Bab. 19 Asha dan Chelsea

Chelsea muncul dari balik pintu dengan tampilan yang masih memukau. Dan yang tidak bisa tertandingi mencoloknya adalah cup D yang menonjol dengan indah itu. Sangat mengintimidasi. Apalagi bagi pemilik tubuh 'lurus' seperti Asha yang hanya berukuran cup A. Tanpa sadar tangannya membenarkan letak kemejanya dan meringkuk menutupi kekurangannya.

Tubuh sintal itu juga seperti tanpa sadar telah menggilas tubuh tak berlekuk milik Asha, dengan kuat. Semua penampilan Chelsea mampu membuat peradaban makhluk perempuan seperti Asha, menekan diri mereka untuk tidak menjerit.

Mata Chelsea langsung melihat kearah kursi kerja Arga yang kosong. Lalu mengangkat dagu seperti paham bahwa pemilik kursi itu sedang tidak ada di tempat. Kemudian mengedarkan pandangan dan akan mulai duduk di sofa. Tapi tertahan dengan keberadaan Asha yang membuatnya berhenti melangkah.

"Selamat siang," sapa Asha berusaha ramah sambil berdiri. Mata Chelsea masih melihat Asha dengan heran. Siapa dia?

"Kamu sedang membersihkan sesuatu?" tanya Chelsea sambil tersenyum mengira Asha adalah pegawai kantor, office girl. Asha tidak ada pilihan selain tersenyum. Tidak perlu menjelaskan dia siapa. Karena entah office girl atau pelayan rumah, intinya sama tidak jauh beda.

"Maaf aku mengganggu, silahkan teruskan pekerjaanmu," kata Chelsea sambil tersenyum layaknya nyonya rumah yang sedang melaksanakan waktu bersantainya. Asha mengangguk. Namun tidak tahu mau melakukan apa selanjutnya. Chelsea meletakkan tas mewah di sebelahnya. Duduk sambil bersila kaki dan mulai mengeluarkan ponsel. Menggeser-geser layar ponsel untuk melihat-lihat sesuatu. Matanya bersirobok melihat suatu benda di atas meja.

"Ini bekal punyamu?" tanya Chelsea sambil menunjuk ke arah tempat bekal yang di bawa dari rumah. Asha mengangguk lalu mendekati dan memungut bekal itu.

"Iya, maaf,"

"Kamu membawanya ke sini karena akan memakan bekalmu di sini?" tanya Chelsea dengan kerutan samar di dahinya.

"Tidak. Saya hanya tak sengaja membawanya kesini," Asha masih berdiri dan menekuk tubuhnya sedikit untuk menunjukkan dia sopan. Karena dia adalah seorang bawahan. Tangannya menyatu sambil memegang tas berisikan tempat bekal. Chelsea mengangguk mengerti tapi dengan setengah hati. Matanya masih melihat ke arah Asha dengan sikap sedikit tidak suka.

Mungkin menurut dia, sungguh tidak sopan seorang office girl membawa-bawa tempat bekalnya sampai ke ruangan direktur. Tapi kemudian dia berpaling dari Asha dan kembali melihat ke ponselnya. Sekretaris perempuan yang ada di depan pintu masuk membawa minuman untuk Chelsea dan menemukan Asha yang entah sedang apa berdiri di samping rak buku. Dia tahu Asha datang dari rumah bersama adik direkturnya.

"Kamu ...," ucapnya tertahan dengan gelengan kuat dari Asha untuk tidak mengatakan apa-apa. Sekretaris itu tidak paham tapi segera diam lalu meletakkan minuman untuk Chelsea.

"Terima kasih," ucap Chelsea menerima minuman dari sekretaris perempuan itu. Sekretaris itu keluar ruangan dengan pandangan heran terhadap Asha yang tetap berdiri di depan rak buku.

Kemana si bocah kok lama?

"Aduh," seru Chelsea. Asha menoleh. Rupanya Chelsea menumpahkan minuman dan membasahi ujung rok mininya. Dia langsung berdiri mengibaskan air yang ada di atas roknya. Tapi untung hanya sedikit jadi tidak membasahi lantainya.

Lalu Chelsea duduk lagi menyilakan kaki.

Asha ingin mengeluarkan ponsel dari sakunya. Tak sengaja kunci kamar pelayan di rumah majikan, ikut terangkat dan jatuh ke lantai. Terlempar masuk ke bawah rak buku yang sempit. Hanya cukup untuk ruang bagi kunci kamarnya masuk kedalamnya.

Ya, ampun ini kunci juga ingin ambil bagian dalam menyulitkanku.

Asha memasukkan ponselnya lagi ke saku dan jongkok. Dengan bertumpu pada lututnya, Asha mulai memaksa tangannya untuk merogoh ke bawah rak buku. Namun tidak bisa. Tangannya tidak bisa masuk ke bawah celah rak buku yang sempit. Asha menggerutu kesal.

Cklek! Terdengar suara pintu terbuka. Asha senang akhirnya Paris kembali dari toilet yang sudah terlampau lama pergi. Asha mengangkat tubuhnya untuk melongok, menyambut kedatangan Paris.

"Arga," ucap Chelsea menyambut kedatangan tuan mudanya. Asha mendelik dan segera menyembunyikan dirinya. Kembali menenggelamkan tubuhnya di balik sofa yang menutupinya.

"Kamu benar-benar muncul di sini lagi, Chelsea?" tanya Arga sedikit kurang senang. Namun dia tetap menerima Chelsea dengan baik. Chelsea yang tadi sempat ingin memeluk Arga, terelakkan dengan baik oleh Arga. Chelsea menipiskan bibir kecewa, karena pelukannya terelakkan dengan tegas oleh Arga. Rendra yang ada di situ melirik ke arah Chelsea. Arga menyadari reaksi itu.

"Kamu boleh mendatangi saudaramu dulu di depan, kita bisa lanjut setelah kamu bertemu dengan saudaramu," kata Arga yang sempat mendengar ada saudara yang datang ke perusahaan untuk bertemu Rendra. Namun karena masih bekerja, Rendra hanya menjawab 'nanti' lewat ponselnya. Ini juga untuk menjauhkan Rendra dari pemandangan yang tak di sukainya yaitu, Chelsea.

"Baik." Sebelum Rendra keluar ruangan, matanya sempat memindai ruangan untuk mencari sosok pelayan tadi. Namun karena tidak terlihat, Rendra berpikir perempuan itu sudah pulang bersama Paris. Dia takut akan sedikit heboh saat Paris tahu ada Chelsea di dalam ruangan ini.

"Ada apa?" tanya Arga yang mulai duduk di kursi kerjanya saat di dalam ruangan terlihat hanya ada mereka berdua. Chelsea menghela nafas sambil kembali duduk di sofa.

"Jangan terlalu kaku seperti itu. Kamu tahu keadaanku yang menyedihkan ini," Chelsea memandang ke depan dengan kosong. Arga  menatapnya dengan diam. Dia mengerti hidup Chelsea yang sepi karena Evan mulai berulah. Lelaki itu tidak lagi menginginkan Chelsea seperti saat merebutnya dari sisi Arga.

"Kamu sudah makan siang?" tanya Arga. Arga mendesah lelah dengan hatinya yang masih saja memberikan celah pada Chelsea. Namun untuk langsung mencercanya setelah tahu masalah yang di hadapinya, Arga merasa tak sanggup.

Chelsea tidak punya siapa-siapa lagi. Setelah kecelakaan yang menimpa keluarganya dia hanya hidup dengan bibi pengasuh dan juga harta warisan keluarganya yang masih mampu membuatnya terlihat sedikit mewah. Namun hal seperti itu tak membuatnya hancur. Dia tetap bersikuat hidup dengan tegar.

