Chapter 16

Davina sedang makan bersama-sama adiknya saat ponsel ajaibnya berdering. Davina segera mengangkat panggilan itu lalu sedikit menjauh dari posisi adik-adiknya.

" Halo ? "

" Kau dimana sekarang? "

" Dirumah pak "

" Apa yang sedang kau lakukan ? "

" Saya sedang makan malam bersama dengan adik-adik saya, pak "

Terdengar dengusan dari seberang telepon.

" Bisa-bisanya kau menelan makananmu dengan tenang, sementara kau merusak kopi pesananku tadi siang "

Dave kembali mengungkit permasalahan kopi tersebut. Kopi itu memang berakhir mengenaskan karena terjatuh di lantai saat Davina terlalu kaget atas suguhan live show di depan meja kerja pria itu. Tapi, Davina pikir pria itu tidak mempermasalahkannya. Karena setelah Dave pergi bersama ibunya, sampai menjelang sore dan kantor tutup, Dave tidak memperlihatkan batang hidungnya.

" Kenapa kau diam ?! "

Bentak Dave dari seberang telepon. Davina gelagapan dan kembali fokus pada ponselnya.

" Itu pak, saya minta maaf. Besok saya akan membelikannya lagi untuk anda "

" Tidak ada besok, aku inginnya sekarang "

" Apa ??! " Pekik Davina.Sedetik kemudian, Ia baru teringat pada adik-adiknya yang sedang berada di dekatnya saat ini. Begitu Davina menoleh, semua pasang mata sudah tertuju padanya.

" Kau dengar, Davina ? " Ulang Dave sambil membentaknya. Davina mencoba menahan diri untuk tidak berteriak pada pria tak punya sopan santun seperti Dave

" Pak Dave, saya akan segera pergi lalu membawa kopi pesanan anda sekarang juga "

Tuuuuut !

" Oh **** ! " Dave melempar kasar ponselnya ke atas kasur.

" Davina....kenapa harus kau yang memergokiku hah?!" Gerutu Dave dengan begitu frustasi. Ia juga merasa aneh pada dirinya sendiri, mengapa ia harus merasa frustasi seperti saat ini. Padahal mereka kan tidak memiliki hubungan sama sekali. Davina hanya budaknya yang mau menuruti segala perintahnya karena tidak ingin masuk penjara. Gadis itu bukanlah pacar apalagi istrinya, namun Dave justru merasakan hal tersebut. Frustasi dan menyesal. Entah untuk apa kedua perasaan itu ada. Dave benar-benar bingung pada dirinya sendiri.

Ia kemudian berjalan keluar dari dalam kamarnya, menuruni tangga lalu berdiri di depan pintu depan rumahnya. Dave melihat ke sekitar, namun gadis pembangkang itu belum juga muncul. Dave mulai merasa khawatir.

" Aku menyuruhnya pergi malam-malam begini apa tidak bahaya ya " Gumam Dave yang mulai merasa gusar. Sedetik kemudian Dave sudah melompat masuk ke dalam rumahnya, dengan sedikit berlari untuk mengambil kunci mobilnya.

Dave mengendarai mobilnya dengan sangat cepat, menuju kedai kopi yang berada di dekat kantornya. Kedai kopi itu memang menyediakan kopi yang berkualitas dan sangat enak. Makanya Dave selalu memesan kopi favoritnya dari sana. Tapi sebenarnya ia tidaklah sedang ingin meminum kopi saat ini. Hanya saja Dave sedang merasa frustasi hingga mau tidak mau ia menyuruh Davina untuk membelikan kopi itu untuknya.

" Davina.....Davina....gadis pencopet itu harus menanggung akibatnya karena sudah berani membuatku merasa seperti orang aneh begini" Gerutu Dave sambil fokus memacu kendaraannya melewati mobil-mobil lain yang juga memadati jalan raya.

Begitu ia sampai di depan kedai kopi tersebut, benar saja seperti dugaannya Davina sudah berdiri dan mengantri di belakang orang-orang dengan setelan andalannya. Kaos oblong dan celana jeans pudar. Dave sudah langsung mengenali sosok itu dari jarak yang cukup jauh.

" Caramel Macciatonya satu mas " Ujar Davina pada pelayan kedai begitu gilirannya untuk memesan.

" Kau sudah hafal ternyata " Bisik Dave. Davina sontak langsung menoleh begitu hawa panas berhembus di daun telinganya

" Pak, kenapa anda...."

" Aku datang karena aku hanya ingin memastikan bahwa kau tidak membohongiku " Sela Dave dengan cepat.

" Mana berani saya membohongi anda pak"

" Lagipula kau tidak akan bisa membohongiku, Davina"

Dave mengekor di belakang Davina. Beberapa orang melihat mereka berdua. Yang satu pria tampan dengan setelan casual yang terlihat mahal sedangkan yang satunya. Gadis muda dengan setelan layaknya rakyat jelata. Sendal jepitnya bahkan sudah terlihat memudar. Davina sedikit merasa risih pada pandangan orang-orang. Ia mendorong bahu Dave sedikit.

" Jauh sedikit dari saya pak. Anda membuat saya semakin merasa hina "

" Kau sedang bilang apa? " Tanya Dave sembari mengangkat dagu.

" Lihatlah, mereka terus melihat ke arah kita. Saya rasa mereka terus saja berpikir keras. Terus berpikir kenapa ada lelaki keren mau berdiri di belakang gadis usang seperti saya " Keluh Davina. Dave hampir tergelak saat itu juga mendengar Davina menyebut dirinya sendiri dengan kata usang.

" Memangnya kau barang? Usang? Yang benar saja. Tapi, kau memang terlihat usang sih " Dave menambahkan kata-kata hinaan pada Davina. Sambil mendengus kesal, Davina mengambil kopi caramel milik Dave.

" Makanya berdiri jauh-jauh sedikit dari saya, pak " Gerutu Davina. Gadis itu berbalik cepat untuk memandangi Dave.

" Ini pak pesanan anda ! Sekarang saya sudah boleh pulang kan pak ? "

Dave menatap sejenak pada kopi yang di pegang boleh Davina lalu dengan cepat pria itu menahan lengan Davina.

" Aku belum menyuruhmu untuk pulang" Ujar Dave.

" Tapi pak...."

" Bawa kopinya, kita pulang bersama " Putus Dave lalu menarik lengan Davina keluar dari dalam kedai kopi.

Davina menyentak kasar lengannya dari tangan Dave. Ia menggeleng cepat saat mereka sudah berdiri di dekat mobil mewah Dave.

" Saya tidak akan menginap pak "

" Kenapa kau selalu tidak mau? Padahal wanita lain berlomba-lomba ingin menginap di rumahku"

" Jangan membandingkan saya dengan mereka, pak. Kami memang sama tapi pikiran saya dan mereka berbeda. Saya tidak mau menginap dirumah anda pak" Tolak Davina. Memangnya ia istrinya Dave, harus tidur di rumah pria itu.

" Apa karena adik-adikmu, makanya kau tidak mau menginap dirumahku? "

" Pak, sudah saya katakan bahwa saya memang tidak ingin menginap di rumah anda. Seandainya saya tidak memiliki adik pun, saya tetap tidak akan mau menginap di rumah anda, pak. "

" Kenapa ? "

" Karena bapak dan saya bukanlah pasangan suami istri pak ! " Seru Davina pada akhirnya. Ia sudah tidak tau harus menjelaskan seperti apa lagi agar pria itu bisa mengerti.

" Kau ingin menikah denganku, jangan mimpi " Seloroh Dave dengan penuh percaya diri.

" Ya Tuhan! Pak Dave, saya berkata seperti itu bukan karena saya ingin menikah dengan anda. Saya mengatakan hal itu karena saya ingin memberitahu anda bahwa diantara wanita dan pria itu ada batasan. Saya tidak mau anda nanti tergoda pada saya atau sebaliknya " Ujar Davina dengan frustasi.

" Aku tertarik padamu, tidak akan.Tenanglah Davina, aku berani mengajakmu menginap dirumahku karena aku yakin bahwa aku sedikitpun tidak merasa tertarik padamu. Aku memang sering mengajak para wanita yang ku kencani pulang ke rumahku tapi setelah aku mendapatkan apa yang kumau dari mereka. Aku akan segera mengusir mereka keluar dari rumahku "

" Dan anda merasa bangga dengan hal itu pak? "

" Tidak. Hanya saja aku sudah bertekad untuk tidak menikah sampai kapanpun. Namun kebutuhan hasratku tetap harus terpenuhi ya kan? Jadi, aku akan menyalurkannya pada para wanita itu "

" Saya bisa gila jika berlama-lama bicara dengan anda, pak "

" Kenapa? "

" Anda hobi sekali meniduri para wanita yang berbeda, pak. Apa anda tidak takut jika nanti anda akan melakukan kesalahan pak? "

" Aku selalu memakai pengaman " Jawab Dave dengan santai.

" Bukan hanya itu pak, anda bisa saja membuat para wanita itu berharap pada anda. Kita tidak pernah tau perasaan seseorang. Lagipula, anda dan mereka bukanlah pasangan resmi pak "

" Jangan terlalu naif, Davina. Aku dan para wanita itu sudah sepakat untuk sama-sama tidak menaruh perasaan. Mereka tau aku tidak pernah menganggap serius hubungan kami. Aku hanya membutuhkan kehangatan tubuh mereka "

" Bukan naif, pak. Tapi dalam hidup itu ada aturan dan norma yang berlaku. Jadi, saya tidak ingin melewati segala norma yang ada. Anda benar-benar tidak bernorma sama sekali. Anda pria yang sangat bebas. Saya harap suatu hari nanti anda akan segera sadar, pak "

" Kau bicara serius sekali sih. Kau bisa cepat tua " Dave terkekeh kecil. Pria itu sudah membuka pintu mobil lalu segera masuk ke dalamnya.

" Cepat masuk ! " Perintah Dave.

" Tapi, antarkan saya pulang kerumah saya, pak. Bukan rumah anda "

" Baiklah " Dave mengalah.

Ya Tuhan, jangan jodohkan aku dengan pria seperti Dave ini. Bisa rontok semua rambutku jika sampai aku berjodoh dengannya.

To be continued....

Happy reading, love you guys😘

Terpopuler

Comments

Tieny Roesmiasih

Tieny Roesmiasih

jadi istri Dave.. ??!!??... blom 100 hari rambut langsung rata ma uban... 🤔🤭

2021-10-22

1

Santi Triyana

Santi Triyana

capek hati nanti kalo Davi jadi istri Dave

2021-10-18

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Bonus Chapter 1
102 Bonus Chapter 2
103 Bonus Chapter 3
104 Bonus Chapter 4
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Bonus Chapter 1
102
Bonus Chapter 2
103
Bonus Chapter 3
104
Bonus Chapter 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!