Gita sedang asyik menari-nari tidak jelas menuju lapanga basket, dia ingin melihat latihan terakhir menuju lomba antar sekolah. Baru saja duduk telinganya sudah terasa panas karena orang-orang
di sampingnnya membicarakan dirinya.
“Lihat, cewek nggak tahu diri banget kan. Jelek aja belagu nolak Gilang yang ganteng.” Kata salah satu cewek di sebelahnya.
"Sok kecantikan banget nolak Kak Gilang."
"Kenapa jadi serba salah gini ya hidup gue, gue terima di kata nggak sadar diri. Gue tolak di kata nggak tahu diri. Ampun banget deh ini netijen." Batin Gita.
“Kalau nolak itu namanya tahu diri, dia kan jelek lihat saja badanya kayak galon.” Sindir Monika yang baru saja duduk di samping Gita.
“Hah... kenapa banyak lidi-lidian bicara ya di sini.” Gita beranjak pergi mencari tempat yang aman dari gangguan hetters.
"Gita!” Panggil Fara sambil melambaikan tangan. Gita tersenyum, dia langsung berjalan menuju ke tempat Gita dan Anita. Monika melentangkan kakinya untuk menghalangi Gita. Gita langsung oleng dia hampir saja terjatuh namun ada seseorang yang menarik tangannya dari belakang sehingga Gita tidak terjatuh.
Semua orang langsung diam terpaku melihat kejadian itu, Gita melongo saat tahu orang
yang menyelamatkan kali ini adalah orang yang dia tunggu selama ini.
“Hati-hati, kalau jalan lihat-lihat kalau jatuhkan bahaya.”
“Devan....” Kata Gita sambil mengedipkan matanya, mulutnya melongo tak percaya dengan apa yang di lihatnya.
“Ya, gue Devan. Lo kenal gue?” Kata Devan menarik Gita hingga berdiri tegak.
Gita terdiam ternyata Devan tak mengenali dirinya, “Lo lupa sama gue?’ tanya Gita.
“Apa kita saling kenal?”
Deg! jantung Gita berasa berhenti sesaat,“Gue Gita.”
Monika tertawa ,“Sok kenal lo, malu kan lo dia nggak kenala. Jangan sok kecantikan deh. Dikira semua orang tuh kenal lo. Heloo... emang lo artis.” Monika tertawa puas bisa mempermalukan Gita di depan umum.
Gita langsung pergi mendekat dengan Fara dan Anita ketika dia di permalukan sama Monika. Gita mencuri pandang sekilas kepada Devan, dia masih nyesek orang dia tunggu selama ini ternyata tidak mengingatnya.
“Kenapa Git, lo kelihatanya kesal banget.” Tanya Fara.
“Ah..nggak kok.” Kata Gita lalu senyum tipis.
“Nggak mungkin, tadi gue lihat ada keributan di sana.” Kata Anita.
“Gue ke kelas dulu ya.” Kata Gita tiba-tiba.
“Eh.. kenapa?”
“Gue nggak enak badan.” Kata Gita langsung beranjak keluar lapangan. Anita dan Fara langsung mengikuti sahabatnya yang sedang badmood.
Gita duduk di kursinya lalu menundukan kepalanya di meja, dia menangis karena hatinya hancur saat Devan bilang nggak kenal sama dirinya.
“Git.. lo kenapa?” tanya Fara heran.
“Iya, lo kenapa nangis? Apa yang sakit?” tanya Anita.
“Yang sakit hati gue, hancur banget.” Katanya sambil memegangi dadanya.
“Yok.. kita ke rumah sakit biar segera di periksa.” Fara menarik tangan Gita.
“Fara cantik, yang di maksut Gita buka sakit hati yang itu. Tapi perasaannya.” Anita
menjelaskan maksud dari perkataan Gita.
“Tapi lo kenapa tiba-tiba patah hati?” Anita mengerutkan keningnya.
“Jadi gue itu tadi hampir jatuh gara-gara Monika, tapi ada orang yang tolongin gue. Dan ternyata dia itu Devan cowok yang selama ini gue suka. Eh pas gue sapa ternyata dia bilang nggak kenal gue.” Curhat Gita.
“Devan siapa?”
“Dia itu teman SMP gue, dia pergi ke luar negeri setelah lulus SMP.”
“Terus kenapa dia ada disini? Apa dia sekolah di sini juga?” Tanya Fara.
“Benar juga ya, kenapa dia disini. Tunggu apa dia beneran Devan teman gue dulu ya, tapi kok nggak ingat gue. Jangan-jangan gue salah lihat.” Gita menghapus air matanya.
“Ayo kita kesana lagi, cek apa benar dia Devan yang lo maksudkan.” Ajak Anita.
Mereka bertiga kembali ke lapangan basket, mata Gita langsung mencari Devan namun dia tidak menemukan siapa-siapa.
“Apa gue halu ya.” Gumam Gita.
“Kenapa nggak ada orangnya ya?” tanya Fara ikut celingukan padahal dia tidak tahu wajah yang namanya Devan.
“Iya kali lo halu.” Kata Anita.
“Masa sih gue halu...” Gita menggaruk kepalanya.
"Mungkin juga itu Devan murid sini yang mirip Devan lo." kata Fara.
“Ada apa?” tanya Raka sambil nyamperin Gita, Anita dan Fara.
“Gue tadi kayak lihat Devan.” Kata Gita.
“Hah.. Devan lagi nggak ada bosan-bosannya.” Raka merangkul Gita dan mengajaknya jalan.
“Iya beneran gue tadi kayak ngobrol sama Devan, dia tolongin gue waktu mau jatuh.” Cerita Gita.
“Terus?”
“Terus dia nggak kenal gue.” Kata Gita cemberut. Raka memandang wajah Gita kemudian dia tertawa puas banget.
“Kenapa tertawa sih, emang ada yang lucu apa?” Gita semakin manyun.
“Iya, dalam kehaluan lo aja dia nggak ingat lo gimana dalam nyata. Udahlah lo itu lipain aja si Devan. Cowok banyak disini ngapain masih ngarepin dia.” Kata
Raka.
“Lo itu emang selalu begitu, nggak pernah dukung gue.”
“Bukan nggak mau dukung, gue cuma nggak mau lo sakit hati.” Raka menonyol kepala Gita. Dia suka gemas karena Gita keras kepala.
Gilang yang sejak tadi berjalan pelan untuk menguping obrolan Gita dan Raka kini mendahului mereka berdua. Hatinya semakin terbakar saja mendengan obrolan
mereka tentang cowok yang di sukai Gita.
“Kenapa itu anak?” Tanya Gita saat melihat Gilang jalan dengan wajah dingin dan cepat,
bahkan dia tidak menyapa.
“Kesambet kali.” Kata Raka tersenyum ke arah Gita.
“Mungkin.”
...◇◇◇◇◇...
Gilang duduk diam, dia mengambil buku dan memakai earphonnya untuk menunggu jam pelajaran selanjutnya. Obrolan Gita sama Raka yang terdengar jelas tentang cowok yang di sukai Gita membuat dirinya benar-benar bikin darah tinggi. Mau move on susah nggak move on sakit hati. Gilang benar-benar baru merasakan namanya patah hati, di tolak mentah-mentah, nggak dianggap, dan berasa orang yang nggak beruntung.
Selama ini dia orang yang sering membuat cewek patah hati dan menolak cewek-cewek yqng mencoba mendekatinya, kini seakan karma berlaku padanya. Dia sekarang
Patah hatinya membuat dia kembali menjadi sosok Gilang yang dingin.
"Lang..." panggil Bayu. Gilang hanya melirik sekilas lalu kembali ke bukunya.
"Lo kenapa gini lagi sih?" tanya Bayu.
"Maksud lo?"
"Yah, lo jadi Gilang yang cuek banget. Kemarin-kemarin udah mendingan kek manusia biasanya."
"Ngomong apa sih lo nggak jelas." kata Gilang.
"Lo kayak nggak punya semangat hidup lagi gitu, lo benar-benar jatuh cinta sama Gita?"
"Nggak usah bahas dia." katanya datar.
"Fix, ini mah gara-gara si Gita. Apa sih spesialnya dia sampe bikin lo kayak begini." kata Bayu kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
MASIH AZA JULID SI BAYU MA GITA....
2024-02-05
2
Luluk Sugeng
jgn menyerah Lang...💪💪💪💪
2022-08-28
0
Dhina ♑
🌿🌿🌿🌿🌿
2021-09-10
1