Setelah membuang napas, Chelsea mengajak Arga duduk di sebuah truck cafe. Setelah memesan minuman dan makanan ringan mereka duduk di sudut ruangan. Walaupun tadi sudah minum es susu cokelat, Chelsea harus mau minum sesuatu lagi untuk menemani obrolannya dengan Arga.
Arga memperhatikan wanita cantik di depannya. Meskipun dengan riasan dan kesempurnaan yang ada di depan mata, Arga mulai melihat banyak kesedihan di mata wanita itu.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Arga mulai khawatir dengan keadaan Chelsea. Wanita itu mengangguk dan tersenyum. "Bagaimana kabar Evan?"
"Baik," jawab Chelsea seperti tidak terlalu tahu apakah Evan dalam keadaan baik atau tidak.
"Kenapa kamu sendirian?" Arga menyadari bahwa Chelsea berani mendekatinya saat sedang tidak bersama Evan. Chelsea menghela napas berat.
"Dia ada tugas keluar kota," sahut Chelsea. Arga mengangguk.
"Walaupun begitu, kamu seharusnya tidak bersikap seperti tadi padaku. Jaga dirimu dengan baik Chelsea."
"Menyuruhku menjaga diriku baik-baik? Kamu seperti mau menjauh selamanya dariku."
"Sebagai teman, mungkin tidak. Namun jika sebagai mantan, aku harus menjauh." Arga menatap lurus ke arah Chelsea. Dia ingin wanita ini menjauh darinya sebagai mantan yang ingin dekat dengannya.
***
Di lesehan. Dimana Asha di titipkan bagai barang di petugas penitipan barang, Cakra.
"Kamu sengaja bertemu dengan Arga diam-diam, ya?" tanya Cakra. Asha menggeleng sambil mengunyah makanan.
"Jangan terus melihat orang yang lagi makan dong," seru Asha tidak setuju. Cakra lagi curiga sama teman sekolahnya itu. Asha dan Arga. Itu kombinasi unik. Asha lebih mirip anak jalanan yang bebas. Sementara Arga adalah direktur suatu perusahaan yang terperinci dan terjadwal. Dia tidak mungkin bertemu dengan Asha karena lingkungan mereka berbeda.
"Ahh Cakra. Dia kan memang banyak kenalan sama laki-laki," seru Andre seperti sudah tahu tabiat Asha. Mata Asha melirik ke Andre dan mengancam Andre dengan matanya.
"Palingan kenalan juga cuma mau di ajak main basket. Asha mah gitu, kadang cowok jadi salah paham sama dia yang tiba-tiba aja mendekat," timpal Deni yang langsung di sorot sama dua temannya.
"Memangnya kamu pernah salah paham saat Asha deketin kamu?" Muka Deni langsung bingung di tanya begitu sama Andre. Apalagi Cakra dan Asha juga melihatnya.
"Bukaaannnn..." Deni panik. Andre semakin gencar menggoda Deni. Asha menautkan alis lihat Deni semakin kalut.
"Jangan di terusin. Kalau Deni beneran pernah salah paham nanti jadi canggung Asha," potong Cakra. Eh, si Deni gak protes malah diam. Bahan ledekan baru bagi Andre nih. Cakra keliru. Bukan Asha yang canggung, tapi Deni.
"Maaf, Den bikin salah paham. Bukan maksud," celetuk Asha bikin Deni makin malu. Lalu dia menggertakkan giginya geram ke Andre yang bikin topik pembicaraan berubah ke arahnya. Cakra dan Andre terkekeh-kekeh akhirnya.
Asha melihat ke arah tempat Tuannya yang menghilang tadi. Dia enggak paham kenapa tiba-tiba tuannya pergi dan tak kembali. Baik tuan muda dan nona muda tidak muncul padahal sudah satu jam lebih. Asha di telantarkan. Kisah sedih di hari minggu nih. Seorang pelayan jadi terdampar di pulau antah berantah bersama trio geblek teman SMA-nya dulu.
Mereka berempat sudah menyelesaikan makannya jadi beranjak pergi dari lesehan tadi. Dari kesekian kebersamaan mereka, para cowok itu baru nyadar kalau Asha jadi ikutan mereka.
"Kok kamu jadi ikutan kita? Tadi kemana si anu?" tanya Andre.
"Arga," ralat Asha.
"Iya itu." Andre mengangguk mendapat koreksi dari Asha. Gadis ini mengedikkan bahu. "Jadi ceritanya kamu di telantarin nih sekarang? Gak nyangka ...." Andre mengatakannya dengan berlebihan. Asha menipiskan bibir dan menghalau kepala Andre yang miring dengan senyum menyebalkannya.
