Episode 12 Sebuah Kesungguhan

Hingga pukul 8 malam Mark belum juga kembali, Chelsea menunggu suaminya di sofa ditemani siaran TV walau menonton bukanlah kegemarannya, sungguh hatinya cemas mencurigai banyak hal, Mark pasti berkencan dengan Santi Santi itu (Shinta Chel Shinta, ganti-ganti nama orang sembarangan duh gusti, yang nulis jadi lieur), atau dia pergi meninggalkanku, tapi kenapa makanan online tetap datang oh dia takut aku kelaparan karena Daddy akan membunuhnya jika itu terjadi pikirnya.

Entah mengapa kali ini Mark membuatnya rindu, atau mungkin memang dia tidak terbiasa jauh darinya secara hampir empat tahun laki-laki itu menjaganya, sejam berselang tepat pukul 9 malam,

Cklek......Terdengar seperti suara pintu dibuka, langsung Chelsea pura-pura tidur, dia yakin itu suaminya, ada lega menyelimuti hati dan pikirannya, "Thank God" gumamnya dalam hati.

Aku gimana ya, harus terlihat sedih, cuek atau marah nich Thor?.....(Diem aja deh Author, yang atur ya kata saya haha), iyaaa tapi musti gimana? (pura-pura ngantuk aja udah, paling bener), oke atur aja deh, asal berakhir aman kata Chelsea ke sayah....😜

Mark langsung mandi mengabaikan Chelsea yang dia tahu pura-pura tertidur di sofa, lalu lanjut masuk kamar merebahkan diri di atas kasur. ("Bah!!! Thor salah strategy nech!", "Iyeee maaf Chel" jawab saya).

Akhirnya Chelsea mengalah menghampiri suaminya dengan tanpa sungkan Chelsea merebahkan tubuhnya disamping Mark yang tiba-tiba memunggunginya, sikap Mark lagi-lagi membuatnya sesak kesal juga dicuekin gini keluh dalam hati.

Lama Chelsea memandangi punggung suaminya menunggu respon yang tak kunjung tiba, diapun akhirnya dia beranikan diri toel-toel bahu Mark berdamai, "Tadi kemana?", "Kerja!" Jawabnya singkat, duh syukur masih dijawab pikirnya, "Marah ya?", "Engga, capek doang" jawab suaminya lagi, "Capek kerja ya?" Chelsea terus memberondong suaminya dengan pertanyaan, "Capek sama sikapmu!" Beuh! lagi-lagi jawaban Mark membuatnya sesak.

"Maaf gara-gara aku kamu jadi batal menikah ya?" tanyanya lagi dengan polos, "Tidak batal!", "Hah!" Pekik Chelsea sambil reflex memukul lengan suaminya kencang.

"Maksud Kamu? kita pisah?" Pekik Chelsea kesal, kali ini Mark ditariknya agar mengahadap, Mark menurut membalikan badan, "Siapa yang mau pisah denganmu?" ditatapnya paras cantik istrinya yang terlihat melongo begitu menggemaskan, lalu dicubitnya hidung bangir itu, puyeng juga musuhan lama-lama pikir Mark kesal sendiri, memang benar dia tak pernah cukup kuat menghadapi Chelsea bahkan dengan mudah tahluk kepada gadis liar ini pikirnya lagi.

"Terus...Istrinya mau dua gitu?" Chelsea mengrenyitkan kening tanda tidak mengerti, "Hmmm...Ide bagus juga Sayang" jawabnya sambil nyosor mengecup istrinya yang langsung mengigitnya mendorong tubuhnya menjauh.

"Tak Sudi!" Pekik Chelsea seraya duduk emosi, "Lah yang memberi pengharapan kan Kamu, ingat Kamu balas WA dia apa?" Mark menggoda istrinya yang akhirnya terlihat hanyut mengiyakan, "Terus bagaimana?" balas Chelsea yang kali ini mereda dan terlihat seperti berpikir mencari jalan keluar untuk sikapnya yang sudah terlanjur membalas pesan Shinta, "Bobok yuuu," Mark tersenyum geli sambil menarik kembali tangan istrinya untuk tidur, lumayan pikirnya Chelsea tidak mengusirnya ke sofa kemudian dengan nakal Mark lanjut menggerayanginya, kembali napas Chelsea terlihat tersenggal-senggal, "Jangaaan..." lirihnya menolak, pikir Chelsea walaupun dia sudah menjadi istri sahnya namun selama masih ada wanita itu aku tidak mau terlalu dalam lagi enak aja!

Mark menghentikan aksinya dan kembali memunggungi istrinya kesal, "Peluuuuk, " pinta Chelsea manja menyesal juga menolak cumbuan suaminya takut dosa pikirnya, bersyukurnya Mark menurutinya memeluknya erat, Chelsea pun tersenyum lega membalas pelukan suaminya, tak lama keduanya tertidur dengan dipenuh rasa damai.

Pukul 5:30 Pagi......

Mark terbangun lebih dulu, dilihatnya Chelsea begitu lelap dipelukannya, timbul hasratnya untuk memadu kasih namun dia tak sampai hati untuk memaksa Chelsea melayaninya, dengan sekuat tenaga laki-laki itu menahan diri lagi-lagi paras cantik itu hanya bisa dipandanginya.

Drrrt..Drrrt...Drrrrt......

Ponselnya bergetar di meja samping tempat tidur, biasanya Shinta yang selalu meneleponnya sepagi itu karena Shinta tahu jika siang Mark sudah sibuk dengan pekerjaannya, "Helloo...." Sapanya perlahan karena takut membangunkan Chelsea, "Sayang maaf membangunkanmu sepagi ini, Kamu sehat? kapan cuti Sayang?" Shinta memberondong Mark dengan pertanyaan, lama Mark tertegun bingung harus menjawab apa kali ini.

