Chapter 15

Dengan senyum mengembang, Davina melangkah sambil menenteng kantong plastik berisi kopi pesanan Dave dari kedai di sebelah kantor pria itu. Tadi Akmal baru saja menelponnya dan memberitahukannya bahwa ada banyak makanan enak yang tiba di rumah. Suara adik-adiknya yang lain terdengar begitu gembira. Davina merasa senang sekali, meski Dave selalu berkata kasar tapi ternyata Dave masih memiliki hati yang baik.

" Rupanya, dia cukup baik. Aku kira dia hanya bisa membentak dan mengeluarkan kata-kata kasar saja " Gumam Davina. Ia membawa kopi pesanan pria itu sambil bersenandung kecil. Davina memasuki lift lalu kemudian menekan nomor tertinggi, tempat dimana ruangan pria itu berada.

Saat tiba di lantai atas, dengan senyum bahagia Davina mendorong cepat pintu kayu jati itu dengan kuat. Membuat pintu itu langsung terbuka lebar dan berikutnya pekikan histeris membelah ruangan tersebut.

" Maaaaaak ! " Jerit Davina sambil melangkah keluar ruangan.

" Sial ! " Umpat Dave sambil mendorong Alexa dari atas pangkuannya. Wanita itu langsung jatuh ke lantai dengan cukup keras. Alexa meringis kesakitan sambil membenarkan roknya yang sudah tersingkap hingga ke pinggang. Dave dengan segera bangkit, membenarkan celana kerjanya lalu mengejar Davina.

" Pak ! " Teriak Alexa. Dave tidak peduli, pria itu sudah melangkah cepat ke luar ruangan, mengejar Davina.

Davina mengusap kasar wajahnya, menggumamkan kata-kata yang bisa menghilangkan keburukan pada kedua matanya.

" Hilangkan keburukan dari kedua mataku, Tuhan. Hilangkan! Aaaaa! Mataku sudah ternoda ! "

" Hilang ! Hilang ! Kenapa aku harus melihatnya, aku masih dua puluh tahun aaaaa!! " Pekik Davina yang sudah lebih dulu masuk ke dalam lift. Gadis itu terus saja menggosok-gosok wajahnya.

Dave menarik cepat lengan Davina membuat tubuh Davina langsung tersentak ke belakang.

" Kau mau kemana hah?! " Bentak Dave.

" Pak ! Pak ! Maafkan saya! Saya tidak sengaja pak ! " Davina masih memejamkan kedua matanya dengan erat. Ia tidak ingin membuka kedua matanya, karena jika ia melakukannya. Davina akan langsung melihat ekspresi wajah penuh kenikmatan dari pria itu. Penampakan itu masih terbayang bayang ketika ia menatap wajah Dave. Makanya Davina lebih memilih menutup matanya, agar bayangan kotor itu menghilang dalam kegelapan.

" Kenapa kau menutup matamu? Buka ! " Perintah Dave. Pria itu menarik pinggangnya dengan kuat, hingga tubuhnya menabrak tubuh pria itu.

" Oh Tuhan ! Pak lepaskan saya ! " Davina sibuk mendorong tubuh Dave menjauh. Kedua matanya masih terpejam erat.

" Kau berani sekali membangkangku Davina ! "

" Apa? mengangkang??......Oh Sial ! Apa yang sudah saya katakan ?! " Teriak Davina dengan histeris. Otaknya sudah terkontaminasi, mulutnya bahkan mengatakan hal yang menjijikkan, Davina semakin panik. Dengan membabi buta ia mendorong tubuh Dave agar menjauh.

" Kau benar-benar...." Geram Dave. Tangannya yang tadi berada di pinggang Davina sudah terlepas karena gadis itu terus saja memberontak.

" Jangan mendekat pak ! " Teriak Davina. Ia masih memejamkan kedua matanya dengan erat.

" Kemari Davina ! " Perintah Dave dengan menggeram marah. Davina malah berbalik cepat lalu buru-buru melangkah dengan kedua matanya yang masih terpejam.

Bugh !

" Aww ! " Pekik Davina lalu segera membuka kedua matanya. Ternyata keningnya menabrak tubuh seseorang.

" Maaf bu ! " Davina menunduk berkali-kali.

" Kau tidak apa-apa nak? " Tanya wanita itu. Davina menatap sejenak orang yang di tabraknya. Penampilannya luar biasa nyentrik namun berkelas. Seorang wanita yang mungkin sebaya dengan ibu tirinya memakai heels berwarna merah persis seperti warna rambut di kepala wanita itu. Dengan dress kuning sebetisnya yang bermotif bunga matahari.

" Kau tidak apa-apa nak? " Kembali wanita itu mengulangi pertanyaannya. Davina tersentak dan langsung menatap wajah wanita itu.

" Aku tidak apa-apa " Sahut Davina.

" Ah, syukurlah. Aku sampai mengira kau akan pingsan. Kenapa kau lari dengan menutup kedua matamu hm ? " Tanya wanita itu. Davina baru akan menjawab namun suara Dave sudah lebih dulu terdengar.

" Bu, kenapa kau tiba-tiba datang kemari ?! "

Jadi, wanita ini ibunya !!

Pekik Davina dalam hati. Suara langkah kaki Dave berhasil membuat sebelah kaki Davina langsung berjengkit kaget. Sedetik kemudian, Davina sudah berlari melewati tubuh ibu Dave.

" Hei kau mau kemana?! " Panggil ibu Dave

" Maaf bu, saya harus mencuci mata saya ! " Pekik Davina yang sudah berlari menjauhi mereka. Dave ingin mengejar Davina, tapi ia menahan diri untuk tidak melakukannya karena ada ibunya saat ini. Jadilah Dave hanya bisa menggeram dalam hati.

