"Aaaaaaaakh! Mark tolong...!!" Terdengar jeritan Chelsea dari kamar mandi, Sontak Mark terbangun dan mendapati istrinya telanjang bulat berlari memeluknya erat.
"Kenapa sayang?" Mark membalas pelukan istrinya dengan pandangan siaga ke setiap penjuru ruangan, tanpa ragu Mark mencium kepala istrinya dengan mesra, dia mendongakan wajah istrinya yang nampak sangat ketakutan.
"Ada apa...?" tanyanya penuh curiga, "Takut, banyak kecoa naik, hiyyy!" Chelsea menggidik tanda merasa jijik luar biasa, Mark tak kuasa menahan tawanya, kecoa memberinya rejeki nomplok pikirnya, "Besok aku panggil cleaning service ya?", "Sekarang!, Saya takut, kita pindah aja!" rengeknya istrinya memelas.
Kemudian mark berbisik, "Aku tidak rela istriku yang telanjang dilihat orang, besok saja" jawabnya, Chelsea langsung tersadar, spontan gadis itu jongkok menutupi tubuhnya dengan lututnya, namun Mark menariknya lagi berdiri, "Aku telah mengetahui setiap inci tubuhmu, berapa banyak tahi lalatmu pun sudah kuhitung, jadi percuma pura-pura malu seperti itu" godanya, Chelsea menurut sambil membuang mukanya penuh rasa malu, tubuhnyapun masih dipenuhi sabun, Mark mengamati tubuh istrinya dengan seksama, dipeluknya kembali istrinya dengan penuh haru "Aku sudah banyak menyakitimu Sayang" keluhnya dengan penuh penyesalan tubuh indah itu dipenuhi lebam entah apa yang sudah dilakukannya pikir Mark terasa sesak, "Aku berubah jadi vacum cleaner." batin Mark lagi, "Ini salah tubuhmu sayang!" Katanya lirih, Chelsea nampak pasrah terdiam, ada rasa damai dalam pelukan itu kali ini.
Kembali keduanya saling menepis hasrat aneh yang tiba-tiba datang kembali, masih SOS (Sisa Oh no Semalam), bahaya kalau berlama-lama pikir Mark langsung sadar dan melepas pelukannya bergegas dia memeriksa kamar mandi, benar saja ini karena penutup pembuangan air terbuka, segera iya menutupnya, sambil terus celingak-celinguk memeriksa takut masih ada kecoa yang tersisa.
Sementara yang ditinggalkan mematung sambil menggigit bibirnya kelu, "Sialan, begitulah laki-laki, benar kata Daddy habis manis sepah dibuang," batin Chelsea tak senang dengan pengabaian Mark kali ini, "Minggir!" Hardiknya lagi, sambil menyerobot masuk kamar mandi, takut akan kecoanya menjadi hilang, dia pikir harus menyelesaikan mandinya karena handuk dan bajunya menggantung didalam.
Mark kembali tersenyum, "Kocak banget emang nich ABG labil" pikirnya sambil ngeloyor ke sofa hendak melanjutkan tidurnya kembali, "Saya sambil buka pintu nich! awas ngintip Lu!" Kembali terdengar istrinya berteriak, "Bisa jadi cecunguk selamanya gue kalau dia tidak berubah" pikirnya, namun entah mengapa tubuhnya kali ini lebih relax dan mudah dibawa dibawa ngantuk.
Setelah selesai berpakaian, Chelsea menghampiri suaminya dengan langkah mengendap-endap dia tahu Mark tertidur di sofa, Chelsea berdiri dibalik Sofa menatap wajah letih suaminya, ada rasa tak tega membangunkannya, laki-laki ini telah merusak hidupku disamping dia sudah bertunangan dan akan segera menikah, apa benar dia sengaja merusak kehormatanku sebagai balasan karena aku bersikap kasar kepadanya, dia ingat kata-kata Mark akan berbuat lebih dari sekedar menciumnya jika menghina lagi orang lain, apa di club aku menghinanya pikir Chelsea sambil mengingat-ingat kejadian tadi malam, namun sia-sia hampir semua hal dia tidak mengingatnya.
"Hey! gak mandi? bau!" Dengan suara pelan akhirnya Chelsea membangunkan suaminya, dia penasaran ingin tahu tentang semua hal yang terjadi pada mereka tadi malam, nampak Mark terlihat mencoba membuka matanya, dia merasakan setelah 4 tahun baru kali itu terasa lelap, diapun berusaha bangun dan bangkit berdiri menuju kamar mandi, diliriknya sekilas istrinya terlihat begitu manis dengan balutan baju sederhana yang ditinggalkan Shinta.
Mark kembali mengguyur tubuhnya dibawah derasnya air shower, baju Chelsea mengingatkannya kembali akan Shinta, Mark tidak tahu harus bagaimana nanti menghadapi orang tua dan calon mertuanya yang pasti akan sangat hancur jika tahu dirinya sudah menikah, disamping pernikahannya bukan sekedar menikah secara catatan sipil, "Ah!" kembali kepalanya terasa penat diapun menyudahi mandinya meraih handuk bekas Chelsea mengikatkan dipinggangnya, Mark membalikan tubuhnya menghadap wastafel untuk menyikat gigi, "Alamak!" Mark kaget nampak di kaca dadanyapun dipenuhi bekas serangan Chelsea, bahkan ada dua dilehernya, darimana gadis itu belajar seganas ini, pikirnya.
