Bab. 16 Di telantarkan

Setelah membuang napas, Chelsea mengajak Arga duduk di sebuah truck cafe. Setelah memesan minuman dan makanan ringan mereka duduk di sudut ruangan. Walaupun tadi sudah minum es susu cokelat, Chelsea harus mau minum sesuatu lagi untuk menemani obrolannya dengan Arga.

Arga memperhatikan wanita cantik di depannya. Meskipun dengan riasan dan kesempurnaan yang ada di depan mata, Arga mulai melihat banyak kesedihan di mata wanita itu.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Arga mulai khawatir dengan keadaan Chelsea. Wanita itu mengangguk dan tersenyum. "Bagaimana kabar Evan?"

"Baik," jawab Chelsea seperti tidak terlalu tahu apakah Evan dalam keadaan baik atau tidak.

"Kenapa kamu sendirian?" Arga menyadari bahwa Chelsea berani mendekatinya saat sedang tidak bersama Evan. Chelsea menghela napas berat.

"Dia ada tugas keluar kota," sahut Chelsea. Arga mengangguk.

"Walaupun begitu, kamu seharusnya tidak bersikap seperti tadi padaku. Jaga dirimu dengan baik Chelsea."

"Menyuruhku menjaga diriku baik-baik? Kamu seperti mau menjauh selamanya dariku."

"Sebagai teman, mungkin tidak. Namun jika sebagai mantan, aku harus menjauh." Arga menatap lurus ke arah Chelsea. Dia ingin wanita ini menjauh darinya sebagai mantan yang ingin dekat dengannya.

***

Di lesehan. Dimana Asha di titipkan bagai barang di petugas penitipan barang, Cakra.

"Kamu sengaja bertemu dengan Arga diam-diam, ya?" tanya Cakra. Asha menggeleng sambil mengunyah makanan.

"Jangan terus melihat orang yang lagi makan dong," seru Asha tidak setuju. Cakra lagi curiga sama teman sekolahnya itu. Asha dan Arga. Itu kombinasi unik. Asha lebih mirip anak jalanan yang bebas. Sementara Arga adalah direktur suatu perusahaan yang terperinci dan terjadwal. Dia tidak mungkin bertemu dengan Asha karena lingkungan mereka berbeda.

"Ahh Cakra. Dia kan memang banyak kenalan sama laki-laki," seru Andre seperti sudah tahu tabiat Asha. Mata Asha melirik ke Andre dan mengancam Andre dengan matanya.

"Palingan kenalan juga cuma mau di ajak main basket. Asha mah gitu, kadang cowok jadi salah paham sama dia yang tiba-tiba aja mendekat," timpal Deni yang langsung di sorot sama dua temannya.

"Memangnya kamu pernah salah paham saat Asha deketin kamu?" Muka Deni langsung bingung di tanya begitu sama Andre. Apalagi Cakra dan Asha juga melihatnya.

"Bukaaannnn..." Deni panik. Andre semakin gencar menggoda Deni. Asha menautkan alis lihat Deni semakin kalut.

"Jangan di terusin. Kalau Deni beneran pernah salah paham nanti jadi canggung Asha," potong Cakra. Eh, si Deni gak protes malah diam. Bahan ledekan baru bagi Andre nih. Cakra keliru. Bukan Asha yang canggung, tapi Deni.

"Maaf, Den bikin salah paham. Bukan maksud," celetuk Asha bikin Deni makin malu. Lalu dia menggertakkan giginya geram ke Andre yang bikin topik pembicaraan berubah ke arahnya. Cakra dan Andre terkekeh-kekeh akhirnya.

Asha melihat ke arah tempat Tuannya yang menghilang tadi. Dia enggak paham kenapa tiba-tiba tuannya pergi dan tak kembali. Baik tuan muda dan nona muda tidak muncul padahal sudah satu jam lebih. Asha di telantarkan. Kisah sedih di hari minggu nih. Seorang pelayan jadi terdampar di pulau antah berantah bersama trio geblek teman SMA-nya dulu.

