Raka mondar-mandir di depan ruang rawat Gita, dia cemas dengan keadaan Gita. Dia sempat pingsan saat perjalanan menuju klinik.
"Dok, gimana keadaan adik saya?" tanya Raka.
"Adik kamu makan sesuatu atau minum yang membuat dia alerginya kambuh?" tanya dokter.
"Dia alergi udang dok." jawab Raka.
"Adik kamu harus menginap sehari atau dua hari disini." kata Dokter.
"Baik Dok terimakasih." Raka masuk ke ruangan Gita.
"Lo makan udang ya Ta. Batu sebentar jalan tanpa gue lo udah makan sembarangan." kata Raka sambil mengelus kepala Gita. Raka mengambil ponsel lalu menelpon mama Gita.
"Halo Tante."
"Iya ada apa Raka?"
"Ini Tante, em.. sekarang saya ada di klinik dekat perpustakaan kota." Raka takut tantenya panik.
"Kamu sakit?" suara Wanda sudah berubah panik.
"Bukan aku tante tapi Gita, dia salah makan dan alerginya kambuh." jelas Raka.
"Gita. Ok, tante sama Genta segera kesana." Wanda memutus sambungan teleponnya.
Raka mendengus kesal, "Baru juga sekali ngajak jalan udah bikin celaka. Gue beri pelajaran juga besok." Kata Raka mengepalkan tangannya.
♡♡♡♡♡
Gilang merebahkan tubuhnya di kasur, mencoba memejamkan mata untuk menghapus kekesalan yang sedang dia rasakan. Bukannya tertidur justru dia kebayang Raka yang menggendong Gita.
"Aaassh! sial! kenapa gue jadi kebayang begini sih. Biasanya cewek-cewek pada gila ngejar-ngejar gue. Tapi sekarang ke balik gue yang ngejar cewek yang..." Gilang menghentikan omongannya melihat Bayu masuk ke kamarnya.
"Makanya kalau teman ngomong itu di dengarkan, cewek kayak Gita itu nggak pantas buat cowok sekeren lo." Bayu ikut rebahan.
"Memangnya apa salahnya kalau gue sama Gita?"
"Gilang, lo itu orang paling cerdas di sekolah. Tapi kenapa **** di bidang percintaan." Bayu kesal.
"Sialan lo!"
Bayu bangun lalu duduk sila, "Dengar, kalau cewek cantik itu di tenteng kemana-mana nggak malu-maluin. Kalau dia.." Bayu merendahkan Gita.
"Dia juga cantik baik pula, gue rasa karena kita belum kenal saja jadi tidak tahu." Gilang masih berpikir positif tentang Gita.
"Gue rasa cinta memang buta, tidak tahu mana coklat mana tahi kucing." Bayu kesal sendiri. Gilang tersenyum, mungkin memang seperti itu cinta. Gita sudah jelas tidak mau dengannya masih saja dia mengejar.
♡♡♡♡♡
Raka menarik kerah baju Gilang ketika dia turun dari mobilnya. Menyeretnya lalu mendorong hingga tubuhnya menyender di mobil Gilang.
"Raka, lepasin Gilang!" seru Bayu.
"Diam!" Raka menunjuk Bayu dengan telunjuk kirinya dan wajah murka membuat Bayu terdiam.
"Ada masalah apa lo sama gue? lo cemburu gue jalan sama Gita." Gilang menyunggingkan bibirnya.
"Lo kemarin kasih makan Gita apa?" katanya sambil melepas tangannya dengan kasar.
"Makan seafood, itu juga dia yang memilih sendiri." Gilang heran, kenapa makan Gita pun di cek sama Raka. "Apa sudah sedekat itu kah?" batin Gilang seperti mau putus asa tahu kedekatan Raka dan Gita.
"Lo pesan selain yang dia makan?"
"Ya, gue pesan udang." katanya masih dengan keheranan.
Bayu berdesis, "Raka, kalau cuman bahas makan nggak perlu kan lo tarik-tarik kerah Gilang."
"Diam lo!" bentak Raka yang membuat Bayu kembali menciut. "Gilang, lo jangan berani ngajak Gita keluar lagi. Baru sekali jalan saja lo sudah buat dia celaka gimana dua atau tiga kali. Lo bisa membunuhnya." Raka memperingatkan Gilang. Dia mendorong Gilang lalu pergi takut emosinya tak terkontrol.
"Raka, tunggu!" Gilang mengejar Raka.
"Ada apa lagi?" jawabnya ketus.
