Gilang duduk di sebelah Gita, dia memandanginya. Rasanya tak tega membangunkan dirinya karena sangat lelap.
"Pasti Gita sangat bosan." Kata Gilang saat melihat ada tiga gelas dan kue di dalam toples yang tinggal separuh.
Gita menggeliat, dia meregangkan kedua tangannya dengan mata terpejam.
"Pamit aja lah Ta, orangnya pingsan kali nggak bangun-bangun." Gumamnya sambil menguap. Perlahan dia membuka matanya, Gita pun langsung beranjak duduk tegak.
"Sejak kapan disini?" tanya Gita dengan jantung yang berdetak tak beraturan karena kaget.
"Lumayan lama sih." Jawab Gilang sambil senyum.
"Kenapa nggak bangunin gue?" kata Gita.
"Nggak tega gue, kayaknya lo capek banget. Ada apa kesini?" tanya Gilang.
"Em.. gimana kaki lo udah baikan?" tanya Gita sambil melihat ke arah kaki Gilang.
"Lumayan baikan karna lo datang kesini." gombal Gilang sambil tersenyum memandang wajah Gita.
"Dasar sinting, ya udah kalau baik-baik saja gue balik deh sekarang." kata Gita.
"Gitu doang?" Gilang tak rela Gita pergi begitu saja. Dia masih ingin berduaan dengan Gita. Kapan lagi bisa ngobrol berduaan tanpa gangguan Raka.
"Ya kan gue udah dari tadi, udah mau sore ntar yang ada gue di cari mama sama papa gue."
"Lo datang kesini nggak bawa apa-apa gitu?"
Gita terdiam sesaat, lalu nyengir karena dia lupa membawa sesuatu untuk Gilang.
"Lagian lo sudah punya semuanya, lo juga mampu kan beli sendiri yang lo mau. Masih kurang apa lagi coba?"
"Kurang lo, gue belum bisa mendapatkan hati lo. Lagian beda lah apa yang lo kasih sama gue beli sendiri." Kata Gilang membuat suasana hening.
"Kalau hati gue lo minta, terus gue nggak punya hati dong. Masa iya gue ganti pakai hati ayam."
"Ya ntar gue kasih hati gue deh, kita tukeran hati biar lo tahu apa yang gue rasain."
"Udah ah.. makin ngelantur aja ngomongnya. Gue balik ya." Gita ngebet mau pulang.
"Eh.. mau kemana?" tanya Andini melihat Gita berdiri.
"Mau pulang katanya Kak." kata Gilang.
"Iya, mau pulang udah sore." Gita senyum sambil memegang tengkuknya.
"Makan dulu lah sebelum pulang, bibi udah masak banyak." kata Andini.
"Nggak usah Kak masih kenyang."
"Nggak boleh nolak rejeki loh, ayo buruan." Andini merangkul Gita dan mengajaknya ke ruang makan.
"Kejebak nih gue." keluh Gita dalam hati.
"Oiya nama gue Andini, kakaknya Gilang." Andini memperkenalkan diri.
"Gita Kak."
"Cantik sih, pantesan Gilang suka banget sama lo. Sering banget curhat tentang lo setiap hari dari buka mata sampai mau tidur lagi." Andini melirik ke arah Gilang, yang langsung di sambut dengan mata Gilang yang melotot.
"Kak Andini mah bisa aja, gue nggak cantik." Gita terkekeh.
"Cantik itu tidak di lihat dari fisik saja." Andini menarik kursi lalu menyuruh Gita duduk.
"Mampus gue, ini hidangannya kenapa enak semua bisa malu nih gue kalau makan banyak." Batin Gita sambil menggigit bibir bawahnya.
"Ayo makan, anggap saja rumah sendiri." kata Andini.
Gilang tersenyum melihat Gita yang sedang menjaga image dengan mengambil makanan sedikit, seperti porsi cewek pada umumnya.
“Nambah aja nggak usah malu-malu.” Gilang menambahkan lauk ke piring Gita.
“Nggak usah Kak makasih, iini udah kebanyakan.” Gita menolak.
“Gue tahu lo itu lapar, jadi nggak usah jaim.” Ujar Gilang.
Gita menghela napas panjang, dia malu di lihat Andini. Pasti Andini akan berpikir kalau dirinya itu rakus.
“Iya Gita, makan aja yang banyak. Lagian makanan banyak seperti ini juga siapa yang mau habisin.” Kata Andini.
“Nggak kok Kak, ini udah cukup.” Gita melirik ke arh Gilang. Dia kesal dan merasa di permalukan di depan kakanya itu.
Setelah selesai makan Gita pamit pulang, Gilang mengantar Gita sampai luar.
“Gue anterin ya?” Gilang menawarkan diri untuk mengantar Gita.
“Nggak usah.” Jawabnya ketus karena masih kesal.
“Galak amat sih.” Gilang menarik tangan Gita.
“Iya, gue kesel sama lo udah gue kesini nunggu lama banget. Mana lo ngomong seperti itu lagi di depan kakak lo. Muka gue mau di taruh dimana coba.” Celoteh Gita kesal.
“Ya maaf, gue pikir lo bakalan menjadi Gita yang seperti biasanya. Maaf.” Kata Gilang sambil menunduk. Dia benar-bena menyesal, dia nggak tahu kenapa kalau sedang bersama Gita bukannya membuatnya senang tapi bikin dia marah saja.
“Sorry.” Kata Gita tiba-tiba membuat Gilang langsung mengangkat kepalanya.
“Kenapa lo minta maaf?’ tanya Gilang dengan nada heran.
“Karena selalu membuat lo kesal, gue tahu kok lo kesal sama gue jadi gue minta maaf. Dan gue harap lo nggak usah baik sama gue, itu hanya membuat gue terus merasa bersalah karena terus cuek sama lo."
"Memangnya gue nggak boleh suka sama lo?"
"Bukan begitu, gue itu udah punya seseorang yang gue sayang. Jadi percuma lo mau dekatin gue juga. Gue itu orangnya setia." Gita berkata jujur agar Gilang tidak terus mengejarnya apalagi Devan sudah kembali pasti akan semakin sakit hati kalau dia melihatnya.
"Gue balik dulu ya jemputan gue udah datang.” Gita melambaikan tangan dan berlari mengahampiri mobil yang menjemputnya.
"Seharusnya gue tahu sejak awal kalau Gita itu milik Raka," Gumamnya pelan.
"Ada apa? tadi girang banget sekarang kok cemberut?" Tanya Andini.
"Gue harus benar-benar mundur Kak, Gita sudah menolak untuk kesekian kalinya. Dan dia mengatakan dengan jelas kalau Raka adalah cowoknya."
"Ya udah iklasin aja, lagian masih banyak cewek yang lebih baik dari dia. Meskipun yah gue juga suka sama Gita." kata Andini.
"Iya Kak." Kata Gilang lemas tak punya semangat.
...◇◇◇◇◇...
Gilang menaruh kepalanya di atas meja, dia malas mengikuti pelajaran kali ini. Dia sedih, patah hati, dan hancur. Baru kali ini dia benar-benar jatuh cinta.
"Lang, kenapa lo kok lemes gitu? masih sakit?" tanya Monika.
"Iya, sakit hati." samber Bayu.
"Sakit hati? Lo udah punya pacar?" tanya Monika kecewa.
"Pacar sih gak ada, tapi di tolak sama gebetannya." Kata Bayu sambil terkekeh. "Mana gebetanya B aja lagi. Bingung gue juga sama seleranya Gilang."
"Emang siapa gebetanya?" Monika penasaran.
"Brisik banget sih lo Bay." Gilang pergi meninggalkan Monika dan Bayu.
"Gilang mau kemana lo?" tanya Monika namun tak di hiraukan oleh Gilang.
"Bay, siapa sih cewek yang buat Gilang patah hati."
"Gita anak kelas 10,"
"Jadi masih anak itu yang menjadi saingan gue, hhm tapi bagus juga sih kalau Gita menolak kan gue jadi masih punya kesempatan buat dapetin dia." Monika tersenyum tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Yenny Imam
makan tu kesempatan dalam kesempitan🤣🤣
2022-03-01
2
Dhina ♑
🌿🌿🌿🌿🌿
2021-09-10
1
re
Gita jaim mau makan banyak
2021-07-18
2