Armageddon Maker 2nd Family
Setelah ia sampai di depan goa dari Dungeon Zean, dungeon itu tiba tiba mulai memudar dan pada akhirnya menghilang seolah dungeon itu tidak pernah ada.
Ia yang merasa bahwa hal itu sedikit aneh hanya mengabaikannya dan mulai berjalan meninggalkan bekas area bekas dungeon itu.
Setelah ia berjalan di sekitar area itu cukup lama, ia melihat sebuah benteng besar seperti saat pertama ia melihat pemandangan di kota Roxy.
Merasa bahwa dirinya mengulang waktu, ia mencoba memperhatikan kembali area sekitarnya.
Setelah beberapa langkah dijejakinya, ia menemukan rumah kayu yang nampak seperti rumah kayu yang dulu sempat ia tinggali.
Setelah menghela nafasnya, ia kembali berjalan menuju rumah kayu itu dan kembali mengambil nafas panjang sesaat setelah sampai di sana.
Setelah mempersiapkan kebulatan teladnya, ia membuka pintu itu dengan sebuah harapan bahwa Flora dan demi human yang lain masih ada di dalam sana.
Namun ketika pintu itu di buka, ia tidak melihat siapapun disana.
Tak ingin tertelan dalam kesedihannya, ia pun mulai berjalan menuju setiap ruangan yang dulu pernah ramai sesak.
* Hemph...... * Anma mengembuskan nafasnya sembari menahan kesediahnya.
" Kamar Gellen dan Partynya, kamar Catgirl bersaudara, kamar Juan dan Jian, kamar anak anak demi human... " Anma membuka setiap ruangan itu sembari mengingat para demi human yang menempati nya.
" Dan yang terakhir, kamar Flora dan Liah " Anma sempat merasa khawatir mengenai apa yang akan ia lihat di dalam sana adalah sebuah kamar kosong yang akan membuatnya semakin merasa kesepian.
" Huuuh...... " Anma bersiap membuka pintu kamar itu.
* Creeee.....k * Pintu itu berdecit ketika terbuka.
Dengan perlahan Anma membuka matanya yang sempat ia pejamkan karena tidak kuat melihat kenyataan apa yang akan ia lihat.
" Ayah....? Kapan kamu kembali?! " Kata perempuan tua yang sedang duduk menghadap jendela kayu.
Anma yang memejamkan matanya apada akhirnya terkejut melihat sosok wanita tua sedang duduk di depan jendela kayu.
" Ah... Ada prajurit lagi yah. Maaf untuk yang sekian kalinya aku menolak untuk pergi dari sini. " Wanita tua itu menjawab tanpa melihat ke arah Anma.
" Ano, maafkan aku wanita tua. Apa yang sedang kamu lakukan di kamar milik Flora dan Liah? " Anma bertanya kepada wanita tua itu.
Mendengar suara yang dirasa tidak asing, wanita tua itu perlahan bangkit dari duduknya untuk melihat siapa yang berkata demikian.
Wanita tua itu menangis setelah melihat Anma yang sedang berdiri di depan pintu kamar itu.
" Hzp... Ayah...? Apakah itu ayah?! In..ini aku ayah.... Ini Flora!! Flora anak ayah!! Flora yang selalu menjadi tangan alam ayah!!! " Wanita tua itu berlari ke arah Anma sambil berkata demikian.
" Ayah..!!! Ayah!!!! Ayah!!!! Jangan tinggalkan Flora lagi!!!!! " Wanita tua itu memeluk Anma dengan erat sambil menangis.
" Flora? Apakah ini adalah kamu Flora? " Anma memeluk wanita tua itu sambil bertanya demikian.
" Huuuuuaaaa...... Ayah......!!! Akhirnya ayah kembali!!!! Flo...flora Flora sangat Merindukan ayah!!!! " Dalam pelukan Anma, wujud dari wanita tua itu perlahan lahan mulai berubah menjadi lebih muda dan pada akhirnya, wanita tua itu kembali menjadi wujud Flora seperti saat terakhir Anma melihatnya.
" Akh...... Flora.... Anak ayah.... " Anma mempererat pelukannya denga Flora.
" Hmph... Ayah...!!! " Flora menangis bahagia.
" Sudah sudah... Jangan menangis lagi ya. Ayah tidak akan kembali meninggalkan Flora " Anma memeluk Flora dengan erat sambil mengusap dan mencium kepala Flora yang masih menangis.
" Ayah..!!! Flora sangat merindukan ayah " Flora melepaskan pelukannya dan menatap mata Anma.
" Iya Flora, ayah juga merindukanmu" Anma kembali memeluk Flora.
Setelah mereka berdua melepaskan kerinduannya masing masing, Anma mulai bertanya mengenai keberadaan Liah dan demi human yang lainnya.
Belum sempat Flora menjelaskan apa yang terjadi, tiba tiba datang dua yang mengenakan baju baja lengkap dengan senjata besar yang di bawa.
Ketika Anma dan Flora menatap mereka berdua, kedua orang tadi langsung membungkuk hormat di depan Anma dan Flora.
Tidak lama setelah kedua orang tadi bersujud, kedua orang tadi lalu membuka pelindung baja mereka sembari mengucapkan selamat datang kepada Anma.
Melihat kedua orang tadi melepas helm mereka, Anma terkejut karena yang dihadapannya adalah monster yang dulu pernah ia ciptakan dan berhasil berevolusi.