Mereka berempat sudah menyelesaikan makannya jadi beranjak pergi dari lesehan tadi. Dari kesekian kebersamaan mereka, para cowok itu baru nyadar kalau Asha jadi ikutan mereka.

"Kok kamu jadi ikutan kita? Tadi kemana si anu?" tanya Andre.

"Arga," ralat Asha.

"Iya itu." Andre mengangguk mendapat koreksi dari Asha. Gadis ini mengedikkan bahu. "Jadi ceritanya kamu di telantarin nih sekarang? Gak nyangka ...." Andre mengatakannya dengan berlebihan. Asha menipiskan bibir dan menghalau kepala Andre yang miring dengan senyum menyebalkannya.

Saat itu, Paris yang hendak kembali tak sengaja melewati cafe dan melihat mereka berdua. Chelsea!! Paris terkejut melihat kakaknya tidak bersama Asha justru berdua bersama perempuan itu. Paris menipiskan bibir geram melihatnya.

Dengan kesal Paris mendatangi cafe dan menghampiri mereka. Datang langsung duduk tanpa permisi. Mendehem karena lihat tangan mereka saling serius membahas sesuatu.

"Kenapa kamu muncul di sini?" tanya Arga tidak suka dengan kemunculan adiknya. Karena itu akan memunculkan bentrok. Pasti dia mau merecoki mereka berdua. Chelsea menatap Paris sambil tersenyum memukau. Gadis itu muak sama senyuman itu.

"Aku kan sudah janji bakal datang satu jam lagi untuk ngajak kakak pulang," jawab Paris tidak peduli ada Chelsea.

"Sebentar aja kamu main dulu, lalu kita pulang." Arga bermaksud menghindarkan mereka berdua.

"Sudah. Aku mainnya sudah kelamaan jadi sekarang ingin pulang." Paris maksa. Dia tidak ingin kakaknya berdekatan dengan perempuan bertubuh sintal itu.

"Enggak apa-apa Ga. Kita bisa bertemu lain waktu kan?" tanya Chelsea lembut sambil menepuk lembut punggung tangan. Namun Arga segera menarik tangannya dari sentuhan Chelsea. Bagaimanapun dulu cintanya ke Chelsea, saat ini dia harus bersikap biasa. Paris melihatnya semakin kesal.

"Kalau kakak di sini, kemana kak Asha?" tanya Paris baru ingat. Arga langsung berdiri. Dia melupakan pelayan itu.

"Chelsea, aku harus pergi. Ayo Paris kita pulang," Setelah membayar, mereka berdua mencari Asha. Chelsea menatap mereka berdua dengan berpikir soal nama asing tadi.

Asha? Siapa itu? Orang baru? Arga sudah punya pasangan baru? Tidak mungkin. Aku tahu dia masih mencintaiku.

"Kakak kok jadi ninggalin kak Asha sih? Aku kan yang ngajak dia kesini.." ujar Paris geram. Saat mereka sudah ke lesehan, tempat terakhir Arga ninggalin Asha, orang yang di cari tidak ada. Ketiga laki-laki itu juga enggak ada disana.

Arga menekan tombol ponselnya, tapi tidak ada yang menjawab.

"Darimana tahu nomor kak Asha?" selidik Paris.

"Bukan Asha, temannya." Paris jadi bingung. Sepertinya Arga menelepon Cakra, tapi tetap tak ada yang menjawab. Lalu Arga coba menelepon rumah, tapi ternyata Asha belum pulang ke rumah.

"Gara-gara Chelsea nih," ujar Paris geregetan. Arga melirik tajam.

