Setibanya di meja makan, bi Inah menarik kursi mempersilahkan majikan kecilnya duduk dan lanjut menghidang-hidangkan makan malam.
Chelsea menikmati makan malamnya sambil terus mengotak-atik ponselnya, gadis itu rupanya berusaha menghubungi Steven mantan pacarnya, dia menarik napas panjang menahan rasa kecewa karena Steven tidak kunjung mengangkatnya, Mark yang sejak tadi berdiri tak jauh dari sana rupanya secara diam-diam terus mengamati tingkah laku Chelsea yang sebetulnya dia sudah tau majikan kecilnya hari itu tengah patah hati.
"Bi, ambilin sepatu putihku yang sneakers ya, saya mau keluar malam ini" Chelsea berseru kepada Bi Inah sambil melirik juga kearah Mark mengisyaratkan supaya diapun harus bersiap-siap juga.
Mark mengerti maksud Chelsea, diapun menggangguk, "Habiskan dulu makananmu, baru menelepon, nanti tersedak Nona" ucap Mark memperingatkan, spontan kalimat itu kembali memancing kemarahan Chelsea. "Apa perdulimu! Kau ini dibayar bukan untuk nyumpahin keselak keselek!" teriak Chelsea sambil menggebrak meja, diapun melototi pengawalnya namun Mark dengan seperti biasa menyikapinya tingkah-laku majikannya dengan santai, disodorkannya segelas jus jeruk yang dituangnya, "Minum lagi supaya ada tenaga lebih untuk teriak-teriak malam ini," lanjutnya seraya menatap lekat bola mata bulat yang terus menyerangnya. "Aku tidak mau." tepis Chelsea seraya mendorong jauh semua yang ada dihadapannya lalu dibenamkannya wajahnya diatas meja. Dia tidak ingin melihat wajah Mark pikirnya, hal itu justru membuat Mark lagi-lagi menahan tawa itu memang tingkah Chelsea sedari kecil selalu menyembunyikan wajahnya jika dia merajuk.
Namun rupanya hal itu tidak berlangsung lama terlihat Chelsea bangkit dan kembali meneriaki pembantunya, "Bi Inaaaah, sepatunya mana!!!" dan dilihatnya si bibi tampak terlihat begitu repot membawa beberapa pasang sepatu, Chelsea langsung menepuk jidatnya, tapi tak salah juga dengan Bi Inah yang memang tidak paham mana yang benar-benar diinginkan nonanya, mengingat Chelsea memiliki belasan pasang sepatu warna putih.
"Iy..Iy...Iyaaa Non iniiiii......" jawabnya dengan panik, "Duuuuuuuuuuh! Pantas lama," lanjut Chelsea dengan nada kesal, dia benar-benar frustasi dengan sikap dua asistennya hari ini, "Kalian berdua bodoh semua! Pantas jadi BABU!" pekiknya lagi seraya beranjak hendak meninggalkan ruang makan namun belum jauh beranjak dengan sekonyong-konyong seseorang menarik tangannya hingga tersungkur kepelukannya, bibirnya terasa hangat.
Mark membungkam bibirnya hingga napasnya terengah-engah, ciuman Mark hampir membuatnya kehabisan napas namun sedikitpun laki-laki itu seperti tidak melepaskannya bahkan semakin dia meronta semakin Mark menghimpitnya.
Menyadari semua usahanya sia-sia, Chelseapun pasrah membiarkan tubuhnya tetap terkunci didada bidang laki-laki yang dibencinya itu, Mark tetap ********** hingga akhirnya hanya air mata yang bisa deras melawan, "Sungguh tega Dia melecehkanku seperti ini" jerit batin Chelsea hancur berharap Mark melepaskannya.
Menyadari Chelsea yang tidak lagi berontak, Markpun menghentikannya seraya berbisik, "Menghina orang lain lagi! Saya bisa lakukan hal lebih Nona," ucapnya dengan nada datar.
Chelsea dengan terisak berlari menuju kamarnya tanpa berani menatap seorangpun disana, kejadian itu sungguh membuatnya malu.
Sementara Bi Inah yang sejak tadi hanya bisa melongo akhirnya sadar semua sepatu yang dibawanya sudah berhamburan di tangga, Mark nampak sigap telah membantu memungutinya, "Saya terpaksa melakukannya Bi, semoga Nona bisa berubah," ucap Mark sambil terlihat menarik napas dalam, wanita tua itu mengganguk tanda mengerti, "Iya Den, nikahi aja Den harusnya, Nona sebetulnya kurang kasih sayang, tidak ada yang seperhatian Aden." Jawabnya sambil tersenyum menenangkan, Mark sedikit bingung dan garuk-garuk kepala mendengar jawaban bi Inah yang menurutnya terdengar begitu lugu, "Sudahlah hampiri dan hiburlah Nona" lanjut bi Inah lagi, "Baik, permisi ya Bi," Markpun berlalu meninggalkannya untuk menyusul Chelsea. "Duuuuh! Seru pisan ini mah" batin bi Inah sambil tak lepas terus memandangi kepergian Mark dengan haru dan bangga, dia paham betul bagaimana sepak-terjang pria muda itu dalam menjaga Chelsea selama ini.