Chelsea mampu mengembangkan butiknya menjadi terkenal dan menjadi langganan bagi para keluarga kaya. Kegigihan Chelsea yang kuat mampu membuat Arga menaruh hati dan kagum.

"Belum. Aku memang ingin mengajakmu makan siang," jawab Chelsea.

"Pilihlah makanan yang kamu suka dan aku akan menyuruh karyawanku di luar untuk memesan. Aku tidak ingin makan di luar, lebih baik kita makan di sini. Itupun kalau kamu mau. Kalau tidak, aku tidak punya pilihan lain selain maaf tidak bisa mengajakmu makan siang," kata Arga. Chelsea tersenyum.

"Tidak apa-apa. Aku juga ingin makan di sini," Raut mukanya menunjukkan dia sangat bahagia Arga mau mengajaknya makan siang. Lalu Chelsea berunding akan memilih menu apa yang akan di makan mereka. Sementara itu Asha masih berada di bawah sana merunduk dan menyembunyikan tubuhnya dengan pintar.

Kenapa aku harus terjebak di dalam situasi seperti ini...

Kunci kamar masih belum bisa di ambil, karena Asha membutuhkan alat yang membuatnya bisa menarik kunci itu keluar. Dan itu mengharuskan dia berdiri muncul kepermukaan. Untuk situasi sekarang itu sangat tidak mungkin. Saat mereka berdua tampak akrab dan hanya ingin berdua saja. Walaupun tempat duduk mereka terpisah.

Terpopuler

Comments

❣@Sha_Putrie❣

❣@Sha_Putrie❣

menyebalkan,arga yg lemah😪

2022-07-20

0

liskook loverrr💃💃

liskook loverrr💃💃

di baca sudah end saya suka..awalnya keren....huuuhhh krakter cowoknya lembek kaya srabi...jadi males nerusin 😁😁😀😀😀 padahal awalnya bagus bnget ada mantan maleh ngedrop bacanya

2022-07-02

0

Asfar

Asfar

paris suka menghilang..

2022-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Jemuran berkibar
2 Bab. 2 Dia tadi malam
3 Bab. 3 Bekal Makan Siang
4 Bab. 4 Pecat
5 Bab. 5 Asal-usul
6 Bab. 6 Perkelahian di gang
7 Bab. 7 Mie instan
8 Bab. 8 Mie instan enak
9 Bab. 9 Nona Muda yang baik
10 Bab. 10 Mantan
11 Bab. 11 Apa yang kau lakukan, Tuan?
12 Bab. 12 Sedang ingin?
13 Bab. 13 Pagi ini
14 Bab. 14 Bertemu teman
15 Bab. 15 Mantan
16 Bab. 16 Di telantarkan
17 Bab. 17 Dia bekerja untukku
18 Bab. 18 Pertemuan Asha dan Chelsea
19 Bab. 19 Asha dan Chelsea
20 Bab. 20 Dimana Asha?
21 Bab. 21 Makan siang
22 Paris yang emosional
23 Kenyamanan Arga
24 Pencarian Asha
25 Rendra melihatnya
26 Anonim
27 Asha membela Arga
28 Paris yang curiga
29 Janjian
30 Aroma menyenangkan
31 Kenangan
32 Arga vs Asha
33 Aura mendung Tuan Muda
34 Barang berharga
35 Nasihat Nyonya Wardah
36 Lelaki tampan di pasar
37 Paris salah tingkah
38 Pelajaran baru bagi Paris
39 Noda pada kemeja
40 Telepon darurat di malam hari
41 Ajakan Paris
42 Pemikiran yang salah
43 Arga cemas
44 Tirai itu
45 Dia sudah bangun
46 Otak tidak waras
47 Aku yang pertama
48 Masih ingat
49 Tas Arga
50 Interogasi intern
51 Perbincangan di bangku kayu
52 Panik
53 Kedamaian sesungguhnya
54 Tempat baru
55 Gangguan di pagi hari
56 Hilang pertahanan
57 Aku lelaki, Sha..
58 Ketahuan
59 Pengakuan
60 Peringatan
61 Senyar menggelitik
62 Perasaan manusia
63 Kegelisahan
64 Di balik pintu
65 Keheningan yang panjang
66 Usaha Arga
67 Seperti pengkhianat
68 Melepas tuas pertahanan
69 Seseorang
70 Dia
71 Dia dan aku
72 Andre dan Hanny
73 Tentang seseorang
74 Muncul lagi
75 Bertemu lagi
76 Alasan pergi
77 Menemukan hal baru
78 Kebenaran
79 Aku
80 Niat tersembunyi
81 Alasan sederhana
82 Orang baru
83 Mengaku
84 Keinginan Arga
85 Telepon yang mengejutkan
86 Arga yang aneh
87 Terima kasih Bunda
88 Pesan Bapak
89 Rasa penasaran
90 Dia
91 Chelsea dan Evan
92 Asha dan perasaannya
93 Suasana Hati
94 Kejutan
95 Hambar
96 Di belakang Asha
97 Cinta Pertama
98 Membantu Rendra atau...
99 Keputusan
100 Vitaminku
101 Maaf
102 Tidak bisa memilih
103 Pilihan bijak
104 Misi selanjutnya
105 Cerita ini
106 Bertekad
107 Kejujuran
108 Inilah waktunya
109 Kecewa
110 Gelisah
111 Mengamati
112 Usai
113 Memulai
114 Pendapat orang
115 Memasak bersama
116 Butik
117 Peduli
118 Permintaan
119 Sarapan
120 Masih
121 Nasehat ibu
122 Lebih dekat
123 Bimbinglah istrimu
124 Balita menggemaskan
125 Berangkat ke dokter
126 Bersalah
127 Pertemuan mereka
128 Gembira
129 Rindu rumah
130 Sakit
131 Kabar baru
132 Perlu belajar
133 Morning Sickness
134 Ngidam?
135 Mual dan lapar
136 Bertanya lebih baik
137 Berkunjung
138 Belanja
139 Wajan berpantat gosong
140 Tenanglah
141 Ijin dari Arga
142 Cemberut
143 Kejelasan tentangnya
144 Mulai lagi
145 Hangatnya teh
146 Keadaan Asha
147 Penjelasan dokter Murad
148 Cerita bunda
149 Keinginan Asha
150 Mini cafe
151 Cerita lama
152 Kejutan?
153 Arga vs Reksa
154 Tidak bertemu
155 Tamu tidak terduga
156 Gusar
157 Tamu lagi?
158 Jalan yang di pilih
159 Kedamaian
160 Tingkeban
161 Menemani
162 Perlengkapan bayi
163 Gelato dan kelas prenatal
164 Pijatan favorit
165 Erangan
166 Lelah
167 Detik-detik
168 Air mata
169 Terima kasih, istriku...
170 Bayi laki-laki
171 Masih ingat
172 Kata-kata
173 Bulan Juni