Mark tidak mendapati Chelsea diruang tamu, lanjut Mark mengetuk pintu kamar tidurnya seraya berusaha membuka yang ternyata terkunci dari dalam, "Aku mau masuk Sayang" teriaknya, "Tidak bisa!" Jawab Chelsea nyaring, " Bajuku didalam, aku bisa masuk angin nih, lelah kecapekan juga kan." Lanjutnya sambil menahan tawa.
Ceklek.... Kunci terdengar dibuka, hanya tangan Chelsea yang keluar menyodorkan baju untuk suaminya, Mark meraih tangan istrinya dan tidak melepaskannya, "Aku mau bicara, keluarlah" pinta Mark, "Pakai bajumu dulu, nanti aku keluar" balas Chelsea, "Hmmm masuk akal juga," memang istrinya pasti malu mendapatinya terbalut handuk begitu, setelah berpakaian Mark mengetuknya kembali, "Kita harus bicara," kata Mark lagi sambil menempelkan telinganya ke pintu menguping, sekonyong-konyong pintu terbuka hampir saja dia tersungkur menubruk badan istrinya yang tepat berdiri didepan pintu.
Chelsea tidak mengindahkannya dia ngeloyor duduk di sofa, Mark melihat perubahan istrinya yang menjadi penurut, menjadi berani menghampiri dan duduk disampingnya, ukuran sofa itu tidak begitu lebar hanya dua seat karena itu memang sofa bed yang khusus disiapkan untuknya tidur jika kebetulan Shinta datang menginap saat kalau Mark sedang cuti.
Mendapati suaminya duduk begitu rapat Chelsea berpura-pura fokus menonton TV, perlahan tangan Mark menyelinap meraih pinggangnya, "Masih sakit?" bisik laki-laki itu kepadanya, Chelsea menggangguk sambil tertunduk, lagi-lagi entah mengapa ada rasa bahagia saat Mark mencium rambutnya, "Apa tadi malam Aku menghinamu lagi?" tanya Chelsea tiba-tiba, Mark tertegun tak mengerti dengan maksud pertanyaan istrinya, Mark meraih wajah istrinya supaya menghadapnya, "Ada apa?" Mark balas bertanya, Chelsea menurunkan tangan suaminya, dia menghindari untuk beradu pandang, kembali gadis itu menundukan wajahnya kini hatinya terasa sakit sakit kembali, tersadar bahwa dia sudah kehilangan segalanya, disamping Mark tetap ada seseorang yang menunggunya, "Ini tidak adil" lirihnya, mendengar ucapan itu, Mark menjadi mengerti, Chelsea tiba-tiba memeluknya erat sambil kembali terisak, "Kenapa Kau hancurkan hidupku dengan cara seperti ini?" Chelsea mengumpulkan segenap keberaniannya meminta penjelasan, Markpun bingung harus menjawab apa, dia terus membelai rambut istrinya dengan penuh kelembutan dibiarkannya Chelsea puas menangis padanya kali ini, "Laper....." lanjut gadis itu lagi, Markpun melepaskan dekapannya, "Aku obati dulu ya," Mark beranjak bersimpuh didepan istrinya yang kebingungan.
Sedari tadi memang Mark memegangi salep pengobat luka ringan dari Dokter Mahendra yang praktek di apartemennya. "Mau apa? sakit tau ugh!" rintih Chelsea lagi, "Aku pelan-pelan," jawab Mark sambil menatap istrinya lembut, Chelsea menutup wajah dengan kedua telapak tangannya, "Sakit....Uuugh," Chelsea merintih, akhirnya dia pasrah karena salep itu terasan dingin, "Mana lagi sayang?" tanyanya Mark lanjut dengan penuh rasa khawatir, Chelsea menunjuk dadanya lalu menutup kembali wajahnya sebetulnya dia masih sangat malu jika hal pribadinya dilihat Mark apalagi disentuhnya, Markpun melepas tali ikatan bagian atas baju Chelsea untuk melonggarkannya.
"Hmmm, bra-pun dia tidak pakai" pikir Mark sambil lagi-lagi menepis semua pikiran nakalnya namun detak jantungnya keduanya tidak bisa bohong sama-sama berdegup kencang, dengan cepat Mark mengolesinya dan merapikan baju Chelsea kembali, keadaan menjadi berbalik kini Mark yang membenamkan kepalanya ke dada Chelsea "Kamu tidak akan mengerti, betul-betul menahan sesuatu itu lelah" keluh Mark dihatinya.
Chelsea hanya melongo mendapati tingkah Mark seperti serapuh itu, ada rasa ingin juga membelai kepala suaminya entah mengapa, namun dia mengurungkannya, Chelsea lebih memilih mencengkram sofa dan membiarkan suaminya tetap seperti itu.
Lanjutkah Deer???
Gantian jempolnya yaaaa,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
RiSsa ChanYeol_61
lanjut kak
2020-11-03
1
RiSsa ChanYeol_61
suka ceritanya
2020-11-03
0
Ratna Sintadewi
syuka ceritanya.lanjut thor
2020-05-17
2