Sejak dari Mark memutuskan pertunangannya dengan Shinta, Chelsea mulai beradaptasi dan mempelajari banyak hal yang dipesankan suaminya dari mulai memasak, membuat kopi, loundry bahkan belanja kebutuhan rumah-tangganya, sudah hampir satu bulan juga keduanya tidur satu ranjang namun untuk hubungan seperti layaknya suami istri pada umumnya, keduanya tidak pernah sekalipun melakukannya lagi, Mark menunggu Chelsea siap secara hati dan memang Chelseapun tidak pernah berani menggodanya lebih, sehingga Mark menyimpulkan keliaran istrinya hanya sebatas pengaruh obat saja.
"Morning," Chelsea menyongsong suaminya yang hari ini bangun kesiangan, dipeluknya suaminya, "Semalam kemana? kog pulang telat?" tanya Chelsea yang memang semalam tidur lebih dulu sebelum Mark pulang, Mark membalas pelukan istri kecilnya dan menyeretnya lagi kembali ke meja makan, "Pacaran!" Jawab Mark menggoda, "Kog pacaran bilang-bilang, bohong ah!" Jawab Chelsea mesam-mesem sambil terus memandangi suaminya, Chelsea mengingikuti langkah Mark dengan posisi mundur karena kedua kakinya berpijak diatas punggung kaki suaminya.
"Masak apa Sayang?" tanya Mark karena wangi masakan Chelsea menembus masuk kamar hingga membuatnya bangun, "Jawab dulu, semalam kemana?", "Aku meeting dengan Dhany, lagian tidak malam sekali setengah sepuluh sudah dirumah, Kamu yang tidak menungguku" jawab Mark sambil mencium kening istrinya, Chelsea melepas pelukan suaminya kemudian Mark duduk di meja makan, segelas kopi dan sarapan sudah terhidang disana, "Aku mandi dulu dech" ucap Chelsea, terlihat Mark hanya mengangguk kemudian lanjut membaca koran.
Tak lama berselang Chelsea sudah terlihat berpakaian rapih tepat didepan suaminya, "Bosan ya?" tanya gadis itu, Mark kembali melipat korannya, "Bosan apa?" tanya Mark sambil mulai menikmati sarapannya, "Sekarang pulang malam terus," lanjut Chelsea sambil ikut mulai menyantap sarapannya juga, "Ada banyak kerjaan aja, Kamu bosan?" Mark balik bertanya, "Lupakan saja," jawab Chelsea singkat, "Ok!" Jawab Mark seperti acuh tak acuh.
Lama keduanya saling terdiam, Chelsea mulai tak sabar ada banyak pertanyaan dihatinya, Mark banyak berubah terlebih sudah hampir satu bulan hanya mencium keningnya saja, masa iya menikah begini pikir Chelsea tak mengerti atau jangan-jangan Mark masih berhubungan dengan mantannya kecurigaan itu membuat Chelsea gundah. "Kenapa harus meeting malam-malam? Sabtu pun kadang masih kerja kan?" Mark terlihat mengrenyitkan dahinya, kali ini apalagi pikirnya, padahal hampir setiap hari istrinya datang ketempatnya bekerja "Aku harus lembur, karena istriku sering menggangguku dikantor" jawab Mark lagi-lagi menggodanya, "Hari ini dan seterusnya aku tidak akan lagi datang." Jawab Chelsea datar, dia tahu Mark tidak jujur tentang sesuatu kali ini, namun Mark sudah lebih dari cukup bertanggung-jawab sebagai seorang suami baginya, urusan hati adalah pribadinya dan aku tidak bisa mengaturnya untuk bertemu atau tidak bertemu siapa, tapi entah mengapa aku tidak nyaman seperti ini, kata Chelsea dalam hatinya. "Terus makan siangku bagaimana?" tanya suaminya, "Aku kirim online saja!" Jawab Chelsea ketus.
Mark sudah berpakaian rapih bersiap kekantor, dihampirinya Chelsea yang pagi ini sedikit berubah murung, Mark memeluk istrinya dari balik kursi "Malam ini ada pekerjaan lagi, tolong jangan marah," bisik Mark lirih, Chelsea yang sedari tadi duduk tertunduk tampak menggeleng, "Aku tidak berhak marah padamu!", "Thank You" Jawab Mark sambil mengecup kepala istrinya dan pamit bekerja, Chelsea hanya melirik kepergian suaminya dengan penuh sakit, Mark terdengar menutup pintu.
Chelsea yang sedari tadi menahan untuk tidak menangis dihadapan Mark akhirnya tersedu sambil menelungkup diatas meja makan.
Terdengar pintu kembali terbuka, "Sayang, makan siangku tetap Kamu antar ya, siang ini disuapi istri enak juga kayaknya." terdengar suaminya dari arah pintu yang ternyata balik lagi hanya untuk menyuruh, Chelsea menjawab dengan isyarat 👌dengan tangan kanannya, Mark sedikit curiga lalu menghampiri istrinya kembali, "Menangis lagi?" tegur suaminya, "Aku hanya kangen Daddy," jawab Chelsea sambil menyeka kedua matanya.
