Setelah acara pertemuan pertama Asha dengan Paris di rumah ini, Paris sering menghampiri Asha mengajak ngobrol. Paris jadi seperti adik perempuan yang mengikuti kemana saja. Sekolahnya lagi libur makanya dia bisa pulang.
Siang ini Paris ngajak Asha keluar. Padahal masih jam kerja, tapi Paris memaksanya ikut. Sebagai pelayan yang tahu tanggung jawab, Asha menolak. Tapi Paris memaksakan kehendak dan merajuk ke Bundanya.
"Kak Asha aku ajak keluar, Bun" pinta Paris. Nyonya Wardah melihat Asha yang masih mencuci piring. Berpura-pura tidak dengar.
"Asha masih ada kerjaan."
"Biar Bik sumi yang gantiin." Paris tetap maksa.
"Asha, ikut Paris keluar dah," pinta Nyonya Wardah akhirnya mengalah.
"Maaf nyonya. Jam bebas saya masih nanti jam 7 malam." Jelas Asha menolak. Nona muda itu bikin pusing. Bisa bisa Tuan Mudanya bakal melayangkan surat pemecatan kalau dengar ini.
"Denger Paris? Asha itu memang pegawai yang bertanggung jawab. Jangan ngajak-ngajak seenaknya begitu," kata Bunda.
"Ah, Bunda. Yang ngajak kan Paris, bukan orang lain. Jadi kak Asha itu masih bisa di sebut kerja. Bukan pergi buat bolos kerja. Bener kan Bik Sumi?" Bik sumi
mengangguk pelan. Yang nanya majikan jadi iya aja jawabnya. Jangan tidak. Asha tetap menyelesaikan mencuci piringnya. Dia tidak mau denger ocehan Nona Muda yang masih SMA itu.
"Tuuuuhhh ... Kak Asha sudah selesai nyuci piring. Berarti bisa di ajak keluar nih." Paris girang. Aduh! Asha menyesal menyelesaikan dengan cepat. Bocah itu maksa banget mau ngajak keluar.
Dan begitulah kenapa Asha bisa keluar pada jam jam kerja. Seneng sih bisa keluar pada jam segini tapi kan tidak enak sama pelayan yang lain. Apalagi Asha tergolong baru daripada pelayan yang lain. Pasti nanti ada yang menggunjing di belakang. Ada yang ngiri atau apalah. Dikiranya Asha menjilat ke majikan. Dari pelayan area laundry jadi pelayan di dapur. Meskipun sama-sama jadi pembantu. Tapi buat mereka bisa bekerja di dalam rumah itu agak mewah.
Padahal menurut Asha sama-sama pembantu kenapa direpotkan. Entah di dalam rumah maupun di luar inti rumah. Malah lebih enak kerja di area laundry. Tidak di awasi terus sama majikan. Yah ... Nyonya wardah bukan tipe majikan yang bossy sih. Beliau ramah, baik hati dan lembut. Mungkin itu pelayan di rumah pengen deket sama Nyonya yang seperti malaikat itu.
Dari sekian tempat, kenapa harus ke sini, sih.
Ternyata Paris mengajaknya ke kantor Arga dan Asha semakin tidak tenang. Bagaimana bisa tenang. Kalau ketemu Tuan Muda bisa-bisa kalimat pemecatan tanpa dasar yang kuat akan muncul lagi.
"Kok kesini Non?" tanya Asha
"Panggil Paris aja." ralat Paris.
"Gak bisa. Saya pelayan rumah." bantah Asha datar.
"Kita di luar. Kakak gak perlu formal."
"Itu tidak sopan."
"Sopan kok. Enggak masalah," ujar Paris maksa. Paris memang gampang maksa, tapi dengan cara yang unik.
"Oke. Parisssss ..." Asha mengalah. Paris memberi jempolnya dari samping. Kaki mereka terus melangkah menuju ke dalam perusahaan. Dan Asha semakin tidak tenang. Mereka berdua bergerak ke arah lift. Asha yang sedikit takut naik lift mendekat ke dinding.
