(Flashback) yaaaa....
Sebetulnya Mark tidak ke Bengkel, dia melajukan mobilnya menuju satu tempat pinggiran pantai terdapat banyak Villa mewah disana, sekitar 1 jam kira-kira jarak tempuhnya dari bengkel ataupun apartemennya.
Kawasan itu sengaja dibangun perusahaan ayahnya untuk tujuan wisata dan hunian para selebritis jadi hanya orang-orang tertentu saja yang mampu membeli rumah daerah itu.
Mark memarkirkan mobilnya disalah satu rumah dengan dominasi warna putih memang agak sedikit berbeda baik tampilan depan atau bentuk bangunannya dibanding rumah-rumah lainnya yang berderet di sana.
Mark langsung bergegas masuk, mengamati setiap detail interior ruangan per ruangan. "Hmmm Perfect!" gumamnya.
lanjut dia menaiki tangga lantai dua menuju kamar tidur utama rumah itu, kira-kira tiga kali lipat luasnya dari seluruh luas apartemennya, kamar dengan interior cantik serba putih itu dilengkapi tempat tidur dengan ukuran besar, empat lemari pakaian, sofa sekaligus TV "Hmm..." gumamnya dengan nada puas, sekilas ada satu lagi yang begitu menyita perhatiannya membuat dirinya mesam-mesem sendiri adalah photo pernikahannya hasil jepretan Bi Inah dari ponselnya, tepat menempel apik disana menghiasi dinding belakang tempat tidurnya. "Kecelakaan yang membawa berkah" gumam Mark lagi sambil tersenyum konyol.
Setelah dia puas dengan semua hasil renovasi lantai dua, Mark kembali menuruni tangga menuju ke halaman belakang, ada kolam renang cukup besar di sana, Mark memilih rumah itu karena hobie berenang Chelsea namun yang membuatnya berbeda adalah jacuzzi kolam tersebut langsung menghadap pinggiran pantai sehingga nanti Chelsea bisa bebas berenang sambil menikmati pemandangan laut lepas pikirnya. "Aku tidak akan melarangmu main hujan lagi, Sayang." ucapnya dalam hati.
Demikian sebetulnya alasan mengapa Mark satu bulan ini selalu pulang larut malam, kado istimewa itulah yang dipersiapkannya bagi istri kecilnya.
Mark menggambil satu kaleng kecil beer dari kulkas, Dhany telah menyelesaikan 100 persen renovasi beserta design interior rumah itu sesuai keinginannya, sahabatnya sukses menyulap hunian itu dengan sempurna pikirnya dengan hati bangga.
Mark duduk disamping kolam renang menikmati pemandangan pantai sambil meneguk beernya, "Sempurna Bro! thanks!" dengan tambahan emoticon 🙏 pesannya melalui WA kepada Dhany yang membalas dengan emoticon "🍺" dengan singkat.
Kembali Mark mengarahkan pandangannya ketepian pantai, "Besok kita pindah Sayang." gumamnya dengan perasaan tak sabar ingin cepat memboyong Chelsea kesana, "Aku harap Kau menyukai rumah baru kita, ini hadiah kecilku, untuk semua kemanisanmu tadi malam," lanjut dihatinya lagi.
Setelah meneguk habis beernya diapun beranjak menuju garasi karena harus cepat kembali kebengkelnya lagi.
Ditengah perjalanan Mark sempatkan untuk mampir membeli buket Mawar putih kesukaan Chelsea dengan pesan singkat yang begitu manis mewakili isi hatinya,
"Terima kasih Sayang, Aku mencintaimu" kemudian diletakannya buket bunga itu di jok belakang.
Hingga pukul 7 malam, Mark masih sibuk dengan satu mobil pelanggannya, mengingat besok sudah akan diambil jadi malam ini harus sudah selesai pikirnya.