"Jangan membawa-bawa Chelsea." Arga enggak terima. Bukan membela, Paris bisa lama marahnya kalau bahas Chelsea. Paris menipiskan bibir. Dia semakin menyadari bahwa kakaknya masih belum bisa pindah ke lain hati. Perempuan itu masih saja ada di hati kakaknya. Padahal sudah jelas dia pengkhianat. Walaupun Paris tahu kakaknya berusaha melupakan.

Mereka berdua mencari-cari sampai di luar area outlet makanan. Pencarian Arga sampai pada lapangan basket. Dia merasa yakin akan menemukan perempuan itu di sana. Paris heran kakaknya mengajak mencari pelayan itu di lapangan basket.

"Kakak lagi nyari kak Asha, atau mau main basket sih? Kok jadi kesini," omel Paris. Namun Arga tidak menghiraukan ocehan adiknya. Hh ... Arga bisa bernapas lega. Perempuan itu benar-benar bermain basket saat ini. Arga tidak segera menghampirinya. Dia hanya berhenti sejenak sebelum sampai pada pinggir lapangan basket.

Paris celingukan kesana kemari coba mencari Asha, tapi dia belum paham bahwa seorang perempuan yang sedang bermain basket dengan beberapa cowok itu adalah orang yang di cari.

"Ngapain berhenti disini? Aku benar-benar enggak paham sama kakak," kata Paris.

Mata perempuan itu akhirnya bisa menyadari kedatangan tuannya. Wajah Asha terkejut dengan tangannya yang masih memegang bola basket.