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Bab. 1 Jemuran berkibar
2
Bab. 2 Dia tadi malam
3
Bab. 3 Bekal Makan Siang
4
Bab. 4 Pecat
5
Bab. 5 Asal-usul
6
Bab. 6 Perkelahian di gang
7
Bab. 7 Mie instan
8
Bab. 8 Mie instan enak
9
Bab. 9 Nona Muda yang baik
10
Bab. 10 Mantan
11
Bab. 11 Apa yang kau lakukan, Tuan?
12
Bab. 12 Sedang ingin?
13
Bab. 13 Pagi ini
14
Bab. 14 Bertemu teman
15
Bab. 15 Mantan
16
Bab. 16 Di telantarkan
17
Bab. 17 Dia bekerja untukku
18
Bab. 18 Pertemuan Asha dan Chelsea
19
Bab. 19 Asha dan Chelsea
20
Bab. 20 Dimana Asha?
21
Bab. 21 Makan siang
22
Paris yang emosional
23
Kenyamanan Arga
24
Pencarian Asha
25
Rendra melihatnya
26
Anonim
27
Asha membela Arga
28
Paris yang curiga
29
Janjian
30
Aroma menyenangkan
31
Kenangan
32
Arga vs Asha
33
Aura mendung Tuan Muda
34
Barang berharga
35
Nasihat Nyonya Wardah
36
Lelaki tampan di pasar
37
Paris salah tingkah
38
Pelajaran baru bagi Paris
39
Noda pada kemeja
40
Telepon darurat di malam hari
41
Ajakan Paris
42
Pemikiran yang salah
43
Arga cemas
44
Tirai itu
45
Dia sudah bangun
46
Otak tidak waras
47
Aku yang pertama
48
Masih ingat
49
Tas Arga
50
Interogasi intern
51
Perbincangan di bangku kayu
52
Panik
53
Kedamaian sesungguhnya
54
Tempat baru
55
Gangguan di pagi hari
56
Hilang pertahanan
57
Aku lelaki, Sha..
58
Ketahuan
59
Pengakuan
60
Peringatan
61
Senyar menggelitik
62
Perasaan manusia
63
Kegelisahan
64
Di balik pintu
65
Keheningan yang panjang
66
Usaha Arga
67
Seperti pengkhianat
68
Melepas tuas pertahanan
69
Seseorang
70
Dia
71
Dia dan aku
72
Andre dan Hanny
73
Tentang seseorang
74
Muncul lagi
75
Bertemu lagi
76
Alasan pergi
77
Menemukan hal baru
78
Kebenaran
79
Aku
80
Niat tersembunyi
81
Alasan sederhana
82
Orang baru
83
Mengaku
84
Keinginan Arga
85
Telepon yang mengejutkan
86
Arga yang aneh
87
Terima kasih Bunda
88
Pesan Bapak
89
Rasa penasaran
90
Dia
91
Chelsea dan Evan
92
Asha dan perasaannya
93
Suasana Hati
94
Kejutan
95
Hambar
96
Di belakang Asha
97
Cinta Pertama
98
Membantu Rendra atau...
99
Keputusan
100
Vitaminku
101
Maaf
102
Tidak bisa memilih
103
Pilihan bijak
104
Misi selanjutnya
105
Cerita ini
106
Bertekad
107
Kejujuran
108
Inilah waktunya
109
Kecewa
110
Gelisah
111
Mengamati
112
Usai
113
Memulai
114
Pendapat orang
115
Memasak bersama
116
Butik
117
Peduli
118
Permintaan
119
Sarapan
120
Masih
121
Nasehat ibu
122
Lebih dekat
123
Bimbinglah istrimu
124
Balita menggemaskan
125
Berangkat ke dokter
126
Bersalah
127
Pertemuan mereka
128
Gembira
129
Rindu rumah
130
Sakit
131
Kabar baru
132
Perlu belajar
133
Morning Sickness
134
Ngidam?
135
Mual dan lapar
136
Bertanya lebih baik
137
Berkunjung
138
Belanja
139
Wajan berpantat gosong
140
Tenanglah
141
Ijin dari Arga
142
Cemberut
143
Kejelasan tentangnya
144
Mulai lagi
145
Hangatnya teh
146
Keadaan Asha
147
Penjelasan dokter Murad
148
Cerita bunda
149
Keinginan Asha
150
Mini cafe
151
Cerita lama
152
Kejutan?
153
Arga vs Reksa
154
Tidak bertemu
155
Tamu tidak terduga
156
Gusar
157
Tamu lagi?
158
Jalan yang di pilih
159
Kedamaian
160
Tingkeban
161
Menemani
162
Perlengkapan bayi
163
Gelato dan kelas prenatal
164
Pijatan favorit
165
Erangan
166
Lelah
167
Detik-detik
168
Air mata
169
Terima kasih, istriku...
170
Bayi laki-laki
171
Masih ingat
172
Kata-kata
173
Bulan Juni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!