Tepat pukul 9 malam Mark baru bisa menyelesaikannya, diapun bergegas pulang melajukan mobilnya kencang tak sabar ingin menemui istri kecilnya yang pasti lagi cemberut.
Mark mengetuk pintu setelah tahu bahwa terkunci dari dalam, namun lama tidak ada jawaban, lalu dia membukanya dengan kunci duplikatnya, terlihat nampak ruangan sangat rapih, kembali Mark tersenyum, "Sayang....., Aku pulang," ucapnya perlahan, diletakan buket bunganya di atas meja makan, biarlah ini untuk pemandangan Chelsea dipagi hari pikir Mark lagi, diapun melepas sepatunya menganti dengan sandal rumah lalu bergegas masuk.
Mark benar-benar tak sabar ingin memeluk istri kecilnya, namun lagi-lagi didapatinya kamarnyapun kosong, diapun bingung, tak biasa istrinya tidak dirumah terlebih ponselnyapun mati.
Mark panik langsung mengangkat intercom menghubungi bagian securiti apartemennya, "Saya unit L lantai 16 B, mohon bantuan putarkan CCTV di Lift atau dilorong unit dari rentang pukul 3 sore ini bisa?" tanyanya, kemudian Mark bergegas menuju basement di mana ruang monitor securiti berada.
Jantungnya berdebar kencang rasa cemas bercampur khawatir saat video rekaman mulai diputar, dengan sangat teliti Mark mengamati setiap gambar yang terekam membuat dua orang penjaga monitor room menemaninya disana terlihat ikut siaga.
"Apa yang telah terjadi Sayang, Kau membuatku khawatir," keluhnya dalam hati, tak lama terlihat rekaman Chelsea dari mulai meninggalkan pintu rumahnya hingga masuk lift yang terlihat menunduk begitupun terekam jelas Chelsea menangis di lift, hal itu membuatnya menjadi bertambah was-was sekuat tenaga dia terus berusaha menegarkan hatinya.
Berkali-kali Mark memutar mundur setiap kejadian sebelum lanjut kerekaman berikutnya, hingga sampai sampai akhirnya dia memutar rekaman dari lift kepintu keluar menuju loby resepsionis dan disitulah Mark langsung terduduk lunglai hingga membuat kedua satpam itu saling memandang penuh curiga.
"Tuan, mendapati sesuatu? boleh kami tahu ada apa?" Mark dikagetkan dengan pertanyaan Pak Ronal ketua security di partemennya, "Adalagi yang bisa kami lakukan Tuan?" tanya Pak Ronal lagi karena mendapati anak dari pemilik apartemennya itu terlihat frustasi.
"Ah! tidak apa-apa Pak, Istriku dijemput mertua saya, hanya panik saja dia tidak mengabari haha," jawabnya sambil pura-pura tertawa, Pak Ronal menepuk jidatnya, "Begitulah kalau pengantin baru, dulu saya juga pernah panik saat istri saya pergi kepasar hahahha" jawab Pak Ronal menghibur.
Tak lama Markpun mengucapkan terima kasih dan berpamitan, pak Ronal membungkuk tanda hormat, sudah empat tahun sejak dia bekerja disana Pak Ronal mendengar kabar bahwa Mark sebagai anak pemilik apartemen dimana tempatnya adalah seorang pribadi yang sangat sederhana, dan hari itu dia membuktikannya dengan mata kepalanya sendiri menghadapi sikap sopan Mark kepada dirinya pikir laki-laki tua itu dengan haru.
"Pemuda luar biasa, banyak anak orang kaya akan memilih yang penthouse namun dia hanya menempati unit termurah, disamping 6 tower itu dibangun ayahnya" pikir Pak Ronal lagi, tak lepas terus dipandanginya kepergian Mark yang berjalan lunglai, "Dia terluka" gumamnya.