"Maksud lo apa gue celaki Gita." Gilang tidak mengerti yang di bicarakan oleh Raka.
"Dia alergi udang, Setelah makan sama lo Gita langsung masuk klinik."
"Apa!, sekarang keadaan dia bagaiman?" Gilang panik.
"Lo nggak usah cemas, dia baik-baik saja." Raka melanjutkan jalannya menuju kelas.
Gilang tidak konsen di kelas, dia memikirkan perkataan Raka.
"Lang, lo kenapa gelisah gini?" tanya Bayu yang sejak tadi merasa nggak nyaman melihat Gilang gerak mulu.
"Gue kepikiran sama Gita." bisiknya.
"Dia lagi...dia lagi.. kayak nggak ada pembahasan lain." Bayu tidak suka Gilang membahas Gita.
"Bay, ini nyawa yang jadi pertaruhan. Gue yang salah di sini." Gilang merasa bersalah.
"Gilang, semuanya bukan salah lo seratus persen. Lagian lo nggak sengajakan memberi dia udang. Dia juga tidak bilang kan kalau alergi." omel Bayu. Dia tidak mau sahabatnya itu menyalahkan diri sendiri.
"Gilang! Bayu!" panggil Bu Indah guru bahasa ingris mereka.
"Iya Buk." jawab mereka berdua bersamaan.
"Jam pelajaran malah ribut sendiri. Gilang meskipun kamu anak pintar bukan berarti bisa seenaknya di kelas saya. Sekarang kalian berdua keluar." Suruh Bu Indah.
Gilang dan Bayu berjalan keluar, dari dalam kelas sampai luar Bayu sudah ngomel menyalahkan Gita.
"Nggak ada orangnya aja ngeselin, bikin sial saja." Bayu menyenderkan tubuhnya di dinding.
"Lo yang salah kenapa nyalahin orang lain." Gilang ikut menyenderkan tubuhnya.
"Ck." Bayu berdetak kesal.
Bel istirahat berbunyi, Gilang berlari menuju kelas Gita. Dia mengabaikna Bayu yang memanggilnya.
"Fara.. Anita.." Panggil Gilang di ambang pintu.
"Iya Kak, ada apa?" Fara dan Anita berjalan mendekati Gilang.
"Kalian berdua tahu rumah Gita kan?"
"Tahu, tapi Gita sudah minta sama kita untuk nggak memberi tahu siapa-siapa.Maaf." Anita tersenyun kaku.
"Kenapa? gue kan cuma pingin tahu keadaan dia seperti apa sekarang."
"Kalau Kak Gilang mau mending bareng kita aja ke klinik, dia kan masih di sana dan pulang hari ini." kata Fara.
"Ok, kapan kalian pergi. Pulang sekolah?" Gilang senang. Meskipun tidak bisa kerumahnya sengaknya bisa bertemu di klinik.
"Sekarang Kak," kata Fara dan Anita bersamaan.
Gilang terdiam, kalau dia pergi sekarang berarti dia harus membolos. Dia mengorbankan empat mata pelajaran yang sebentar lagi akan berlangsung.
"Kalau Kak Gilang tidak bisa nggak apa-apa. Nanti kita sampaiin sama Gita." ujar Anita.
"Gue bisa kok, kalian tunggu di parkiran. Gue ambil tas dulu." Gilang langsung berlari menuju kelas untuk mengambil tas dan kunci mobilany.
Gilang buru-buru sampai tidak tahu ada Monika di sampingnya dan hampir tertabtak.
"Gilang, lo mau kemana?" tanya Monika lembut.
"Ah, kebetulan ada lo. Mon, lo bisa bantu gue nggak?" tanya Gilang.
"Apa?"
"Lo bisa rekamin empag pelajaran yang akan datanh nggak? soalnya gue harus pergi ke klinik."
"Lo sakit?"
"Bukan gue tapi teman gue, bisa kan?"
"Bisa Kok." Kata Monika dengan senyum manis.
"Terimakasih, gue cabut dulu ya." Gilang langsung lari menuju ke parkiran. Namun saat belum jauh meninghalkan kelas dia kembali lagi.
"Ada yang ketinggalan?" tanya Monika.
"Tolong izinin gue ya."
"Iya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
ROSI AMALIA FITRI
untuk visual mending ikuttin aja garis kehaluan, biar sesuai dengan ekspetasinya wkwk
2023-07-15
2
Hera
segitu rasa bersalahnya gilang sama gita
2022-03-22
0
Hera
sepanik itu gilang yaa
2022-03-02
0