Follow my..
Ig. khalidiakayum
fb. Lidia Rahmat
.
.
.
Hari yang penuh kejutan..
Madam Lori sedang menatap Lana dengan mata memicing tak bersahabat.
"Astaga.. apa yang kau lakukan, Lana?!" wanita bertubuh subur itu nampak menatap galak kearah Lana.
"Aku tidak melakukan apa-apa, Madam.. aku hanya mengaduk supnya.." kilah Lana dengan tangan kanan yang masih memegang sebuah sendok besar sebelum Madam Lori telah merampas sendok besar itu dari tangannya dengan kasar.
"Maksudku cukup diaduk sekali saja. bukan terus menerus..! dasar tidak becus, kau akan menghancurkan semua sayurannya kalau kau mengaduknya terus seperti memasak dodol..!" wajah wanita gemuk itu semakin terlihat dongkol saat menatap Lana.
'Ya ampun.. diaduk salah.. tidak diaduk salah..'
Lana menggerutu dalam hati.
"Nona Maura tidak suka sayur yang terlalu lembek..!"
'Lagi-lagi si gendut ini menyebutkan nama Nona Maura. Siapa sih Nona Maura..? adik, kakak, atau jangan-jangan kekasih Tuan Arshlan..?'
'Tidak. Tidak mungkin kekasih. Sudah jelas-jelas Tuan Arshlan mengatakan ia tidak berminat mencari kekasih..'
"Kalau nanti Nona Maura marah, maka kau yang harus bertanggung jawab. Kau akan tau apa akibatnya jika membuat wanita itu pemarah itu semakin marah..!!" Madam Lori terlihat mengomel lagi.
Lana hanya diam dan berdiri diujung ruangan. Berpura-pura takjim padahal semua omelan tersebut buatnya ibarat masuk ketelinga kiri dan keluar dari telinga kanan. Tidak ada satu pun omelan Madam Lori yang menyangkut diotak Lana.
Lana justru sibuk berpikir dengan segala isi villa Black Swan yang penuh dengan keanehan.
Bagaimana tidak..?
Sejak Lana menginjakkan kakinya untuk yang pertama kali di villa ini, Lana telah bertemu dengan seorang wanita tua berwajah buruk rupa, dengan rambut memutih semua, duduk sombong diatas kursi goyang dengan sebuah kruk ditangan.
Lana mendengar Madam Lori menyebut wanita itu dengan sebutan Nyonya Alexandra.
Lana bisa menilainya, Madam Lori memang memiliki tampang angkuh yang terlihat cukup songong. Namun meskipun terlihat tidak sepenuh hati namun Madam Lori menunjukkan rasa hormatnya kepada wanita tua yang bernama Nyonya Alexandra itu.
Nyonya Alexandra yang memiliki wajah buruk seolah habis mendapatkan kecelakaan besar diwajahnya, telah menyambut kehadiran Lana di villa ini dengan tatapan melecehkan, wajah yang tidak bersahabat, bahkan tanpa segan mengumpat Lana dengan mengatakan dirinya 'sampah' secara terang-terangan.
'Idih.. kenal juga belum, sudah mengucapkan kalimat buruk. Apa semua wanita tua yang jelek di villa ini semuanya seperti itu..? bermulut kasar dan suka menghina seenak perut..?'
Lana kembali membathin sambil terus menatap gerak-gerik Madam Lori dari sudut meja.
Lana bahkan belum mengetahui dengan pasti status wanita tua berwajah buruk bernama Nyonya Alexandra, begitupun dengan Nona Maura, wanita yang katanya pemarah itu.
Apakah Nyonya Alexandra adalah ibu dari Tuan Arshlan dan Nona Maura adalah kekasihnya..?
Entahlah..
Dan meskipun Lana merasa sangat penasaran tapi Lana sendiri tidak tau harus bertanya kepada siapa. Dia baru beberapa jam menjadi penghuni villa ini, belum mengetahui dengan pasti semua penghuni yang ada didalamnya.
Sifat Madam Lori juga tak kalah kasarnya. Sejak tadi taunya hanya mengumpat dan memarahi semua yang Lana kerjakan, seolah tidak ada satupun hal yang bisa Lana kerjakan dengan benar.
Yah. Wanita gemuk yang hobi mengomel itu bernama Madam Lori. Sikapnya begitu angkuh karena sepertinya ia telah mendapat kepercayaan penuh oleh Tuan Arshlan untuk bertanggung jawab pada semua aktifitas yang terjadi di villa Black Swan.
Tadi pagi sesaat setelah menerima umpatan Nyonya Alexandra yang membuat Lana terhenyak, Madam Lori tiba-tiba telah berada diantara mereka dan langsung membawa Lana kesebuah kamar.
"Ini kamarmu. Cepatlah berganti baju, dan ikut aku kedapur untuk menyiapkan makan siang..!"
Itu kalimat Madam Lori yang terucap dengan nada ketus.
Kamar itu cukup luas, dan sepertinya merupakan kamar tamu.
Lana bisa menyimpulkannya demikian karena ia telah melihat sendiri bahwa letak kamar maid berjejer rapi dipavilliun belakang, termasuk kamar Madam Lori.
Sebagian besar kamar itu terlihat kosong dan tidak ditempati, tapi entah kenapa Tuan Arshlan tidak menyuruhnya tidur disana, melainkan memberikan kamar dilantai satu yang cukup besar dan nyaman.
