" Nah Loran, silahkan ikut denganku ke ruangan ovl. " Shofia mengajak Anam ke sebuah ruangan di dekat pintu counter setelah sempat melengkapi dara diri Anma.
" Ano, Shofia... Sedari kemarin aku itu penasaran. Ovl itu sebenarnya apa ya? " Tanya Anma disaat Shofia mulai membuka pintu ruangan itu.
" Sebutan Ovl diambil dari sebuah kalimat kuno yang berbunyi " over low mana " atau bisa di sebut dengan " batas energi sihir minimum " yang bisa di gunakan dalam satu hari. Tapi karena suatu alasan yang tidak diketahui sebutan OVLM diganti menjadi OVL. Semenjak perubahan itu, hampir seluruh penjuru negri mulai mengganti kalimat OVLM menjadi OVL." Jelas Shofia disaat pintu ruang Ovl terbuka.
" Jadi OVL ini adalah batas minimal penggunaan mana ya? Itu berarti seorang dengan batas mana tertentu bisa menggunakan sihir dengan ketentuan tidak melebihi batas yang di miliki ya? Lalu jika salah seorang melebihi batasan itu, apakah orang itu akan kehilangan kendali atau mati? " Anma mengatakan pendapat pribadinya disaat ia masuk kedalam ruangan ovl.
" Iya, kamu benar untuk yang pertama... Namun jika mereka melebihi batasan, setidaknya energi kehidupan merekalah yang akan di gunakan sebagai ganti batasan mana yang di lampaui. " Shofia berbalik dan menyentuh dahi Anma.
" Jadi ovl ini hampir sama dengan bar status mana pada masing masing player ya? Namun perbedaan nya hanya efek yang akan di timbulkan setelah kehabisan mana itu sendiri. " Anma mengatakan pendapat pribadinya pada Shofia.
" Hem...?? Bar status mana? Aku sama sekali tidak paham mengenai apa yang kamu bicarakan Loran.... Nah sekarang, kamu bisa mangukur jumlah ovl pada dirimu dengan alat ini. " Shofia menggekengkan kepalanya sesaat sebelum mereka sampai di sebuah alat pengukur ovl.
" Ah.. Tidak. Lupakan saja apa yang barusan aku katakan... Lalu, bagaimana caraku menggunakan alat ini? " Tanya Anma pada Shofia.
" Ya, baiklah. Kamu cukup menempelkan kedua tanganmu ke sebuah batu bercahaya di sana. Lalu setelehnya, kamu bisa memasukkan formulir ini ke bagian bantu yang berbentuk persegi di sana. Dan selesai sudah pendaftaran yang dilakukan. " Shofia menjelaskan pada Anma mengenai kegunaan dari masing masing batu.
" O... Baiklah. Akan aku coba. " Anma mulai melangkah menuju alat pengukur ovl.
Alat pengukur ovl terbentuk dari beberapa bagian. Yang pertama adalah bagian untuk meletakan telapak tangan yang sekilas mirip seperti tempat membaca buku. Lalu bagian kedua berbentuk sebuah wadah dengan bentuk persegi yang terbuat dari batu yang tidak di ketahui. Lalu bagian ketiga adalah sebuah kristal raksaksa yang ada di tengah keduanya dengan warna putih menyala dan di setiap sisi kristal itu terdapat sebuah kristal merah yang tajam.
" Hehehe.. Alat ini mengingatkanku pada sebuah ruang oprasi... Tapi.. Aku tidak ingat kapan dan kenapa aku di operasi " Gumam Anma disaat ia mulai menyentuhksn kedua tangannya pada bagian pertama.
" Gbrammsh.... !!!! " Sebuah ledakan terjadi ketika Anma menyentuhkan kedua telapak tangannya pada bagian pertama.
Ledakan itu mengakibatkan sayap buatan Anma dikeluarkan paksa dari tubuh.
" Lalu, aku tinggal memasukkan formulir ini " Anma berjalan meninggalkan bagian pertama untuk menaruh kertas tadi ke bagian kedua.
Sebuah kertas yang berisi data diri Anma mulai berputar dengan cepat dan tidak lama setelahnya kertas itu berubah menjadi partikel cahaya yang kemudian di hisap ke dalam sebuah lubang yang ada di tengah batu berbentuk persegi itu.
" Selesai. " Anma menepukkan kedua tanganya tanda selesai.
Disaat kedua data tadi mulai diproses oleh kristal besar berwarna putih itu, kristal kristal berwarna merah nan runcing itu mulai berputar mengitari kristal besar tadi.
