Gita duduk sambil memutar kursinya, dia jadi kepikiran Gilang. Dia yang sebelumnya cuek tiba-tiba m3njadi tak fokus dan merasa bersalah.
Gita keluar kamarnya lalu masuk ke kamar Genta, dia merebahkan di sebelah kakanya yang sedang membaca buku.
"Ada apa?" tanya Genta meliht adiknya yang diam saja. Biasanya dia akan bawel ngoceh macam-macam.
"Nggak apa-apa." katanya lalu menyelimuti tubuhnya sampai ke kepala.
"Beneran?"
Gita masih diam, dia sedang memikirkan cara bagaimana dia ngomong sama kakaknya.
"Kak." Gita bangun lalu duduk menghadap ke arah kakaknya.
"Hem." Genta menutup bukunya lalu menatap Gita lekat, dia siap mendengarkan curahan hati adiknya itu.
"Tadi Gita di sekolah nggak sengaja menyenggol tubuh teman sekolah, dan dia tiba-tiba tergelincir jatuh. Itu kira-kira Gita salah nggak?"
"Ya salah. Kamu harus minta maaf."
"Udah kok."
"Kalau udah sekarang kamu pastikan dia benar-benar tidak apa-apa."
"Mungkin udah baikan soalnya tadi udah di bawa ke rumah sakit." Jawab Gita dengan polosnya.
"Ke rumah sakit?" Genta kaget. Dia jadi mikir seberapa keras dia menyenenggol tubuh temannya itu.
"Iya, dia kakinya retak katanya."
"Sampai retak? Ta.. kamu harus samperin dia kerumahnya."
"Harus gitu Kak, kan Gita nggak sengaja." Gita malas banget kalau harus datang ke rumah Gilang.
"Ya emang nggak sengaja tapi dia kan parah."
"Tapi.."
"Udah jangan banyak tapi, sekarang kamu ganti baju nanti kakak antrin." kata Genta.
"He.." Gita garuk kepala.
"Kenapa malah cengar-cengir gitu."
"Gita nggak tahu rumahnya." Katanya masih senyum-senyum.
"Ya ampun Ta. Cari tahu alamat rumahnya, kamu jadi orang itu harus tanggung jawab. Kakak nggak suka ya kamu kayak gini. Nanti kalau papa sama mama tahu kamu bisa di marahin." Genta menasehati Gita.
"Iya Ka, kakak jangan bilang mama sama papa." Gita keluar kamar Genta.
...◇◇◇◇◇◇...
"Halo Fara."
"Halo Git, ada apa?"
"Em.. lo punya nomor hp Gilang nggak?"
"Ada. Lo mau minta?"
"Iya, kalau alamat rumahnya tahu nggak?"
"Nggak tahu coba deh lo tanya Anita."
"Ok thanks."
"Ngomong-ngomong kenapa lo tiba-tiba minta nomor Kak Gilang sama tanya alamat rumahnya? lo udah berubah pikiran dan mau terima dia? lo pasti menyesalkan."
"Apaan sih lo, ini karena gue harus tanggung jawab yang nggak sengaja buat kakinya retak dan masuk rumah sakit."
"Ohh.. gue kira lo udah insyaf." Fara tertawa.
"Dah ah.." Gita memutus sambungan teleponnya.
Setelah mendapatkan nomor telepon dan alamat rumahnya Gita pergi ke rumah Gilang dengan naik taksi. Dia mau di antar sama Genta menolak. Sebenarnya minta di temani Raka hanya saja Raka sedang kencan sama pacarnya.
Gita turun di depan rumah Gilang, dia melihat sekeliling. Rumah besar dengan gerbang yang lumayan tinggi membuat Gita bengong sesaat takjub melihat rumah yang sangat megah.
"Pantes banyak yang suka, udah ganteng tajir lagi." ceplosnya.
Gita mengambil ponselnya, dia membuka whatsapp. Dia mengetik dengan cepat untuk memberi tahu Gilang kalau dia ada di depan rumahnya. Namun setelah selesai mengetik dia kembali menghapusnya.
"Gue balik aja kali ya," Katanya sambil memasukkan ponselnya. Gita mengurungkan niatnya menjenguk Gilang di rumahnya.
"Gue tanya aja besok di sekolah." Kata Gita.
"Cari siapa Dek?" Satpam menghampiri Gita.
Gita langsung membalikan badan, "Em..maaf Pak ini benar rumah Kak Gilang." Kata Gita sambil cengar-cengir dia gagal kabur.
"Benar Dek, temannya Mas Gilang ya?"
"Bukan. Eh.. maksudnya iya." Jawab Gita belepotan.
Pak satpam membukakan gerbang, Gita menganggukan kepala lalu masuk. Kemudian Gita jalan mengikuti satpam.
"Bik, tolong panggilin Mas Gilang ada temannya." Kata Satpam.
"Iya."
