Begitu selesai makan, Davina meminta ijin untuk pulang ke rumahnya namun Dave melarangnya. Pria itu beralasan bahwa tidak baik bagi seorang gadis muda pulang larut malam begini. Selain banyak pelaku kejahatan, Davina bisa dicap sebagai wanita nakal yang sedang mencari-cari sugar daddy. Orang bejat sedang memberi petuah bijak, begitulah yang Dave pikirkan. Dave tahu dirinya cukup aneh sejak bertemu gadis pencopet dompetnya ini.
" Pak, saya harus pulang sekarang juga "
" Tidak perlu. Kau bisa tidur disini malam ini"
" Tapi pak, saya tidak bisa menginap disini. Saya tetap harus pulang, mereka pasti sedang menunggu saya "
" Adik-adikmu? "
Davina mengangguk cepat.
" Kau sudah pastikan pintu rumahmu terkunci? "
" Sudah" Jawab Davina.
" Kalau begitu jangan khawatir, mereka akan baik-baik saja "
" Tapi pak, adik-adik sa....."
" Dengar, sekarang kau adalah budakku, jadi terserah padaku. Kau bisa pergi atau tetap tinggal itupun atas perintahku. Jangan lupa, bahwa kau masih berhutang padaku " Potong Dave. Seketika Davina mendengus kesal, ia lebih dulu bangkit dari kursi lalu pergi lebih dulu.
Davina tidak tau ia harus melangkah kemana, ia hanya ingin pergi saja agar tidak melihat wajah Dave. Semakin lama ia menatap wajah pria itu, Davina semakin merasa kesal. Andai ia tidak mencuri dompet Dave maka ia tidak akan berakhir bersama pria aneh yang terkadang bisa bersikap kejam. Bahkan Dave tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan ucapan beracunnya.
" Dave bertingkah semaunya, memandang rendah diriku karena aku telah mencuri dompetnya. Aku ingin pulang dan dia juga melarangnya. Aku harap, secepatnya aku bisa membayar semua hutang-hutangku padanya " Gumam Davina masih tetap melangkahkan kakinya.
Dave segera bangkit dari kursinya lalu buru-buru mengejar Davina yang sudah lebih dulu pergi meninggalkannya. Dave tau bahwa Davina pasti merasa kesal padanya tapi ia tidak peduli. Yang terpenting sekarang, Dave ingin Davina tetap berada di rumahnya. Gadis itu harus selalu menghiburnya agar ia tidak bosan setiap harinya.
" Kau mau pergi kemana? " Dave menarik lengan Davina dengan sedikit kasar. Membuat tubuh kecil itu tersentak ke belakang.
" Saya tidak akan pergi kemana-mana. Bukankah bapak menyuruh saya menginap disini, jadi kenapa tidak anda tunjukkan saja dimana saya harus tidur malam ini ? "
" Ikuti aku " Ujar Dave sambil menarik lengan Davina.
Aku malas harus mengikutinya terus. Dia benar-benar pemaksa.
" Kau tidur disini malam ini " Dave berhenti tepat di depan kayu jati yang diukir dengan indah.
" Pak, tidak bisakah anda membiarkan saya pulang malam ini ? " Davina kembali menawar. Terdengar pria itu berdecak kesal karena pertanyaan Davina.
" Tidak. Aku ingin kau menginap malam ini " Putus Dave. Dengan kasar Davina membanting pintu kamar, menutupnya dengan kencang tepat di depan wajah Dave.
" Berani sekali dia ! "
" Davina !! " Teriak Dave dengan kesal. Ia mencoba membuka pintu kamar tersebut namun sudah di kunci dari dalam.
" Gadis itu benar-benar berani " Gerutu Dave lalu pergi meninggalkan kamar Davina.
Davina menatap lama suasana kamar yang baru ia lihat. Luasnya bahkan melebihi luas rumahnya. Davina melanjutkan langkahnya, masuk ke dalam kamar mandi. Lagi-lagi kamar mandinya pun kembali membuat Davina hilang kata-kata. Besar, bersih dan mewah. Davina rasa dirinya tidak akan pernah berani mandi di dalam kamar mandi sebagus dan semewah ini.