Sesampainya disana, Mark mengetuk pintu kamar Chelsea dengan perlahan, lalu dia langsung membukanya karena memang secara protokoler jika tidak ada jawaban dia diijinkan langsung masuk.
Didapatinya Chelsea masih tampak sesegukan sambil memeluk guling diatas dikasurnya, menyadari dirinya yang datang Chelsea langsung bangkit duduk dan menyerangnya dengan tatapan tajam penuh dendam.
Namun kali itu tatapan Chelsea entah kenapa membuatnya tak bisa berkata-kata malah paras cantik Chelsea hampir menariknya untuk datang memeluknya bahkan seperti ada dorongan yang begitu kuat untuknya mengatakan betapa dia menyesali perbuatannya.
Sekuat tenaga Mark menahan hasratnya sambil terus berdiri, Dia sudah siap jika nonanya memukulinya atau apapun pikirnya karena, Chelsea bukan gadis mudah untuk diajak berdamai.
"Saya terpaksa melakukannya, rasanya akan seperti itu kalau direndahkan." kata Mark memberanikan diri menjelaskan apa maksud tindakannya tadi, mendengar itu Chelsea tampak menunduk, "Aku mau bunuh diri saja" lirihnya, Chelsea terlihat seperti hendak menangis lagi, "Kau sudah membalasku puaskah?!" lanjutnya, "Tidak, sampai Nona bersikap selayaknya Anda, dan saya masih ada waktu 6 bulan lagi bersabarlah." Jawab Mark berusaha menguatkan hatinya dan dengan berpura-pura tegas dia menggeleng. Chelseapun menarik napas lalu membuang muka, tak tahu harus bersikap bagaimana lagi pikirnya, rupanya laki-laki itu tidak akan lelah untuk terus menyakitiku keluh batinnya.
Tiba-tiba Drttttt...drttttt....drttttttt...... Ponsel di saku celananya bergetar, Markpun segera balik badan menjauhi Chelsea untuk mengangkatnya, rupanya Shinta tunangannya menelepon.
"Ya, Sayang Selamat Malam." dengan nada sedikit kikuk Mark membalas sapaan tunnagannya, mendengar itu Chelsea langsung terperanjat dengan kaget, dia sungguh dia baru tahu kalau pengawalnya punya kekasih, "Sial! Dia punya kekasih tapi main asal cium!" gerutu Chelsea geram, menyadari Chelsea yang tampak fokus mengamatinya, Markpun menoleh sambil mengisyaratkan telunjuknya untuk meminta waktu, Chelsea kembali membuang muka sambil mencibir, "Sayang...Sayang, semua laki-laki sama saja" membuat Mark kembali menoleh dan lanjut mengabaikannya lagi.
Sekitar 15 menit waktu berlalu, Chelsea terus mengamati Mark yang masih asik menelepon, diapun langsung memutar otak menyusun rencana untuk bagaimana membalas dendam rasa sakit hatinya tadi dan ini adalah waktu yang tepat pikirnya.
"*Hey Nona K***ekasihmu baru menciumku tanpa henti! Dia sangat menikmatinya**!"
Teriak Chelsea sengaja, pikirnya supaya pacar pengawalnya mendengar teriakannya, "Ya...Ini balasan setimpal" pikirnya sambil tersenyum licik kearahnya, benar saja Mark menolehnya dengan kaget dan spontan menutup flip ponselnya, "Kamu belum waktunya cuti, Sorry!" ucap Chelsea mengingatkan.
Namun Mark paham Chelsea tengah berusaha membalasnya, diapun tersenyum dan menghampiri gadis itu ke kasurnya, keadaan berbalik seimbang kini gadis itu menjadi panik dan langsung beringsut mundur memeluk erat kedua-lututnya lalu menyebunyikan wajahnya disana.
"Darimana, Nona tahu saya menikmatinya?" Mark bertanya menggodainya, tak kapok-kapok memang ini anak pikirnya, Chelsea tidak menjawab, membuat Mark ingin terus menjahilinya pikirnya lagi, lumayan sikap Chelsea menjadi hiburan disela-sela kebingungannya bagaimana menghadapi kemarahan Shinta nanti, lalu dengan santai direbahkannya kepalanya diatas punggung kaki Chelsea.
Sejenak keduanyapun saling beradu pandang, namun Chelsea langsung membuang muka, jantungnya tiba-tiba berdegup kencang, "Duh berat nich kepala" keluhnya dalam hati, tapi entah kenapa dia tak kuasa untuk menolak Mark kali ini, dia membiarkannya tetap disana.
