Deerrrtzzz.....Derrrtzzzz... ponsel Gita berdering. Dengan malas dia mengambil lalu membuka pesan dari Fara.
Git, Kak Gilang mau datang jenguk lo di klinik.
"Apa?!" Gita kaget sampai terduduk.
"Ada apa Gita?" semua yang menunggunya panik.
"Ma, Kak Genta sama Kak Qila mending pulang aja dulu. Nanti Gita pulang bareng Raka saja." Katanya sambil senyum di pakasa.
"Memangnya kenapa?" tanya mamanya.
"Ada apa Ta?"
"Ma, Kak teman-teman Gita mau kesini. Please." Gita memohon.
"Mereka kesini ya nggak apa-apa sekalian mama mau tahu teman-teman kamu." Wanda tidak mau meninggalkan putrinya itu.
Gina sudah panik banget, "Ka." panggil Gita tanpa suara. Raka berjalan mendekati Gita. Gita menarik tangan Raka, " Buruan cari ide, ini yang datang si Gilang." bisiknya.
"Em Tante, sama kakak-kakak kalian kan masih banyak kerjaan. Lebih baik pulang dulu aja nggak apa-apa. Lagian dokter juga belum tahu kapan kapan datangnya untuk cek terakhir Gita." jurus ngeles dan ngarangny Raka mulai di keluarkan.
"Ya udah deh. Ma Genta balik lagi ke kampus ya." Genta pamit kepada Mamanya. " Cepet sembuh ya mbulku." Genta mencium kening Gita.
"Iya Kak."
"Ayo Ma, Qila antar pulang deh. sebentar lagi les Qila mulai."
"Ayo, kamu baik-baik ya. Ingat langsung pulang jangan kluyuran kalian. Raka, jaga makan Gita jangan sampai tuh makan sembarangan lagi." Wanda mengusap kepala putrinya kemudian mencium keningnya.
"Siap, Tanteku sayang."
"Ta, buruan sembuh. Nanti kalau lama berbaring dirini jadi kurus loh." goda Qila.
"Kalau Gita kurus nih, cantiknya ngalahin Kak Qila tahu." Gita manyun. Qila tersenyum lalu melambaikan tangan.
♤♤♤♤♤
"Ka, lo ngomong ya sama si Gilang." tuduh Gita.
"Gue nggak ngomong cuman kasih pelajaran aja, emang kemarin lo makan udang?" tanya Raka.
"Eemm..." Gita mengingat apa yang dia makan. "Ah, lupa. Soalnya gue kesel banget sama dua cewek nyinyir di sebalah gue. Masa gue di katain main dukun." Gita kesal.
"Gue emang nggak bisa melepas lo sendirian." Raka memamdang adik sepupunya itu dengan lekat.
"Kalau gitu, jangan lakukan." Katanya.
"Iya, gembul." Raka mengacak-acak rambut Gita.
Kreeekkk.... pintu ruangan Gita terbuka, Arvian, Fara, Anita dan Gilang muncul dari balik pintu.
"Gita, gimana keadaan lo." Fara langsung mencium Gita.
"Gue baik-baik saja." katanya sambil senyum.
"Nih, gue bawain makan banyak. Yang pasti nggak bikin lo alergi." Arvian meletakkan buah-buahan.
"Vian, buah doang nih, nggak ada coklat atau apa gitu."
"Lo ya Git, nggak tahu terimakasih. Udah untung gue datang bawa makanan." Omel Arvian.
"Canda kali Vian." Gita tertawa kecil.
"Boleh nggak gue ngobrol berdua sama Gita." Sela Gilang ketika tidak ada yang bicara.
"Nggak." jawab Raka ketus.
"Iya, ngomong aja." Gita mengkode yang lain untuk keluar. Raka mengangguk lalu keluar lebih dulu.
"Mau ngomong apa?" tanya Gita sinis.
"Gue mau minta maaf sama lo, gue nggak tahu kalau alergi udang." Gilang merasa bersalah.
"Ok, ini salah gue juga sebenarnya karena lo kan juga nggak tahu."
"Iya, tapi gue nggak enak sekali ngajak jalan lo langsung sakit."
"Lo nggak usah merasa bersalah gitu, sebanarnya lo juga nggak usah datang jenguk gue. Gue baik-baik aja." kata Gita cuek. Gilang terdiam, ternyata Gita benar-benar tidak suka padanya.
"Oya, gue harap lo nggak usah deket-deket gue lagi. Lo bisa kok dapat yang lebih dari gue." kata Gita sambil menepuk pundak Gilang keras hingga dia terperanjat karena kaget. Gilang memegangi pundangnya yang nyeri habis di tepuk Gita
"Tangannya kuat juga." batin Gilang.