" Dave kaya sekali. Pantas saja dia mampu menemukanku hanya dalam waktu beberapa jam saja. Rahasianya terletak pada kekuasaan dan hartanya" Gumam Davina. Ia kemudian duduk dengan perlahan di pinggir ranjang, mengusap lembut kasur king size yang di lapisi dengan bed cover berwarna abu muda. Rasanya begitu lembut dan nyaman. Davina kembali merasa ingin pulang, adik-adiknya tidak tidur di tempat yang nyaman. Bagaimana bisa ia tidur disini sementara mereka semua tidur beralaskan tikar.
" Tidak bisa begini, aku harus pulang " Gumam Davina sembari bangkit berdiri, mengangkat ponsel dari dalam saku celananya lalu menghubungi nomor Dave.
" Saya ingin pulang malam ini, pak " Ujarnya begitu Dave mengangkat panggilannya.
" Pak....."
Tuuuut.....
" Dia mematikan panggilanku " Ucap Davina sambil menggeram marah. Tak beberapa lama kemudian.....
" Buka pintunya ! "
" Davina !! " Teriak Dave sembari menggedor-gedor pintu kamar Davina.
Begitu pintu kamar terbuka, Dave dengan kasar masuk lalu mendorong bahu Davina hingga membuat gadis itu memekik kaget.
" Pak, apa-apaan ini ! " Protes Davina sambil mencoba menyingkirkan tangan Dave dari bahunya.
" Kenapa kau keras kepala sekali. Aku bilang tinggallah malam ini dan kau selalu meminta ingin pulang. Apa kau tau ini sudah larut malam? Banyak penjahat diluar sana" Ujar Dave dengan kesal.
Padahal kau lebih jahat dari para penjahat diluar sana, Dave. Dan lagi, kenapa ucapanmu terdengar seolah-olah kau sedang khawatir padanya. Dave bangun !!
Dave mengenyahkan bisikan hatinya. Davina menyingkirkan kedua tangan Dave dari bahunya, membuat Dave sedikit terkejut.
" Bukankah anda pak, yang membuat saya harus datang kemari malam-malam begini. Tidak bisakah bapak menunggu hingga besok dan baru memerintahkan saya untuk melakukan segala hal ? " Davina menaikkan kedua alisnya. Mengangkat lebih tinggi dagunya.
" Aku sedang bosan. Makanya aku memintamu datang kemari "
" Anda bosan pak.Rumah ini tidak kekurangan apapun, fasilitas semuanya ada di dalam rumah ini. Apa yang membuat anda bosan? "
" Hanya bosan. Tidak ada yang menarik. Aku hanya lebih tertarik untuk menyiksa pencopet sepertimu" Dave tersenyum pada Davina.
" Pak....pak saya tau anda berniat seperti itu. Tapi, bisakah anda memberikan sedikit kelonggaran waktu untuk saya. Setidaknya saya bisa makan dan minum dengan tenang hanya dalam waktu beberapa jam saja. Lalu tidur di rumah bersama adik-adik saya. "
" Terlalu nyaman untuk seorang pencopet. Aku berniat ingin menyiksamu seumur hidup "
" Tapi pencopet juga manusia pak ! " Davina meraung kesal. Dave malah terkekeh seolah-olah semua ini terasa lucu baginya.
" Saya akan mengembalikan uang anda pak secepatnya"
" Darimana kau akan mendapatkan uangnya? " Dave tersenyum geli.
" Dari anda pak. Jangan bilang anda benar-benar tidak akan menggaji saya persis seperti yang anda bilang di depan sekretaris anda "
" Ya, memang begitu. Kau hanya budak, orang yang tidak aku gaji dan aku bebas memerintahmu semauku"
Davina menatap ngeri Dave dengan wajah tegangnya.
" Saya hanya mencuri sebanyak lima juta lima ratus ribu rupiah pak dan anda ingin menjadikan saya budak anda seumur hidup. Ini namanya penindasan pak ! Saya akan melaporkan anda ke komnas Ham ! " Ujar Davina dengan berapi-api.
Bukannya takut Dave malah berjalan mendekat padanya membuat Davina refleks menurunkan sedikit tubuhnya saat Dave sedikit menunduk ke depannya.