Melihat Chelsea yang kali ini terlihat tak berdaya, Mark melanjutkan kejailannya, diraihnya wajah Chelsea supaya kembali menatapnya, "Katakan.....?" lanjutnya, sambil terus dipandanginya paras indah yang berubah merona itu.
Merasa sudah tidak bisa menghindari tatapan tajam Mark akan dirinya Chelseapun menutup mata, begitupun dengan Mark, diapun tak mengerti dengan apa yang saat itu tengah menyelimuti perasaannya "Wajahmu sempurna!" ucapnya lirih hampir tak terdengar.
Tak lama ponsel Mark kembali bergetar, Mark kembali mengangkat ponselnya sambil terus memperhatikan wajah indah dihadapannya, demikian pula dengan Chelsea perlahan dia memberanikan diri membuka matanya kembali, "Sayang tua padahal Steven kalah ganteng" pikirnya, Mark tersenyum melihat kepolosan Chelsea yang terlihat terpana menatapnya kali ini.
"Iya Sayang maaf terputus, sehat Kamu?" Mark menyambung kembali percakapan teleponnya, "Aku kangen Sayang," ucap Shinta terdengar jelas, membuat Chelsea kesal ternyata pengawalnya bukan hanya menjaganya saja selama ini "Dia tidak fokus menjagaku, padahal digaji besar" batin Chelsea.
Mark menangkap perubahan raut wajah Chelsea yang kini berubah cemberut menatapnya, "Kamu membuatku tidak bisa fokus Sayang" lanjut Mark entah ditujukan kepada siapa, tiba-tiba saja kalimat itupun disadarinya tidak nyambung untuk menjawab Shinta, "Ya..., sama, Sayang, sudah makan Kamu?" jawab Mark merevisi jawabannya kembali, sambil memencet hidung chelsea dan beranjak bangkit meninggalkannya.
Chelsea memegangi hidungnya, dia benar-benar mati gaya, "Kog pergi? kan aku masih mau dengar ngobrolin apa," gumamnya dalam hati, namun dia tak sanggup untuk menatap kepergian pengawalnya, kembali dia merebahkan diri, menarik sebuah buku novel berjudul "I Hate My Bodyguard" dari bawah bantalnya, memang sudah lama novel itu belum selesai dibacanya.
Selesai menelepon Mark kembali masuk menemui Chelsea, kembali dia terpana menatap kemolekan tubuh gadis itu yang tercetak jelas dalam balutan baju tipisnya, gunung kembarnya begitu padat, "Glek" Mark menelan ludah, Chelsea sadar Mark kembali menghampirinya, "Ngapain kesini lagi? pacaran sana!" ucap Chelsea ketus sambil meliriknya, Mark menunduk berusaha mengusir nalurinya.
"Masih mau nonton DJ AL?" tanya Mark, dia ingat sudah sejak minggu lalu Chelsea minta diingatkan tentang malam itu, memang malam Sabtu adalah jatahnya berkumpul clubbing dengan teman-temannya atau beberapa kali Mark sempat mengawal Chelsea pacaran dengan Steven dan gayungpun bersambut, Chelsea terlihat beranjak dengan mata berbinar-binar, dia lupa dengan semua yang telah terjadi begitu polosnya gadis ini pikir Mark prihatin.
"Pas malam ini Audrey Birthday juga dan dia akan traktir You minum," ucapnya bersemangat, Mark hanya mengangguk sambil terus memandanginya "Memang nakal-nakal anak sekarang 17 tahun saja sudah mabuk-mabukan" pikirnya, "Hmmm....Ganti pakaianmu Nona, dengan dress repot gendongnya!" Mark kembali mengingatkan, memang iya setiap saatnya selalu berakhir dengan menggendong Chelsea yang pulang dengan kondisi mabuk, namun hal itu Mr. Jamespun memang mengijinkannya, "Asal Dia bisa menjaga kesuciannya, saya ok dengan itu Mark." terngiang pesan Mr. James dulu saat Chelsea baru menginjak usia 16 tahun.
Chelsea menggeleng "Ini kan rok panjang" sanggahnya, "Iya tapi tipis" batin Mark geram, namun Chelsea tidak mengindahkannya malah terlihat langsung memakai sepatunya, akhirnya Markpun menyerah.
Lanjuuuuuut Kuy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Ainur Cutee
ketua an Thor chelse ny katany umur 18th kok visual ny kyk udh ber umur gitu ya,,Leh gnti g' Thor 🙏🙏🙏 biar lbih semangat baca ny lyt yg bening bening
2021-04-12
0
Cik Gu Comel
Cewek labil. Tp aku penasaran dng kelanjutannya
2020-04-02
3
Kit Ket
Mulai seru nih ceritanya
2020-03-27
5