" Ya Tuhan, kenapa dia ketakutan begitu? " Gumam ibu Dave.

" Biarkan saja dia bu " Dave sudah berdiri di depan ibunya.

" Kasihan sekali dia nak. Ia tampak ketakutan sekali"

" Kenapa ibu tiba-tiba datang kemari ? " Tanya Dave dengan suara yang datar. Ia mengabaikan ucapan ibunya.

" Kau terlihat tidak senang nak? " Ibu Dave tersenyum geli.

" Memang " Sahut Dave. Sambil terkekeh wanita setengah baya itu menepuk pelan pundak putranya.

" Kau memang anak durjana ya "

" Bu "

" Aku ingin mengajakmu berbelanja hari ini, son "

" Berbelanja? " Dave menaikkan sebelah alisnya.

" Iya, ibu ingin membeli dress favorit ibu yang baru di rilis hari ini "

" Aku sibuk bu. Kenapa ibu tidak mengajak ayah saja untuk pergi bersamamu "

" Dia sibuk nak. Ayahmu sedang menandatangani kontrak dengan para pebisnis lainnya. Kontrak bisnis bernilai ratusan triliun " Jelas ibu Dave.

" Aku juga sibuk bu "

" Hahahaha! Kau ingin membohongi ibumu ini, nak" Wanita tua itu menarik kerah baju putranya lalu sedikit membukanya. Senyum miring terulas dari bibir merahnya yang di polesi lipstik mahal. Bekas kecupan dari bibir seorang wanita menempel di leher putranya.

" Ada apa bu? " Dave mencoba menghindar dari tangan ibunya. Namun Dave kalah cepat.

" Kau sibuk memasukkan tubuhmu pada tubuh para wanita murahan itu kan, nak " Ucap ibu Dave tanpa perlu repot-repot harus memfilter ucapannya.

" Bu ! " Protes Dave dengan kesal.

" Dasar anak bejat. Sekarang, cepat bersihkan bekas lipstik di lehermu itu ! " Perintah Ibu Dave sambil memukul kepala Dave

" Bu...."

" Kau akan menemaniku berbelanja hari ini. Sekarang pergi dan bersihkan dirimu, son ! " Potong Ibu Dave sambil mendorong kasar tubuh putranya. Dave akhirnya kalah telak dengan kekuasaan ibunya.

Davina berdiri di depan cermin sambil menguleskan salep dingin di keningnya. Ia mendapatkan salep itu dari satpam yang berjaga di pintu depan.

" Kau kenapa, Davina ? " Tanya satpam pria itu. Davina sudah berkenalan dengan satpam yang pertama kali ia temui saat ia berangkat kerja subuh-subuh.

" Aku menabrak seseorang tadi, pak" Gumam Davina sambil masih mengoleskan salep di keningnya. Mereka berdua sudah menghilangkan formalitas yang ada. Mereka berbicara selayaknya teman akrab.

" Memangnya kemana matamu, Davina? " Tanya satpam itu sambil terkekeh geli.

" Sudah terkontaminasi pak " Sahut Davina.

" Terkontaminasi? Kau sedang bilang apa? "

" Iya pak terkontaminasi limbah beracun....sangat beracun "

" Hai nak ! Kita ketemu lagi ! " Ibu Dave melambai dari dalam mobil. Membuat Davina yang masih mengolesi salep di keningnya menghentikan aktivitasnya begitu saja. Membelalak lebar pada pemandangan di depannya saat ini. Ibu Dave sedang melambai dari dalam mobil pria itu. Mobil itu sudah berhenti tepat di samping mereka. Satpam segera membungkuk hormat, sedangkan Davina sudah akan melompat pergi menghindari pemilik mobil tersebut.

" Kau mau ikut denganku ? " Tawar ibu Dave pada Davina.

" Tidak bu ! " Pekik Davina dengan panik.

" Santai nak" Ujar ibu Dave sambil terkekeh geli.

" Siapa namamu nak ? " Tanya ibu Dave lagi.

" Namanya Davina bu. Kau jadi berbelanja atau tidak, bu? " Ujar Dave dari sampingnya.

" Aku bertanya padanya, kenapa kau yang harus menjawabnya " Protes ibu Dave sambil menepuk lengan putranya.

" Senang bisa berkenalan denganmu, Davina. Lain kali jangan menutup matamu ketika sedang berlari, itu berbahaya untukmu " Ibu Dave tertawa lepas. Davina langsung menunduk malu.

" Kalau begitu aku pergi dulu, Davina ! " Teriak ibu Dave karena Dave sudah lebih dulu menekan pedal gas dengan kuat membuat mobil sport itu langsung melesat cepat meninggalkan raungan khas mobil mewah.

Davina hanya bisa menatap dari jauh mobil mewah itu melaju dengan cepat di jalanan yang padat.

Dave benar-benar sudah tidak waras. Bisa-bisanya dia bercinta di dalam ruang kerjanya. Oh Tuhan ! Aku ingin semua ini segera berakhir.

To be continued....

Happy reading, love you guys😘

Terpopuler

Comments

Lin Frie

Lin Frie

🤣🤣🤣🤣🤣

2021-10-25

1

Mujiningsih

Mujiningsih

Dave tidak waras dant tugasmu Davina buat Dave kembali waras😂😂

2021-10-25

3

Santi Triyana

Santi Triyana

membangkang Davinaaaa bukan mengangkang 🤣🤣🤣 astaga ngakak so hard...

2021-10-18

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Bonus Chapter 1
102 Bonus Chapter 2
103 Bonus Chapter 3
104 Bonus Chapter 4
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Bonus Chapter 1
102
Bonus Chapter 2
103
Bonus Chapter 3
104
Bonus Chapter 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!