" Alpa.... Sese.... Apakah ini benar benar kalian? " Anma melepaskan pelukannya dari Flora dan menghampiri Alpa dan Sese untuk mengusap kedua kepala mereka.
" Tuan.... Akhirnya.... Setelah enam ribu tahun menunggu... Tuan.... Tuan akhirnya kembali " Alpa mengusap air matanya yang menetes.
Disaat Alpa begitu bahagia melihat tuannya yang kembali, Sese hanya menundukkan kepalanya tanpa kata.
" Sudah.... Tidak usah menangis seperti itu Alpa. Dan untuk Sese, apakah kamu masih mengingat siapa aku " Anma menepuk kepala Alpa agar berhenti menangis dan setelahnya bertanya kepada Sese yang hanya terdiam.
" Akhm..... Sese, darakikana sesenama waktitulana kakabi grakalami U kaika " Alpa berbicara pada Sese. (Sese, dia yang disana adalah tuan kita yang menciptakan kita berdua)
" Alpa...? Narkawa grakalami U kaika waktiulana niwaka Arnama? " Sese bertanya mengenai kejelasan tentang Anma ( Alpa? Benarkah yang menciptakan kita berdua adalah tuan yang kamu panggil Anma disana ?)
Merasa bingung akan bahasa dari mereka berdua, Anma memberikan sebuah mantra bahasa kepada Sese agar Sese bisa berbicara seperti alpa serta Sese juga bisa memahami setiap kata yang ia dengar.
" Bukankah itu hampir tujuh ribu tahun lalu? Seharusnya tuan kita kan berada di dalam sana? " Sese kembali bertanya sambil menunjuk ke arah Dungeon Zean yang menghilang.
" Itulah kehebatan tuan kita sese. Kehidupan kita terhubung dengan beliau. Jadi selama beliau tetap hidup maka kita akan hidup. Mungkin karena beliau sudah menemukan inti dari goa itu, goa itu menghilang " Alpa menjelaskan kepada Sese mengenai Anma dan alasan mengenai hilangnya goa itu.
" Eh? Aku masih tidak percaya mengenai itu. " Sese tak percaya bahwa tempat kelahirannya telah menghilang.
" Benar Sese. Bukankah dulu kamu yang pertama memakan makanan yang di berikan tuan Anma dengan lahap " Anma membenarkan apa yang di katakan Alpa sembari mengingatkan Sese mengenai peristiwa pertama dalam hidup Sese setelah ia diciptakan.
" Ah.... Ano.... Tuan.... tuan mengerti perkataan saya? Saya kira hanya Alpa yang dapat berbicara dengan saya. " Sese terkejut mendengar Anma berbicara dengannya.
" Bukankah itu hal yang wajar bagi pencipta kalian untuk mengetahui bahasa kalian? " Anma menjelaskan.
" Hehehe.... Maaf tuan. Seharusnya saya bisa lebih mengingat keberadaan tuan. " Sese menundukkan kepalanya sembari meminta maaf.
Anma merasa sangat bahagia ketika ia bisa melihat kembali Flora, Alpa dan Sese.
" Yosh..... Karena kita telah berkumpul kembali, mari kita rayakan dengan makan bersama. " Anma bangkit dari duduknya sembari mengajak Flora, Sese dan Alpa untuk makan.
Sesampainya di ruang makan, Anma mengeluarkan sebuah tongkat dari telapak tangannya dan setelah nya ia menghentakkan tongkat itu ke tanah yang ia pijak.
Sebuah meja makan kayu yang lapuk dan kotor langsung berubah ketika sebuah lingkaran pentagon berputar di bawah meja itu. Meja makan yang semula bobrok itu pun berubah menjadi meja kayu berlapis silver yang diatasnya langsung muncul berbagai macam makanan yang lezat.
" Ano, ayah.... Dari tadi, Flora merasa penasaran mengenai baju yang ayah pakai. " Flora bertanya setelah ia duduk di kursi sebelah meja makan.
" Oh, ini..... Ini adalah baju buatan ayah sendiri. Apakah ini terlihat layak untuk di pakai? " Jawab Anma sambil menunjuk ke arah baju yang ia pakai.
Baju yang Anma pakai merupakan sebuah baju khas yang biasanya di pakai para alchemist atau ahli pembuat barang sihir. Baju itu memiliki warna dasar putih susu dengan jubah berwarna hitam kecoklatan serta corak bergaris berwarna oranye.
" Saya rasa, itu cukup bagus tuan. " Alpa memuji baju yang Anma pakai.
" Saya pun setuju dengan Alpa tuan. Dari yang saya lihat, tuan seperti penyihir yang sangat hebat. " Sese menambahkan
" Hehehe...... Bukan seperti lagi Sese. Ayah memang penyihir yang hebat. Buktinya, kita bisa ada di sini pun berkat kekuatan dari ayah. " Flora tertawa karena mendengar pujian dari Sese untuk Anma.
" Ya syukurlah kalau baju ini terlihat cocok " Anma tersenyum senang di depan Alpa, Flora dan Sese.
Alpa, Flora dan Sese membalas senyuman Anma dan setelahnya mereka pun mulai memakan makanan yang ada di meja makan.
Di atas meja makan itu, Flora sempat menangis bahagia karna dapat kembali memakan makanan buatan Anma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
JA Chrysant
mantaab lanjutkan Kaak wkwk
2022-03-21
1
Juan
yey
2021-09-10
1