Bab. 20 Dimana Asha?

"Kak, kamu sudah datang ...," Paris langsung masuk ruangan tanpa permisi. Karena dari luar saat bertanya ke karyawan di depan, mereka bilang direktur sudah datang.

Arga terkejut dengan kemunculan adiknya saat Chelsea ada di sana.

Asha senang mendengar suara Paris datang. Namun untuk berdiri sekarang, sudah terlanjur canggung. Dia masih butuh menunggu waktu yang tepat.

"Aku sudah menunggumu dari tadi, aku ..." Paris lihat ada seseorang di sofa yang tadi dia pikir itu Asha, ternyata bukan. Perempuan yang duduk di sofa menoleh pelan dan ini membuat Paris langsung menatap tajam. "Aku yakin kamu akan kesini. Ternyata benar apa yang aku pikirkan," ujar Paris menatap Chelsea dengan raut muka tidak senang dan mendengus sebal.

"Aku punya banyak waktu jika hanya datang ke sini. Apalagi untuk menemui Arga," balas Chelsea dengan ulasan senyum di bibirnya. Paris memicingkan mata lalu lihat ke Arga dengan pandangan menyelidik.

"Kamu mengundangnya?" bisik Paris dengan mata penuh curiga.

"Tidak. Dia muncul sendiri di sini," jawab Arga datar sambil mengerjakan sesuatu di laptopnya.

"Kenapa kamu tidak mengusirnya?" desak Paris tidak suka.

"Hh, Sudahlah ... Chelsea, kamu sudah menemukan pilihan untuk memesan apa?" tanya Arga setelah mengibaskan pertanyaan Paris. Mulut paris menggerutu sebal.

"Sebentar," jawab Chelsea.

"Kak Asha, dimana? Kok tidak ada di sini?" tanya Paris sambil celingukan. Karena di dalam ruangan kerja Arga tidak terlihat orang lain lagi selain mereka bertiga.

"Kenapa nyari dia di sini? bukankah dia di rumah?" tanya Arga heran. Asha tidak jadi berdiri. Membayangkan dirinya berdiri sambil bawa bekal yang tak di anggap, itu sungguh menyedihkan.

"Tidak. Aku mengajaknya ke sini tadi sambil bawa sesuatu untuk kakak." Paris masih saja celingukan. Arga mendongak dan mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.

"Kau serius mengajak dia kesini?" tanya Arga.

"Kakak ini di kasih tahu. Iya, aku ke sini bareng kak Asha tadi ..." Paris geregetan. Arga lihat ke seluruh ruangan lagi. Paris melangkah.

"Mencari siapa?" tanya Chelsea yang ikut heran melihat mereka berdua seperti mencari seseorang. Paris diam. Arga juga tidak menjawab hanya melihat-lihat ke sekitar.

"Sebaiknya aku tanya Rendra," Arga hendak menelpon Rendra.

"Kalian mencari office girl yang tadi sedang bersih-bersih di sini, ya?" Paris dan Arga menoleh ke Chelsea cepat. Office girl? tanya mereka dalam hati.

"Tadi ada seseorang di sini?" tanya Arga. Chelsea mengangguk. Arga tidak jadi menelepon Rendra.

"Ya. Karyawan aneh yang seenaknya membawa-bawa tempat bekalnya ke sini. Aku rasa itu sangat tidak sopan. Karena ini ruangan mu Arga. Ruangan direktur," Chelsea menjelaskan dengan gamblang.

"Karyawan aneh?" Paris merengut ke wanita itu. Soal sikap adik Arga yang seperti itu, dia paham. Namun kalau Arga yang begitu, Chelsea merasa aneh.

"Kamu memarahinya? Dimana dia sekarang?" tanya Arga tidak sabar. Mata Chelsea mengerjap mendapat pertanyaan seperti itu.

"Tidak. Aku hanya bertanya. Dia pasti masih di sini karena aku tidak melihatnya keluar," Chelsea juga ikut melihat ke sekeliling ruangan.

"Kak, Asha!" teriak Paris sambil melangkah mendekati. Asha akhirnya menampakkan diri. Beranjak dari persembunyiannya dan berdiri dengan wajah yang tertunduk secara perlahan. "Ternyata kakak di situ?"

Paris senang sambil mendekati Asha yang masih canggung. Arga berdiri sambil memandang perempuan itu agak lama dari tempat duduknya. Arga melihat kedua tangan itu sedang menggenggam tas bekal dari rumah. Matanya mengikuti gerak-gerik Asha yang masih merasa canggung meskipun Paris menyambutnya ceria.

Asha yakin mata tuan mudanya pasti sedang melihatnya. Saat Asha mencoba mendongak untuk melihat ke arah Arga duduk, lelaki itu menatapnya tajam dengan bibir di tekuk seakan geram. Asha paham pasti tuan mudanya malu percakapan tadi terdengar olehnya yang hanya seorang pelayan. Itu mungkin di sebabkan karena status Chelsea yang sudah bersuami.

"Dia siapa? Kok Paris terlihat sangat akrab dengannya. Bukankah dia karyawan kantor ini, Ga?" tanya Chelsea heran.

"Bukan," jawab Arga singkat. Mata Chelsea menyadari mulut yang menggerutu itu. Lalu dia melihat lagi ke arah Paris dan office girl itu.

Siapa sebenarnya dia?

"Kak Asha lagi main kucing-kucingan ya ...," ledek Paris membuat Asha tersenyum kecut. Terpaksa menganggap itu lucu. Saat mendengar Paris bicara, Chelsea merasa tidak asing dengan nama yang di sebut Paris tadi. Dia merasa sempat mendengarnya.

"Kau sedang apa di sana?" tanya Arga akhirnya setelah mendiamkan Asha yang ternyata ada di ruangan ini sejak awal kedatangan Chelsea. Asha tersentak kaget.

"Kok sedang apa, sih." Paris mengerucutkan bibir tidak senang. Arga masih melihat Asha dengan kaku.

Aduh, rengek Asha dalam hati.

"Saya sedang mencari kunci saya. Kunci itu terjatuh dan masuk ke dalam celah di bawah rak buku," terang Asha sambil menunjuk rak buku di sebelahnya. Berusaha bersikap wajar meskipun sebenarnya dia gugup.

"Lalu?" tanya Arga mendesak. Asha yakin majikannya itu marah. Tatapannya masih tajam. Ya... Asha memang seperti menguping pembicaraan orang tadi.

"Saya masih tidak bisa menemukan kunci saya itu. Karena celah bawah rak buku sangat sempit. Kuncinya masih di dalam." Asha masih berdiri sambil menyatukan tangannya. Arga diam sambil terus saja memandang Asha. Chelsea jelas merasa aneh. Wanita itu melihat Arga dan Asha bergantian. Mencoba mencerna ada apa sebenarnya.

"Kunci apa itu kak?" tanya Paris.

"Kunci kamar di rumah."

"Hmmm.... Rike masih punya kan? Biarkan saja deh, nanti kita duplikat lagi kuncinya. Jangan mikirin kunci itu." Paris mengambil keputusan. Asha ragu, tapi akhirnya mengangguk setuju.

"Kita jadi memesan makanan, kan?" tanya Chelsea yang merasa suasana hati Arga keruh. Namun dia tidak mau kalau makan siangnya dengan Arga gagal hanya karena karyawan itu. Benarkah itu karyawan? Mengapa sedekat itu dengan Paris? Namun melihat tampilan Asha yang biasa, Chelsea yakin dia hanya karyawan biasa.

"Jadi dong," jawab Paris yang tujuan datang ke sini memang ingin mengganggu mereka berdua. Arga ingin mengurungkan niatnya makan siang, tapi akhirnya diam. Dia mengikuti adiknya yang ingin makan siang juga.

"Ayo kak, kita duduk juga." Paris mengajak Asha duduk di sofa di depan meja kerja Arga. Chelsea merasa aneh karyawan itu ikut duduk disini bersama dengan mereka. Mata Chelsea memindai perempuan di samping Paris.

"Kita sebaiknya makan apa ya kak?" tanya Paris sambil mengetuk dagunya dengan jari telunjuk untuk memikirkan makanan apa yang akan di pilih. Asha hanya diam mendengarkan. Tidak mungkin dia menyarankan mau memakan apa. Terlebih lagi mata wanita bertubuh bagus didepannya tidak berhenti memandangnya dengan penuh selidik dan pertanyaan.

Setelah memutuskan makan apa, Arga memanggil sekretaris perempuan di depan masuk dan mencatat pesanan yang di pesan. Chelsea dan Paris menyebutkan makanan.

"Kakak pesan apa?" tanya Paris. Asha menggeleng. Dia tidak ingin makan. Dia hanya ingin pulang. Pulang dan pulang. Lebih baik makan di rumah majikan, daripada makan disini dengan mereka.

"Kenapa tidak makan? Ini jam makan siang kak," tanya Paris heran. Asha masih menggeleng.

Tidak mau! Pulangkan aku ke rumah saja! pekik Asha dalam hati. Lihatlah ... Lelaki itu terus saja menatapku. Aku tidak mau berakhir dengan pemecatan diriku, tolong ...

Terpopuler

Comments

Riska Wulandari

Riska Wulandari

duhhhh serba salah..🤣🤣

2022-09-05

1

Rokesih Esi

Rokesih Esi

yaaa...bingung deh srsha

2022-08-03

0

Atih Suyati

Atih Suyati

ketawa sy bacanya

2022-08-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Jemuran berkibar
2 Bab. 2 Dia tadi malam
3 Bab. 3 Bekal Makan Siang
4 Bab. 4 Pecat
5 Bab. 5 Asal-usul
6 Bab. 6 Perkelahian di gang
7 Bab. 7 Mie instan
8 Bab. 8 Mie instan enak
9 Bab. 9 Nona Muda yang baik
10 Bab. 10 Mantan
11 Bab. 11 Apa yang kau lakukan, Tuan?
12 Bab. 12 Sedang ingin?
13 Bab. 13 Pagi ini
14 Bab. 14 Bertemu teman
15 Bab. 15 Mantan
16 Bab. 16 Di telantarkan
17 Bab. 17 Dia bekerja untukku
18 Bab. 18 Pertemuan Asha dan Chelsea
19 Bab. 19 Asha dan Chelsea
20 Bab. 20 Dimana Asha?
21 Bab. 21 Makan siang
22 Paris yang emosional
23 Kenyamanan Arga
24 Pencarian Asha
25 Rendra melihatnya
26 Anonim
27 Asha membela Arga
28 Paris yang curiga
29 Janjian
30 Aroma menyenangkan
31 Kenangan
32 Arga vs Asha
33 Aura mendung Tuan Muda
34 Barang berharga
35 Nasihat Nyonya Wardah
36 Lelaki tampan di pasar
37 Paris salah tingkah
38 Pelajaran baru bagi Paris
39 Noda pada kemeja
40 Telepon darurat di malam hari
41 Ajakan Paris
42 Pemikiran yang salah
43 Arga cemas
44 Tirai itu
45 Dia sudah bangun
46 Otak tidak waras
47 Aku yang pertama
48 Masih ingat
49 Tas Arga
50 Interogasi intern
51 Perbincangan di bangku kayu
52 Panik
53 Kedamaian sesungguhnya
54 Tempat baru
55 Gangguan di pagi hari
56 Hilang pertahanan
57 Aku lelaki, Sha..
58 Ketahuan
59 Pengakuan
60 Peringatan
61 Senyar menggelitik
62 Perasaan manusia
63 Kegelisahan
64 Di balik pintu
65 Keheningan yang panjang
66 Usaha Arga
67 Seperti pengkhianat
68 Melepas tuas pertahanan
69 Seseorang
70 Dia
71 Dia dan aku
72 Andre dan Hanny
73 Tentang seseorang
74 Muncul lagi
75 Bertemu lagi
76 Alasan pergi
77 Menemukan hal baru
78 Kebenaran
79 Aku
80 Niat tersembunyi
81 Alasan sederhana
82 Orang baru
83 Mengaku
84 Keinginan Arga
85 Telepon yang mengejutkan
86 Arga yang aneh
87 Terima kasih Bunda
88 Pesan Bapak
89 Rasa penasaran
90 Dia
91 Chelsea dan Evan
92 Asha dan perasaannya
93 Suasana Hati
94 Kejutan
95 Hambar
96 Di belakang Asha
97 Cinta Pertama
98 Membantu Rendra atau...
99 Keputusan
100 Vitaminku
101 Maaf
102 Tidak bisa memilih
103 Pilihan bijak
104 Misi selanjutnya
105 Cerita ini
106 Bertekad
107 Kejujuran
108 Inilah waktunya
109 Kecewa
110 Gelisah
111 Mengamati
112 Usai
113 Memulai
114 Pendapat orang
115 Memasak bersama
116 Butik
117 Peduli
118 Permintaan
119 Sarapan
120 Masih
121 Nasehat ibu
122 Lebih dekat
123 Bimbinglah istrimu
124 Balita menggemaskan
125 Berangkat ke dokter
126 Bersalah
127 Pertemuan mereka
128 Gembira
129 Rindu rumah
130 Sakit
131 Kabar baru
132 Perlu belajar
133 Morning Sickness
134 Ngidam?
135 Mual dan lapar
136 Bertanya lebih baik
137 Berkunjung
138 Belanja
139 Wajan berpantat gosong
140 Tenanglah
141 Ijin dari Arga
142 Cemberut
143 Kejelasan tentangnya
144 Mulai lagi
145 Hangatnya teh
146 Keadaan Asha
147 Penjelasan dokter Murad
148 Cerita bunda
149 Keinginan Asha
150 Mini cafe
151 Cerita lama
152 Kejutan?
153 Arga vs Reksa
154 Tidak bertemu
155 Tamu tidak terduga
156 Gusar
157 Tamu lagi?
158 Jalan yang di pilih
159 Kedamaian
160 Tingkeban
161 Menemani
162 Perlengkapan bayi
163 Gelato dan kelas prenatal
164 Pijatan favorit
165 Erangan
166 Lelah
167 Detik-detik
168 Air mata
169 Terima kasih, istriku...
170 Bayi laki-laki
171 Masih ingat
172 Kata-kata
173 Bulan Juni
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Bab. 1 Jemuran berkibar
2
Bab. 2 Dia tadi malam
3
Bab. 3 Bekal Makan Siang
4
Bab. 4 Pecat
5
Bab. 5 Asal-usul
6
Bab. 6 Perkelahian di gang
7
Bab. 7 Mie instan
8
Bab. 8 Mie instan enak
9
Bab. 9 Nona Muda yang baik
10
Bab. 10 Mantan
11
Bab. 11 Apa yang kau lakukan, Tuan?
12
Bab. 12 Sedang ingin?
13
Bab. 13 Pagi ini
14
Bab. 14 Bertemu teman
15
Bab. 15 Mantan
16
Bab. 16 Di telantarkan
17
Bab. 17 Dia bekerja untukku
18
Bab. 18 Pertemuan Asha dan Chelsea
19
Bab. 19 Asha dan Chelsea
20
Bab. 20 Dimana Asha?
21
Bab. 21 Makan siang
22
Paris yang emosional
23
Kenyamanan Arga
24
Pencarian Asha
25
Rendra melihatnya
26
Anonim
27
Asha membela Arga
28
Paris yang curiga
29
Janjian
30
Aroma menyenangkan
31
Kenangan
32
Arga vs Asha
33
Aura mendung Tuan Muda
34
Barang berharga
35
Nasihat Nyonya Wardah
36
Lelaki tampan di pasar
37
Paris salah tingkah
38
Pelajaran baru bagi Paris
39
Noda pada kemeja
40
Telepon darurat di malam hari
41
Ajakan Paris
42
Pemikiran yang salah
43
Arga cemas
44
Tirai itu
45
Dia sudah bangun
46
Otak tidak waras
47
Aku yang pertama
48
Masih ingat
49
Tas Arga
50
Interogasi intern
51
Perbincangan di bangku kayu
52
Panik
53
Kedamaian sesungguhnya
54
Tempat baru
55
Gangguan di pagi hari
56
Hilang pertahanan
57
Aku lelaki, Sha..
58
Ketahuan
59
Pengakuan
60
Peringatan
61
Senyar menggelitik
62
Perasaan manusia
63
Kegelisahan
64
Di balik pintu
65
Keheningan yang panjang
66
Usaha Arga
67
Seperti pengkhianat
68
Melepas tuas pertahanan
69
Seseorang
70
Dia
71
Dia dan aku
72
Andre dan Hanny
73
Tentang seseorang
74
Muncul lagi
75
Bertemu lagi
76
Alasan pergi
77
Menemukan hal baru
78
Kebenaran
79
Aku
80
Niat tersembunyi
81
Alasan sederhana
82
Orang baru
83
Mengaku
84
Keinginan Arga
85
Telepon yang mengejutkan
86
Arga yang aneh
87
Terima kasih Bunda
88
Pesan Bapak
89
Rasa penasaran
90
Dia
91
Chelsea dan Evan
92
Asha dan perasaannya
93
Suasana Hati
94
Kejutan
95
Hambar
96
Di belakang Asha
97
Cinta Pertama
98
Membantu Rendra atau...
99
Keputusan
100
Vitaminku
101
Maaf
102
Tidak bisa memilih
103
Pilihan bijak
104
Misi selanjutnya
105
Cerita ini
106
Bertekad
107
Kejujuran
108
Inilah waktunya
109
Kecewa
110
Gelisah
111
Mengamati
112
Usai
113
Memulai
114
Pendapat orang
115
Memasak bersama
116
Butik
117
Peduli
118
Permintaan
119
Sarapan
120
Masih
121
Nasehat ibu
122
Lebih dekat
123
Bimbinglah istrimu
124
Balita menggemaskan
125
Berangkat ke dokter
126
Bersalah
127
Pertemuan mereka
128
Gembira
129
Rindu rumah
130
Sakit
131
Kabar baru
132
Perlu belajar
133
Morning Sickness
134
Ngidam?
135
Mual dan lapar
136
Bertanya lebih baik
137
Berkunjung
138
Belanja
139
Wajan berpantat gosong
140
Tenanglah
141
Ijin dari Arga
142
Cemberut
143
Kejelasan tentangnya
144
Mulai lagi
145
Hangatnya teh
146
Keadaan Asha
147
Penjelasan dokter Murad
148
Cerita bunda
149
Keinginan Asha
150
Mini cafe
151
Cerita lama
152
Kejutan?
153
Arga vs Reksa
154
Tidak bertemu
155
Tamu tidak terduga
156
Gusar
157
Tamu lagi?
158
Jalan yang di pilih
159
Kedamaian
160
Tingkeban
161
Menemani
162
Perlengkapan bayi
163
Gelato dan kelas prenatal
164
Pijatan favorit
165
Erangan
166
Lelah
167
Detik-detik
168
Air mata
169
Terima kasih, istriku...
170
Bayi laki-laki
171
Masih ingat
172
Kata-kata
173
Bulan Juni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!