Tiba tiba.....

"Hoaaam! Jam berapakah ini?" Chelsea terbangun lalu tertegun melihat Mark mengisyaratkannya untuk tidak bersuara, Mark menempelkan telunjuk dibibirnya, Ah! ternyata Mark sedang menelepon pikirnya, pasti nenek sihir itu pikir Chelsea seraya melepaskan pelukan suaminya.

Ada rasa kecewa Mark diam-diam menelepon wanita itu disaat dia masih tertidur pikirnya, kali ini Chelsea menahan diri untuk tidak menangis, Mark menarik tangannya mengisyaratkan untuk tidak pergi, Mark menggelengkan kepalanya dengan menatap Chelsea tajam tampak suaminya tidak suka usahanya untuk beranjak pergi, Mark memegangi tangannya erat, terdengar lagi suara dengan nada heran dari balik telepon, Chelseapun menjadi terdiam ingin tahu.

"Sayang....apa kamu bersama seseorang? katakan aku tidak akan marah, mungkin karena kita jauh maka dia bisa mengisi kekosonganmu" Suara Shinta terdengar jelas.

Chelsea mendelik sambil mencibir menirukan kata-kata Shinta yang menganggapnya sebagai pengisi kekosongan.

Kembali Chelsea meronta berharap Mark melepaskan genggaman tangannya, namun Mark tetap bersikukuh tidak melepaskannya, "Jangan pergi" ucap Mark lirih kepada istrinya namun Sinta membalasnya, "Baiklah" jawab Shinta dengan nada heran, Chelsea kembali melotot membuat Mark sangat frustasi setadinya dia berharap Chelsea mengerti bahwa dia tengah berpikir untuk jujur kepada Shinta, "Aku tidur dengannya!" Jawab Mark dengan jujur supaya istrinya menjadi tenang, Chelsea terlihat melongo terdiam diapun menurut saat Mark memeluknya kembali, Mark mengecup kepalanya dengan lembut, apakah ini benar Mark lebih memilih dirinya batin Chelsea tak percaya.

"Hey....aku mengerti tugas dan tanggung jawabmu sebagai bodyguardnya Sayang." sepertinya Shinta sudah salah paham dengan maksud tidur, karena tidak mungkin jika Mark harus melakukan hal jauh dengan gadis SMA pikir Shinta, "Lepaskan aku!" kata Chelsea tidak tahan, "Kembali saja padanya, tidak usah menunggu 4 atau 5 bulan," Mark tertegun menatap istrinya yang begitu keras kepala, kembali ditariknya Chelsea untuk tetap dipelukannya dengan penuh sabar.

"Kamu benar-benar bersamanya Sayang?" terdengar suara Shinta berubah parau,

"Aku akan menemuimu menjelaskan semuanya" jawab Mark, "Tidak perlu! Kamu pilih Aku atau Dia?" Pekik Shinta dari telepon, Mark terdiam, Chelseapun menatap suaminya tajam, melihat Mark kebingungan Chelsea mendorong suaminya dengan sekuat tenaga dia kesal Mark tampak ragu-ragu pikirnya, Mark akhirnya melepaskan pelukannya, "Aku tidak bisa meninggalkannya, Sayang" jawab Mark, "Ok." Jawab Shinta pendek, kemudian terdengar nada sambung terputus.

Chelsea terduduk menunduk dihadapan suaminya, "Aku sudah mengakhirinya Sayang," tatap Mark penuh kecewa dengan ketidak-sabaran sikap istrinya, "Sana sini panggil sayang!" Jawab Chelsea dengan ketus, ada rasa kesal suaminya tetap memanggil wanita itu dengan panggilan kata sayang, Mark memegang bahu Chelsea seraya menatapnya tajam, "Tolong bersikap baiklah kepadaku, menurutlah!" Pintanya dengan tegas, Chelseapun kini terdiam, dia tidak mengerti perasaannya kali ini, ada bahagia namun sedih bagaimanapun suaminya pasti terpaksa mengakhiri pertunangannya dengan Shinta karena alasan keyakinan keduanya akan arti sebuah pernikahan.

Tak lama Chelsea memberanikan diri menatap, "Tapi itu bukan putus, Kamu tetap memanggilnya Sayang!" katanya lagi, Mark membalas tatapan istrinya dengan putus asa, dia tidak tahu lagi harus bagaimana meyakinkan Chelsea, "Baiklah, Kamu boleh menciumku," kata Chelsea mendongakan wajahnya seraya menutup mata, Mark hanya menempelkan jarinya di bibir itu, "Aku memutuskan tunanganku masa hadiahnya bibir doang!" Jawab Mark sambil ngeloyor meninggalkan posisi Chelsea yang terlihat tampak lucu mengharap ciumannya, bocah itu menggodaku lagi pikirnya, kita lihat siapa yang bertekuk lutut mulai saat ini.

Chelsea menjatuhkan dirinya di kasur dia malu suaminya menolaknya.

Horeee.... satu masalah minimal selesai ya Readersku sayang.... masih mau lanjut, plis klik likenya ya tq 💓

Terpopuler

Comments

RiSsa ChanYeol_61

RiSsa ChanYeol_61

mantaff thor...lanjutkan
semangat

2020-11-03

1

Fitria Eby

Fitria Eby

mantappppp........😍😍😍😍

2020-06-01

0

Nisha

Nisha

seruuu

2020-04-10

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!