Berbagai macam mantra asing mulai keluar dari kristal itu dan mencoba mengikat Anma.
Merasa bahwa kristal tadi adalah Ancaman, Anma langsung mengambil sikap siaga atas sesuatu yang akan terjadi. Namun sebelum Anma menyerang, kesadaran yang ia miliki tiba tiba ditarik masuk kedalam kristal besar tadi.
" Ahk.... Akhirnya.... Setelah sekian lama aku mencarimu... Aku bisa kembali dengan dirimu.... " Kata dari seorang yang tidak jelas suaranya antara laki laki maupun perempuan
" Hey.... Kamu... Apakah kamu tidak mengenali suaraku...? " Suara tadi kembali bertanya namun kalih ini suara wanita lebih mendominasi.
" Hey... Ini aku... Fortune... Apakah kamu sudah mengingatnya....? " Sesosok wanita dengan wujud seperti Flora, muncul di hadapan Anma.
" Maaf.... Karena aku telah memanggilmu ke dunia ini... Seharusnya takdir yang akan kamu lalui bukan lah seperti ini. Namun karena beberapa dewa tiba tiba mencampuri hak yang tidak seharusnya di lakukan... kamu justru berakhir seperti ini. " Seorang dewi yang mirip Flora itu terlihat sedih.
" Sebenarnya waktu itu aku tidak memiliki pilihan lain selain dirimu namun apakah kamu ingat saat terakhir kali kita bertemu...? Yah... Kamu mungkin tidak mengingatnya karena para dewa sengaja membuatmu kehilangan sebagian ingatanmu. Namun saat itu.... di saat para dewa lengah, aku memutuskan untuk membuat boneka yang hampir mirip dengan wujud asliku. " Dewi itu berusaha menghapus air matanya
" Tapi... Aku tidak menyangka bahwa boneka itu justru akan kehilangan ingatan yang aku berikan ketika kamu melakukan ritual pengorbanan untuk kembali ke dunia yang kami awask. Kamu tahu.... Aku ini sangat sedih tahu... " Dewi itu mengusap air mata yang mengalir dari matanya.
" Karena perbuatan para dewa pendahulu itu, aku diperintahkan untuk menata ulang dunia ini. Disaat kedua tatanan dunia mulai berubah, sesuatu yang aneh muncul dan secara tidak langsung mendorongmu masuk kedalam dunia bawah. " Dewi itu menjelaskan
" Ketika keberadaan dari energi sihir milikmu menghilang, aku sempat putus asa dan akhirnya memanggil beberapa pengganti karena mungkin keberadaanmu sudah di anggap tiada. Namun... beberapa waktu lalu, energi yang tidak asing mulai menunjukkan eksistensinya kembali dan menyebabkan sebuah goncangan dasyat di tanah para dewa. Beberapa dewa saat ini berfikir bahwa energi itu hanyalah ledakan biasa ketika energi pahlawan berbenturan dengan energi raja iblis dan aku pun sempat berfikir demikian " Lanjut nya dengan nada yang lebih baik
" Sebenarnya disaat goncangan itu muncul, aku baru saja memanggil seorang sebagai pahlawan generasi baru. Oleh sebab itulah aku dan para dewa menganggap goncangan tadi adalah milik dari pahlawan baru ini. " Dewi itu menunjukkan sebuah bola bercahaya dengan bayangan sesosok pria yang di sebut pahlawan.
" Namun setelah aku melihat status miliknya, kekuatan yang ia hasilkan tidaklah sebesar apa yang aku kira. Oleh karena itu, aku sengaja mengaktifkan kolam spiritual untuk mendeteksi dimana dan siap pemilik energi yang dasyat itu. " Ungkapnya sembari menghilangkan bola cahaya yang menggambarkan pahlawan dunia ini.
" Aku benar benar terkejut ketika kolam spiritual itu menunjuk ke sebuah tempat yang merupakan tempat tinggal dari keturunan human yang dulu sempat kamu selamatkan. Bukan hanya itu... setah aku membuka tabir dunia, aku benar benar meneteskan air mataku ketika itu adalah kamu " Dewi itu memeluk Anma kembali.
" Oleh sebab itu, pada kesempatan yang langka ini, aku akan memberikan sebuah benda agar kamu tidak terdeteksi sebagai seorang pahlawan maupun raja iblis dari pengawasan para dewa dan juga sebuah item kuno Miror pf Panatua " Dewi itu menanamkan sebuah kristal pada dahi Anma
Dengan sebuah mantra yang di bisikan pada telinga Anma, wujud dari dewi itu perlahan mulai memudar bersamaan dengan sebuah pandangan buram wajah seseorang.
