Dengan senyum mengembang, Davina melangkah sambil menenteng kantong plastik berisi kopi pesanan Dave dari kedai di sebelah kantor pria itu. Tadi Akmal baru saja menelponnya dan memberitahukannya bahwa ada banyak makanan enak yang tiba di rumah. Suara adik-adiknya yang lain terdengar begitu gembira. Davina merasa senang sekali, meski Dave selalu berkata kasar tapi ternyata Dave masih memiliki hati yang baik.
" Rupanya, dia cukup baik. Aku kira dia hanya bisa membentak dan mengeluarkan kata-kata kasar saja " Gumam Davina. Ia membawa kopi pesanan pria itu sambil bersenandung kecil. Davina memasuki lift lalu kemudian menekan nomor tertinggi, tempat dimana ruangan pria itu berada.
Saat tiba di lantai atas, dengan senyum bahagia Davina mendorong cepat pintu kayu jati itu dengan kuat. Membuat pintu itu langsung terbuka lebar dan berikutnya pekikan histeris membelah ruangan tersebut.
" Maaaaaak ! " Jerit Davina sambil melangkah keluar ruangan.
" Sial ! " Umpat Dave sambil mendorong Alexa dari atas pangkuannya. Wanita itu langsung jatuh ke lantai dengan cukup keras. Alexa meringis kesakitan sambil membenarkan roknya yang sudah tersingkap hingga ke pinggang. Dave dengan segera bangkit, membenarkan celana kerjanya lalu mengejar Davina.
" Pak ! " Teriak Alexa. Dave tidak peduli, pria itu sudah melangkah cepat ke luar ruangan, mengejar Davina.
Davina mengusap kasar wajahnya, menggumamkan kata-kata yang bisa menghilangkan keburukan pada kedua matanya.
" Hilangkan keburukan dari kedua mataku, Tuhan. Hilangkan! Aaaaa! Mataku sudah ternoda ! "
" Hilang ! Hilang ! Kenapa aku harus melihatnya, aku masih dua puluh tahun aaaaa!! " Pekik Davina yang sudah lebih dulu masuk ke dalam lift. Gadis itu terus saja menggosok-gosok wajahnya.
Dave menarik cepat lengan Davina membuat tubuh Davina langsung tersentak ke belakang.
" Kau mau kemana hah?! " Bentak Dave.
" Pak ! Pak ! Maafkan saya! Saya tidak sengaja pak ! " Davina masih memejamkan kedua matanya dengan erat. Ia tidak ingin membuka kedua matanya, karena jika ia melakukannya. Davina akan langsung melihat ekspresi wajah penuh kenikmatan dari pria itu. Penampakan itu masih terbayang bayang ketika ia menatap wajah Dave. Makanya Davina lebih memilih menutup matanya, agar bayangan kotor itu menghilang dalam kegelapan.
" Kenapa kau menutup matamu? Buka ! " Perintah Dave. Pria itu menarik pinggangnya dengan kuat, hingga tubuhnya menabrak tubuh pria itu.
" Oh Tuhan ! Pak lepaskan saya ! " Davina sibuk mendorong tubuh Dave menjauh. Kedua matanya masih terpejam erat.
" Kau berani sekali membangkangku Davina ! "
" Apa? mengangkang??......Oh Sial ! Apa yang sudah saya katakan ?! " Teriak Davina dengan histeris. Otaknya sudah terkontaminasi, mulutnya bahkan mengatakan hal yang menjijikkan, Davina semakin panik. Dengan membabi buta ia mendorong tubuh Dave agar menjauh.
" Kau benar-benar...." Geram Dave. Tangannya yang tadi berada di pinggang Davina sudah terlepas karena gadis itu terus saja memberontak.
" Jangan mendekat pak ! " Teriak Davina. Ia masih memejamkan kedua matanya dengan erat.
" Kemari Davina ! " Perintah Dave dengan menggeram marah. Davina malah berbalik cepat lalu buru-buru melangkah dengan kedua matanya yang masih terpejam.
Bugh !
" Aww ! " Pekik Davina lalu segera membuka kedua matanya. Ternyata keningnya menabrak tubuh seseorang.
" Maaf bu ! " Davina menunduk berkali-kali.
" Kau tidak apa-apa nak? " Tanya wanita itu. Davina menatap sejenak orang yang di tabraknya. Penampilannya luar biasa nyentrik namun berkelas. Seorang wanita yang mungkin sebaya dengan ibu tirinya memakai heels berwarna merah persis seperti warna rambut di kepala wanita itu. Dengan dress kuning sebetisnya yang bermotif bunga matahari.
" Kau tidak apa-apa nak? " Kembali wanita itu mengulangi pertanyaannya. Davina tersentak dan langsung menatap wajah wanita itu.
" Aku tidak apa-apa " Sahut Davina.
" Ah, syukurlah. Aku sampai mengira kau akan pingsan. Kenapa kau lari dengan menutup kedua matamu hm ? " Tanya wanita itu. Davina baru akan menjawab namun suara Dave sudah lebih dulu terdengar.
" Bu, kenapa kau tiba-tiba datang kemari ?! "
Jadi, wanita ini ibunya !!
Pekik Davina dalam hati. Suara langkah kaki Dave berhasil membuat sebelah kaki Davina langsung berjengkit kaget. Sedetik kemudian, Davina sudah berlari melewati tubuh ibu Dave.