Terpopuler

Comments

Elly Watty

Elly Watty

jgn sampe si Asha baper ma godaannya Arga thor, cwok yg g jelas arah hatinya

2023-05-23

2

Asih Setyowati

Asih Setyowati

dasar cowok bodoh 👹👹👹👹

2022-11-20

0

Rokesih Esi

Rokesih Esi

urusan hati mah susah

2022-08-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Jemuran berkibar
2 Bab. 2 Dia tadi malam
3 Bab. 3 Bekal Makan Siang
4 Bab. 4 Pecat
5 Bab. 5 Asal-usul
6 Bab. 6 Perkelahian di gang
7 Bab. 7 Mie instan
8 Bab. 8 Mie instan enak
9 Bab. 9 Nona Muda yang baik
10 Bab. 10 Mantan
11 Bab. 11 Apa yang kau lakukan, Tuan?
12 Bab. 12 Sedang ingin?
13 Bab. 13 Pagi ini
14 Bab. 14 Bertemu teman
15 Bab. 15 Mantan
16 Bab. 16 Di telantarkan
17 Bab. 17 Dia bekerja untukku
18 Bab. 18 Pertemuan Asha dan Chelsea
19 Bab. 19 Asha dan Chelsea
20 Bab. 20 Dimana Asha?
21 Bab. 21 Makan siang
22 Paris yang emosional
23 Kenyamanan Arga
24 Pencarian Asha
25 Rendra melihatnya
26 Anonim
27 Asha membela Arga
28 Paris yang curiga
29 Janjian
30 Aroma menyenangkan
31 Kenangan
32 Arga vs Asha
33 Aura mendung Tuan Muda
34 Barang berharga
35 Nasihat Nyonya Wardah
36 Lelaki tampan di pasar
37 Paris salah tingkah
38 Pelajaran baru bagi Paris
39 Noda pada kemeja
40 Telepon darurat di malam hari
41 Ajakan Paris
42 Pemikiran yang salah
43 Arga cemas
44 Tirai itu
45 Dia sudah bangun
46 Otak tidak waras
47 Aku yang pertama
48 Masih ingat
49 Tas Arga
50 Interogasi intern
51 Perbincangan di bangku kayu
52 Panik
53 Kedamaian sesungguhnya
54 Tempat baru
55 Gangguan di pagi hari
56 Hilang pertahanan
57 Aku lelaki, Sha..
58 Ketahuan
59 Pengakuan
60 Peringatan
61 Senyar menggelitik
62 Perasaan manusia
63 Kegelisahan
64 Di balik pintu
65 Keheningan yang panjang
66 Usaha Arga
67 Seperti pengkhianat
68 Melepas tuas pertahanan
69 Seseorang
70 Dia
71 Dia dan aku
72 Andre dan Hanny
73 Tentang seseorang
74 Muncul lagi
75 Bertemu lagi
76 Alasan pergi
77 Menemukan hal baru
78 Kebenaran
79 Aku
80 Niat tersembunyi
81 Alasan sederhana
82 Orang baru
83 Mengaku
84 Keinginan Arga
85 Telepon yang mengejutkan
86 Arga yang aneh
87 Terima kasih Bunda
88 Pesan Bapak
89 Rasa penasaran
90 Dia
91 Chelsea dan Evan
92 Asha dan perasaannya
93 Suasana Hati
94 Kejutan
95 Hambar
96 Di belakang Asha
97 Cinta Pertama
98 Membantu Rendra atau...
99 Keputusan
100 Vitaminku
101 Maaf
102 Tidak bisa memilih
103 Pilihan bijak
104 Misi selanjutnya
105 Cerita ini
106 Bertekad
107 Kejujuran
108 Inilah waktunya
109 Kecewa
110 Gelisah
111 Mengamati
112 Usai
113 Memulai
114 Pendapat orang
115 Memasak bersama
116 Butik
117 Peduli
118 Permintaan
119 Sarapan
120 Masih
121 Nasehat ibu
122 Lebih dekat
123 Bimbinglah istrimu
124 Balita menggemaskan
125 Berangkat ke dokter
126 Bersalah
127 Pertemuan mereka
128 Gembira
129 Rindu rumah
130 Sakit
131 Kabar baru
132 Perlu belajar
133 Morning Sickness
134 Ngidam?
135 Mual dan lapar
136 Bertanya lebih baik
137 Berkunjung
138 Belanja
139 Wajan berpantat gosong
140 Tenanglah
141 Ijin dari Arga
142 Cemberut
143 Kejelasan tentangnya
144 Mulai lagi
145 Hangatnya teh
146 Keadaan Asha
147 Penjelasan dokter Murad
148 Cerita bunda
149 Keinginan Asha
150 Mini cafe
151 Cerita lama
152 Kejutan?
153 Arga vs Reksa
154 Tidak bertemu
155 Tamu tidak terduga
156 Gusar
157 Tamu lagi?
158 Jalan yang di pilih
159 Kedamaian
160 Tingkeban
161 Menemani
162 Perlengkapan bayi
163 Gelato dan kelas prenatal
164 Pijatan favorit
165 Erangan
166 Lelah
167 Detik-detik