" Lapor saja ! Aku tidak takut. Komnas ham dan komnas-komnas lainnya, silahkan lapor pada mereka " Bisik Dave. Davina mendorong tubuh Dave membuat tubuh pria itu tersentak ke belakang. Dave tampak tertawa kecil.
" Saya juga tidak takut pada anda, pak. Saya akan melapor anda " Ujar Davina dengan penuh keberanian palsu. Padahal dalam hati Davina sudah tau bahwa ia pasti akan kalah dari pria yang memiliki kekuasaan dan uang seperti Dave.
" Hahahah ! Sebelum kau sempat melapor ke komnas Ham, aku sudah lebih dulu melaporkanmu ke pihak berwajib. Lalu kau akan di tangkap dan menurutmu orang-orang di komnas Ham akan mendengarkan laporan darimu lagi, Davina ? " Dave tersenyum senang
" Apa aku benar Davina? "
Gadis itu terdiam dan tak lagi berani mengeluarkan ancaman pada Dave. Dengan bangga Dave melipatkan kedua tangannya di depan dada.
" Kau masih ingin melapor? "
" Tidak ! " Seru Davina. Seketika Dave langsung tergelak.
" Pak, saya akan bekerja sebaik mungkin dan akan mematuhi anda tapi tolong jangan bertingkah seperti ini. Izinkan saya pulang pak. " Davina sudah berubah. Tadi ia mengancam Dave dan di detik berikutnya ia sudah memohon belas kasihan pria itu.
Aku benar-benar seorang pencundang
Klik !
Davina seketika melebarkan kedua matanya.
" Anda sedang apa pak? "
" Merekam ucapanmu, agar ada bukti yang kuat di pengadilan jika kau berani melaporkanku nanti " Dave tersenyum puas. Davina ingin membentur-benturkan kepala Dave ke tembok. Kenapa ia kalah pintar dari pria itu?
" Saya mau pulang pak ! Saya mohon. Saya tidak akan bisa tertidur malam ini jika tidak bersama adik-adik saya " Raung Davina yang sudah merasa kalah jauh dari Dave. Pria itu tertawa dengan riangnya.
" Memohonlah lebih baik lagi Davina "
" Saya mohon pak, tanpa belas kasihan anda saya bukan apa-apa " Davina mengikuti instruksi dari pria itu meski ia kesal setengah mati.
Dave menggeleng cepat.
" Tidak ! Kau belum memohon dengan baik. Memohonlah seperti ini. Ehm ! Ehm! " Dave membenarkan suaranya. Membuat supaya suaranya terdengar lemah lembut dan mendayu seperti seorang wanita.
" Pak Dave yang tampan dan menggoda, saya mohon izinkan saya pulang malam ini "
Damn !
Davina melebarkan kedua matanya, menggigit bibir nya dengan sangat kuat. Ia ingin menyumpahi Dave, ia ingin menjambak rambut pria itu. Tapi......
" Pak Dave yang tampan dan menggoda, saya mohon izinkan saya pulang malam ini " Suara Davina terdengar persis seorang wanita penggoda yang manja.
" Kau puas pak? "
Dave tergelak, hingga kepalanya tersentak ke belakang. Pria itu memegangi perutnya. Tak lama suara gelak tawa Dave mereda. Pria itu menatap Davina dengan kedua matanya yang berkilat senang.
" Puas. Tapi ternyata kau tidak cocok seperti para wanita-wanita penggoda yang bertingkah manja pada pria "
" Anda benar-benar keparat pak ! " Maki Davina dengan wajah merah padam.
" Hahaha ! Nah, itu baru cocok untukmu"
" Aku akan mengantarmu pulang " Putus Dave setelah puas menertawai Davina. Pria itu berlalu pergi sembari menepuk pelan puncak kepala Davina. Gadis itu menoleh dengan tatapan tajam yang membakar.
" Saya membenci anda, pak ! " Teriak Davina. Dave kembali tergelak di depan sana.
To be continued.....
Happy reading, love you guys😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Mutiaa AnanTasya II
lucu.. sy sampe begadang baca nya🤣🤣🤣
2022-01-06
1
Santi Triyana
rayuan pura pura tapi bener
2021-10-18
2
Kinnong
Hay thorrr up nya di tunggu 😁😁
2021-09-20
1