"Swarps... " Anma kembali muncul di depan penginapan yang di jalankan oleh Brotus.
" Hem... Kekuatan yang setara dengan dewa yah... ? Sepertinya aku pernah mendengar hal yang sama. Tapi... kapan dan dimana? " Anma memikirkan perkataan Shofia yang mengganjal di pikirannya.
" Tapi.... ya, tak apa lah... dengan tambahan kekuatan ini... aku harap kekuatan ini akan berguna untuk melindungi Flora dan para demi human lainnya. " Gumamnya sembari mengetuk pintu dari penginapan itu.
" Ah... Tuan Anma... Mari... Silahkan masuk... " Salah seorang pelayanan wanita lain menyambut Anma dari depan pintu masuk.
Pelayanan yang menyambutnya memiliki warna rambut merah keputihan dengan bentuk tubuh yang lumayan.
" Tuan..... Tunggulah di sini sebentar... Saya akan memanggilkan Tuan Brotus segera " Pelayanan tadi mempersilahkan Anma untuk duduk di ruang utama penginapan itu.
" Wah... Aku belum pernah melihat dia sebelumnya... Apa mungkin dia adalah orang baru... " Gumam Anma sambil melihat pelayan itu pergi dari hadapannya.
Tidak lama setelah pelayan itu pergi, Brotus datang menghampiri Anma dengan wajah pucat nya.
" Ya ampun Brotus, apakah kamu tidak apa? " Tanya Anma khawatir.
" Iya... Tuan.. Saya tidak apa... Ano... Tuan.. " Brotus mulai duduk di samping tempat duduk Anma.
" Syukurlah jika begitu. Saat ini aku merasa sangat bersyukur karena kamu masih hidup Brotus. " Ucap Anma sebelum kesadarannya menghilang
" Oleh karenanya, aku membawakan oleh oleh yang pasti akan kamu sukai " Anma menepuk pelan lengan Brotus dan memberinya sebuah kantung kain berisi hadiah.
" Saya juga bersyukur atas kehidupan ini... Dan lagi.. Terima kasih karena tuan telah repot repot memberikan saya hadiah " Brotus menerima kantung itu.
Ketika Brotus membuka kantung itu, dirinya terkejut karena isi dari kantung itu bukanlah koin emas. Melainkan sebuah kepala lengkap dengan organ dalam yang masih segar dan berdetak.
" Tu...tuan.... Hadiah... Ini sangat mengejutkan. Dari mana tuan mendapatkan hadiah ini" Brotus menelan ludahnya sendiri sembari mengumpulkan keberanian untuk berbicara dengan Anma
" Yah... Syukurlah kalau kamu suka... Hadiah ini aku dapatkan dari tamu yang cukup kuat. Oleh karenanya, mungkin dengan memakan hadiah itu, kamu bisa jadi lebih kuat dari sekarang " Kata Anma sambil mengusapkan kedua telapak tangannya.
" Ano... Tuan... Sa...saya... Dari pilihan yang tadi pagi tuan berikan, saya... Saya akhirnya memutuskan bahwa saya akan menjual seluruh pelayan wanita saya kepada tuan. O...oleh karna itu... Saya mohon... Saya mohon pada tuan. Hargailah mereka dengan barang yang tadi pagi tuan janjikan. " Brotus kembali bersujud di hadapan Anma setelah menaruh kantung hadiah itu di atas meja.
" Iya... Baiklah... Aku akan menerima penjualan mereka. Tapi sebelumnya, kamu harus menunjukan bukti penjuan mereka kepadaku secepatnya atau......" Anma mengusap kepala Brotus sembari membisikan sebuah kata.
Beberapa pelayan yang tidak sengaja mendengar perbincangan antara Anma dan Brotus mulai merasa takut terhadap sosok Anma. Para pelayan yang sempat mengira bahwa Anma adalah satu satunya orang yang baik dalam lingkup mereka dan dapat menyelamatkan mereka justru harus menyesal akibat mendengar perbincangan dari tuan dan calon tuan mereka yang baru.
" Baik tuan... Baik... Akan saya siapkan sekarang juga" Brotus berlari dari ruang utama ke ruangan miliknya untuk menyiapkan bukti dari transaksi yang akan dilakukan.
Disaat brotus mencari dokumen mengenai kepemilikan atas para pelayan, Anma yang masih berada dalam ruangan itu mengeluarkan benda benda yang ia janjikan pada brotus.