Tok..tok..
"Mas, ada temannya?" kata Bibik.
"Siapa Bik?"
"Kurang tahu Mas, jarang kesini kok anaknya."
"Bilang saja aku sedang tidur Bik." Kata Gilang.
"Mas Gilang nggak mau temui ya?"
"Iya Bik, Gilang capek. Suruh pulang saja." kata Gilang.
"Beneran Mas, dia cewek loh."
"Iya Bik Siti," Gilang mempertegas ucapanya. Bik Siti mengangguk lalu turun ke bawah untuk memberi tahu kalau Gilang tidak bisa menemuinya.
"Mbak, maaf Mas Gilang sedang istirahat. Lebih baik Mbak siapa?"
"Gita, Bik."
"Mbak Gita pulang saja dulu, besok kesini lagi."
"Gita tunggu aja Bik, nanggung udah sampai sini." Kata Gita.
"Iya udah kalau gitu. Mbak Gita mau minum apa?" tanya Bik Siti.
"Apa aja deh Bik." Kata Gita sambil senyum.
"Ok Mbak Gita."
Gita meregangkan kedua tangannya, dia mulai capek dan bosan menunggu Gilang sudah hampir satu jam tidak kunjung bangun.
"Ta..Ta.. lo kenapa nggak pulang aja sih," Gumam Gita sambil menyenderkan tubuhnya di sofa. Matanya mulai mengantuk.
"Kebo juga dia tidur." Gumamnya dengan mata terpejam.
Andini yang baru pulang dari kampus heran melihat ada orang tidur di ruang tamunya.
"Bik..Bik.." panggil Andini sambil jalan menuju ke dapur.
"Iya Mbak Andin, ada apa?"
"Bik, siapa itu yang tidur di ruang tamu?"
"Mbak Gita temannya Mas Gilang."
"Terus Gilangnya mana?"
"Di kamar Mbak, nggak mau temuin katanya capek." Ujar Bik Siti.
"Wah, kebangetan dia." Andini pergi ke kamar Gilang.
Andini membuka pintu keras-keras tanpa ketok dulu membuat Gilang yang sedang fokus main ps kaget.
"Kak, bisa ketok dulu nggak? kebiasaan banget sih lo." Gilang merengut.
"Lo ya kebangetan, ada temannya malah nggak ditemui. Kasian tuh nunggu lo sampai ketiduran di sofa ruang tamu." kata Andini.
"Belum pulang juga tuh si Monika." kata Gilang sambil mendengus kesal.
"Jadi yang benar tuh namanya Monika apa Gita? Tadi Bik Siti bilangnya Gita." Andini bingung.
"Gita? Ah.. bercanda pasti mana mungkin dia datang." Gilang geleng.
"Ya nggak tahu gue, orang Bik Siti yang bilang." kata Andini sambil pergi meninggalkan kamar Gilang.
"Dia gendut, rambut sebahu nggak?"
"Kalau rambutnya kurang paham, tapi dia gendut."
"Gita." Gilang melempar stik psnya lalu berlari sambil mengangkat satu kakinya.
"Gilang, hati-hati kaki lo bisa tambah sakit." teriak Andini yang tak di hiraukan sama Gilang.
Gilang berhenti sekejab saat hendak menuruni tangga. Kemudian dia perlahan turun, dia tidak mungkin lari saat turun tangga.
"Aduh.. Gilang kenapa bego banget sih lo. Harusnya tanya nama dulu bukannya malah langsung nggak mau ketemu." umpat Gilang.
Gilang berjalan cepat setelah sampai di lantai satu.
"Mas.... Mas..." panggil Bik Siti.
"Iya Bik, ada apa?" Gilang menoleh.
"Pelan-pelan."
"Iya Bik." Katanya sambil terus jalan.
Gilang menghela napas panjang, dia menyesal karena tidak menemui Gita sejak tadi. Justru dia membiarkan seseorang yang di sayangnya menunggu lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Sunarmi Narmi
Suka aku bacanya Thor...sayangnya baru nemu ini...Aku jg gendut Thor BB ku 81 kg..suamiku jg Ganteng beda jauh sama aku yg pndek cuma 155 cm dgn bb sprti itu..Alhamdulillah pny suami baik,tinggi,ganteng dn baik hati..pernikahan sdh 27 thun...pelakor menggoda bnyak dn sering..takut iya..tpi memang suamiku cinta aku apa adanya..makanya novel ini aku lngsung suka..nyatanya Tuhan itu Maha Baik..mksh Thor 😘😘😘😘😘😘..klo sdh jodoh dri Tuhan Bidadari lewat dgn kita" yg gendut..Semangat teman" gendutku 💪💪💪💪
2024-03-23
2
Yuli Pujiastuti
Soo Sweet banget mas Gilangnya
2022-01-20
0
Dania
kami ber 7 Thor
2021-09-14
1