Siska kembali dari toilet dengan langkah tergesa dan wajah yang dipenuhi senyum sumringah.
Ia ingin memberikan sebuah kabar besar untuk Lana namun kenyataan yang ditemuinya malah membuat matanya terbelalak.
Lana tengah meneguk minuman beralkohol. Sepertinya mungkin belum terlalu banyak.. namun seperti biasa gadis itu sudah terlihat mulai mabuk karena memang tidak terbiasa meminumnya.
"Lana.. Lana.. astaga.. kenapa malah minum sih?" Siska mengambil alih gelas ditangan Lana beserta pitcher yang hendak diraih gadis itu, menjauhkannya dari jangkauan Lana.
Siska memang tidak tau persis sudah seberapa banyak Lana meminumnya, namun dasarnya Lana memang tidak tahan dengan pengaruh alkohol, satu gelas kecil saja sudah sanggup membuat Lana ngaco.. apalagi jika lebih dari itu..!
"Kenapa malah bertanya? kau kan sudah tau sendiri, Siska.. memang niatku kesini malam ini mau mabuk dan menghilangkan semua kenyataan yang ada diotakku ini. Jadi jangan halangi aku. Okeh..?"
Lana berusaha untuk kembali menjangkau minuman yang dipesannya namun Siska telah lebih dahulu menepis tangan Lana begitu saja.
"Ishh.. dengarkan dulu apa yang ingin aku katakan." ucap Siska usai menghalangi niat Lana yang ingin kembali meraih minuman yang telah ia pesan.
"Hhmm.. baiklah, apa?" tanya Lana tak sabar.
"Jangan mabuk dulu. Setidaknya untuk sekarang.."
"Memangnya kenapa sih?" raut wajah Lana terlihat kesal.
"Kita akan ikut Om Romi."
"Kemana..?"
"Kapal pesiar.."
"Kapal pesiar?"
"Bos besar baru saja memenangkan tender dengan nilai fantastis, makanya dia mengajak Romi berpesta untuk merayakannya.."
"Bos besar..?"
"Iya, bos besar.. Tuan Arshlan.. pemilik club Miracle ini.."
"Tapi.."
"Astaga Lana.. tapi apa lagi sih? dari tadi bertanya terus tanpa henti..?" protes Siska mulai gemas.
Lana meringis mendengar omelan Siska. "Tapi, Siska.. apa kita diundang..?" tanya Lana lagi ragu, cukup membuat sepasang mata Siska melotot kesal.
"Kata Om Romi, Tuan Arshlan memperbolehkan mereka semua membawa kekasih. Come on Lana, ini party.. mana mungkin party tanpa kehadiran gadis-gadis..?"
"Tapi aku bukan kekasih Tuan itu maupun anak buahnya.."
"Sudah.. sudah.." pungkas Siska semakin pening mendengar celotehan Lana yang terus mendebatnya. "Makanya jangan buru-buru minum, sana cuci muka biar seger, sekalian ilangin mabuk.. supaya kalau nanti Om Romi datang menjemput, kamu udah gak rese lagi.."
Lana lagi-lagi terkekeh mendapati omelan Siska. Namun tak urung ia menurut juga, berjalan kearah toilet dengan langkah sempoyongan.
Sungguh kepala Lana saat ini benar-benar berat, karena pengaruh alkohol yang mulai merasuki aliran darahnya.
Lana pun berjalan tertatih dengan fokus pandangan yang bergerak kesana kemari, ditambah suasana yang temaram, disertai hingar-bingar musik yang membahana.
Sementara itu..
Arshlan baru saja hendak melangkah keluar dari toilet pria usai membuang air kecil. Dibibir pria itu tersungging sebuah senyum dingin yang penuh kepuasan.
Yah.. hatinya sangat senang, usai memenangkan sebuah tender besar dengan mengalahkan Marco, pesaingnya, yang juga merupakan musuh besar baginya.
Saat ia bergegas keluar tiba-tiba saja sebuah tubuh mungil langsung menabraknya tanpa ampun.
"Aahhh..!" pekik kesakitan campur kaget terlontar dari mulut Lana begitu saja.
Gadis itu hampir saja tersungkur kalau saja Arshlan tidak segera menangkap tubuh mungilnya dengan sigap, hingga jatuh tepat dipelukan Arshlan.
"Pangeran.." Lana terhenyak mendapati wajah kokoh nan tampan yang hanya berada beberapa centi dari wajahnya.
Tangan Lana refleks terangkat.. ingin meraba rahang yang mengeras itu begitu saja, bak sebuah pahatan mahakarya yang sempurna, seolah ingin menguji keasliannya.. apakah wajah tampan itu hanyalah khayalannya saja. Tapi belum apa-apa tubuhnya keburu berpindah tempat, karena lengannya yang ditarik dengan sedikit kasar.