Anma yang sempat mendengar kegaduahan para pelayan yang ada di sekitarnya mencoba untuk bertanya. Namun karena Brotus datang secara terburu buru, pada akhirnya Anma hanya mengabaikan masalah mereka.
" Ini... Ini tuan... Ini semua adalah dokumen milik mereka... Jadi... Apakah tuan menyepakati penjualan mereka...? " kata Brotus sembari membawa beberapa kertas yang tidak beraturan.
" Sebentar..... Satu.. Dua... Tiga.. Hm... Apakah benar ini adalah dokumen mereka semua? Jika ini adalah sebuah kesalahan pastinya kamu akan tahu akibatnya kan. " Sahut Anma sembari menghitung jumlah dokumen milik para pelayan wanita yang ada disana serta mencocokkan wajah mereka yang ada di dokumen itu dengan aslinya.
" Benar tuan... Ini adalah dokumen dari ke dua puluh orang dari keseluruhan pelayan yang saya pekerjakan. " Brotus berusaha meyakinkan suatu kebenaran pada Anma
" Hm... Ya sudah. Ini, aku berikan benda ini pada dirimu. Sebagai tanda terima kasihku, aku juga menambahkan satu benda lagi untukmu. Ini adalah benda yang mampu membuatmu langsung bisa menuju ke tempatku berada. Gunakan lah benda ini jika kamu berada dalam kondisi hidup dan mati... " Ucap Anma memberikan kedua benda seperti saat perjanjian awal dengan tambahan sebuah benda dengan lambang bulatan berwarna hitam.
" Terimakasih... Terimakasih.... Terimakasih... Tuan... Saya sangat berterima kasih... Saya akan menggunakan benda benda ini dengan hati hati. " Brotus mengambil ketiga benda tadi dan menggenggamnya dengan erat sembari memuja Anma.
" Nah sekarang, tolong kumpulkan ke duapuluh pelayanmu itu, dan suruh mereka berbaris di depan kamar lantai sepesial milikmu... Karena aku... Aku akan mencocokkan kembali data mereka dengan wujud mereka... Mengerti?! " Ucap Anma sempat terhenti ketika kesadaran atas dirinya bisa kembali.
Tidak lama setelah bergumam pada dirinya sendiri seperti yang terakhir kali, Anma bangkit dari tempat duduknya dan melewati Brotus serta para pelayan yang melihatnya.
......................
" Semoga saja mereka dapat menerima diriku sebagai tuan mereka " Anma menatap ke salah satu cermin di kamarnya sembari menyiapkan kesiapan mental miliknya.
Tidak lama setelah Brotus masuk ke kamar milik Anma, Anma pun mulai memanggil satu persatu pelayan Brotus dan menggali informasi mengenai kehidupan mereka sebelumnya.
" Baiklah... Akan akau mukai dari kelima orang yang tidak asing untukku. Moli, Bacta, Hont, Wole dan Ip! Silahkan masuk " Setelah meyakinkan dirinya, Anma memanggil kelima pelayan pertama.
" Moli, Bacta, Hont, Wole dan Ip datang menghadap tuan. " Kelima pelayan tadi bersikap sangat profesional dan tidak seperti saat pertama kali mereka bertemu dengan Anma.
" Karena tadi malam, kita telah melakukan pengenalan diri, jadi kalian akan menunggu bersama ku di sini. aku minta kepada kalian untuk berubah ke wujud demi human kalian agar aku tahu seperti apa reaksi para pelayan lain ketika mereka tahu bahwa kalian adalah demi huma. " Anma meminta mereka berlima untuk menunjukkan wujud asli mereka pada rekan rekannya.
" Baik tuan.. Kami akan melakukan apapun yang tuan minta. " Kelima pelayan tadi membungkuk dan mulai melepaskan mantra perubahan wujud.
" Lalu, sekarang.. Hena, Taka, Nami, Mori dan Airi. Silahkan masuk "Anma memanggil kelima pelayan selanjutnya.
" Hena, Taka, Nami, Mori dan Airi. Datang menghadap tuan. " Kelima pelayan itu mengatakan hal yang sama seperti Moli dan lainnya.
" Eto... Aku lupa apa yang akan aku tanyakan kepada kalian... Jadi... Tunggu sebentar... " Sebuah persiapan yang matang tiba tiba menghilang disaat Anma melihat kelima pelayan selanjutnya.
Kelima pelayan yang di panggil Anma setelah para demi human merupakan pelayan dengan ras human seutuhnya.
Hena, merupakan ibu muda yang dulunya menjadi tawanan perang. Setelah menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masa lalu dan kemampuan yang ia miliki, Anma mencukupkan pertanyaan itu dan beralih ke pelayan lainnya.
Anma terus mengulang pertanyaan yang sama pada Taka, Nami, Mori dan Airi.
" Sekali lagi Terima kasih karena telah menjawab seluruh pertanyaan ku. Untuk itu Hena, Taka, Mori, Nami dan Airi. Kalian bisa duduk di samping Moli, Bacta, Hont, Wole dan Ip. "
Anma kembali melakukan hal yang sama secara berulang ulang untuk mengetahui masa lalu mereka sembari menggali informasi mengenai dunia ini dari sudut pandang kalangan bawah.
" Karena aku sudah tahu nama nama kalian serta ras dan masa lalu kalian, apakah kalian mau menerima diriku sebagai tuan kalian? Atau kalian mau merasakan kebebasan dengan cara kalian sendiri? " Tanya Anma kembali
Para pelayan itu menjawab secara bersamaan sembari menyatakan bahwa mereka mengakui bahwa Anma adalah tuan mereka secara bersama sama.
" Baguslah jika itu keputusan kalian. Untuk sekarang, kalian akan berada di kamar ini untuk sementara waku sampai aku menemukan tempat yang layak. " Anma menyuruh mereka untuk tetap berada di kamar itu sampai Anma kembali.
" Sambil menunggu aku kembali, ini ada sedikit makanan dan baju yang layak untuk kalian. Dan untuk Moli, Bacta, Hont, Wole dan Ip. Aku harap kalian bisa mengajarkan mereka mengenai sopan santun dan perilaku yang tadi malam aku ajarkan kepada kalian. Selain itu... Aku akan meninggalkan Quinn untuk menjaga kalian disaat aku pergi. " Anma meminta pada kelima pelayan yang menemaninya tadi malam untuk menjelaskan seluruh hal yang harus di perhatikan ketika mereka akan menjadi pelayan dari Anma.
" Nah, Quinn... Mohon bantuannya lagi ya..." Setelah memanggil Quinn dan menjelaskan tugasnya, Anma kembali menghilang dari ruangan itu menggunakan teleportasi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hena, memiliki tubuh menggoda dengan sebuah rambut sampai ke bagian dada. dengan wajah yang cukup cantik layaknya cleopatra.
Taka, memiliki bentuk tubuh yang hampir sama dengan Hena. Namun Taka memiliki rambut yang di kuncir kuda dengan warna coklat kemerahan. Masa lalunya pun hampir sama sepertinya Hena. Oleh karenanya mereka berdua selalu bersama.
Nami, memiliki tubuh yang proposional yang melebihi Taka dan Hena. Dengan gaya rambut yang hampir sama dengan Hena, Nami selalu di anggap anak oleh Hena. Dengan wajah yang sedikit chubby, ia terlihat sangat manis dan menggemaskan. Nami dulunya seorang anak dari salah seorang pendeta di suatu kota. Namun karena sebuah pemberontakan, keluarga nami di bunuh dan hanya nami lah yang berhasil melarikan diri hingga berakhir di tempat penginapan yang Brotus miliki.
Mori,memiliki tubuh seorang prajurit wanita dengan rambut yang dipotong pendek sekitar telinga dengan tatapan tajamnya, ia sama seperti seorang prajurit wanita dari legenda naga. Masa lalunya cukup mengerikan karena ia sempat di tawan oleh para iblis ketika desanya di serang. Ketika ia melihat bahwa kelima temannya adalah iblis, ia sempat merasa marah dan membuat Anma harus turun tangan untuk mengubah masa lalunya.
Airi merupakan gelap dari salah seorang pejabat di salah satu kota tetangga. Airi memiliki tubuh tinggi ramping dan memiliki wajah tirus serta berrambut hitam putih agak panjang. Airi adalah salah satu pelayan yang membersihkan konter bar tadi pagi.
...****************...
nots : karena batas penggunaan kata beberapa karakter akan di jelaskan di lain waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments