Gita masih belum bisa di bujuk sama Raka, namun kali ini Raka tak mau melepaskan
Gita. Dia menarik Gita ke lapangan basket, untuk mensuport dirinya masuk team
basket.
“Ngapain sih lo ajakin gue ke sini?” Gita masih manyun aja.
“Gue mau masuk team basket sekolah, jadi lo harus dukung gue.” Kata Raka yang
membuat bibir Gita merekah. Gita sejak dulu ingin banget Raka masuk team basket
sekolah agar dia bisa teriak-teriak seperti cewek lain.
“Beneran?” tanya Gita.
“Ya, demi lo. Gue wujudkan keinginan lo agar bisa teriak-teriak kayak cewek-cewek.” Kata Raka. Gita senyum lebar lalu memeluk Raka erat-erat.
“Makasih, lo emang bro gue yang ter the best.” Gita mencium cepat pipi Raka.
“Sekarang lo nggak marah kan sama gue?” Raka menggenggam tangan Gita erat.
“Aaa. Ka sakit.” Rintih Gita.
“Tangan lo kenapa?” Raka melihat punggung tangan Gita yang sedikit melepuh. Perlahan
dia meniup punggung tangan Gita lalu dengan isengnya dia mencium tangan Gita
yang terluka.
“Gimana udah sembuh?” Goda Raka.
“Langsung sembuh dong.” Kata Gita sambil tertawa kecil membuat Raka gemas. Raka
mengacak-acak rambut Gita lalu memeluknya.
Gilang yang melihat kejadian itu langsung menggenggam tangannya erat, dia berpikir
kalau Raka masuk ke grub bola basket sekolah hanya untuk memanasi dirinya.
“Ini tempat olahraga bukan pacaran.” Kata Gilang dingin.
“Lagian siapa juga yang pacaran.” Sahut Gita tak kalah dingin.
“Terus kalian ngapain cium-ciuman disini, ini tempat umum masih beraninya mesum. Dasar perempuan murahan.” Kata Bayu mengejek Gita, dia memandang Gita dengan tatapan sadis dan merendahkan.
“Tarik omongan lo atau gue bunuh disini juga!” Raka marah besar dia menarik kerah baju Bayu.
“Raka.... lepasin dia!” teriak Qila sambil berlari mendekat. Qila yang tak sengaja lewat langsung mencegah sebelum terjadi masalah.
“Nggak mau, dia sudah berani menghina Gita sama aja dia menghina gue.” Kata Raka.
“Ka, lo nggak mau kan masuk Bk. Kakak nggak mau ya nanti mama marah gara-gara lo berantem lagi.” Kata Qila mengingatkan Raka. Qila kemudian mengkode Gita untuk
membawa pergi Raka dari lapangan.Raka melepaskan kerah baju Bayu, setelah Gita
memohon.
“Bayu, lo bisa kan ngomong yang sopan?” Tegur Qila.
“Iya.” Jawabnya dengan nada tidak senang.
“Gue sudah banyak bukti tentang lo membully Gita, kalau sekali lagi gue dengar dan dapat bukti gue akan seret lo ke Bk.” Ancam Qila meskipun dia tak boleh mengaku
kalau kakaknya, dia tetap memantau adik
kesayangannya itu. dia tidak mau ada orang yang menyakitinya.
“Iya Kak, maaf.” Nyali Bayu lumayan menciut mendengar Qila mempunyai bukti-bukti. Meskipun terkesan sangat lembut namun Qila orang yang sangat tegas.
“Lo harusnya minta maaf sama Gita bukan gue, lagian kalian akan sangat menyesal
kalau tidak memasukkan Raka dalam team basket kalian.” Qila langsung pergi.
“Pantesan aja dia berani, dia punya orang yang berpengaruh di sekolah. Gue rasa ada hubungan spesial diantara Qila sama Raka.”
Ujar Bayu.
“Dia bukan berani karena itu, tapi dia tidak mau pacarnya di rendahkan.” Jawab Gilang santai namun hatinya terbakar saat mengatakan Gita pacar Raka.
“Pacar..vRaka memang buta kalau dia benar pacaan sama Gita.” Bayu tersenyum sinis, dia memandang Gita sebelah mata.