" Hei kau mau kemana?! " Panggil ibu Dave
" Maaf bu, saya harus mencuci mata saya ! " Pekik Davina yang sudah berlari menjauhi mereka. Dave ingin mengejar Davina, tapi ia menahan diri untuk tidak melakukannya karena ada ibunya saat ini. Jadilah Dave hanya bisa menggeram dalam hati.
" Ya Tuhan, kenapa dia ketakutan begitu? " Gumam ibu Dave.
" Biarkan saja dia bu " Dave sudah berdiri di depan ibunya.
" Kasihan sekali dia nak. Ia tampak ketakutan sekali"
" Kenapa ibu tiba-tiba datang kemari ? " Tanya Dave dengan suara yang datar. Ia mengabaikan ucapan ibunya.
" Kau terlihat tidak senang nak? " Ibu Dave tersenyum geli.
" Memang " Sahut Dave. Sambil terkekeh wanita setengah baya itu menepuk pelan pundak putranya.
" Kau memang anak durjana ya "
" Bu "
" Aku ingin mengajakmu berbelanja hari ini, son "
" Berbelanja? " Dave menaikkan sebelah alisnya.
" Iya, ibu ingin membeli dress favorit ibu yang baru di rilis hari ini "
" Aku sibuk bu. Kenapa ibu tidak mengajak ayah saja untuk pergi bersamamu "
" Dia sibuk nak. Ayahmu sedang menandatangani kontrak dengan para pebisnis lainnya. Kontrak bisnis bernilai ratusan triliun " Jelas ibu Dave.
" Aku juga sibuk bu "
" Hahahaha! Kau ingin membohongi ibumu ini, nak" Wanita tua itu menarik kerah baju putranya lalu sedikit membukanya. Senyum miring terulas dari bibir merahnya yang di polesi lipstik mahal. Bekas kecupan dari bibir seorang wanita menempel di leher putranya.
" Ada apa bu? " Dave mencoba menghindar dari tangan ibunya. Namun Dave kalah cepat.
" Kau sibuk memasukkan tubuhmu pada tubuh para wanita murahan itu kan, nak " Ucap ibu Dave tanpa perlu repot-repot harus memfilter ucapannya.
" Bu ! " Protes Dave dengan kesal.
" Dasar anak bejat. Sekarang, cepat bersihkan bekas lipstik di lehermu itu ! " Perintah Ibu Dave sambil memukul kepala Dave
" Bu...."
" Kau akan menemaniku berbelanja hari ini. Sekarang pergi dan bersihkan dirimu, son ! " Potong Ibu Dave sambil mendorong kasar tubuh putranya. Dave akhirnya kalah telak dengan kekuasaan ibunya.
Davina berdiri di depan cermin sambil menguleskan salep dingin di keningnya. Ia mendapatkan salep itu dari satpam yang berjaga di pintu depan.
" Kau kenapa, Davina ? " Tanya satpam pria itu. Davina sudah berkenalan dengan satpam yang pertama kali ia temui saat ia berangkat kerja subuh-subuh.
" Aku menabrak seseorang tadi, pak" Gumam Davina sambil masih mengoleskan salep di keningnya. Mereka berdua sudah menghilangkan formalitas yang ada. Mereka berbicara selayaknya teman akrab.
" Memangnya kemana matamu, Davina? " Tanya satpam itu sambil terkekeh geli.
" Sudah terkontaminasi pak " Sahut Davina.
" Terkontaminasi? Kau sedang bilang apa? "
" Iya pak terkontaminasi limbah beracun....sangat beracun "
" Hai nak ! Kita ketemu lagi ! " Ibu Dave melambai dari dalam mobil. Membuat Davina yang masih mengolesi salep di keningnya menghentikan aktivitasnya begitu saja. Membelalak lebar pada pemandangan di depannya saat ini. Ibu Dave sedang melambai dari dalam mobil pria itu. Mobil itu sudah berhenti tepat di samping mereka. Satpam segera membungkuk hormat, sedangkan Davina sudah akan melompat pergi menghindari pemilik mobil tersebut.
" Kau mau ikut denganku ? " Tawar ibu Dave pada Davina.
" Tidak bu ! " Pekik Davina dengan panik.
" Santai nak" Ujar ibu Dave sambil terkekeh geli.
" Siapa namamu nak ? " Tanya ibu Dave lagi.
" Namanya Davina bu. Kau jadi berbelanja atau tidak, bu? " Ujar Dave dari sampingnya.
" Aku bertanya padanya, kenapa kau yang harus menjawabnya " Protes ibu Dave sambil menepuk lengan putranya.
" Senang bisa berkenalan denganmu, Davina. Lain kali jangan menutup matamu ketika sedang berlari, itu berbahaya untukmu " Ibu Dave tertawa lepas. Davina langsung menunduk malu.
" Kalau begitu aku pergi dulu, Davina ! " Teriak ibu Dave karena Dave sudah lebih dulu menekan pedal gas dengan kuat membuat mobil sport itu langsung melesat cepat meninggalkan raungan khas mobil mewah.
Davina hanya bisa menatap dari jauh mobil mewah itu melaju dengan cepat di jalanan yang padat.
Dave benar-benar sudah tidak waras. Bisa-bisanya dia bercinta di dalam ruang kerjanya. Oh Tuhan ! Aku ingin semua ini segera berakhir.
To be continued....
Happy reading, love you guys😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Lin Frie
🤣🤣🤣🤣🤣
2021-10-25
1
Mujiningsih
Dave tidak waras dant tugasmu Davina buat Dave kembali waras😂😂
2021-10-25
3
Santi Triyana
membangkang Davinaaaa bukan mengangkang 🤣🤣🤣 astaga ngakak so hard...
2021-10-18
1