Wanita pelayan itu tak bisa berhenti tersenyum malu-malu saat Dave menatapnya. Dave tahu bahwa pesonanya memang tidak terbantahkan lagi, mustahil jika ia tidak menatap lawan bicaranya ketika berbicara. Bukankah itu terlihat sedikit tidak sopan. Dave hanya berniat membelikan bunga Tulip kesukaan ibunya dan tak berniat untuk menggoda wanita itu. Tapi, senyum malu-malu wanita itu memberitahukan padanya bahwa wanita itu merasa tertarik padanya. Kalau sudah begini, Dave akan memanfaatkan hal ini untuk kesenangannya sendiri.
" Semuanya berapa? " Tanya Dave. Wanita itu kembali tersenyum sesekali ia tampak menggigit bibir bawahnya.
" Semuanya seratus delapan puluh ribu, pak " Jawab wanita itu dengan nada suara yang terdengar lembut dan manja. Dave langsung membuka dompetnya dan mengangsurkan dua lembar uang seratus ribuan pada wanita cantik itu.
" Ini kembaliannya pak " Lagi-lagi wanita itu tersenyum padanya.
" Terima kasih......" Dave menyipitkan matanya untuk menatap tulisan yang terdapat di name tag seragam kerja wanita itu.
" Bela " Lanjut Dave lalu memberikan senyuman tipis di bibirnya sebelum ia berbalik.
" Hm Pak, bolehkah saya tahu nama anda? "
" Kenapa kau ingin tahu namaku? " Dave kembali berbalik untuk menatap wanita muda itu.
" Anda...terlihat sangat tampan" Akui Bela sambil tersenyum malu.
" Aku suka pada wanita yang jujur. Namaku Dave.....Dave Abraham "
Dan semua berjalan dengan sangat cepat, Dave dan Bela sudah sepenuhnya tidak berbusana, bergulat di atas ranjang hotel dan bahkan matahari diluar masih bersinar sangat terik. Senyum malu-malu wanita itu telah luntur sejak mereka sudah berada di dalam kamar hotel. Bela bukanlah wanita pemalu, ia bahkan sangat liar dan panas ketika sudah berada di atas ranjang. Bela hanyalah seorang wanita yang juga sama dengan wanita lainnya. Murahan dan tidak ada harganya. Dave selalu merasa cepat bosan pada para wanita ini. Seperti yang jelas-jelas yang terjadi padanya sekarang. Ia mempercepat gerakannya, hingga beberapa detik kemudian Bela mengerang dan berteriak puas. Lalu setelah itu dengan cepat Dave bangkit dan membersihkan dirinya. Meninggalkan Bela yang masih terkapar di atas ranjang hotel.
" Dave, kau mau kemana? " Bela mendekatinya dengan tubuh polosnya. Dave hanya menatap datar tubuh wanita itu lalu pandangannya perlahan naik untuk menatap kedua mata wanita itu.
" Bukan pada tempatmu untuk menanyakan hal ini, Bela "
Dave sudah kembali rapi, ia bahkan sudah mengenakan jasnya kembali.
" Apa aku bisa bertemu denganmu lagi? "
" Tergantung Bela. Dan oh....aku akan membelikan apapun yang kamu inginkan. Kamu hanya perlu memberitahuku lewat pesan singkat, dan barang itu akan tiba dirumahmu"
" Ah, Daveku sayang. Kau memang yang terbaik" Bela melompat dan memeluk lengan Dave dengan begitu gembira. Dave secepat mungkin menarik lengannya lalu setelah itu keluar dari dalam kamar hotel.
Setelah melakukan hubungan intim dengan para wanita, Dave pasti akan membelikan barang-barang branded untuk para wanita itu. Dave hanya menganggap mereka semua tidak lebih dari seorang teman kencannya saja. Dave baru saja keluar dari dalam hotel, saat jemarinya baru akan membuka pintu mobil, tiba-tiba seseorang menabrak tubuhnya dengan sangat kuat.
Bugh !
" Akh ! Apa-apaan kau ini! " Bentak Dave pada orang yang memakai jaket hoodie hitam itu yang juga mengenakan masker dengan warna senada. Kepala orang itu tertutupi jaket hoodienya.
" Maaf Pak ! " Gumam orang itu sambil membungkuk. Dave memutar malas kedua matanya, sebelum orang itu benar-benar pergi Dave langsung mencekal pergelangan tangan orang itu.
Ukuran tangannya kecil sekali, dia seorang wanita
Dave yang memang sudah sangat hafal dengan proporsi tubuh seorang wanita, merasa tidak perlu untuk bertanya pada orang tersebut.
" Saya sudah meminta maaf padamu, pak. Lepaskan tangan Saya "
See ! Dia memang seorang wanita!
" Aku akan melepaskanmu nona tapi sebelum kau pergi....Kembalikan dulu dompetku " Dave tersenyum miring dengan sebelah alisnya terangkat.
Wanita itu mendongak dan kedua matanya membelalak lebar. Dave perlahan mengulurkan sebelah tangannya pada wanita itu.
" Berikan dompetku"
Dengan sebelah tangannya yang gemetar wanita itu meraba saku jaketnya dan.....
" Aww ! " Pekik Dave dengan sangat nyaring. Ia berjingkrak-jingkrak kesakitan saat merasakan tendangan kuat di tulang keringnya.
" Maafkan saya pak ! " Teriak wanita itu sebelum berlari dan meninggalkan Dave yang masih mengaduh kesakitan.
" Pencuri Sialan ! " Ujar Dave dengan menggeram marah. Dave dengan cepat bangkit lalu kemudian dengan buru-buru mengejar pencuri itu yang belum terlalu jauh dari posisinya berada.
