Gita melihat Gilang yang sudah latihan basket bareng Bayu. Dia merasa senang karena kaki Gilang sembuh, semua rasa bersalah di hatinya meghilang.
"Syukur deh kalau udah baikan," Gita tersenyum lega. Dia membalikan badan untuk kembali ke kelasnya.
Buugh!!!
"A!" Gita memegangi punggungnya. Dia mengambil bola basket yang ada di dekat kakinya.
"Bawa sini bolanya!" teriak Bayu.
"Jadi lo yang lempar bola ke gue." kata Gita masih memegangi bolanya.
"Udah bawa sini, ribet lo!"
"Minta maaf atau apa gitu bukanya marah-marah." kata Gita kesal dengan sikap Bayu.
"Nggak usah drama deh, lo kan jalan dekat lapangan ya pasti kena bola." jawab Gilang ketus. Dia berubah menjadi orang yang dingin seperti dia bersikap dengan teman yang lainnya.
Gita memanyunkan bibirnya, "Ambil aja sendiri, emang lo nggak kunya tangi sama kaki main suruh-suruh." Gita melempar bola basket ke sembarang tempat karena kesal.
"Dasar, semua lelaki sama saja. Mereka cuman baik kalau ada maunya saja." omel Gita terdengar jelas di telinga Gilang. Gilang menatap punggung Gita sampai hilang dari pandangannya.
"Gilang, ayo kenapa bengong." seru Bayu yang sudah mendribel bola setelah mengambilnya. Gilang menggelengkan kepala lalu berlari ke arah Bayu.
...◇◇◇◇◇...
Gita masuk membanting pintu lalu duduk dan menaruh kepalanya di atas meja.
"Kenapa Git?"
"Tahu nggak gue tuh kesel banget sama Gilang sama Bayu. Mereka timpuk gue pakai bola basket eh nggak minta maaf malah marah-marah. Malah Gilang ngatain gue drama." Gita marah-marah.
"Wah... perlu kita labrak tuh mereka." kata Fara.
"Nggak usah, lagian bagus dong buat lo jadi dia nggak naksir lagi sama lo. Dan lo bebas dari dia." ujar Anita.
"Ah.. benar kenapa gue baru kepikiran ya." Gita yang bete berubah jadi girang.
"Iya juga ya, lo nggak perlu repot-repot buat jauhin dia."
"Ngomong-ngomong Raka kemana ya?" tanya Gita sambil celingukan.
"Nggak tahu, gue dari tadi nggak lihat Raka semenjak bel istirahat." kata Anita.
Gita mengambil ponselnya lalu menekan kontak milik Raka. Beberapa menit mencoba menelepon hanya berdering tidak ada jawaban.
"Raka kemana sih?" Gita cemas. Tidak biasanya Raka tidak menjawab telponnya. Gita melihat ke samping tas beserta perlengkapan sekolahnya masih lengkap.
"Arvian kemana?" tanya Gita lagi.
"Nggak tahu juga gue." Kata Fara.
"Mereka berdua tadi keluar kelas bareng, jangan-jangan bolos mereka." Kata Anita inget waktu bel istirahat bunyi mereka berdua langsung kabur.
Saat pelajaran sudah di mulai Gita diam-diam mencoba menghubungi Raka. Tapi tak ada jawaban juga. Gita semakin cemas takut terjadi sesuatu hal yang buruk kepada Raka.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi Raka dan Arvian belum juga datang.
"Git, lo yakin mau tungguin mereka berdua?" tanya Anita.
"Iya, kalian pulang aja dulu nggak apa-apa sebentar lagi juga mereka datang." ujar Gita sambil senyum.
"Sorry ya gue duluan, ada les." kata Anita.
"Iya, kalian santai aja masih rame ini sekolahan."
"Bye..bye.." Anita dan Fara melambaikan kedua tangannya.
"Bye."
Gita mondar-mandir di gerbang sekolah, sudah hampir satu jam dia di sana tapi Raka dan Arvian tak kunjung datang. Bahkan anak-anak yang tadinya masih nongkrong di sekolah mulai pulang satu persatu.
"Kenapa itu si gendut masih di situ?" tanya Bayu. Gilang langsung menatap kearah gerbang seperti yang di lakukan Bayu. Gilang hanya diam lalu duduk di motornya, dia membiasakan untuk tidak peduli sama Gita.