“Lo punya dendam apa sih sama Gita, sampai lobterlihat benci banget sama dia?” Gilang ingin tahu alasan Bayu membenci Gita.
“Gue nggak punya dendam dan masalah apa-apa sama dia, tapi emang kenyataann itu murahan lo juga lihat kan dia benar-benat tak tahu malu pelukan bahkan
mencium Raka di tempat umum. Ya mungkin karena dia jelek, gendut dan nggak laku
jadi...”
“Cukup Bay, gue nggak nyangka punya teman kayak lo yang hanya melihat sisi keburukan seseorang. Memangnya lo sendiri sudah sempurna, sepertinya gue salah bergaul.” Gilang beranjak meninggalkan kelas dia heran kenapa pikiran Bayu bisa seburuk itu.
“Lang.. maksud lo apa ngomong kayak
gitu?”
Gilang mengabaikan Bayu kali ini,
dia tak habis pikir pikiran Bayu sekarang menjadi picik, dia hanya menilai
orang lain dari segi keburukannya.
“Qila..” Gilang memanggil Qila yang sedang menunggu jemputan.
“Ya, ada apa Lang?’ Tanya Qila.
“Gue mau minta maaf atas ucapan Bayu.”
“Harusnya minta maafnya bukan sama gue tapi Gita dan Raka, dia pasti sekarang sedang sakit hati banget.” Nasehat Qila.
“Iya.”
“Hhmm.. nafsu makannya pasti bertambah beberapa kal lipat.” Gumam Qila pelan namun di dengar oleh Gilang dan membuat dia semakin penasaran dengan hubungan antara Qila, Raka dan juga Gita.
“Kak sepertinya lo tahu banyak tenatang Gita? Maksud gue Gita dan raka.”
“Yah.. kita sudah lama kenal. Gue sangat kenal mereka berdua. Mereka berdua itu
anak-anak yang baik meskipun sangat bandel.” Cerita Qila.
“Apa lo tahu dimana rumah mereka?”
“Iya jelas tahu, mereka kan tinggal sama gue.” Kata Qila sambil tertawa kecil.
“Satubrumah?” Gilang bengong.
“Iya, Raka itu sepupu gue dan dia udah tinggal sama gue sejak lahir.” Jelas Qila.
“Jadi kalian berdua saudaraan?”
“Iya begitulah.”
“Kalau Gita? Apa dia juga sepupu lo?”
“ Bukan.” Jawabnya Ragu. “Tapi dia adik kandung gue.” Jawabnya dalam hati.
“Em..bngomong-ngomong lagi nunggu jemputan ya?” Gilang mengalihkan pembicaraan.
“Iya nih, tumben belum datang.” Qila menengok kanan kiri mengecek kalau saja mobil jemputanya sudah datang tapi dia tidak tahu karena asyik ngobrol dengan Gilang.
“Gimana kalau gue anterin, sekalian gue mau ketemu Raka dan minta maaf.”
“Boleh juga.”
Qilablangsung menerima tawaran Gilang untuk mengantarnya pulang. Qila senang bangetvbisa dianterin cowok paling populer di sekolahnya itu. Kesempatan yang sangat
langka, bahkan tidak ada cewek yang pernah di antaranya.
Sesampai di rumah Qila langsung menyuruh Gilang masuk, dia pamit untuk ganti baju.
Sedangkan Gilang asyik melihat foto-foto keluarga Qila.
Gilang mengambil foto Qila, “Gue kok rasa tidak asing dengan wajah ini ya.” Ucap
Gilang. Dia mencoba mengingat wajah orang itu.
“Lang, mau minum apa?” tanya Qila.
“Apa aja.”
Disaat Qila mengambilkan minum, Gilang mulai fokus dengan foto-foto yang terpampang di ruang tamu.
“Lo sejak tadi tertarik banget sama foto keluarga gue.” Kata Qila sambil menaruh
satu gelas sirup dingin dan beberapa cemilan.”
“Ah.. lucu banget fotonya jadi gue tertarik. Lo terlihat menggemaskan” Gilang ngeles.
“Bisa aja lo.” Qila malu-malu.
“Em.. itu yang foto bertiga lo sama siapa?”