" Jangan melihat kebelakang Davina. Kau bisa ! Kau bisa ! " Gumam Davina pada dirinya sendiri, masih dalam keadaan berlari cepat.
" Hei pencuri ! Kembalikan dompetku ! " Teriak Dave dari belakang.
" Pencuri sialan! " Umpat Dave lagi.
Davina membelokkan tubuhnya, memasuki gang-gang sempit, tidak mempedulikan orang-orang yang menatap bingung aksi kejar-kejaran mereka. Dave mempercepat langkah kakinya, ikut masuk ke dalam gang sempit dengan jalan yang berlubang-lubang.
" Pencuri keparat, kau berani mencari masalah denganku " Desis Dave dengan marah.
Mereka masih berkejar-kejaran, Davina merasa dirinya kali ini sedikit kesulitan untuk menjauh dari pria tersebut. Rupanya orang yang baru di copetnya itu, sangat ahli berlari. Meski ia sudah membawa pria itu masuk ke dalam gang-gang sempit, nyatanya pria itu masih bisa mengejarnya. Davina masuk ke dalam pasar yang di penuhi banyak orang, ia terus berlari hingga menabrak beberapa orang yang ada di depannya.
" Hei kau ini ! " Pekik beberapa orang padanya.
" Maaf, maaf " Davina terus berlari sembari meneriakkan kata maaf berulang kali.
" Kau tidak akan bisa kabur dariku, dasar pencuri ! " Gumam Dave.
Hingga akhirnya Davina berhasil menemukan tembok pembatas di antara rumah warga. Dengan cepat Davina melompat dan tepat seperti perkiraannya. Kedua tangannya pun berhasil menggapai ujung tembok tersebut. Davina langsung mengangkat tubuhnya sendiri dan baru saja ia berhasil menaikkan kaki kanannya, Dave sudah lebih dulu menangkap kaki kirinya.
" Kena kau ! " Ujar Dave dengan smirk menyeramkan.
" Lepas! " Teriak Davina. Ia sudah terjebak di atas tembok itu dengan kaki kanannya yang berayun di sebelah tembok dan kaki kirinya di pegang oleh pria yang di copetnya. Posisi duduknya otomatis mengangkangi tembok tinggi tersebut.
" Kembalikan dompetku sialan! " Pekik Dave sambil berusaha menarik kaki kiri Davina.
" Tidak mau ! " Tolak Davina sambil berusaha menendang tangan Dave dari kaki kirinya.
" Pencuri rendahan! Turun sekarang atau jika tidak aku akan menghajarmu, tidak peduli meski kau seorang wanita. " Ancam Dave.
" Kau kira kau bisa menangkapku hah ! " Davina menendang semakin kuat.
" Dasar pencuri tidak tahu diri ! "
" Lepas ! lepas ! " Teriak Davina. Dave makin menarik kaki kirinya.
" Aku bilang kembalikan dompetku ! Kau boleh mengambil uangnya tapi kembalikan dompetku. Aku malas untuk mengurus surat-surat penting di dalamnya ! " Teriak Dave dengan kuat.
" Aaaaaakh! " Davina jatuh ke sebelah kanan tembok itu dan Dave hanya bisa mendapatkan sepatu ket wanita itu.
" Sialan ! " Umpat Dave lalu melempar sepatu putih itu dengan kesal. Ia bergegas melompat untuk menggapai tembok tinggi itu dan berhasil namun ketika kepalanya baru melewati tembok tinggi itu, Dave bisa melihat wanita berhoodie hitam itu sudah berlari dengan satu sepatunya.
" Kau tidak bisa pergi begitu saja, pencuri. Aku ak...."
Dave tidak bisa menyelesaikan ucapannya karena tubuhnya sudah lebih dulu di tarik oleh seseorang.
" Hei kau! Mau apa kau memanjat tembok itu ! " Teriak seseorang yang langsung menarik kerah jas Dave yang membuat tubuh pria itu jatuh terduduk ke tanah.
" Kau mau mencuri ya " Ujar Pria yang menariknya dengan berang. Dave bangkit dengan wajah yang memerah kesal.
" Gara-gara kau, aku kehilangan pencuri itu akh !! " Teriak Dave dengan frustasi karena telah gagal menangkap pencuri dompetnya.
" Bukannya kau yang ingin mencuri. Jangan banyak alasan " Ujar pria itu tidak mau kalah.
" Kau akan tahu siapa aku jika kau melihat siaran televisi nanti malam. " Dave mendorong kasar tubuh pria itu lalu kemudian pergi. Ia sempat berhenti dan melirik pada sepatu putih itu dengan pikiran yang berkecamuk. Dave lalu memutuskan untuk mengambil sepatu putih tersebut dan membawanya.
" Ini bukanlah kisah cinderela yang kehilangan sepatu kacanya lalu pangeran tampan datang dan mengembalikannya. Tapi ini adalah kisah dimana pencuri kehilangan sebelah sepatunya lalu aku sendiri yang akan datang untuk mengembalikannya pada si pencuri itu.....sekaligus menjebloskannya ke dalam penjara " Gumam Dave sambil berlalu pergi dengan membawa sepatu putih milik Davina.
To be continued....
Happy reading, love you guys😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Nur Sanah
cinderela 🤣sepatu cat devina diambil .kayax nya awal pertemuan ya thor
2022-12-27
0
❄️ sin rui ❄️
novel berkelas mah beda ya alur nya juga 🥰🥰🥰 baru bab berapa ini tapi dah seruuu
2022-02-05
0
Kenzi Kenzi
berawal dri sepatu
2022-01-10
0