"Wah rupanya lo sudah sadar seratus persen dari pelet Gita." Katanya sambil tertawa kecil.
"Brisik!"
Gilang melihat dari spion, dia memejamkan matanya sebentar hatinya berubah cemas. Padahal dia sudah bertekad untuk tidak peduli lagi sama Gita namun ketika melihat rasanya semua tekadnya luluh lantah.
Dia turun dari motor, kakinya menuntun dirinya ke arah gerbang.
"Lang, mau kemana?"
Gilang hanya diam tidak menjawab pertanyaan Bayu. Dia berdiri tepat di depan Gita.
"Kenapa lo masih disini?" tanya Gilang datar.
"Bukan urusan lo!" jawab Gita ketus.
"Kenapa cemas begitu, apa ada yang mengganggumu?" Meskipun Gita ketus Gilang tetap ingin tahu apa yang terjadi dengan Gita.
"Raka sama Arvian pergi nggak tahu kemana, padahal tasnya masih disini." Gita akhirnya mau membagi kecemasannya meskipun masih dengan nada datar.
"Huh!" Gilang mendengus kesal, ternyata dia cemas hanya untuk Raka.
"Palingan mereka juga bolos." Kata Gilang langsung pergi meninggalkan Gita. Kesal menyesal karena dia datang nyamperin Gita.
"Dasar orang nggak punya simpati!" Teriak Gita. Gilang menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Gita.
"Bukankan lo bilang itu urusan lo, dan nggak ada hak bukan kalau gue ikut campur."
"Memang, karena orang kayak lo itu hanya akan baik ketika punya maksud dan tujuan tertentu. Lo itu orang yang menyebalkan yang pernah gue temui." Maki Gita.
"Dan lo orang nggak tahu diri, sok kecantikan memangnya Gilang beneran suka sama lo? Ha..ha..ha.. tidak Gilang hanya ingin tahu reaksi orang jelek kalau di pacarin orang ganteng." Sahut Bayu dari belakang.
Mata Gita mulai berkaca-kaca, dia sering banget di hina orang. Namun kali ini dia merasa nyesek karena pikirannya sedang kacau di tambah di hina membuat kesal.
Air matanya tak terasa menetes, Gita pun langsung menyekanya. Saat mendengar ponselnya berdering dan langsung mengangkatnya.
"Jangan cemas gue nggak apa-apa, lo masih tungguin gue di sekolah?" tanya Raka.
"Em." Katanya dengan menangis semakin keras.
"Heh.. jangan menangis gue perjalanan menuju ke sekolah." kata Raka lalu memutus sambungan ponselnya.
"Gita, lo baik-baik saja kan?" Gilang tidak tega.
"Pergi lo, gue nggak mau kenal sama lo. Gue emang orang jelek tapi bukan berarti lo bisa berbuat semau lo."
Sampai di depan gerbang Raka langsung loncat dari motor dan memeluk Gita.
"Lo apain Gita?!" bentak Raka.
"Gilang nggak apa-apain Gita, dia aja yang sok drama."
"Bayu diam!" bentak Gilang setelah itu Gilang pergi meninggalkan mereka. Dia mengambil motornya lalu pergi dengan kecepatan tinggi.
"Mereka menyakiti lo?" tanya Raka.
"Ngomong saja kalau dia sakitin lo, biar gue balas buat lo." Kata Arvian turun dari motor.
"Lo yang sakitin gue bukan mereka, lo itu bikin gue cemas. Kalian berdua dari mana?" tanya Gita sambil mengusap air matanya.
"He..he.. maaf, tadi kita ada urusan sebentar." Kata Raka.
Gita menatap wajah Raka, "Muka lo kenapa memar begini. Kalian berantem ya?" Gita menatap tajam Raka lalu Arvian.
"Nggak, kita nggak berantem kok." jawab Arvian.
"Tadi kita jatuh, pas mau pulang."
"Udah deh nggak usah bohong, gue benci orang pembohong. Gue marah sama kalian jadi nggak usah ngomong sama gue." Gita lari keluar pulang dengan taksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
ega cempluk
Si Bayi ni emang Syaitonnirrojim.... Mulut2 Setan
2022-12-15
1
Ica
omongan nya bayu bikin nyesek sakit di hati
2022-04-16
1
Dhina ♑
👏👏👏👏
2021-09-10
1