Saat itu, Paris yang hendak kembali tak sengaja melewati cafe dan melihat mereka berdua. Chelsea!! Paris terkejut melihat kakaknya tidak bersama Asha justru berdua bersama perempuan itu. Paris menipiskan bibir geram melihatnya.
Dengan kesal Paris mendatangi cafe dan menghampiri mereka. Datang langsung duduk tanpa permisi. Mendehem karena lihat tangan mereka saling serius membahas sesuatu.
"Kenapa kamu muncul di sini?" tanya Arga tidak suka dengan kemunculan adiknya. Karena itu akan memunculkan bentrok. Pasti dia mau merecoki mereka berdua. Chelsea menatap Paris sambil tersenyum memukau. Gadis itu muak sama senyuman itu.
"Aku kan sudah janji bakal datang satu jam lagi untuk ngajak kakak pulang," jawab Paris tidak peduli ada Chelsea.
"Sebentar aja kamu main dulu, lalu kita pulang." Arga bermaksud menghindarkan mereka berdua.
"Sudah. Aku mainnya sudah kelamaan jadi sekarang ingin pulang." Paris maksa. Dia tidak ingin kakaknya berdekatan dengan perempuan bertubuh sintal itu.
"Enggak apa-apa Ga. Kita bisa bertemu lain waktu kan?" tanya Chelsea lembut sambil menepuk lembut punggung tangan. Namun Arga segera menarik tangannya dari sentuhan Chelsea. Bagaimanapun dulu cintanya ke Chelsea, saat ini dia harus bersikap biasa. Paris melihatnya semakin kesal.
"Kalau kakak di sini, kemana kak Asha?" tanya Paris baru ingat. Arga langsung berdiri. Dia melupakan pelayan itu.
"Chelsea, aku harus pergi. Ayo Paris kita pulang," Setelah membayar, mereka berdua mencari Asha. Chelsea menatap mereka berdua dengan berpikir soal nama asing tadi.
Asha? Siapa itu? Orang baru? Arga sudah punya pasangan baru? Tidak mungkin. Aku tahu dia masih mencintaiku.
"Kakak kok jadi ninggalin kak Asha sih? Aku kan yang ngajak dia kesini.." ujar Paris geram. Saat mereka sudah ke lesehan, tempat terakhir Arga ninggalin Asha, orang yang di cari tidak ada. Ketiga laki-laki itu juga enggak ada disana.
Arga menekan tombol ponselnya, tapi tidak ada yang menjawab.
"Darimana tahu nomor kak Asha?" selidik Paris.
"Bukan Asha, temannya." Paris jadi bingung. Sepertinya Arga menelepon Cakra, tapi tetap tak ada yang menjawab. Lalu Arga coba menelepon rumah, tapi ternyata Asha belum pulang ke rumah.
"Gara-gara Chelsea nih," ujar Paris geregetan. Arga melirik tajam.
"Jangan membawa-bawa Chelsea." Arga enggak terima. Bukan membela, Paris bisa lama marahnya kalau bahas Chelsea. Paris menipiskan bibir. Dia semakin menyadari bahwa kakaknya masih belum bisa pindah ke lain hati. Perempuan itu masih saja ada di hati kakaknya. Padahal sudah jelas dia pengkhianat. Walaupun Paris tahu kakaknya berusaha melupakan.
Mereka berdua mencari-cari sampai di luar area outlet makanan. Pencarian Arga sampai pada lapangan basket. Dia merasa yakin akan menemukan perempuan itu di sana. Paris heran kakaknya mengajak mencari pelayan itu di lapangan basket.
"Kakak lagi nyari kak Asha, atau mau main basket sih? Kok jadi kesini," omel Paris. Namun Arga tidak menghiraukan ocehan adiknya. Hh ... Arga bisa bernapas lega. Perempuan itu benar-benar bermain basket saat ini. Arga tidak segera menghampirinya. Dia hanya berhenti sejenak sebelum sampai pada pinggir lapangan basket.
Paris celingukan kesana kemari coba mencari Asha, tapi dia belum paham bahwa seorang perempuan yang sedang bermain basket dengan beberapa cowok itu adalah orang yang di cari.
"Ngapain berhenti disini? Aku benar-benar enggak paham sama kakak," kata Paris.
Mata perempuan itu akhirnya bisa menyadari kedatangan tuannya. Wajah Asha terkejut dengan tangannya yang masih memegang bola basket.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Elly Watty
jgn sampe si Asha baper ma godaannya Arga thor, cwok yg g jelas arah hatinya
2023-05-23
2
Asih Setyowati
dasar cowok bodoh 👹👹👹👹
2022-11-20
0
Rokesih Esi
urusan hati mah susah
2022-08-03
1