168 Air mata
169 Terima kasih, istriku...
170 Bayi laki-laki
171 Masih ingat
172 Kata-kata
173 Bulan Juni
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Bab. 1 Jemuran berkibar
2
Bab. 2 Dia tadi malam
3
Bab. 3 Bekal Makan Siang
4
Bab. 4 Pecat
5
Bab. 5 Asal-usul
6
Bab. 6 Perkelahian di gang
7
Bab. 7 Mie instan
8
Bab. 8 Mie instan enak
9
Bab. 9 Nona Muda yang baik
10
Bab. 10 Mantan
11
Bab. 11 Apa yang kau lakukan, Tuan?
12
Bab. 12 Sedang ingin?
13
Bab. 13 Pagi ini
14
Bab. 14 Bertemu teman
15
Bab. 15 Mantan
16
Bab. 16 Di telantarkan
17
Bab. 17 Dia bekerja untukku
18
Bab. 18 Pertemuan Asha dan Chelsea
19
Bab. 19 Asha dan Chelsea
20
Bab. 20 Dimana Asha?
21
Bab. 21 Makan siang
22
Paris yang emosional
23
Kenyamanan Arga
24
Pencarian Asha
25
Rendra melihatnya
26
Anonim
27
Asha membela Arga
28
Paris yang curiga
29
Janjian
30
Aroma menyenangkan
31
Kenangan
32
Arga vs Asha
33
Aura mendung Tuan Muda
34
Barang berharga
35
Nasihat Nyonya Wardah
36
Lelaki tampan di pasar
37
Paris salah tingkah
38
Pelajaran baru bagi Paris
39
Noda pada kemeja
40
Telepon darurat di malam hari
41
Ajakan Paris
42
Pemikiran yang salah
43
Arga cemas
44
Tirai itu
45
Dia sudah bangun
46
Otak tidak waras
47
Aku yang pertama
48
Masih ingat
49
Tas Arga
50
Interogasi intern
51
Perbincangan di bangku kayu
52
Panik
53
Kedamaian sesungguhnya
54
Tempat baru
55
Gangguan di pagi hari
56
Hilang pertahanan
57
Aku lelaki, Sha..
58
Ketahuan
59
Pengakuan
60
Peringatan
61
Senyar menggelitik
62
Perasaan manusia
63
Kegelisahan
64
Di balik pintu
65
Keheningan yang panjang
66
Usaha Arga
67
Seperti pengkhianat
68
Melepas tuas pertahanan
69
Seseorang
70
Dia
71
Dia dan aku
72
Andre dan Hanny
73
Tentang seseorang
74
Muncul lagi
75
Bertemu lagi
76
Alasan pergi
77
Menemukan hal baru
78
Kebenaran
79
Aku
80
Niat tersembunyi
81
Alasan sederhana
82
Orang baru
83
Mengaku
84
Keinginan Arga
85
Telepon yang mengejutkan
86
Arga yang aneh
87
Terima kasih Bunda
88
Pesan Bapak
89
Rasa penasaran
90
Dia
91
Chelsea dan Evan
92
Asha dan perasaannya
93
Suasana Hati
94
Kejutan
95
Hambar
96
Di belakang Asha
97
Cinta Pertama
98
Membantu Rendra atau...
99
Keputusan
100
Vitaminku
101
Maaf
102
Tidak bisa memilih
103
Pilihan bijak
104
Misi selanjutnya
105
Cerita ini
106
Bertekad
107
Kejujuran
108
Inilah waktunya
109
Kecewa
110
Gelisah
111
Mengamati
112
Usai
113
Memulai
114
Pendapat orang
115
Memasak bersama
116
Butik
117
Peduli
118
Permintaan
119
Sarapan
120
Masih
121
Nasehat ibu
122
Lebih dekat
123
Bimbinglah istrimu
124
Balita menggemaskan
125
Berangkat ke dokter
126
Bersalah
127
Pertemuan mereka
128
Gembira
129
Rindu rumah
130
Sakit
131
Kabar baru
132
Perlu belajar
133
Morning Sickness
134
Ngidam?
135
Mual dan lapar
136
Bertanya lebih baik
137
Berkunjung
138
Belanja
139
Wajan berpantat gosong
140
Tenanglah
141
Ijin dari Arga
142
Cemberut
143
Kejelasan tentangnya
144
Mulai lagi
145
Hangatnya teh
146
Keadaan Asha
147
Penjelasan dokter Murad
148
Cerita bunda
149
Keinginan Asha
150
Mini cafe
151
Cerita lama
152
Kejutan?
153
Arga vs Reksa
154
Tidak bertemu
155
Tamu tidak terduga
156
Gusar
157
Tamu lagi?
158
Jalan yang di pilih
159
Kedamaian
160
Tingkeban
161
Menemani
162
Perlengkapan bayi
163
Gelato dan kelas prenatal
164
Pijatan favorit
165
Erangan
166
Lelah
167
Detik-detik
168
Air mata
169
Terima kasih, istriku...
170
Bayi laki-laki
171
Masih ingat
172
Kata-kata
173
Bulan Juni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!