itu. Orang yang gue tabrak
Gilang kenapa lo yang nyolot!” Gita kesal banget sama Bayu yang terus saja
nyolot sama dirinya.
“Banyak!” Bayu nyolot.
“Emangnya salah Gita apa sama lo? Jadi cowok mulutnya lemes banget.” Fara berdiri nggak terima Gita di serang sama Bayu.
“Lo nggak usah ikut campur!” bentak Bayu. Dia sering nggak sadar diri. Dia tak mau orang lain ikut campur urusan orang lain, tapi dirinya terus nerocos.
“Kalau gue nggak boleh ikut campur, lo harusnya juga diam. Masalah makanan tumpah juga bisa di beli lagi kan.” Maki Fara geregetan.
“Bay..cabut.” Gilang mengajak Bayu pergi untuk tidak memperpanjang masalah.
“Tapi Lang?”
“Udah buruan.” Kata Gilang sambil menatap tajam Bayu, dan bayu pun hanya bisa
mendengus kesal karena belum puas memaki Fara.
Gita merasa bersalah karena dirinya Gilang jadi nggak makan, dia inisiatif memesan
bakso untuk mengganti makanan yang dia tumpahkan. Dia menghela napas panjang
lalu membawa bakso yang baru di pesannya ke tempat duduk Gilang.
“Kak.. ini bakso buat gantiin yang tumpah tadi. Sekali lagi gue minta maaf.” Kata
Gita.
“Nggak usah, lo bawa pergi saja.” Gilang menggeser mangkok berisikan bakso.
“Tapi gue jadi nggak enak sama Kak Gilang.” Kata Gita menggeser mangkoknya di depan
Gilang.
“Gue bilang nggak usah!” Bentak Gilang sambil mendorong mangok dengan keras sampai kuahnya tumpah di tangan Gita karena saling dorong mangkok. Gita langsung menarik tangannya dan dia taruh di belakang punggungnya.
“Tumpah kan, gue udah bilang nggak usah! Lo bisa nggak sih nggak ganggu gue!” Gilang
menatap Gita kesal. Dia merasa di permainkan sama Gita. Dia yang meminta Gilang menjauhinya namun Gita terus saja mendekat.
“Ya, maaf. Gue kan cuma mau gantiin makanan lo” Gita langsung pergi.
Gita cepat-cepat membuka keran saat sampai di toilet, dia segera membasuk tangannya sebelum kulitnya melepuh karena kuah bakso yang masih sangat panas. Gita
meringis menahan perih.
“Merah banget begini, semoga nggak melepuh.” Kata Gita sambil mengusap pelan saat air mengaliri punggung tangan kirinya.
“Eh Gita, bisa nggak lo nggak usah ganggu Gilang.” Kata Monika yang baru saja masuk
ke toilet.
“Gue nggak ganggu dia kok.” Kata Gita masih membasuh tangannya yang masih terasa panas.
“Terus kenapa lo selalu dekatin dia.” Monika naik darah ketika tidak di respon sama Gita.
“Dengar ya kakak kelas gue yang cantik, gue itu nggak ngedeketin, nggak ganggu Gilang. Jadi nggak usah sok-sokan mau ngelabrak toh gue juga bukan pacar,gebetan ataupun apa-apanya
Gilang.” Gita mematikan keran langsung keluar dia nggak mau huru-hara sama
Monika yang sok alim di depan cowok-cowok dan kejam sama orang yang di musuhinya.
“Awas lo ya Git, berani-beraninya
lo berurusan sama gue.” Ancam Monika.
...◇◇◇◇◇...
Gilang merasa kesal dengan kejadian di kantin tadi, pertama dia jadi nggak mood makan kedua hatinya di buat bimbang sama Gita. Dia yang selalu ingin move on goyah
gara-gara Gita yang muncul.
"Seneng banget sih lo permainin hati gue, mau lo apa coba." omel Gilang dalam hati.
“Gimana mau menang kalau mainnya hancur begini.” Raka mengabil bola dari Gilang dia
melakukan dribel lalu memasukkan bola ke ring.
“Meskipun pikiran sedang kacau harusnya tidak menghilangkan fokus buat main, atau lawan akan mengambil kesempatan ini untuk mengelabuhi lo.” Kata Raka kembali
memasukkan bola ke ring.
“Ngapain lo kesini, ngadu apa Gita sama lo?” Gilang merebut bola dari Raka.
“Ngadu?” Tanya Raka sambil menghadang Gilang yang hendak memasukkan bola. “Gue belum ketemu dia masih ngambek, jadi belum ngadu.” Katanya sambil memutar badanya
setelah mendapatkan bola.
“Terus kenapa lo kesini?” Gilang berhenti menghadang Raka.
“Gue mau daftar jadi team basket sekolah ini.” Kata Raka setelah sedikit melompat
saat memasukan bola.
“Kenapa lo tiba-tiba ingin masuk team basket sekolah?” Gilang curiga.
“Karena gue pingin, emang harus ada alasan ya masuk basket di sekolah ini?”
“Nggak juga, tapi gue nggak bisa memutuskan lo bisa masuk atau nggak, datang besok setelah pulang sekolah. Biar anggota gue yang menentukan lo layak masuk atau tidak.” Kata Gilang.
“Ok.” Raka langsung cabut.
“Apa tujuan dia mau masuk grub basket tiba-tiba, apa ada hubungannya dengan Gita?” Gumam Gilang pelan.
“Ah!Kenapa dia kembali membuat gue gila.” Gilang mengacak-acak rambutnya karena
kesal saat Gita mulai memenuhi pikirannya lagi.
"Lang.. memangnya apa yang lo perbuat kali ini?" Raka balik badan menanyakan permasalahan antara Gilang dan Gita siang itu.
"Gue nggak buat apa-apa."
"Terus hal apa yang akan dia adukan?" Raka mengerutkan keningnya.
"Mana gue tahu, lo kan pawangnya dia." Gilang kesal.
Raka tersenyum geli, "Ternyata cowok populer, keren, tajir kayak lo bisa patah hati juga ya, gue kira cowok jelek kek gue yang bisa patah hati."
"Siapa tang parah hati, gue baik-baik saja." Gilang mencoba membuat wajahnya biasa aja.
"Ah.. iya gue salah. Yanv benar lo sedang kesal karena di tolak cewek. Kalau lo nggak kuat lupain aja, toh banyak cewek populer yang suka sama lo kan." kata Raka dengan sedikit tawa lalu pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Hera
susah move on gilang 😄😄🥰
2022-03-02
1
Dhina ♑
♥️♥️♥️♥️♥️
2021-09-10
1
Vanty Vebria
Haihh dasar cinta buat frustasi
2021-06-26
1