Gita mendengus kesal lalu memakai tasnya ke bahu hari ini dia harus memenuhi ajakan Gilang pergi.
"Senyum dong mau ngedate kok malah manyun aja." Goda Raka.
"Ini semua salah lo!" Gita pergi meninggalkan kelas dengan wajah kesal.
"Hai!" Seru Gilang saat Gita keluar pintu.
"Ataga naga beneran!" teriak Gita sambil memegangi dadanya karena kaget.
"Sorry...sorry." kata Gilang sambil mengangkat dua jari berbentuk v.
Gilang tak mau menyia-nyiakan kesempatan, dia langsung memnarik tangan Gita membawanya ke mobil. sepanjang perjalanan Gita hanya dia tak menggubris ocehan Gilang.
"Gue heran orang seperti dia bisa ngebet banget jalan sama gue." Lirik Gita sambil ngebatin. Tidak di pungkiri kalau Gilang itu memang keren hanya saja hati Gita tidak tertarik.
Dalam hatinya sudah ada seseorang yang sudah berjanji akan menjadi pasangan laki-lakinya di pelaminan nanti. Hingga Gita tak tertarik kepada siapaun kecuali dia.
"Lo benci ya sama gue?" ujar Gilang.
"Nggak." jawabnya ketus.
"Lo nggak suka sama gue."
"Iya."
"Ok." kata Gilang sambil membuka pintu mobil setalah sampai di tempat tujuan. Gita turun lalu menutup pintu dengan keras.
Gilang melirik sambil mengehela napas panjang, "Sabar Gilang, lo pasti bisa ." katanya menyemangati diri sendiri.
"Pesan apa yang lo mau." Gilang memberikan buku menu.
"Beneran nih?"
"Ya."
Gita tersenyum sambil manggut-manggut, dia punya ide buat Gilang ilfil padanya.
"Mbak pesan, cumi asam manis dua, kerang asam manis 3, nasi dua porsi minumnya lemon tea, sama es creamnya dua."
"O..ke." Gilang terkejut melihat porsi makan Gita yang luar biasa. "Mbak tambah udang asam manis satu ya." kata Gilang.
"Ilfil kan lo lihat gue pesan makanan sebanyak ini." batin Gita dengan senyum-senyum.
"Unik banget nih cewek, lo memang beda sama yang lain buat gue semakin penasaran sama lo." batin Gilang. Niat hati Gita ingin membuat Gilang ilfil nyatanya Gilang justru semakin tertarik.
Giya melirik ke arah dua cewek yang sedang bisik-bisik.
"Beb, dia pakai pelet kali ya. Masa iya cowok keren, cool gitu mau sama cewek kayak dia." bisik mereka.
Gita masih sabar dan mengabaikan cibiran mereka, dia sudah terlalu sering mendengarnya saat jalan sama Raka.
"Kalau nggak nih, pasti ceweknya kaya."
"Hem, tapi cowoknya juga terlihat orang kaya. gue yakin dia itu pakai dukun."
Gita sudah hilang kesabaran, dia mendatangi kedua cewek yang membicarakannya
Braaaakkk!
"Memangnya kalau gue pacarnya dia kenapa? kalian nggak terima?!" bentak Gita.
"Iya. Lo itu nggak cocok cuma merusan pemandangan saja. Cowok seganteng dia nggak pantas sama cewek... " Salah satu cewek itu melihat penampilan Gita dari ujung kaku sampai kepala. "Udik kayak lo." tambahnya.
"Lalu siapa yang pantas buat gue? kalian yang mulutnya lemes suka mencela orang lain." Gilang datang membungkam mulut kedua cewek itu.
"Ayo sayang, kita makan. jangan dengarkan orang tidak berpendidikan ngomong." sindir Gilang.
Kedua cewek itu langsung kabur karena mau dilihati sama banyak pengunjung restoran.
"Ingat ya, ini pertama dan terakhir lo ngajak jalan gue." kata Gita sambil duduk.
Dia muali memakan udang yang sudah tersaji di meja, dengan lahap dia makan. Gilang hanya tersenyum, dia merasa kenyang melihat Gita makan.
"Lo nggak makan?" kata Gita dengan mulut penuh.
"Nggak, lihat lo makan saja sudah kenyang."
Gita melirik ke arah Gilang, kemudian dia mengambil piring lalu menaruh nasi dua centong.
"Makan." katanya.
"Gue udah kenyang lo aja."
"Hah! lo kenapa nggak asyik kayak Raka sih." Gita membandingkan Gilang dengan Raka.