Mendapati kenyataan itu sebenarnya Lana sedikit bingung. Sudah jelas-jelas tugasnya disini tak lebih dari pembantu, tapi Tuan arogan itu malah memberikan Lana kamar yang bagus.
Saat berganti pakaian Lana telah mengenakan dress rumahan biasa. Namun ia masih sempat memutar-mutar tubuhnya didepan cermin besar, tersenyum-senyum sendiri sambil mematut dirinya disana, berputar kekiri dan kekanan, kemudian tertawa seperti orang yang tidak waras.
'Pasti Tuan Arshlan masih berkeinginan untuk meniduriku. Iya kan..? memangnya alasan apa lagi yang diinginkan Tuan Arshlan yang mesum itu..? berpura-pura menolakku, padahal penasaran juga..'
Pemikiran konyol itu muncul begitu saja dibenak Lana, yang bergumam sambil mencibir kemudian tertawa sendiri dalam hati.
Lana tidak menyangka, tubuhnya yang jelek mirip papan cucian saking kurang mon tok dan kurang berlekuk itu mampu membuat Tuan Arshlan penasaran.
Lana selalu mengingat kalimat Siska bahwa kunci keindahan tubuh wanita berada di 'tangan seorang pria'.
Dan mengingat semua itu membuat Lana semakin bersemangat, membayangkan empat bulan kedepan tubuhnya akan berkembang pesat dan bisa jadi lebih keren dari Siska, lihat saja.
"Kalau aku berubah cantik, pasti aku bisa menjadi kekasih Tuan Arshlan yang kaya.. dan kemudian masa depanku akan cerah.. bisa membeli apa saja dan.."
"LANAAAA..!!"
Lana yang baru mau mulai berkhayal lagi, mendadak langsung kembali terlempar kedunia nyata mendapati teriakan melengking Madam Lori.
Wanita gemuk yang seolah mengukuhkan diri menjadi penguasa Black Swan itu tengah berkacak pinggang dengan wajah masam didepan hidung Lana.
"Bisa-bisanya kau melamun..!"
"Maaf, Madam.."
"Cepat pergilah bersama Lin, antarkan semua makan siang ini kepada Nona Maura di lantai dua..!" titah Madam Lori seraya menunjuk dua buah nampan berisi makan siang, dan satunya lagi berisikan minuman dan beberapa macam buah segar.
Sementara Lin, seorang maid yang terlihat umurnya sedikit lebih tua dari Lana sudah berdiri diujung meja yang lain, siap mengangkat sebuah nampan berisi makanan.
Melihat itu Lana pun langsung mengambil alih salah satu nampan yang tersisa diatas meja, kemudian berjalan mengikuti langkah Lin, menaiki tangga menuju lantai dua.
"Ssst.. Lin.." Lana berbisik perlahan, mencoba mensejajari langkah Lin yang sedang menaiki anak tangga satu persatu.
Wanita itu menoleh dengan alis bertaut. Ia tidak berkata apa-apa namun raut wajahnya menunjukkan seolah ia bertanya 'kenapa'.
"Siapa sih Nona Maura..?" tanya Lana lagi masih dengan berbisik, dengan rasa keingintahuan yang besar.
Namun bukannya menjawab wajah Lin nampak memucat. "Nanti kau akan tau sendiri.." balas Lin juga dengan berbisik, sambil memberikan isyarat agar Lana tidak bicara lagi.
Tapi bukan Lana namanya jika rasa ingin tahunya bisa dipuaskan begitu saja. Lana telah bertekad untuk mengorek semua keanehan orang-orang di villa ini kepada Lin, setelah ia bisa mendapatkan kesempatan yang tepat tentunya.
Mereka telah sampai disebuah kamar dengan pintu berukir. Dan Lin terlihat mengetuknya perlahan sebelum mendorong daun pintu.
"Permisi Nona Maura.. waktunya makan siang.."
"Bawakan kemari." suara itu terdengar merdu, namun terkesan dingin.
Sesaat Lana terpaku ditempatnya, saat matanya menangkap sosok yang begitu cantik, duduk bersandar diatas ranjang, sebelum akhirnya mengikuti jejak Lin, menaruh nampan diatas meja yang berada diatas tempat tidur mewah yang besar.
Wanita itu hanya berada diatas ranjang, tapi sapuan make up-nya terlihat tegas, gaun hitamnya begitu elegan, seluruh penampilannya sangatlah menawan, seolah ingin menghadiri sebuah pesta dansa.
'Inikah Nona Maura? apakah wanita ini keturunan seorang bidadari..?'
Lana merasa agak linglung, seumur hidupnya belum pernah Lana bertemu wanita secantik Nona Maura.
Wajah mungil Nona Maura sungguh sempurna. Bulu matanya yang lentik membingkai sepasang kelopak mata berwarna coklat, hidungnya kecil dan lancip, mulutnya mungil namun bibirnya yang bergincu merah justru terlihat penuh.
Seluruh kesempurnaan wajah Nona Maura terbingkai apik oleh rambut hitamnya yang tergerai panjang bergelombang, sementara kulitnya begitu putih berseri bak pualam..
Sungguh maha karya yang teramat sangat sempurna..
.
.
.
Bersambung..
Like and Support dong.. 😀 Lophyuuu.. 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷
Wah....Selamat Berjuang
2022-02-02
2
Agus Artha Sudrajat
biasa saja dong lana
2022-02-02
1
Agus Artha Sudrajat
biasa saja dong pana
2022-02-02
1