Mark kembali memasuki unit apartemennya, dia duduk di sofa dengan lemas, Chelsea telah meninggalkannya pergi tanpa ucapan selamat tinggalpun pikirnya, tak mau berlama-lama meratapi kepedihan hatinya Mark bangkit menuju pintu keluar dan membanting dengan keras.
Mark menuju mobilnya melajukannya dengan kencang meninggalkan apartemennya, sebetulnya tidak ada tujuan mau kemana dia saat itu, intinya dia kecewa dengan sikap Chelsea, "Kau sudah sukses mempermainkan perasaanku!" pekiknya sambil memukul stir, masih tampak jelas dibenaknya Chelsea terlihat sangat dramatis seperti seorang gadis yang berhasil diselamatkan dari sebuah kurungan, "Damn!" Mark memukul stir mobilnya kembali.
"Dhan, temani gue ke Club, sekarang!" Mark menelepon Dhany, "Oit! Cus brow, ngoteweh!" terdengar jawab Dhany dibalik telepon, setengah jam Dhany sudah sampai di Club tempat yang dijanjikan, dulu Club itu adalah tempat favorit Chelsea dan teman-temannya berkumpul.
Dhany tampak celingak-celinguk mencari keberadaan mark yang ternyata sahabatnya itu duduk diujung bar dengan wajah sangat kusut sambil mengangkat gelas kearahnya, bergegas dia menghampirinya, Mark menyodorkan segelas Wiskey padanya, tanpa sapaan apapun terlontar darinya.
Lama mereka saling diam seolah-olah sama-sama asik fokus hanya pada minumannya saja, namun setalah 15 menit waktu berlalu, "Dimana Chelsea,...." tanya Dhany mulai memberanikan diri, dia yakin ini pasti tentang Chelsea, Mark terlihat mengacuhkan pertanyaannya, kemudian dia menoleh kearah pengunjung lalu tertawa, "Gue kerepotan urus bocah! Ha ha sekarang kita bebas Bro!" jawabnya sambil mengadu gelasnya ke gelas Dhany yang tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya, "Chelsea ninggalin Lu?" selidiknya, Mark mengangkat bahunya seperti tidak perduli.
Dhany mengurut dahinya pikirnya baru saja kemarin dia menyelesaikan project rumah impian sahabatnya itu, akhinya diapun paham Mark sahabatnya tengah stress berat.
"Cheers Brother!!!" kata Mark lagi yang mulai tampak mabuk, "Cheers!" jawab Dhany singkat.
"Jangan Lu percayai wanita Bro," celoteh Mark kearah seorang bartender yang sudah lama juga dikenalnya, spontan bartender itu mengangguk, Dhany berisyarat kearah bartender itu bahwa temannya sedang mabuk, bartender itupun tertawa sambil garuk-garuk kepala.
Pukul empat pagi dengan susah payah Dhany memaksa Mark untuk pulang, diantarnya sahabatnya itu ke Villa barunya karena memang jaraknya lebih dekat dari club ketimbang dia harus mengantar Mark ke apartemennya pikir Dhany.
Sesampainya di sana, dia memapah Mark hingga ke sofa sementara Mark tak henti-hentinya terus bernyanyi menirukan sepotong lirik yang terus diulang-ulanginya, "I am too good at good bye", "Yeaa..." Dhany menimpali.
"Apa yang telah terjadi?" pikir Dhany dalam sesampainya di mobilnya.
Tetap dirumah saja ya Derrs 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Tum Morang
😭😭😭😭😭 hancur sudah. di sini gak ada kejujuran dan keterbukaan... semua berbuat sesuka nya saja... pernikahan hanya sebuah permainan dan lelucon. ... hancur sudah. . benaran hancur. pernikahan bisa di batalkan.. aneh... 😠😠😠😠😭😭😭😭😭
2021-06-21
0
Oot
aduh sedihhh 😰😰😰
2020-10-27
0
Elok Nur Zahro
artinya ...komunikasi itu penting dlm suatu hubungan
2020-04-08
6