"Dia lagi." batinnya. "Ok gue makan." Gilang meletakkam ponselnya. Dia mencuci tangannya lalu meluncurkan udang asam manis bersama nasi panas ke dalam mulutnya.
"Gitu makan, kan jadinya asyik." ujar Gita yang masih lahap memasukan nasi dan kerang kedalam mulutnya. Padahal dia sudah habis satu piring.
"Gue lakuin ini demi lo, seumur-umur baru ini makan tanpa menggunakan sendok." batinnya.
"Hoooekkk." Gita besendawa.
Gilang merasa jijik mendengar Gita bersendawa kencang. Nasi yang masih dalam mulutnya rasanya tak bisa di telannya.
"Gue emang suka sendawa kalau habis makan." kata Gita dengan wajah watados alias wajah tanpa dosa.
Dengan kesusahan Gilang mengnelan makanan yang sudah di kunyahnya.
"Lo jijik ya?" tanya Gita. Gilang menggeleng lalu tersenyum.
"Kalau lo jijik nggak apa-apa, emang orang tipe-tipe kayak gue ini seperti ini. Kalau orang bilang sih sopan santunya kurang. Katanya." Gita memasukan es krim ke dalam mulutnya.
"Gue nggak jijik, gue malah suka melihat cewek yang apa adanya." Gilang masih mencoba tidak goyah.
"Sial, nih cowok kenapa nggak ada ilfil-ilfilnya sih." batin Gina.
"Lo mau kemana lagi?" tanya Gilang.
"Pulang."
"Ok gue anterin."
"Nggak usah, rumah gue jauh lagian gue sudah meminta Raka untuk jemput gue." Gita tidak mau di antar pulang takut nanti Gilang ketemu Qila dan tahu kalau dia adalah adiknya.
"Raka lagi...Raka lagi... kenapa dia hadir dulu di kehidupan Gita sih." batin Gilang kesal. "Apa Raka pacar lo?" tanya Gilang penasaran.
"Bukan."
"Kalian sepeti pacaran."
"Oh ya." jawab Gita sumringah sehingga Gilang menyimpulkan kalau Gita suka sama Raka.
♡♡♡♡♡
Gilang menunggu kedatangan Raka, meskipun dia tahu akan sakit hati.
"Lo pulang dulu aja nggak apa-apa. Sebentar lagi dia akan datang."
"Nggak papa gue nggak ada acara kok habis ini."
"Ok."
Tak selang lama Raka datang dengan motor kesayangannya. Dia melepas helmnya dan turun.
"Sudah selingkuhnya." celoteh Raka.
"Sembarangan kalau ngomong." Gita menepuk lengan Raka.
"Lain kali kalau lo mau ngajak makan jangan Gita doang, gue juga dong." ujar Raka.
Gilang tersenyum, "Yang ada gue nanti jadi kambing congek ngelihatin kalian pacaran." batin Gilang.
"Gilang, makasih ya untuk makan hari ini. Kalau bisa lo makan yang banyak. Porsi lo kayak anak perempuan lagi diet." kata Gita.
"Benarkah, dia akan makan dari setengah sendok makan lalu mengunyah 33 kali." ejek Raka. Dia tertawa puas mendengar cerita dari Gita.
"Lo sudah datang, gue balik dulu." Gilang meninggalkan Raka dan Gita yang masih tertawa.
"Sst, udah. Kasian di tertawakan terus. Lihat dia marahkan."
"Ta, bukannya ini yang lo mau. Atau jangan-jangan..." Raka menatap Gita dengan curiga.
"Nggak usah aneh-aneh." Gita mendelik.
"Yuk lah pulang."
Baru berjalan dua langkah Gita memegangi perutnya, "Aduuh...." Gita jongkok menahan sakit di perutnya.
"Ta..ta.. lo kenapa?" Raka panik.
"Perut gue sakit Ka."
"Raka menggendong Gita, dia berlari cepat menuju klinik terdekat."
Gilang menghela napas kasar, kemudian dia menghidupkan klakson keras-keras padahal lampu belum hijau. Dia cemburu berat melihat Gita di gendong Raka.
"Sama gue dia melakukan hal gila, tapi sama Raka dia bisa romantis sepeti itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Ica
seru thorrr kerennnnn cerita nya
2022-04-16
2
bunda nYunyun🍭🍭
sukaaaaaa🥰🥰🥰🥰
2022-04-07
0
Hera
lo dikerjain gita tuh gilang
2022-03-22
0