"Hey... ? Loran? Apakah kamu baik baik saja? " Tanya Shofia disaat kesadaran Anma mulai kembali.
" Akh.. Aku tak apa Shofi... Jadi.. Bagaimana dengan pendaftarannya? Apakah aku bisa menjadi petualang? " Anma berusaha menenangkan Shofia yang terlihat panik.
" Ah... Iya... Ini.. Ini adalah kartu nama milikmu. Kartu nama ini bisa menunjukkan data dari identitas dirimu sekaligus berguna sebagai kartu peringkat di seluruh guild di negri ini. " Jelas Shofia sambil menunjukkan kartu nama milik Anma sendiri.
" Sini, aku lihat " Anma mengambil kartu nama miliknya
" Sebagai tanda cinta dan kasihku kepadamu, aku telah memberikan sebuah kejutan kecil padamu. Selain itu, karena aku merasa bahwa mungkin kamu akan terus berusaha mencari kebenaran dunia ini melalui diriku.... jadi... disaat sebuah kalimat " Crash " Kamu akan melupakan keberadaanku untuk sementara waktu. " Crash" " Bukannya melihat kartu nama miliknya, kartu yang ia lihat justru berisi pesan dari Fortune.
" Akh.... " Anma memegang kepalanya karna kesakitan.
"Hey... ? Loran? Apakah kamu baik baik saja? " Tanya Shofia pada Anma.
" Akh.. Aku tak apa Shofi... Jadi.. Bagaimana dengan pendaftarannya? Apakah aku bisa menjadi petualang? " Anma berusaha menenangkan Shofia yang terlihat panik.
" Ah... Iya... Ini.. Ini adalah kartu nama milikmu. Kartu nama ini bisa menunjukkan data dari identitas dirimu sekaligus berguna sebagai kartu peringkat di seluruh guild di negri ini. " Jelas Shofia sambil menunjukkan kartu nama milik Anma sendiri.
" Sini, aku lihat " Anma mengambil kartu nama miliknya.
" Nama, Floranma. Type, Human. Job, Alkemist. Unknow party. Unknow rank. 1 ova " Anma membaca kartu nama miliknya.
" Eh...??!! Sebentar Loran... Ini... Ini tidak mungkin. Aku... Aku tidak percaya bahwa kamu hanya bisa menggunakan 1 ova dalam satu hari. Padahal, rata rata petualang bahkan diriku hanya bisa sampai pada 100000 ovl. Tapi... Tapi kenapa kamu bisa mencapai tahap ova? " Shofia mengambil kembali kartu nama Anma dan menanyakan hal yang tidak di ketahui oleh dirinya
" Memang ova itu tidak sama dengan ovl ya? " Tanya Anma sambil mengambil kembali kartu nama miliknya.
" Yah... Mengenai itu... Ovl adalah over low mana. Sedangkan ova... Ova adalah Outher value mana atau bisa di katakan bahwa OVA adalah sebuah keunikan dimana penggunanya dapat menggunakan lebih dari batas ovl atau setara lebih dari 100000 ova. " Jelas Shofia pada Anma.
" Oh... Lalu, apakah ada masalah dengan itu? Dan lagi... Kenapa kamu bisa tahu perbedaan di antara keduanya? " Sebuah respon balik dari Anma yang terkesan bahwa OVA dan OVL itu sama.
" Yah... Itu bukan masalah. Namun.... Jika seorang memiliki batas ova, mungkin orang itu bisa menjadi dewa dari seluruh daratan ini. Dan bisa mengendalikan apapun yang mereka mau... Bukankah itu hebat? " Shofia kembali menjelaskan
" Yah... Itu memang hebat. Tapi... aku tidak terlalu memperdulikannya. Oh iya, Terima kasih atas bantuanmu ya, Shofi.... Maaf, karena aku sudah merepotkanmu " Anma memegang kedua pundak Shofi dari depan dan menatapnya untuk menenangkannya.
" Louran... Ak...aku... " Shofia mencoba mengatakan sesuatu dia saat ia menatap Anma dengan sangat dekat.
" Terima kasih atas semua bantuannmu dan sampai bertemu kembali " Sebelum Anma menghilang Anma sempat membisikan sebuah mantra untuk menghapus sebagian ingatan milik Shofia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments