Chapter 10

Davina hampir jatuh tersandung karena karpet yang di hamparkan di dalam ruang kerja pria itu. Dalam hati Davina memaki kesal, mengutuk orang yang telah menghamparkan karpet di dalam ruangan besar ini.

" Kau sedang apa disitu? Apa mungkin kau sedang memikirkan bagaimana caranya mencuri karpet mahal itu ? Ujar Dave yang sudah duduk dikursinya.

" Sepertinya itu ide yang bagus pak " Davina mengangkat wajahnya untuk menatap Dave.

" Davina Arista ! " Bentak Dave dengan wajah memerah padam. Gadis itu memang pandai membuatnya darah tinggi. Baru sehari mereka bersama dan ia sudah menggunakan urat lehernya dengan maksimal pagi ini.

" Hihihi, maaf pak. Saya hanya bercanda"

" Kau kira aku anak kecil yang suka di ajak bercanda? " Desis Dave.

" Saya hanya mencoba mencairkan suasana diantara kita pak " Seloroh Davina. Dave menggeram tertahan, ia bangkit berdiri, mendorong kursinya ke belakang dengan sedikit kuat. Pria itu berjalan ke depan meja kerjanya, lalu menyandarkan punggungnya disana. Sambil bersidekap pria itu berujar pelan.

" Kau kuberi tugas untuk mengepel lantai di ruanganku sekarang juga tapi ingat, jangan memakai pel dorong. Kau harus memakai kedua tanganmu untuk mengepel"

" Kenapa pak bukan....." Davina ingin protes tapi ia tidak sempat menyelesaikan kata-katanya.

" Aku belum selesai " Potong Dave. Davina melipat bibirnya dalam-dalam.

" Setelah selesai, kau harus mengelap setiap lift di perusahaan ini lalu......jika aku menelpon kau harus segera meninggalkan pekerjaanmu dan segera datang menemuiku. Kau......mengerti? " Dave tersenyum sinis

Sambil menarik nafas, Davina menatap kedua mata hazel itu. " Baik pak, saya mengerti "

Davina hendak keluar untuk mencari kain pel, sebelum suara Dave berujar kembali.

" Jangan pernah berani mencuri di kantor ini, miss Davina "

Sial ! Dia selalu saja mengungkit-ngungkitnya.

Davina berlalu pergi, segera mencari kain pel ke ruangan para office boy dan girl.

" Permisi, apa aku boleh masuk? "

Semua pasang mata memandangi nya. Davina berdiri kikuk sambil mengusahakan senyum ramahnya.

" Kau budak itu " Salah seorang wanita yang lebih muda darinya berujar.

" Oh iya, budak pak Abraham" Salah satu wanita gemuk ikut bergabung.

" Hahaha budak kan. Bahkan posisinya lebih rendah dari kita. Berarti kau tidak dapat gaji kan? "

Davina sedikit mengangguk.

Ternyata gosip cepat menyebar di kantor ini

" Lalu, kau datang kemari ingin apa? "

" Aku ingin meminjam kain pel" Jawab Davina.

" Kain pel. Apa pak Abraham yang menyuruhmu? "

" Iya. Aku disuruh mengepel ruangannya dengan kain pel bukan pel dorong "

" Kasihan sekali " Ejek wanita yang lebih muda.

" Iya, tapi begitulah seorang budak di perlakukan" Sambung wanita gemuk. Lalu mereka sama-sama tertawa.

Davina memutar malas kedua bola matanya. Ia sudah muak mendengar ejekan dari para wanita-wanita itu. Lalu tanpa permisi lagi, Davina langsung masuk melewati ketiga wanita itu tanpa rasa sungkan lagi.

" Hei beraninya kau masuk begitu saja"

" Memangnya kenapa? " Davina sibuk membuka satu persatu lemari.

" Kau harusnya tidak mendahului kami seperti itu"

" Lalu aku harus apa? menunggu sampai kalian selesai mengejekku " Davina tersenyum senang saat menemukan apa yang ia cari. Baru ia akan berbalik pergi tiba-tiba sentakan keras membuat kepalanya terdongak ke belakang. Rambutnya di cengkram dengan kuat hingga rasanya hampir rontok semua.

" Berani sekali kau melawan kami ya " Desis wanita gemuk yang kini sedang menarik rambut panjang Davina.

" Ayo Sima hajar dia! " Sorak kedua wanita itu dengan suara yang nyaring.

Si gemuk ini memang mencari masalah denganku. Baiklah aku akan meladeninya sampai selesai.

" Akh! " Pekik wanita gemuk itu tiba-tiba sambil memundurkan tubuhnya menjauhi Davina. Dengan tersenyum puas, Davina menatap wanita gemuk yang mengaduh kesakitan di depannya. Ia baru saja menginjak kuat kaki wanita itu.

" Dia menginjak kakiku "

" Beraninya dia " Mereka berdua hendak melangkah maju.

" Kalian ingin membuat keributan disini? Aku tidak keberatan untuk meladeni kalian bertiga. Kalian kira aku tidak bisa berkelahi? " Ujar Davina. Ia membenarkan ikat rambutnya yang berantakan karena ulah si gemuk tadi. Davina juga mulai sibuk memasang kuda-kuda.

" Kau....."

" Majulah, aku tidak takut pada kalian berdua" Tantang Davina. Seketika itu juga, kedua wanita itu langsung menghentikan aksinya.

" Kau....keluar dari sini! " Teriaknya pada Davina. Davina tahu bahwa kedua wanita itu pasti takut mendengar ancamannya. Padahal jika mereka benar-benar mengeroyoknya, ia tidak mungkin bisa melawan ketiganya.

" Jadi, kalian tidak jadi mengajakku berkelahi? " Davina tersenyum sinis pada mereka bertiga.

" Kau...."

" Itu pilihan yang tepat. Jika tadi kita berkelahi disini, kalian bertiga mungkin akan mendapat masalah dari Pak Abraham. Hal terburuk yang bisa dia lakukan adalah memecat kalian. Kurasa kalian tidak akan mau kehilangan pekerjaan kalian. "

Ketiga wanita itu masih diam mematung di depannya.

" Aku pergi kalau begitu. Semoga lain kali, kita bisa mengobrol dengan baik " Ujar Davina lalu pergi meninggalkan ketiga wanita itu.

Sambil menggerutu kesal, Davina masuk ke dalam ruangan pria itu dengan membawa satu ember berisi air dan kain pel.

" Kau benar-benar tidak beretika sama sekali" Gumam Dave dari atas kursi. Davina yang sudah berjongkok dilantai dan siap mengepel kembali mengangkat wajahnya.

" Apa saya melakukan kesalahan pak? "

" Mana sopan santunmu Davina. Kau masuk begitu saja tanpa mengetuk, tanpa permisi seolah-olah ruangan ini adalah milikmu "

Davina mendesah malas. Ia kemudian berdiri dan tanpa banyak bicara keluar lagi sambil membawa ember miliknya.

" Permisi pak, apa boleh saya masuk? " Davina sudah kembali berdiri di depan pintu. Dave menggeram marah. Davina selalu berhasil membuatnya kalah seperti ini. Wanita itu bukannya minta maaf, dia malah kembali mengulangi bagaimana seharusnya dia bersikap sebelum masuk ke dalam ruangannya. Dave benar-benar kesusahan untuk berurusan dengan gadis itu.

" Masuk !!! " Teriak Dave dari dalam.

" Bolehkan saya mulai mengepel pak? "

" Pel saja ! Jangan bertanya padaku ! " Bentak Dave tidak suka. Davina segera meletakkan embernya lalu mulai berjongkok dilantai.

Davina memerah kain pel itu lalu mulai mengusapnya di lantai keramik. Dave melirik sekilas pada tubuh kecil yang sedang sibuk berjongkok mengepel kesana kemari.

Dia tidak mengeluh? Apa dia tidak merasa tersiksa melakukan hal itu? Benar-benar sangat tangguh. Dia bahkan tidak menggerutu sama sekali, Dave

" Pel yang bersih "

" Baik pak, akan saya lakukan semua perintah anda" Sahut Davina dari bawah.

Kau tidak mau hanya menonton dia saja bukan. Tujuanmu adalah membuatnya tersiksa, Dave

Dengan tiba-tiba Dave bangkit dari kursinya lalu berjalan melewati lantai yang baru saja di pel oleh gadis itu. Bekas sepatu pria itu membuat lantai keramik itu kembali menjadi kotor.

" Ah, cuaca cerah sekali hari ini " Gumam Dave sembari berjalan ke arah jendela kaca, menatap hamparan bangunan bangunan di bawah gedung kantornya.

Kampret sekali pria ini ! Dia pasti sengaja ingin menyiksaku.

Gerutu Davina dalam hatinya. Namun, ia tetap mengelap seluruh bekas-bekas sepatu pria itu dengan cepat.

" Kau suka dengan cuaca hari ini Davina? " Tanya Dave sambil berjalan mendekati Davina yang masih sibuk berjongkok mengepel di bawah kakinya.

" Suka sekali pak" Davina menjawab asal-asalan. Dengan tersenyum senang, Dave kembali melangkah ke bagian yang baru saja di pel oleh Davina. Pria itu berjalan mondar-mandir disana sambil bersidekap.

" Kenapa kau mencuri dompetku? " Tanya Dave.

" Saya memerlukan uang anda saat itu pak. Benar-benar sangat memerlukannya, hingga saya terpaksa mencopet anda " Akui Davina dengan jujur.

" Kau tidak malu? "

" Saya malu, tapi mau bagaimana lagi saya tidak punya uang sedikitpun " Davina mengepel bekas-bekas sepatu pria itu. Dave kemudian melangkah ke arah lain. Davina menggertakkan gigi-giginya dengan geram.

" Memangnya kau perlu uang untuk apa Davina? "

" Untuk bertahan hidup pak"

" Tapi kan, kau masih bisa bekerja. Kenapa kau harus memilih untuk mencopetku ? "

" Saya perlu uang cepat. Saya sempat bekerja, tapi saya di pecat. Dunia memang selalu membuat orang miskin seperti saya jadi bahan mainan orang kaya seperti anda" Terang Davina sambil melemparkan kain pel di lantai.

" Apa yang kau lakukan?! " Bentak Dave saat melihat aksi gadis itu.

" Pak, bisakah anda tidak berjalan kesana kemari ? " Desis Davina sambil menahan amarah di dalam dadanya.

" Kau sedang memerintahku? " Dave melangkah maju hingga jarak yang tercipta diantara mereka lumayan dekat.

" Saya hanya sedang meminta pak "

" Kau pikir, kau layak meminta padaku "

Sambil menarik nafas panjang, Davina kembali berjongkok di lantai " Tidak " Jawabnya dengan singkat. Setelah itu dengan membabi buta Davina mengepel sepatu Dave hingga membuat pria itu berjingkat kaget karena serangan tiba-tiba itu.

" Jangan membasahi sepatuku dengan kain pel itu ! " Teriak Dave sambil berusaha menghindar. Davina mengejarnya dari bawah.

" Saya sedang mengepel pak, semua yang ada di depan saya harus saya bersihkan termasuk sepatu bapak "

" Berhenti ! " Teriak Dave sambil melarikan kedua kakinya menjauh dari Davina. Gadis itu sengaja menulikan telinganya. Ia tetap saja mengejar pria itu lalu mengepel kedua kaki Dave.

" Davina.....Berhenti !! "Teriak Dave

" Saya sedang mengepel pak! " Davina mengejar kemanapun kedua kaki pria itu melangkah.

" Davina !! Itu kotor !! " Teriak Dave

To be continued....

Happy reading, love you guys😘

Terpopuler

Comments

Chandra Dollores

Chandra Dollores

wkwkwkwkwkwkek Davina gila.. sekalian telanjangi aja si Dave lalu pel tubuhnya sekalian

2023-02-02

0

Nur Annisa Syam

Nur Annisa Syam

hahaha

2022-12-26

0

❄️ sin rui ❄️

❄️ sin rui ❄️

nemu novel yg karakter cewe nya strong gini tuh susah, soal nya kebanyakan cerita karakter cewe nya lembekk semua kaya dodol

2022-02-05

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Bonus Chapter 1
102 Bonus Chapter 2
103 Bonus Chapter 3
104 Bonus Chapter 4
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Bonus Chapter 1
102
Bonus Chapter 2
103
Bonus Chapter 3
104
Bonus Chapter 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!