Kenali author dengan :
Follow my IG. khalidiakayum
Follow my FB. Lidia Rahmat
.
.
.
Madam Lori sedikit terhenyak begitu memasuki kamar yang lantainya dipenuhi pecahan beling yang berserakan. Dan meskipun kakinya terbalut sepatu flat shoes, Madam Lori tetap menapaki lantai tersebut dengan hati-hati.
"Lori, kenapa tidak kau berikan pelayan itu pakaian yang layak untuknya, sebelum menyuruhnya melayaniku..?" pertanyaan ketus itu telah terlontar begitu Madam Lori berdiri tegak tak seberapa jauh dari ranjang milik Nona Maura.
"Maaf Nona Maura, tapi aku tidak bisa memberikannya pakaian pelayan, meskipun Lana seorang pelayan."
"Kenapa tidak bisa? apa saat ini kau sedang berusaha menentangku?!"
"Tidak, Nona.. tidak seperti itu.."
"Kalau begitu pakaikan wanita jelek iu pakaian sesuai dengan derajatnya..!!"
"Maaf Nona, sekalipun kau akan marah, tapi aku tidak bisa melanggar perintah Tuan Arshlan.."
"Apa katamu..?! A-Arshlan..??"
Kedua bola mata Nona Maura seperti hendak keluar mendengar Madam Lori menyebut nama Arshlan.
Sejenak wanita itu termanggu, sebaris rasa sendu nampak menggantung jelas diwajahnya yang angkuh.. menandakan bahwa dirinya sedang rindu..
"Siapa dia..?" kini suara yang tadinya menderu laksana angin puyuh, terdengar melemah lirih.
"Maksudnya.."
"Wanita kecil itu. Siapa dia..? apakah dia mainan baru Arshlan..?" Nona Maura membuang pandangannya jauh keluar jendela, dimana diluar sana, sang mentari sedang bersinar hangat, tak seperti hatinya yang begitu dingin.
"Untuk hal itu aku belum tau pasti, Nona.."
"Jangan membohongiku..!!"
"Untuk apa aku berbohong? wanita itu bahkan baru tiba tadi pagi dengan diantar seorang sopir.."
Nona Maura termanggu lagi, namun kali ini tatapannya telah mengarah penuh kepada Madam Lori yang masih berdiri tegak dihadapannya, seolah ingin mencari kebenaran dalam setiap penjelasan Madam Lori untuknya tentang keberadaan wanita pembangkang tadi.
"Namanya Lana. Dan aku hanya diberi tau bahwa tugas Lana adalah mengurus semua urusan didalam villa ini seperti pelayan lainnya dibawah pengawasanku, tapi bedanya, Tuan Arshlan melarang Lana mengenakan pakaian pelayan, dan menempatkan wanita itu dikamar tamu.."
Lagi-lagi Nona Maura terhenyak mendengar penjelasan Madam Lori yang teramat jujur.
Tak diragukan lagi.. wanita bernama Lana itu bukan pelayan biasa. Tidak mungkin. Sudah jelas-jelas Arshlan sedang memperlakukan wanita itu dengan istimewa.
Entahlah..
Dirinya bahkan tidak pernah tau, sampai kapan dia akan kuat menerima semua hukuman Arshlan untuknya.
Nyaris setiap pekan Arshlan datang dengan membawa wanita cantik yang berbeda-beda kedalam villa ini, seolah sengaja ingin membuatnya sakit hati.
Mungkin ini adalah trik baru Arshlan untuk menyakitinya, dan menuntaskan dahaga dendam yang tak pernah puas.
Tidak mempan membuatnya menyerah dengan mendatangkan puluhan wanita cantik sebagai partner bercin ta.. sekarang Arshlan malah membawa wanita jelek untuk membuat hatinya terluka, begitu pun dengan harga dirinya.
Suasana hening itu tiba-tiba dipecahkan oleh kegaduhan kecil diambang pintu.
"Maaf Madam, bisa tidak Madam keluar saja..? aku berencana akan membersihkan dan mengepel semua lantai kamar Nona Maura.." Lana terlihat berdiri tepat dibingkai pintu dengan gayanya yang santuy, berbekal vacuum cleaner, ember yang dipenuhi air, serta sebuah peralatan pel manual.
Mendengar celotehan ringan tanpa beban itu membuat Madam Lori sontak melotot kearah Lana yang malah cengengesan.
"Memangnya sejak kapan kau bisa memerintahku seenak perutmu..?!"
"Egh..? ini bukan memerintah, tapi kalau tidak dibersihkan secepatnya, semua beling yang berhamburan ini bisa mencelakai kaki siapa pun.."
"Tidak perlu mengajariku..!!" pungkas Madam Lori lagi semakin merasa kesal dengan sikap Lana yang terlihat naif dan menyebalkan.
"Lana benar. Kau boleh keluar dari kamarku sekarang, Lori.." suara Nona Maura terdengar datar, membuat Madam Lori menengok kearah wanita itu serentak.
"Baiklah, Nona.. kalau ada sesuatu lagi yang kau perlukan, kau bisa memanggilku seperti biasa.." Madam Lori menunduk takzim, seraya menatap sebuah tombol berwarna merah yang ada dikepala ranjang milik Nona Maura.
"Hhmm.."
Madam Lori pun beranjak dari hadapan Nona Maura, dengan langkah yang menapaki lantai dengan hati-hati.
"Bersihkan dengan baik. Jangan sampai ada serpihan sekecil apapun yang tertinggal..!"
"Beres, Madam.. serahkan semuanya ketanganku.." ucap Lana dengan nada songong, sambil mengedipkan sebelah matanya kearah Madam Lori yang melengos kesal mendapati kegenitan Lana.
XXXXX
Sampai Lana selesai membersihkan semuanya, tidak ada tindak-tanduk Lana sekecil apapun yang luput dari pantauan Maura.
Maura berani bertaruh bahwa wanita kecil bernama Lana ini sama sekali bukan tipe Arshlan. Tapi entah kenapa bisa diperlakukan dengan begitu istimewa oleh pria itu..?
"Hahh.. akhirnya.." Lana berujar lega seraya menegakkan pinggangnya yang sedikit pegal.
Lana sedikit terkesima saat ia menatap Nona Maura, dan tak disangka Nona Maura ternyata juga sedang menatapnya, entah sejak kapan.
"Semuanya sudah selesai, Nona.. aku mau pamit kebawah dulu.."
"Tunggu sebentar."
Suara dingin dan datar milik Nona Maura menahan langkah Lana begitu saja.
"Ada apa, Nona..? apakah ada sesuatu lagi yang Nona butuhkan..?" tanya Lana masih dengan sebaris senyumnya yang mencerminkan keramahannya.
"Darimana kau bisa mengenal Arshlan..? dan kenapa kau bisa bekerja disini..?"
Mendengar itu senyum Lana semakin terkembang sumringah. "Aaahhh.. itu ternyata. Rupanya diam-diam Nona Maura penasaran juga dengan.."
"Jangan banyak bicara. Jawab saja pertanyaanku..!" Nona Maura telah memotong tegas semua kalimat basa-basi Lana yang terlalu banyak bumbunya.
"Ceritanya panjang Nona.."
"Katakan secara singkat..!"
"Tapi kalau secara singkat, aku malah bingung harus menjelaskannya darimana.." Lana terlihat menyandarkan gagang pel manual kedinding, terlihat berpikir keras namun kemudian matanya telah bersinar jenaka. "Tiga hari lagi Tuan Arshlan akan datang, aku juga memiliki banyak hal yang begitu ingin aku tanyakan.."
Mendengar kalimat itu sontak sepasang mata Nona Maura bersinar geram, ibarat harimau yang terluka.
"Apa kau sengaja sedang memprovokasi diriku..?" nafas Nona Maura turun naik menandakan amarahnya yang mulai tersulut.
Pemandangan itu membuat Lana seolah seperti tersadar akan sesuatu, yang membuatnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya.
"Nona Maura.. apa kau sedang marah..?" tanya Lana hati-hati.
"Jangan bercanda denganku..!"
"Tapi.."
"Kau pikir kau siapa..? sejak tadi kau bicara dengan penuh kebanggaan tentang Arshlan, seolah-olah kau begitu senang dijadikan sebuah boneka permainan. Dasar pela cur kecil..!!"
"Ap-paa..?"
"Arshlan milikku. Sejak dulu hingga sekarang.. Arshlan hanyalah milikku. Arshlan adalah calon suamiku, dan kau.. berhenti bicara dan bertingkah tidak tau malu..!!"
Suara Nona maura memekik nyaring, seolah ingin memekakan telinga Lana yang kini menatap Nona Maura dengan tatapan nanar.
'Kekasih..? calon suami..?'
'Tidak.. ini lelucon..!!'
Lana menggelengkan kepalanya berkali-kali, menolak mempercayai pendengarannya saat ini, namun mau tak mau hatinya sedikit mencelos begitu mendapati senyuman mengejek Nona Maura yang tersungging dibibirnya yang bergincu.
"Tanyakan kepada Arshlan apa arti seorang Maura untuknya, dan kau akan mengetahui jawaban yang sudah pasti tak ingin kau dengar, bit ch..!" umpat Maura lagi, mampu membuat jantung Lana berdetak keras, seiring dengan kekecewaan yang memeluknya begitu saja.
XXXXX
"Bagaimana keadaan Black Swan..?" Arshlan bertanya kearah Her asistennya tanpa menoleh, matanya tetap tertuju penuh pada sederet angka yang tercatat pada laporan keuangan yang ada ditangannya.
"Meskipun ada beberapa insiden kecil yang terjadi, so far semuanya berjalan dengan baik, Tuan.."
"Beberapa insiden kecil..?" alis Arshlan bertaut.
Her, asisten Arshlan itu kembali mengangguk. "Seperti biasa, Tuan, Nyonya Alexandra selalu berucap kasar.. Madam Lori suka mengomel.. dan yang paling tidak wellcome lagi-lagi Nona Maura.."
"Sudah kuduga. Keseruan-keseruan itu pasti akan terjadi disana.." pungkas Arshlan seraya menaruh laporan itu diatas meja.
"Sikap Nona Lana yang begitu percaya diri, telah membuat Nona Maura meradang.."
Mendengar itu Arshlan tidak bisa menahan gelak tawanya, terlebih saat menyadari bagaimana kesalnya Maura saat harus menghadapi setiap keanehan Lana yang seperti kata Her, begitu percaya diri.
'Aku sungguh penasaran, bagaimana wanita aneh itu bertahan hidup seharian ini..'
Arshlan bergumam dalam hati.
"Kirimkan semua rekaman aktifitas dari cctv villa. Aku ingin melihatnya langsung." ujar Arshlan tanpa berpikir dua kali, sambil lagi-lagi meloloskan seulas senyum.
.
.
.
Bersambung..
Like and Support yah.. Loophyuu all.. 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷
Dih Senyum senyum si Om,Awas yaa Kangen Lana 🤭🤭
2022-02-02
3
Agus Artha Sudrajat
hahah terus lana kekuatan cintamu bakal mengalahkan segalanya
2022-02-02
1
Eni Al Fatih
lucu thorr...suka sama karakter lana...hahaha
2021-12-26
1