"Mau kuantar pulang?" tanyanya, dia bingung harus bagaimana menghibur istrinya yang kini dia paham selama ini ternyata Chelsea menahan beban ketidak-bahagiaan kebersamaan mereka, mungkin mengantarnya menemui Mr. James adalah jalan keluar walaupun beresiko kehilangan Chelsea pikirnya.
"Aku bisa pulang sendiri," jawab Chelsea datar, tawaran Mark meyakinkan dirinya bahwa selama ini Mark terganggu dengan kehadirannya, tampak kini keduanya saling bermain dengan pikirannya sendiri.
Mendengar ucapan Chelsea membuat Mark hilang kesabaran, "Jika hal itu Kau lakukan, Aku tidak akan menganggap pernikahan ini ada!" Jawab Mark yang kini berteriak penuh emosi membuat Chelsea kembali menangis pilu, baru kali pertama Mark membentaknya, diapun berlari ke kamar meninggalkan suaminya yang kini benar-benar sudah berubah kasar pikirnya, menyadari sikapnya yang sedikit keterlaluan akhirnya Markpun mengalah menghampiri istrinya dan duduk dipinggiran tempat tidur, "Pagi ini sikapmu membuatku putus asa" ucapnya lirih sambil menoleh Chelsea yang tetap menelungkup memeluk bantal menahan tangis.
"Jika homesickmu tak tertahankan Aku mengerti, aku antar kamu pulang sebentar tapi tidak boleh pulang sendirian, Kau istriku dan aku masih punya harga diri, tolong pahami!" lanjut suaminya lagi, kembali tangis Chelsea memecah kesunyian, "Kamu pergi sesuka hati, kenapa aku tidak boleh?" kata Chelsea tersedu-sedu, "Akh! rupanya Dia kesal aku terus pulang malam" batin Mark mengerti kenapa istrinya membuatnya begitu emosi pagi ini.
Mark memang tengah banyak pekerjaan akhir-akhir ini, bengkelpun sangat ramai terlebih Pak Sam sudah menyerahkan sepenuhnya usaha itu kepadanya, masih ratusan mobil pelanggannya belum selesai itupun tiap siang Chelsea menyita banyak waktunya di kantor, kehadiran Chelsea membuatnya tidak bisa konsentrasi bekerja terlebih istrinya sering mengajaknya keluar makan siang atau memintanya untuk menemani ke mall hingga Mark baru bisa kembali melanjutkan pekerjaannya setelah mengantar Chelsea pulang.
"Aku benar-benar sedang banyak pekerjaan, bukan pulang malam karena bersenang-senang diluaran," jawab suaminya, Chelsea bangkit duduk menatap suaminya, "Tapi tidak pernah mengabariku! Pulang kapan dan jam berapa, tidak pernahkan?", "Tanganku penuh oli," jawab Mark sambil mengurut dahinya, ini yang membuat Mark kadang lelah adalah saat di mana harus membuat Chelsea mengerti, terlebih memang sebulan ini dia sengaja pulang di saat badannya sudah benar-benar terasa letih, tubuh istrinya membuatnya penat tiap malam disamping dia tidak berani berbuat lebih.
Mark merebahkan kepalanya dipangkuan istrinya kali ini, "Jangan menangis lagi, air matamu jatuh kemukaku nanti" goda Mark sambil meraih paras cantik itu untuk kembali menatapnya, "Nanti air mataku jatuh" jawabnya dengan polos sambil terus mengusap air matanya kemudian gadis itu tersenyum, "Jadi aku antar? hanya sebentar tapi?" tanya Mark kembali, Chelsea menggeleng Markpun tersenyum lega, "Jadi siap menyuapiku siang ini?" lanjut Mark lagi dan Chelsea menggangguk malu-malu, Mark bangkit beranjak dari tempat tidur, Chelsea hanya memandanginya "Kapan cuti?" tanyanya lagi, Mark menoleh kembali "Secepatnya, boleh aku pulang malam lagi?" tanya suaminya kembali, Chelsea menggeleng sambil tersenyum, Mark terlihat pura-pura menangis menirukan tingkah istrinya, spontan membuat Chelsea bangkit memukuli dadanya dengan manja "Aaaah!" Rengeknya, Markpun memeluk istrinya erat, "Kamu cemburu?", "Tidak!" Jawab Chelsea sambil melepas pelukan suaminya, "Baiklah," jawab Mark sambil berlalu meninggalkan istrinya, demikian selalu yang terjadi tidak pernah lebih.
Thank you Deeers Love You all 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Oot
padahal sama2 pengen tapi sama2 gengsi yaaa hmmm
2020-10-27
1
Ketut Aritya
keren Thor 😍😍😍
2020-07-15
1
Mima Simanjuntak
😊😊😊😊😊
2020-05-16
1