"Lana..?" pria bertubuh kekar itu terhenyak saat menyadari siapa gerangan gadis yang tadinya berada dalam rengkuhan Tuan Arshlan itu.
"Romi? Kau mengenal bocah ini..?" Arshlan bertanya dengan nada datar seperti biasa, sambil mengibaskan setelan jasnya yang kusut karena kejadian tak terduga barusan.
Romi menggaruk tengkuknya sebentar sebelum akhirnya mengangguk. Sebelah tangannya masih menahan tubuh Lana yang berdiri terhuyung kesana kemari.
"Ini.. sahabat kekasih saya, Tuan.." ujar Romi kikuk.
"Inilah resiko pacaran dengan abg. Akhirnya hidupmu sekarang dikelilingi bocah semua.."
"Maaf, Tuan.." Romi tertunduk malu, dan terus tertunduk sampai Tuan Arshlan berlalu dari hadapannya.
"Lana.. Lana.. " desis Romi sedikit kesal. Karena gadis ingusan ini sepertinya belum berubah. Selalu membuat keonaran kecil, dimanapun ia berada.
XXXXX
"Bagaimana..? Sudah enakan?" Siska menatap Lana lewat pantulan cermin didepan wastafel, dimana Lana terlihat berkumur dan membasuh wajahnya berkali-kali.
"Hmm.."
"Yakin..?"
"Iya, udah enakan. Kan sudah keluar semua tadi.." seloroh Lana ringan sambil tersenyum salah tingkah kearah Siska yang terlihat mencibir.
Tapi Lana memang mengatakan hal yang sebenarnya. Karena usai memuntahkan seluruh isi perutnya barulah ia merasa kondisi tubuhnya membaik. Gantinya, saat ini ia merasa sangat lapar.. namun sungguh Lana tak berani merengek kepada Siska, takut kena omel lagi.
"Siska.."
"Hhmm.."
"Jadi.. pangeran itu Tuan Arshlan..?" tanyanya kepo sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding, memperhatikan Siska yang telah membuka tas nya, mengeluarkan lipstick dan bedak padat guna memperbaiki penampilannya yang always perfect.
"Pangeran..?" ulang Siska dengan alis bertaut.
Lana tersenyum sumringah. "Iya pangeran. Tuan Arshlan tampan sekali, Sis, jantungku bahkan masih berdebar sampai sekarang jika membayangkan wajah tampannya.." ucap Lana dengan nada lebay saat kembali terbayang wajah kokoh Tuan Arshlan, dengan aroma maskulinnya yang menggetarkan, seolah masih melekat kuat di indera penciumannya.
Mendengar itu Siska terlihat mencibir lagi. "Memang jantungmu sudah berdebar dari sononya kali. Karena kalau tidak berdebar lagi, itu artinya kamu sudah wafat..!" Sembur Siska galak. Kelihatan masih kesal dengan ulah Lana yang susah diatur sehingga nyaris membuyarkan rencananya untuk ikut Om Romi ke pesta Tuan Arshlan.
Huhh, untung saja Om Romi masih bisa ia rayu. Karena kalau tidak, Siska pasti benar-benar akan menjitak kepala sahabat labilnya ini.
"Iya deh, maaf.. mulai sekarang aku akan mendengarkanmu. Tapi pliss.. kita harus pergi ke pesta pangeranku yah..?" rayu Lana semanis madu, membuat Siska yang semula kesal mau tak mau tertawa juga mendengar rayuan lebay itu.
"Tentu saja kita akan pergi. Kau tenang saja.." ujar Siska sambil mengulum senyum.
Ada dua alasan mengapa Siska harus memaksa pergi ke pesta Tuan Arshlan.
Pertama, karena ini adalah kali pertama baginya bisa naik kapal pesiar, apalagi bisa berada didalam sebuah pesta seorang milyuner tampan sekelas Tuan Arshlan.
Dan kedua, karena dipesta nanti pasti akan dipenuhi para gadis-gadis cantik. Siska harus menjaga kekasihnya, Om Romi yang perjaka tua itu, agar tidak mempunyai kesempatan menengok gadis lain..
...
Bersambung..
Vote dong kaka.. 🥳
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Agus Artha Sudrajat
hmmm. fantastis
2022-02-02
1
V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷
Jangan Sampe Kualat yaa Om Arslan Bilang Om Romi " Makanya Jangan Suka Gadis ABG " Nanti Kamu Bakal Suka Atau Bucin Dengan Si Gadis ABG 🤭🤭
2022-02-02
2
Joice Malara
seruuuuu
2022-02-01
1