"Kenapa Kak?" tanya Paris.
"Kalau berdiri di tengah, aku merasa pusing dan mual. Harus bersandar seperti ini."
"Fobia? Claustrophobia?" Paris menyebut salah satu fobia ruang sempit.
"Mungkin semacam itu, tapi gak parah." Asha menghela nafas berkali kali seperti kehabisan oksigen. Pintu lift terbuka. Mereka sampai di lantai paling atas.
"Selamat siang, nona ...," sapa karyawan yang melihat Nona Muda pemilik perusahaan datang.
Tring!
Pintu lift terbuka lagi. Semua mata memandang ke arah pintu lift. Seseorang keluar dari sana. Paris dan Asha membalikkan badan. Seseorang itu sungguh mempunyai sinar yang sangat menyilaukan mata. Tidak ada yang tidak melihat saat itu. Semua mata menatap ke arahnya.
Dia, wanita yang sangat memukau. Bodi nya coke bottle. Wajahnya cantik. Dengan tinggi yang lumayan dia layaknya model.
Wow.. cup D, batin Asha terpana.
"Hai, Paris. Lama sekali tidak jumpa," sapanya lembut.
"Ya. Sejak kamu tinggalkan kakakku seperti itu," sahut Paris dengan senyuman palsu tersungging di bibirnya. Wanita itu tersenyum juga.
"Kamu tetap Paris yang dulu rupanya." Lalu dia memeluk Paris erat. Paris menerima pelukan dengan tak bersemangat. Tapi dia tetap menerimanya. Asha melihat wanita itu agak lama.
Jadi dia adalah mantan kekasih kakaknya. Yah, memang pantas lah ... sebagai mantan Tuan Muda yang tampan itu.
"Kamu mau menemui kakakmu?" tanya wanita itu.
"Kamu?" tanya Paris tanpa menjawab pertanyaan Chelsea.
"Aku memang datang untuk menemui kakakmu."
"Memangnya masih ada perlu?" pertanyaan sinis dari Paris.
"Kalau mau di sebutkan, aku punya banyak daftar keperluan dengan dia." Chelsea tersenyum lembut. Dia tangguh melawan Paris. Dan ini membuat Paris mengangguk . Tapi sebenarnya muak. Asha melihat itu.
"Kenapa harus sendiri bukan dengan Kak Evan? Dia kan suami mu." Paris terus memaksa melontarkan pertanyaan karena tidak sukanya ke wanita di depannya itu.
"Hmm ... Aku punya alasan sendiri. Aku duluan." Wanita itu tetap menjawab semua pertanyaan Paris dengan senyuman lembut.
Asha dengar umpatan-umpatan pelan dari bibir gadis di sebelahnya. Tanpa bicara Paris balik menuju lift. Asha bernafas lega. Akhirnya dia tidak jadi bertemu Yang Mulia Arga.
Cerita tentang seorang wanita bernama Chelsea kembali menyeruak di dalam kantor. Semua tentang wanita itu muncul ke permukaan. Semua orang sedang membicarakannya.
Meskipun banyak yang membicarakan Chelsea, tapi ada juga yang enggan. Seperti Rendra sekretaris direktur. Sejak kedatangan Chelsea dia diam tak mengeluarkan perkataan apa-apa selain yang di suruh direktur Arga. Dan masih banyak lagi bawahan yang dasarnya gak kepo enggan membahas ke datangan Chelsea ke perusahaan.
Mereka menutup mulut rapat-rapat soal yang menyangkut direktur. Atau juga mereka hanya orang yang malas membicarakan orang lain karena kehidupan sendiri sudah semrawut. Jadi menjalani hidup cukup mengurusi masalah sendiri daripada menggunjing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Borahe 🍉🧡
hampir lupa komen
2023-06-16
0
Riska Wulandari
ohhh jadi di tinggal kawin toh si Arga..
2022-09-05
1
Rokesih Esi
ya mulai ada batuvkerikul kecil
2022-08-03
0