Tuan besar dan nyonya Wardah sudah datang dari menginap di rumah saudara. Namun Bik Sumi belum datang. Jadi saat Nyonya Wardah memasak, Lagi-lagi Asha harus bekerja keras. Karena dia sangat canggung harus berada di dapur bersama Nyonya Wardah.
"Arga ... kamu sangat rajin sarapan sekarang," seru Nyonya Wardah bahagia melihat putranya turun dan duduk di meja makan. Biasanya dia turun dan masih sibuk dengan mengancingkan lengannya, kali ini dia sudah rapi.
Arga hanya mengangkat alis menganggap itu hal biasa. Mata Arga melihat Asha yang sibuk mencuci perabot yang sudah di pakai. Untuk soal mencuci, Asha mungkin bisa dan dikatakan ahli. Namun untuk memasak, apalagi di temani Nyonya, dia dibilang amatir. Lalu dia mengambil alih membuat jus jambu untuk Paris.
"Minta garpu," pinta Arga entah sama siapa. Nyonya Wardah tidak mendengar karena konsentrasi dengan acara memasaknya. Asha yang masih membuat jus buah lalu melihat ke meja makan. Arga mengangkat alis dengan maksud menyuruh Asha segera mengambilkannya.
"Garpu buat apa? Di depan itu ada," tegur Paris yang juga sudah muncul. Di atas meja memang sudah di siapkan garpu dan sendok.
"Ini kotor, aku mau ganti," jawab Arga tenang. Asha sudah ada di dekat meja makan, menyerahkan garpu ke tuan muda. Paris mencebik lihat kakaknya seperti sedang bermanja-manja. Arga menerima garpu itu tanpa mengucapkan apa-apa.
"Kakak, jus jambu ku sudah?" tanya Paris seperti biasa selalu ceria.
"Sudah. Saya tuang dulu ke gelas ya," kata Asha sambil senyum. Kemudian ke belakang meja dapur untuk menuangkan jus.
"Oke," sahut Paris. Mata Arga melihat perempuan itu. Tidak ada nomor baru masuk di ponselnya. Perempuan itu benar-benar mengabaikannya.
Siang,
Paris yang masih liburan sengaja main ke kantor Arga untuk melihat keadaan. Dia yakin Arga ada janji dengan Chelsea hari ini. Gadis ini selalu merasa kepo dengan keberadaan perempuan itu. Setelah menyakiti kakaknya itu dia tetap berani melenggang dengan tenang mengunjungi kakaknya. Paris juga tahu, Arga masih mencintainya. Makanya dia yakin Arga pasti menerima dengan suka cita apabila perempuan itu datang mengunjunginya.
"Hari ini chelsea mau kesana gak?" tanya Paris ke Rendra lewat telepon.
"Tidak," jawab Rendra.
"Oh ya? Jangan-jangan kalian sekongkol menyembunyikan kedatangan Chelsea." Seperti biasa Paris memaksa.
"Tidak," jawab Rendra masih dengan nada yang sama.
"Kamu tahu kan kalau Chelsea itu istri orang. Kalau publik tahu mereka ada hubungan, bagaimana tentang perusahaan nanti." Paris sok tahu nasib perusahaan. Padahal dia malas kalau harus membahas perusahaan dan masa depan. Karena Paris masih sekolah. Masih pengen senang-senang. Tidak mau pusing kepala mikirin perusahaan.
"Saya rasa tidak. Karena Direktur memang tidak ada hubungan apa-apa dengan nona Chelsea." Paris menggeram kesal.
"Kasih tahu aja kenapa, Ren ..."
"Tidak ada yang perlu di beritahukan, Nona. Direktur Arga memang tidak ada janji dengan Nona Chelsea." Rendra masih kekeuh. Kayak benteng yang kuat dan kokoh. Sekretaris Kakak memang gila.
"Aku kasih tahu Bunda aja kalau Kak Arga masih berhubungan dengan Chelsea."
"Jangan Nona." Rendra mulai terpancing. Paris senang.
"Kenapa?"
"Karena mereka berdua memang tidak ada hubungan apa-apa selain mantan." Hhh ... kan sama aja kayak tadi. Percuma cari informasi ke Rendra.
"Sudah deh, aku tutup. Terima kasih sudah kasih informasi yang tidak berguna."
Dan ini bencana buat Asha. Lagi-lagi Paris mengajak Asha ke kantor Arga. Paris modus bawa-bawa bekal segala. Dia sangat semangat ingin mengganggu Arga dan Chelsea.
"Kakak yang bawa bekalnya ya."
Ya memang iya. Kapan hari juga aku yang membawa tempat bekal ini. Halo tempat bekal, selamat berjumpa lagi dengan aku Asha.
"Kalau bisa aku gak ikut," ucap Asha hati-hati.
"Kenapa?" Paris heran. Asha mengusap daun telinganya sambil mengerjap berulang-ulang.
"Bik Sumi tidak ada, aku harus lebih sering di rumah," Asha beralasan.
"Takut sama Kak Arga?" Tebak Paris tepat. Asha nyengir aja.
"Itu tidak penting karena sudah ada bunda di sini. Kalau ini lebih gawat dan genting. Karena di kantor tidak ada yang menjaga Arga dari wanita itu," imbuh Paris. "Sama aku kakak biasa aja, sama kak Arga kok begitu?"
"Kakakmu itu selalu mengancam mau memecat ku setiap bertemu. Entah aku salah atau tidak dia selalu begitu. Ngaco gak sih. Ups, maaf." Asha menutup mulutnya karena keceplosan mengekspresikan diri. Paris cekikikan.
"Emang kakak punya salah?" tanya Paris.
"Aku gak paham."
"Kenapa kakak jadi suka ngancam begitu. Meskipun terlihat kaku, kakak tidak pernah sengaja meneror pegawai di rumah ini dengan kata akan memecatnya secara terus menerus seperti itu," ucap Paris yang memiringkan kepala karena sedang berpikir. Asha mengedikkan bahunya.
Walau menolak bagaimanapun Paris tetap memaksa mengajak Asha ke kantor kakaknya. Lalu sampailah mereka berdua di depan pintu ruangan Arga. Asha menghela nafas panjang.
"Perlu ya, ambil napas panjang begitu?" tegur Paris. Asha tersenyum sambil mengangkat alisnya pertanda setuju kalau memang apa yang di lakukannya sangat di butuhkan.
"Kayak mau masuk ke kandang macan," ujar Asha. Lagi-lagi Paris cekikikan mendengar kalimat Asha. Menurutnya Asha sangat humoris. Walaupun bukan maksud melawak.
Ternyata di ruangan kakaknya sepi tidak ada orang. Paris celingukan mencari kakaknya. Dia tidak bisa menemukan kakaknya. Ponselnya di telfon tapi masih saja tidak di terima. Arga seperti menghilangkan diri.
"Kakak tunggu di sini. Aku keluar dulu." kata Paris tapi tangan Asha langsung mencegah bola matanya melebar.
"Aku ikut kamu. Jangan tinggalkan aku." Asha menekankan pada kata 'jangan tinggalkan aku'. Asha tidak ingin lagi di tinggal-tinggal sama anak ini.
"Aku mau ke toilet, memangnya kakak mau ikut?"
"Terserah. Mau kemana saja aku akan ikut," kata Asha sangat serius. Dia tidak perduli.
"Kakak mengerikan." Paris terbahak-bahak. Asha meringis saja.
"Sudah, kakak di sini saja. Aku tidak mau di ikuti kakak. Nanti kalau ada kak Arga, kakak bisa memberi bekalnya sambil mengawasi dia dengan Chelsea atau enggak. Oke?" Paris melenggang keluar ruangan meninggalkan Asha yang merasa akan ada sesuatu yang terjadi. Dan itu bakal terjadi karena ini ruang kerjanya Tuan muda itu.
Asha hanya duduk di sofa sambil memperhatikan ruangan ini dengan seksama. Dia tidak tahu lagi mau ngapain. Tidak berani bangkit dari tempat duduknya karena bisa saja tiba-tiba empu ruangan ini datang.
Cklek!
Seseorang membuka pintu. Dada Asha sudah bergemuruh membayangkan tuan muda datang.
"Kamu disini?" tanya Rendra. Hh ... Asha menghela nafas lega. Lalu berdiri sambil memberi hormat.
"Selamat siang."
"Siang. Kamu di sini bersama Nona Paris?" tanya Rendra yang sudah tahu nona penuh dengan keingintahuan itu akan tiba di sini.
"Iya." Ternyata Rendra hanya akan mengambil dokumen di atas meja lalu kembali keluar ruangan.
"Kamu tetap di sini?" tanya Rendra ingin tahu. Ini ruang kerja direktur Arga, tidak semua orang boleh berada di sini, tidak terkecuali pelayan dari rumah ini.
"Nona Paris akan kembali dari toilet. Saya di suruh menunggu di sini," jawab Asha masih tetap berdiri. Rendra diam sejenak seraya melihat ke arah Asha.
"Baiklah. Usahakan jangan menyentuh apapun kecuali benda milikmu," tegas Rendra. Bagaimanapun ini ruangan direktur. Banyak dokumen penting yang tersimpan di sini. Bisa saja pelayan yang sedang menekuk tubuhnya itu akan berbuat curang dan merugikan perusahaan. Sementara yang melihat ada orang asing di dalam sini adalah Rendra. Kesalahan bisa langsung di arahkan ke Rendra yang punya hak keluar masuk ruang direktur ini. "Perhatikan baik-baik perkataanku," kata Rendra kaku lalu pergi keluar sambil menutup pintu.
Di luar, Rendra menitipkan pesan kepada sekretaris Arga, untuk selalu memperhatikan ruangan direktur. Selepas sekretaris itu pergi Asha bisa duduk lagi di sofa.
Dia mencurigai aku. Wajar sih ini bukan rumahku yang isinya tidak terlalu bernilai bagi orang-orang kelas atas seperti mereka.
Pintu terbuka lagi. Kali ini bukan Rendra, dia... Chelsea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Upit Fianti
😎😎
2023-11-06
0
Rokesih Esi
hadeeeuuu biang nya datang lg
2022-08-03
0
❣@Sha_Putrie❣
chelsea sepertinya MERIYANG ya thor,merindukan kasih sayang😂😂
2022-07-20
1