"Kak Gilang, lo kok bengong sih." Gita menjentikan ibu jari dengan jari telunjuknya.
"Em.., ya. Gue nggak akan ganggu kehidupan lo lagi." Gilang bangkit. "Semoga cepat sembuh." katanya lalu pergi keluar ruangan.
Raka dan yang lain langsung masuk. Mereka berempat kepo denga pembicaraan Gita dan Gilang.
"Ta, ngomong apa dia."
"Cuman ngomong kalau dia minta maaf." Kata Gita santai.
"Tapi Git, kok wajah Gilang asemb banget pas keluar dari sini." Anita duduk sambil membuka jeruk.
"Hayoh lo, anak orang lo apain!" Arvian menyenggol lengan Gita.
"Nggak gue apa-apain sumpah!" Gita mengangakat tangannya.
"Palingan juga lo tolak lagi kan." Raka merebut jeruk dari tangan Anita lalu melahapnya.
"Ka, lo bisa kan minta baik-baik. Kenapa pakai rebut-rebut." Omel Anita.
"Karena yang namanya merebut hak milik orang itu menantang dan nyenengin." Celetuk Arvian lalu tertawa.
"Benar, sangat menantang. Berasa sang juara." Raka ikut tertawa.
"Pada nggak punya akhlak ya kalian berdua." Fara geleng-geleng kepala.
"Biarin aja, karma berlaku ini. Kalau mereka berdua berani main tikung-tikungan biar gue bejek-bejek jadi sambel rujak." cetus Gita.
"Sadih bener!" Arvian bergidik.
♤♤♤♤♤
Gilang mendribel bola basket lalu memasukkan ke ring. Dia kesal, bete sampai main bola basket penuh emosi.
"Lang, lo kenapa sih. Nggak biasanya lo main seperti ini." Bayu menyeka keringat di wajahnya.
Gilang tidak mendngarkan Bayu, dia terus mendribel dan memasukan bola ke ring. Dia tak merasa lelah karena hatinya yang sakit membuat dia melapiaskannya di situ.
"Lo tadi bolos kemana?"
"Ke klinik." jawabnya dengan napas ngos-ngosan.
"Ngapain, lo sakit."
"Bukan gue, tapi Gita." Gilang melempar bola ke ring lalu bwrjalan dusuk di samping Bayu.
"Bisa sakit juga itu gajah." cela Bayu.
"Lo jangan sembarangan sebut orang seperti itu bisa saja nanti dia tersinggung." Gilang mengingatkan Bayu.
"Ok..ok.. gue minta maaf. Sakit apa dia?"
"Alerginya kambuh, setelah makan sama gue." Gilang meneguk air mineral. "Dia juga meminta gue menjauhi dia." Tambah Gilang.
"Berarti itu bertanda kalian itu tidak bisa bersatu. Lang, lo bisa dapat seribu kali lipat yang lebih cantik dari Gita." Bayu menyemangati sekalian membujuk agar sahabatnya itu tidak lagi mengejar Gita.
"Mungkin, gue bakalan belajar melupakan dia." Gilang kembali kelapanga bermain basket.
"Monika, sudah lama tuh suka sama lo." Bayu merebut bola dari tangan Gilang.
"Dia tidak termasuk tipe gue." Gilang kembali merebut bola lalu memasukkan ke ring.
"Cewek secantik itu bukan tipe lo, terus mau yang kayak siapa?" Bayu heran dengan selera Gilang.
"Gita." jawabnya tegas.
"Gendut, cantik di bawah rata-rata, pintar juga nggak. Lo nggak salah memasukkan kriteria cewek idaman lo." Bayu geleng-geleng kepala.
"Tapi dia baik, penyayang dia juga setia kawan, ceria. Bahkan dia tidak berpura-pura." jawab Gilang dengan yakin. Bayu hanya menggeleng kepala dia sudah pusing ngasih tahu sahabatnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
NI BAYU MNTA TONJOK MULUTNYA, BKN MMBRI SMANGAT BUAT TMANNYA, MLH NYINYIRAN KONDISI FISIK SI GITA
2024-02-05
1
Anggur Kolesom
ma'ap tor.. kok gw sebagai laki" merasa jijik ya sama bayu, cowok kok mulutnya lemes bgt kaya ibu" tukang nyinyir.
2022-06-11
1
Hera
pinter nih gilang nilai seorang gita
2022-03-22
0