“Itu sama kakak dan adik gue. Kalau yang ini Raka sama Gi...”
“Gi.. siapa?”
“Gigi, adik kecil gue.” Qila hampir saja keceplosan kalau Gita itu adiknya. Bisa ngamuk besar Gita kalau sampai bocor rahasiannya.
Gilang mencoba mengorek informasi tentang Raka dan Gita namun dia tak mendapatkan titik terang hubungan Gita dan Raka dari Qila.
“Raka..mau bakso nggak?!” teriak Gita dari ambang pintu dia tidak tahu kalau Gilang ada di rumahnya.
“Kayak suara Gita, apa mereka semua sepupuan?” batin Gilang.
“Raka, lo mau beli nggak? Ntar giliran gue beli satu lo...” Gita menghentikan
teriakkannya membiarkan mulutnya melongo saat melihat Gilang ada di depan matanya.
“Gita, lo kok disini?”
“Harusnya gue yang tanya kok lo bisa disini?” tanya Gita balik.
“Dia tadi nganterin gue, sekalian mau ketemu Raka sama lo juga.” jawab Qila
“Ya benar, lo sendiri ngapain disini? Apa rumah lo di dekat sini?”
“Eemm.. iya. Gue satu komplek.” Gita meringis sampai kelihatan semua giginya yang tersusun rapi. Dia kemudian menggigit bibir bawahnya gelisah takut ketahuan sama Gilang.
“Ta..mana Raka?” tanya Qila.
“Mana Gita tahu, diatas kali?”
“Panggilin deh, Gilang mau ketemu.”
“Ya.” Gita langsung kabur secepat kilat untuk menghindar secepat mungkin.
“Gita udah sering kesini ya?”
“Buka sering tiap hari, udah dari kecil jadi udah seperti rumahnya sendiri . Mereka berdua itu susah banget di pisahkan jadi ya maklum aja kalau mereka di kira pacaran.” Ujar Qila sambil menaruh dua gelas sirup beserta cemilan.
“Jadi Raka sama Gita itu nggak pacaran?” Gilang antusias.
“Ya nggak lah, lo lucu deh. Sebentar ya gue ke atas dulu Gita kok nggak keluar-keluar.” Kata Qila yag sudah lima belas menit mereka berdua tak kunjung datang.
“Jadi mereka nggak berpacaran, tapi kenapa mereka berdua tadi pelukan sama ciuman. Apa mereka berdua menyembunyikan semua ini dari keluarganya?” Otak Gilang mulai mengartikan apa yang dia lihat serta perkataan Qila yang masih ambigu.
Raka dan Gita malas banget ketemu Gilang, dia mau turun atas bujukkan dan ancaman
dari Qila sampai akhirnya dia menyerah.
“Mau ngapain lo kesini?” tanya Raka ketus.
“Gue mau minta maaf sama lo, karena perkataan Bayu tentang Gita.”
“Lo nggak salah kenapa minta maaf, harusnya yang minta maaf itu Bayu sama Gita bukan lo sama gue. Kita nggak ada masalah.” Jelas Raka dengan tegas.
“Iya, gue tahu tapi gue sebagai temannya juga mau minta maaf. Dan untuk pengajuan lo jadi team basket gue terima.”
“Lo terima gue karena lo tahu gue sepupu Qila?”
“Nggak, tapi karena kemampuan lo.”
“Gue mau masuk team basket kalau Bayu sudah minta maaf sama Gita, gue nggak terima kesayangan gue dia hina seperti itu.” Raka berdiri lalu meninggalkan Gilang
yang terdiam saat dia menyebut Gita itu kesayangannya.
Kepalanya semakin kacau, Qila mengatakan
kalau mereka berdua tak mungkin pacaran tapi Raka selalu menyebut Gita itu
miliknya, kesayangannya membuat Gilang galau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
LAKI2, TPI MULUT KYK BANCI TU BAYU,,HRSNYA RAKA HAJAR TU BAYU...
2024-02-05
1
Sulaiman Efendy
YAA MREKA BRTIGA BRSAUDARA
2024-02-05
1
lee ailee
klo aku meleleh punya sepupu kayak raka
2022-04-21
1