Penolakan Gita dindengar satu antero sekolah. Dan menjadi trending topik di sekolahya.
"Oh, ini yang namanya Gita. Nggak tahu diri banget ya."
"Iya, nggak sadar diri pakai nolak ajakan Gilang segala. Kalau cantik sih nggak apa-apa. Nah ini gendut, nggak ada cantik-cantiknya sama sekali songong." cibir dua siswi saat berpapasan dengan Gita menuju ke pintu gerbang.
Gita menghentikan langkah kakinya, wajahnya merengut sambil melihat dua siswi yang sudah berjalan jauh ke depan.
"Heh, nggak boleh cemberut gitu." Raka membalikan tubuh Gita lalu mengusap rambut Gita.
"Kan, apa gue bilang pasti body shiming gitu. Gue nih bisa lebih cantik dan langsing dari pada mereka kalau gue mau." seru Gita sambil menunjuk dua orang yang baru aja menghinannya.
"Ta dengerin gue, lo nggak boleh langsing tetap gini aja." Raka menekan kedua pipi Gita dengan kedua tangannya.
"Kenapa?"
"Kalau lo langsing nggak enak dipeluk-peluk kayak gini." Raka memeluk Gita. "Udah ah.. nggak usah dengerin mereka gue traktir es krim mau?"
"Ya jelas nggak nolak dong, cabut.." Gita dan Raka pergi sambil bergandengan tangan. Mereka berdua benar-benar seperti sepasang kekasih, padahal mereka sepupuan.
Gilang menatap cemburu melihat kedekatan Raka dan Gita.
"Lang, lo masih mau ngejar dia. Lagian yang lo lihat dari dia coba?" tanya Bayu. Dia masih tidak percaya sahabatnya itu suka sama Gita.
"Muka bulet, tubuh lebar nggak ada bentuknya gitu." kata Bayu lagi.
Gilang masih terdiam, belum menjawab pertanyaan bayu. Justru dia mengingat ke jadian beberapa minggu lalu saat pendaftaran di sekolahnya.
Bruughhh....
"Aduh, maaf saya nggak sengaja." Gita bangun sambil membersihkan bajunya.
"Ok. Gue nggak apa-apa."
"Jadi kotor kan baju kakak." Kata Gita sambil membersihkan baju Gilang.
"Gue Gilang." Gilang memperkenalkan diri.
"Aduh rambutnya jadi berantakan, maaf-maaf." Gita membenahi rambut Gilang. Dia mengabaikan perkenalan dari Gilang justru dia sibuk membenahi baju dan rambut Gilang yang berantakan.
"Udah rapi. Sekali lagi maaf ya." Gita mengambil tasnya yang masih jatuh di lantai kemudian pergi begitu saja.
"Cewek yang unik." gumam Gilang sambil tersenyum.
"Gilang." Tepuk Bayu hingga Gilang tersadar dari lamunannya.
"Em."
"Malah bengong."
"Udah ah, yuk balik. Gue jelasin lo juga nggak bakalan ngerti." Gilang merangkul Bayu.
♧♧♧♧♧
"Ta...Gita." panggil Qila dari luar rumah. Dia berjalan buru-buru mencari Gita.
"Ada apa sih kak teriak-teriak." kata Gita sambil menyantap soto yang habis si beli di abang-abang penjual keliling di kompleknya.
"Ta, beneran lo nolak di ajak dinner sama Gilang?" Qila penasaran.
"Hem." jawab Gita malas-malasan.
"Gila.. Ta lo benar-benar gila. Cowok sekeren dia lo tolak." Qila tidak percaya dengan apa yang di lakuan adiknya itu.
"B aja kali, emang apa hebatnya dia sih?" Gita melihat kearah kakaknya yang masih memasang ekspresi tidak percaya.
"Dia itu cowok terganteng, keren, tinggi, putih, pinter dan jago dalam segala hal." Qila mendiskripsikan Gilang.
"Oh." jawab singkat. Dia tidak peduli dengan ocehan kakaknya tentang Gilang.
"Oh, doang." Qila semakin terheran-heran dengan melihat respon Gita yang biasa aja.
"Trus gue harus jungkir balik lompat-lompat kayak monyet, guling-guling kucing."
"Ya kalau lo normal pasti akan lakuin itu sih." Qila baranjak pergi ke kamarnya.
"Maksud lo, gue sekarang nggak normal gitu?" Seru Gita.
"Pikir aja sendiri." kata Qila sambil menutup pintu kamar. "Ih ngeselin." Gerutu Gita.
Kriiing....kriing... telpon rumah berbunyi, Gita males banget untuk bangkit ke ruang tamu. Tubuhnya yang gendut itu kadang membuat Gita malas untuk berpindah-pindah tempat.
"Halo, spada spidi squidwet." jawab Gita.
"Ngomong apa sih lo, telpon lo kenapa nggak aktiv." kata Fara.
"Lo Far, ngapai telepon ke rumah gue. Tumben biasanya langsung ke hp." kata Gita.
"Ya ampun Gita, gue tampol juga kalau ketemu. Barusan kan gue ngomong, kalau hp lo nggak aktiv."
"Oh, sorry. Ntar gue ambil dulu hpnya." Gita langsung mematikan telpon dan langsung meluncur ke kamarnya.
Hp Gita memang sengaja di matikan datanya saat di carger. Biar lebih cepat baterai terisinya. Gita membuka lebar-lebar matanya yang lumayan agak sipit.
"Oh My God, apa-apaan ini." Gita kaget dan juga heran saat menghidupkan hpnya puluhan chat grub masuk ke ponselnya.
"Dasar, Gita nggak tahu diri, Sabar ya kak Gilang sama aku ajalah lebih cantik ini. Sok kecantika lo nolak-nolak Kak Gilang." baca Gita keras-keras komen di wa grubnya.
"Wah, ini mulai nggak bener nih. Masa gue yang malah di hujat." Gita membanting ponselnya di kasur kemudian mencari Raka.
Gita keluar kamar dengan muka masam, dia membuka pintu kamar Raka keras-keras. Tapi nggak ada kemudian dia langsung meluncur turun ke ke ruang tamu. Dan nihil cowok berpostur tinggi dengan tubuh sawo matang itu tidak di temukan juga.
"Kemana sih Raka, pergi nggak bilang-bilang." kata Gita sambil membuka pintu depan.
"Hai Gita." Teriak Fara dan Anita barengan.
"Tuhan, kaget gue." Gita langsung memegangi dadanya. "Kalian kok tahu rumah gue?"
"Tahu lah, masalah beginian mah mudah." Kata Fara sambil nyelonong masuk.
"Ngapain lo masuk kan gue belum izinin. Ayo ulang." Gita meminta Fara kembali keluar.
"Emang harus banget gue keluar lagi."
"Wajib!" kata Gita pura-pura tegas padahal dia menaban tawa ketika Fara benar-benar menanggapi serius perkataan Gita.
Sesudah Fara di luar Gita dan Anita langsung tertawa, Fara bingung dia garuk-garuk kepala padahal kepalanya sama sekali tidak gatal.
"Kalian kenapa sih?"
"Oneng banget sih lo, mau aja di kerjain Gita." kata Anita yang langsung masuk.
"Heh! gita kelakuan lo ya." Fara berlari mengejar Gita.
"Kalian mau ngapain datang ke rumah gue?" tanya Gita.
"Pingin aja, boring di rumah ya ngga Ra?" tanya Anita kepada Fara.
"Tauk!" Fara ngambek.
"Ya elah, gitu aja ngambek." Gita menoel lengan Fara.
"Git, sakit tahu." Fara nyengir.
"Makanya jangan baperan gitu dong, orang juga bercanda." kata Anita.
"Ok. gue maafin tapi lo bikinin gue minuman dingin sama cemilan." ujar Fara.
"Ih, apaan. Ngggak iklas banget maafinnya." protes Anita.
"Hahaha, santai. Bibik gue udah siapin banyak cemila an juga minuman dingin."
"Yuhuuu, makan-makan enak." wajah Fara berubah menjadi girang.
"Langsung masuk ke kamar gue aja. Paling pojok ya." Gita menunjuk ke lorong kecil di lantai dua.
"Ok. Gue tunggu di kamar." kata Fara.
"Iya. gue nyusul sebentar lagi."Gita pergi ke dapur untuk mengambil makanan untuk Fara dan Anita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
ArsenioV
lah kirain saudaraan loh hahaha
2022-03-11
2
Daily Farsya
knp bayangan sy Gita ini sepupu sy ya hehe. cewek gemuk tp msh standar lah gemuknya trs cuek dan cantik.
2022-02-18
0
Yuli Pujiastuti
Subahanallah bagus banget ceritanya tetap semangat 💪 Author 😘
2022-01-20
0