"Mau kemana, Ar?" tanya Cakra melihat laki-laki ini terburu-buru meminum jeruk hangatnya dan beranjak berdiri.
"Aku ada perlu sebentar. Titip dia disini dulu," tunjuk Arga dengan dagunya ke arah Asha yang juga duduk masih enjoy dengan makan nasi jagungnya. Asha mendongak dan menipiskan bibir, serasa barang yang dititipkan di penitipan barang saat masuk ke sebuah toko.
Cakra hanya melihat 'teman direktur'nya itu memakai sepatu dan melangkah pergi. Dugaan benar, Arga menghampiri Chelsea.
"Pagi, Arga," sapa Chelsea dengan lembut. Arga menatap wanita yang pernah jadi miliknya itu masih terlihat cantik. "Aku akan mendatangimu barusan, tapi ternyata kamu sudah mendatangiku duluan." Sesungguhnya Chelsea terkejut melihat Arga yang berjalan ke arahnya. Dia tidak menyangka lelaki itu mau mendekatinya. Melihat sikap Arga saat dia berusaha merayu lelaki itu. Tapi hatinya bahagia melihat Arga menghampirinya terlebih dulu.
"Aku tahu. Makanya aku menghampirimu. Aku tidak mau orang menanyakan siapa dirimu yang tiba-tiba saja menghampiriku. Aku tidak suka itu," kata Arga. Chelsea menipiskan bibir kesal. Menghela napas mendengar alasan lelaki itu mendatanginya.
Masih saja Arga seperti itu. Tiba-tiba Chelsea langsung menyambar lengan Arga.
"Chelsea!" Arga terkejut. Chelsea mendongak ke atas. Menatap rahang kuat milik Arga. Mata lelaki itu tercekat melihat perempuan ini melakukannya. Tangan Arga kaku menerima pelukan Chelsea pada lengannya. Jantungnya berdetak kencang. Ia masih merasakan debaran-debaran yang dulu dirasakannya saat masih menjadi sepasang kekasih.
Ya, Arga memang mungkin masih mencintai wanita ini. Hingga membuatnya enggan untuk mendekati wanita lain. Luka yang di berikan perempuan ini memang dalam. Tapi dirinya juga tak menampik saat Chelsea mendekatinya, hatinya berdebar dan detak jantungnya terpompa dengan sangat cepat. Namun Arga sadar siapa Chelsea.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" desis Arga geram. Chelsea tak mengindahkan pertanyaan Arga. Dia tetap memeluk lengan Arga. Pelukan itu semakin erat saat Arga ingin melepasnya. Ini membuat Arga kesal dan ingin melepaskannya. "Jauhkan dirimu dari tanganku," desis Arga mengingatkan. Suaranya pelan tapi tegas. Chelsea tahu itu.
"Ikut aku," ajak Chelsea. Masih dengan lengannya yang di peluk oleh wanita bertubuh sintal ini.
"Lepaskan tanganmu dulu. Aku tidak nyaman dengan ini," pinta Arga tanpa melihat ke arah lengannya yang di peluk oleh Chelsea. Dia tidak ingin tubuh milik orang lain itu menempel padanya.
"Aku yakin kamu akan pergi meninggalkanku, kalau aku melepas lengan ini." Hh.. Arga membuang napas dengan kasar.
"Oke, aku tidak akan pergi kalau kamu melepaskan tanganmu dengan segera." Kali ini Arga lebih tegas. Perlahan Chelsea melepaskan dengan ragu. Mata Arga menatap tajam. "Kamu akan membawaku kemana? Kita hanya perlu waktu dua puluh menit lagi. Setelah itu kamu tidak bisa memaksaku ikut denganmu," kata Arga sambil melihat ke arloji warna chrome miliknya.
"Baiklah. Satu menit pun kamu mau berdiri di sini, aku sangat berterima kasih ..." Chelsea mengucapkannya dengan wajah sendu. Arga menangkap raut wajah sedih itu meskipun menunduk. Arga heran, Chelsea bisa punya raut wajah sedih. Padahal saat meninggalkannya, perempuan ini tidak menampakkan wajah bersedih atau bersalah.
Akhirnya Arga mengikuti Chelsea tanpa bertanya. Saat mereka bersama seperti ini, semua mata memandang. Mereka berdua adalah pasangan serasi yang membuat orang iri melihatnya.
Arga adalah lelaki yang memiliki postur bagus dan tampan. Badannya tinggi menjulang yang semakin membuatnya menawan. Sementara Chelsea adalah wanita yang punya fisik sempurna bagi seorang perempuan. Wajah cantiknya juga membuatnya semakin serasi dengan direktur tampan itu.
Semuanya memandang takjub melihat pasangan sempurna ini. Pandangan orang-orang masih sama seperti dulu saat mereka masih menjalin kasih.
"Mereka masih memandang kita dengan takjub," ucap Chelsea menanggapi tatapan mata orang-orang di sekitar mereka. Chelsea senang, tapi Arga tidak. Dia hanya ingin menjauhkan wanita ini dari Asha dan kawan-kawannya. Mereka berdua menjauh dari lesehan tempat Asha dan Cakra.
"Karena mereka tidak mengerti kita bukan pasangan seperti yang mereka pikirkan," ujar Arga dingin. Chelsea tersenyum tipis.
"Kamu tetap dingin. Apakah perlu sedingin itu terhadapku?" tanya Chelsea.
"Aku harus bersikap dingin dan hati-hati karena kamu milik orang. Kamu sudah menikah dengan Evan. Seharusnya kamu tidak berjalan dengan santai seperti ini saat berjalan bersama pria lain. Aku tidak mengerti jalan pikiranmu," tukas Arga membuat hati Chelsea terasa sakit.
"Apakah kamu pikir Evan akan peduli aku berjalan dengan pria lain atau tidak?" Chelsea mengangkat alisnya menunjukkan betapa dia meremehkan kalimat Arga barusan.
"Bukankah seperti itu. Dia adalah suami mu." Chelsea menarik sudut bibirnya keatas kembali meremehkan kalimat Arga.
"Kamu pikir hubunganku selayaknya suami isteri pada umumnya?" Kali ini kaki Chelsea berhenti melangkah. Arga yang sudah satu langkah di depan Chelsea akhirnya berhenti juga. Lalu menengok ke belakang, ke arah wanita itu. Chelsea menatap Arga. Aura kesedihan sangat memancar darinya.
"Aku tidak tahu. Sepertinya juga aku tidak perlu bertanya. Itu urusanmu," ujar Arga dengan wajah enggannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Asih Setyowati
jadi cowok lemah banget sik...ga punya pendirian😤😤😤
2022-11-20
2
Riska Wulandari
udah tau Chelsea milik orang lain tapi kamu mau2 aja tuh berduaan ma Chelsea..
2022-09-05
0
Rokesih Esi
ada apa lagi
2022-08-03
0